Minggu, Desember 09, 2012

Memanfaatkan Fitur Home Sharing

Home Sharing adalah fitur yang yang tersedia pada iTunes yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi library iTunes pada PC/Mac ke PC/Mac maupun iDevice yang lain seperti iPad, iPhone, iPod Touch, bahkan Apple TV. Konsepnya sangat sederhana, jika fitur ini diaktifkan pada iTunes di PC/Mac, maka semua perangkat lain yang telah disebutkan sebelumnya dapat memainkan musik, video, podcast, dan konten-konten lainnya yang tersimpan pada library iTunes PC/Mac tersebut.

Untuk mengaktifkan fitur ini, semua perangkat yang terhubung harus menggunakan Apple ID yang sama. Ya, Apple membatasi hanya 5 device yang bisa mengaktifkan fitur ini, namum sepertinya perangkat yang bisa memainkan library-nya tidak dibatasi. Selain itu fitur ini hanya berlaku pada jaringan yang sama. Jadi pastikan perangkat iDevice Anda saling terhubung dalam satu jaringan.
Berikut adalah langkah-langkah untuk memanfaatkan fitur Home Sharing ini:
  1. Buka aplikasi iTunes
  2. Masuk menu Preferences iTunes. Pada Mac, menu ini dapat diakses melalui iTunes -> Preferences. Sementara pada PC menu ini dapat diakses pada Edit -> Preferences.
  3. Buka Tab Sharing pada jendela Preferences.
  4. Aktifkan Check Box "Share my library on my local network". Untuk mengubah nama library iTunes yang akan muncul pada perangkat lain, bisa diatur pada tab General.
  5. Selanjutnya adalah konfigurasi pada perangkat iDevice yang lain. Dalam kasus ini, contoh yang akan digunakan adalah iPhone.
  6. Buka Settings -> Music atau Settings -> Videos.
  7. Pada bagian bawah layar terdapat opsi untuk Home Sharing.
  8. Masukkan Apple ID dan password Anda. Apple ID yang dimasukkan harus sama dengan Apple ID yang digunakan pada PC/Mac.
  9. Buka aplikasi Music atau Videos pada iPhone Anda.
  10. Nama library PC/Mac Anda akan ditampilkan dan Anda bisa melakukan streaming konten-konten pada PC/Mac.

Review: Apple TV

Setelah sebelumnya me-review AirPort Express, dalam tulisan ini aku akan mengulas Apple TV yang kubeli bersama-sama dengan AirPort Express. Pada dasarnya Apple TV adalah sebuah perangkat yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan streaming konten dari iTunes, Netflix, Hulu Plus, dan penyedia konten streaming lainnya. Saat perangkat ini kubeli,  pengguna di Indonesia belum bisa menikmati konten-konten tersebut karena layanannya terbatas untuk negara-negara tertentu saja. Sehingga wajar saja jika produk AppleTV ini sangat sulit untuk didapatkan di Indonesia. Namun beberapa saat yang lalu Apple membuka iTunes Store di Indonesia. Pengguna dengan Apple ID Indonesia kini dapat membeli konten musik dan video melalui iTunes. D

Interface
Sama seperti AirPort Express, perangkat Apple TV tidak memiliki tombol On/Off. Perangkat ini memiliki output HDMI yang bisa dihubungkan ke TV/monitor, digital optical audio output, port ethernet untuk dihubungkan ke internet/PC/Mac, Micro USB yang digunakan untuk troubleshooting dan update firmware.

Perangkat ini juga dilengkapi dengan WiFi yang berfungsi sebagai WiFi client. Sehingga jika Anda ingin memanfaatkan teknologi AirPlay dari Mac maupun iDevice yang lain, pastikan anda memiliki perangkat WiFi router. Namun demikian, Anda bisa menjadikan Mac ataupun iPhone sebagai WiFi router, tetapi rasanya kurang proper saja.

Set Up
Perangkat AppleTV sangat mudah untuk dikonfigurasi. Anda dapat menghubungkan AppleTV dengan Mac dengan menggunakan port ethernet, namun tentunya akan sedikit repot jika Anda tidak memiliki switch karena perlu dilakukan konfigurasi IP address secara manual, baik di Mac maupun di perangkat AppleTV nya.

Sementara itu, untuk koneksi nirkabel, Anda memerlukan sebuah WiFi router. Konfigurasinya sangat mudah, namun sedikit merepotkan terutama jika nama SSID maupun password yang digunakan pada WiFi router yang Anda gunakan cukup kompleks. Maklum, desain remote nya sangat simpel dan tentunya tidak dilengkapi dengan keypad QWERTY.

Setelah AppleTV dikonfigurasi, perangkat ini langsung bisa digunakan dan dikenali dengan oleh Mac maupun perangkat iDevice lainnya. Pada Mac maupun iDevice, opsi AirPlay/AirPlay mirroring akan otomatis muncul. Jika opsi ini Anda pilih, tampilan yang ada pada layar Mac maupun iDevice akan ditampilkan melalui perangkat ini.

Fitur
Apa yang bisa Anda lakukan dengan perangkat ini? Melalui AppleTV Anda bisa:

  • Streaming konten video melalui penyedia konten seperti iTunes, Hulu Plus, dan Netflix (tentunya tidak applicable di Indonesia kecuali konten-konten yang sudah dibeli di iTunes)
  • Menampilkan layar Mac maupun iDevice Anda ke AppleTV melalui fitur AirPlay Mirroring
  • Streaming konten video maupun music yang ada pada Mac/PC melalui fitur Home Sharing
  • Menampilkan koleksi foto yang ada pada PC/Mac
Kesimpulan
Dengan harga sekitar USD 99, perangkat ini cukup worth untuk dimiliki. Harganya kurang lebih sama sama jika dibandingkan dengan membeli kabel konektor HDMI untuk Mac dan iDevice. Di rumah, perangkat Apple TV kugunakan bersama-sama dengan AirPort Express sebagai WiFi routernya.

Setelah beberapa minggu menggunakan perangkat ini, sejauh ini performanya sangat memuaskan. Untuk beberapa kondisi, AirPlay mirroring dari iPad maupun iPhone terkadang sedikit nge-lag, dimana kasus ini terjadi jika aku menonton video yang tidak didukung secara native oleh hardware iPad maupun iPhone. Dengan kata lain, aku menggunakan aplikasi dari pihak ketiga untuk menonton video tersebut. Namun, untuk konten video yang dimainkan melalui pemutar video bawaan, tidak ada masalah sama sekali.

Fitur yang paling aku suka adalah streaming konten melalui Home Sharing. Melalui fitur ini kita bisa memainkan konten yang sudah tersimpan pada library iTunes di Mac. Bahkan ketika Mac yang aku gunakan sedang sibuk, konten tetap dapat dimainkan dengan mulus dan tanpa terputus.

Sabtu, Desember 08, 2012

Review: AirPort Express

Beberapa waktu lalu aku membeli AirPort Express dan Apple TV. Pada awalnya sih cuma mau beli Apple TV saja, tapi karena ternyata Apple TV tidak bisa berfungsi sebagai WiFi router sehingga aku memutuskan untuk membeli Air Port Express sekalian. Air Port Express berfungsi sebagai WiFi router yang akan menghubungkan Apple TV, Mac Book, dan semua iDevice yang kumiliki.

Dalam tulisan kali ini, aku akan me-review fitur-fitur yang dimiliki oleh AirPort Express. Sementara untuk AppleTV akan dibahas pada tulisan yang terpisah.

Interface
AirPort Express tidak memiliki switch untuk On/Off. Setelah kabel power nya ditancapkan, otomatis perangkat ini akan menyala dan mulai bekerja. Perangkat ini memiliki 2 port Ethernet, satu port untuk WAN dan satu port lainnya untuk LAN. Port WAN bisa dihubungkan ke jaringan yang sudah ada, sementara Port LAN nya bisa dihubungkan dengan PC atau Laptop.

Selain itu, terdapat satu port USB 2.0 yang hanya bisa digunakan untuk koneksi ke printer, dan 3.5 mm audio minijack untuk output ke speaker yang bisa digunakan melalui teknologi AirPlay.

Set Up
Air Port Express sangat mudah untuk dikonfigurasi. Namun sayangnya untuk set up pertama aku memerlukan sebuah kabel ethernet agar bisa dikonfigurasi melalui Macbook. Setelah setingan WiFi nya dikonfigurasi barulah Air Port Express bisa diatur melalui WiFi yang artinya bisa langsung aku set up melalui iPad atau iPhone dan tidak memerlukan kabel ethernet lagi.

Selain berfungsi sebagai WiFi router yang membagi koneksi dari jaringan ethernet ke WiFi, perangkat ini bisa digunakan juga sebagai wireless client, yang membagi jaringan WiFi yang telah ada ke LAN port yang tersedia; ataupun digunakan untuk meng-extend jaringan WiFi yang telah ada.

Review AirPort Express
Apa yang bisa Anda lakukan dengan perangkat ini? Melalui AirPort Express, Anda bisa:

  • Mencetak dokumen melalui WiFi dari PC/Mac, iPad, iPhone, maupun iPod.
  • Mendengarkan lagu secara wireless melalui PC/Mac, iPad, iPhone, dan iPod melalui teknologi AirPlay. Fitur ini adalah fitur favoritku yang memang menjadi salah satu alasanku membeli perangkat ini. Dengan perangkat ini, Anda tidak perlu membeli speaker yang memiliki teknologi AirPlay, yang pada umumnya harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan speaker biasa.
  • Hidden Network. Fitur ini menurutku sudah menjadi standar. Dengan fitur ini, perangkat ini tidak akan membroadcast SSID.
  • Guest Network. Melalui fitur ini, Anda bisa membuat satu SSID tambahan pada perangkat AirPort Express. SSID tambahan ini memiliki keterbatasan: tidak bisa mengakses perangkat-perangkat yang ada pada jaringan AirPort Express. Jika ada 3 perangkat yang terhubung ke AirPort Express, ketiga perangkat ini dapat saling berkomunikasi. Jika ada perangkat lain yang terhubung melalui Guest Network, perangkat tersebut tidak dapat saling berkomunikasi dengan 3 perangkat sebelumnya. Fitur ini cocok digunakan untuk kasus-kasus seperti tamu di rumah Anda dapat terhubung ke internet, namun tidak bisa mengakses printer, Mac, maupun perangkat-perangkat lain.

Kesimpulan
Setelah menggunakan selama beberapa minggu, rasanya tidak menyesal telah membeli perangkat ini. Walaupun memang harganya cukup mahal, tapi kemudahan dalam penggunaan serta fitur-fitur yang dimiliki oleh perangkat ini mampu membayar itu semua. Saat ini, AirPort Express aku gunakan sebagai WiFi router di kantor selama 5 hari kerja. Dan ketika weekend aku bawa pulang untuk mendengarkan musik melalui fitur AirPlay dan juga sebagai WiFi router untuk menonton film melalui AppleTV. Untuk kedua kebutuhan diatas, aku akui perangkat ini telah bekerja sesuai dengan ekspektasi dan memuaskan.

Senin, Oktober 15, 2012

Berburu iPhone 5 ke Negeri Seberang

Awal bulan Oktober ini, aku cukup beruntung bisa mengikuti training ke luar negeri. Tujuan training kali ini adalah Hong Kong. Dan Hong Kong adalah salah satu tempat yang pada tanggal 21 September lalu masuk ke dalam 9 negara pertama yang bisa mencicipi rilis iPhone 5. Wajar saja karena Apple memiliki sebuah Retail Store di Hong Kong. Dan ditambah lagi dengan satu Retail Store yang baru dibuka seminggu setelah iPhone 5 resmi di rilis.

Kekurangan-kekurangan HTC Explorer

Pada tulisan sebelumnya, aku me-review secara singkat ponsel berbasis Android HTC Explorer. Setelah kurang lebih menggunakan ponsel ini selama 2 bulan, mulai kelihatan apa-apa saja kekurangannya.

Kapasitas Penyimpanan
Memori internal yang bisa digunakan untuk menyimpan aplikasi adalah 90 MB. Untuk penggunaan normal seperti SMS, telepon, browsing, dan email, angka diatas masih mencukupi, tapi bisa dibilang sangat minim. Ponsel ini secara spek memori dan processor lumayan oke, tapi tidak didesain untuk menyimpan banyak aplikasi ke dalamnya.

Sabtu, September 22, 2012

[OS X Mountain Lion Tips] 43 Wallpaper Tersembunyi di Mountain Lion

Belakangan ini aku baru tahu kalau di Mountain Lion ada wallpaper yang lokasinya tersembunyi. Wallpaper ini bukanlah wallpaper standar yang akan ditampilkan pada System Preferences ketika pengguna akan mengganti wallpaper. Namun demikian wallpaper ini dapat diakses pada setingan Screen Saver. Agak sedikit aneh juga sih, jika bisa diset sebagai screen saver kenapa tidak bisa diset sebagai wallpaper coba.

Ada 4 macam tema yang tersedia: foto dari National Geographic, foto Cosmic yang konon diambil dari teleskop Hubble, foto aerial, serta Nature. Semua foto-foto yang ada merupakan foto beresolusi tinggi: 3200 x 2000 pixel. Terlepas dari ukuran resolusinya, foto-foto tersembunyi ini keren-keren. Untuk mengaksesnya bisa dilakukan melalui Finder. Ketik Cmd + Shift + G untuk membuka folder tertentu dan ketikkan /System/Library/Frameworks/ScreenSaver.Framework/Versions/A/Resources/Default Collections/. Untuk mempermudah akses, Anda dapat menyalin foto-foto tersebut ke lokasi lain.

Quanta - 17 Bulan

Q sekarang sudah berumur 17 bulan. Selama 2 bulan belakangan ini, perkembangan fisiknya tidak terlalu terlihat berkembang, kecuali gigi geraham dan taring yang sudah mulai tumbuh. Badannya segitu-gitu aja. Paling perutnya yang sekarang terlihat lebih besar karena makannya lumayan banyak.

Bulan lalu, gigi gerahamnya mulai tumbuh, Walaupun sampai sekarang pun belum tumbuh secara sempurna. Nggak tanggung-tanggung langsung nongol empat. Sewaktu giginya baru mau tumbuh, Q demam tinggi dan rewel-rewel. Pas banget momennya pas lagi lebaran dan keluarga semua lagi pada ngumpul. Selama 3 hari waktu lebaran, Q rewel minta ampun, dan cuma bisa diem kalo ada bundanya. Ckckckck...

Kamis, September 20, 2012

[OSX Mountain Lion Tips] Mematikan Fitur Notification Center

Notification Center adalah salah satu fitur baru yang tersedia pada Mountain Lion. Fitur ini cukup berguna ketika dengan memberikan notifikasi popup kepada pengguna ketika ada event baru, seperti alarm reminder, email baru, tweet yang me-mention username anda, dan lain sebagainya. Namun demikian, fitur ini dapat dinonaktifkan jika memang diinginkan.

Senin, September 17, 2012

It doesn't Take a Genius: Benarkah?

Sedikit terhenyak juga ketika hari ini aku melihat iklan terbaru Samsung yang cukup ofensif, provokatif dan terkesan reaktif terhadap peluncuran produk Apple terbaru: iPhone 5. Memang, sejak kasus copycat Samsung terhadap produk Apple, aku kehilangan respek dengan perusahaan Korea ini. Dan kali ini, Samsung menyerang Apple dengan iklan yang menurutku nggak mutu dan terkesan dipaksakan.

Pertama adalah isi konten iklannya yang menunjukkan perbandingan yang tidak obyektif. Fitur-fitur terbaru iPhone 5, iOS 6 bahkan tidak disebutkan disitu. iCloud, AirPlay, Facetime, iMessage, dan segudang fitur lain yang tidak kasat mata seperti tidak tidak nge-lag, update OS yang lebih cepat, dukungan update OS sampai 2 atau 3 tahun kedepan (iPhone 4 yang dirilis 2 tahun yang lalu masih disupport oleh iOS 6). Bahkan bahan material dan desain iPhone 5 yang menurutku patut dipertimbangkan tidak dimasukkan disini.

Kedua adalah masalah Spek. Entah apa yang membuat Samsung beranggapan bahwa Spek lebih tinggi akan memberikan experience yang lebih baik juga. Jika implementasinya sesama smartphone berbasis Android mungkin lebih masuk akal. Tetapi disini, sistem operasi yang digunakan saja sudah berbeda, iOS dan Android. Spek memori dan processor yang tinggi tidak menjamin user experience yang baik jika sistem yang berjalan diatasnya tidak efisien. Bahkan konon di berbagai pengujian, iPhone yang memiliki spek yang lebih rendah mampu mengungguli smartphone Android lain yang memiliki spek yang lebih tinggi.

Ketiga, aku nggak ngerti ini sebenarnya iklannya ditujukan untuk pembeli baru atau pemilik lama SGIII agar nggak berpaling ke iPhone 5? Sebagai non-pengguna Samsung, aku nggak ngerti itu apa fitur-fitur yang tampak pada iklan: Smart Stay, S-Beam, ShareShot, Group Cast, Direct Call, dan bla-bla-bla sisanya. Paling tidak aku perlu googling terlebih dahulu untuk mencari tahu apa penjelasan dari fitur-fitur tersebut. Mungkin untuk pengguna SGIII mereka paling nggak sudah tahu lah fitur-fitur tersebut. Tetapi jelas untuk pengguna awam, malah membingungkan. Kecuali jika Samsung ingin pamer Spek disini dan berharap pengguna awam akan memilih SGIII karena SGIII memiliki fitur yang lebih banyak  - walaupun tanpa penjelasan yang cukup dan mengapa fitur-fitur tersebut dibutuhkan. Kalau memang seperti itu berarti iklan ini menjebak dong? Dan terkesan sedikit mempermainkan pelanggan dengan informasi yang tidak lengkap.

Keempat, Samsung mendeskripsikan connector pada iPhone 5 sebagai A totally different plug. So what gitu? Ini semakin menguatkan opiniku bahwa iklan ini ditujukan untuk pengguna SGIII, bukan pengguna baru. Kalau memang berbeda memangnya kenapa? Sejauh ini konektor adapter yang digunakan perangkat iOS hanya ada dua: 30-pin connector, dan Lightning yang menggantikan adapter yang sebelumnya. Dan kedua adapter ini bisa digunakan di semua perangkat iOS + iPod. Seingatku Galaxy Tab nya Samsung tidak menggunakan Standard micro USB plug.

Iklan ini dalam pandanganku sangat tidak elegan, dan seolah menunjukkan ketakutan Samsung pada Apple. Apple sejauh yang aku tahu tidak pernah mengeluarkan iklan yang menyerang produk lain. Biarkan pasar yang membuktikan nanti. It doesn't take a genius, untuk tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pengguna smartphone.

Selasa, September 11, 2012

[Review] Philips SHE 9850

Well, semoga judul tulisan ini tidak terlalu menyesatkan. Perlu diketahui, tulisan ini bukan dibuat oleh profesional yang mengerti seluk beluk musik. Aku hanyalah penikmat musik biasa dan nggak terlalu fanatik dengan kualitas suara. Bukan berarti nggak mementingkan kualitas loh, yang penting sih masih acceptable di telinga lah. Dengan keterbatasanku disini, jadi mungkin ulasan di tulisan ini cenderung subyektif.

Air Display: Menjadikan iPad sebagai Monitor Kedua pada Mac

Apakah Anda terbiasa menggunakan dua monitor atau lebih ketika menggunakan PC/Mac? Bagi yang telah terbiasa tentunya sudah merasakan betapa menyenangkannya hal tersebut, terutama jika Anda berkerja menggunakan dua aplikasi secara bersamaan. Daripada repot-repot berpindah aplikasi dengan Alt+Tab atau Cmd+Tab, Anda bisa menampilkan kedua aplikasi tersebut pada layar yang terpisah. Sehingga Anda bisa fokus membaca email pada satu layar, sementara layar satunya lagi bisa Anda gunakan untuk mengerjakan hal yang lain misalnya.

Sabtu, September 08, 2012

Benchmark Kecepatan Internet kartu simPATI

Sore ini, aku mencoba menjajal kecepatan akses internet untuk kartu simPATI yang notabene telah diupgrade menjadi 7,2 Mbps beberapa waktu lalu. Untuk testnya sih nggak usah muluk-muluk, mengunakan speedtest dengan lokasi server di Jakarta. Berhubung pada saat pengetesan ada beberapa pilihan server di Jakarta, aku test saja semuanya. Informasi tambahan, test dilakukan di Bekasi, dengan menggunakan handset Nokia E72 yang dijadikan modem dengan koneksi menggunakan kabel data. Browser yang digunakan adalah Chrome di Mac OS X 10.8.1. Berikut adalah hasilnya:

Promo Paket Layanan Data simPATI

Beberapa waktu yang lalu Telkomsel mengeluarkan promo paket layanan data terbaru untuk simPATI. Paket Layanan ini berbasis volume (bukan unlimited), sehingga jika quotanya sudah habis, pelanggan akan dikenakan charge tambahan untuk kelebihan pemakaiannya. Selain itu, kecepatan maksimal untuk simPATI juga dinaikkan menjadi up to 7,2 Mbps. Berikut adalah promo paket nya, dan tautan untuk aktivasi paketnya:

Minggu, Agustus 26, 2012

[OS X Mountain Lion Tips] Selamat Datang iCoud


Fitur iCloud sebenarnya telah ada sejak OS X Lion 10.7.2, namun demikian fitur tersebut disempurnakan lagi pada Mountain Lion. Aplikasi-aplikasi esensial pada Mac seperti Calendar, Reminders, Notes, TextEdit, Preview memanfaatkan fitur iCloud agar memungkinkan data-data pengguna Mac dapat tersinkronisasi ke perangkat Mac maupun iDevice yang lain. Untuk melakukan konfigurasi dan aktivasi iCloud, Anda dapat mengaksesnya melalui Applications -> System Preferences -> iCloud

[OS X Mountain Lion Tips] Notification Center

Melalui fitur Notification Center, semua notifikasi dari aplikasi-aplikasi bawaan Mountain Lion seperti Calendar, FaceTime, Game Center, Mail, Messages, dan Reminders akan ditampilkan pada pojok kanan atas layar Mac. Tergantung pada pilihan penggunanya, notifikasi tersebut bisa tidak ditampilkan atau akan terus ditampilkan sampai pengguna menutup notifikasinya. Konfigurasi Notification Center ini dapat diakses melalui Applications -> System Preferences -> Notifications.

Jumat, Agustus 24, 2012

[OS X Mountain Lion Tips] Aplikasi Reminders dan Notes

Bagi pengguna iOS 5, tentunya sudah tidak asing lagi dengan aplikasi ini. Walaupun fiturnya bisa dibilang sangat sederhana, namun karena keduanya terintegrasi dengan iCloud, Anda bisa melakukan sinkronisasi data dengan mudah dari Mac ke perangkat iDevice maupun sebaliknya.

[OS X Mountain Lion Tips] Apa itu Gatekeeper?

Gatekeeper merupakan fitur keamanan yang mulai diperkenalkan pada Mountain Lion. Fitur ini dapat diakses melalui Applications -> System Preferences -> Security & Privacy. Melalui fitur ini, setiap aplikasi yang baru pertama kali dijalankan pada Mac Anda akan diperiksa oleh Gatekeeper, jika tidak diijinkan, Gatekeeper akan menampilkan notifikasi seperti pada gambar dibawah.


[OS X Mountain Lion Tips] Integrasi dengan Twitter

Mountain Lion menyediakan fitur yang memungkinkan penggunanya untuk terhubung langsung ke Twitter. Melalui fitur ini pengguna dapat langsung mengirimkan tweet dari Safari, iPhoto, Notification Center, maupun aplikasi lain yang memanfaatkan fitur Sharing Mountain Lion, seperti Day One. Fitur ini dapat diaktifkan melalui Applications -> System Preferences -> Mail, Contacts & Calendar.


Sabtu, Agustus 11, 2012

Fitur-fitur Baru pada OS X Mountain Lion

Pada tanggal 25 Juli lalu Apple merilis sistem terbaru untuk Mac: OS X Mountain Lion. Apple meng-klaim sistem operasi ini memiliki lebih dari 200 fitur baru dibandingkan dengan versi sebelumnya: OS X Lion. OS X Mountain Lion dapat diunduh melalui Mac App Store dengan harga $19,99, harga yang cukup murah untuk sebuah sistem operasi.

Secara umum fitur, berikut ini adalah fitur-fitur unggulan OS X Mountain Lion berdasarkan informasi yang didapat dari website resmi Apple:

iCloud
Fitur iCloud ini sebenarnya sudah mulai diperkenalkan pada OS X Lion 10.7.2, namun belum terintegrasi sepenuhnya seperti pada OS X Mountain Lion. Fitur iCloud juga sudah diperkenalkan pada iOS 5. Dengan fitur iCloud semua perangkat iDevice anda dapat tersinkronisasi dengan mudah dan praktis.

Kamis, Agustus 09, 2012

[Review] HTC Explorer

Pada tulisan sebelumnya, sudah dijelaskan mengapa aku lebih memilih HTC Explorer dibandingkan dengan ponsel lain. Tujuan awalnya hanya satu: mencari ponsel yang mampu memenuhi kebutuhan dasarku: fungsi SMS, telepon, dan modem. Diantara berbagai pilihan yang ada, ponsel Android low end sudah mencukupi.

Spesifikasi Teknis
HTC Explorer yang baru dirilis bulan September 2011 lalu dilengkapi dengan sistem operasi Android Gingerbread 2.3.5. Ponsel ini memiliki layar 3.2 inch dengan resolusi 320x480 pixels. Untuk ukuran ponsel low end, resolusi layar tersebut menurutku sudah cukup besar. Pesaing terdekatnya mungkin Samsung Galaxy Y yang memiliki resolusi layar 240x320 pixels, namun Galaxy Y memiliki clock processor yang lebih tinggi dibandingkan dengan HTC Explorer.

Minggu, Agustus 05, 2012

Day One Get Updated

Minggu lalu, Day One mengeluarkan update terbaru untuk versi Mac dan versi iOS. Update untuk versi Mac lebih ditujukan kepada penyesuaian dengan sistem operasi terbaru Mountain Lion. Sementara untuk versi iOS dilakukan perombakan pada tampilan dan penambahan beberapa fitur-fitur baru.

Jika Anda menggunakan aplikasi Day One pada Mac dan iOS secara bersamaan dan menggunakan DropBox untuk sinkronisasi kedua aplikasi, maka Anda harus melakukan update untuk versi Mac dan iOS nya. Anda tidak bisa menggunakan versi iOS yang lama jika Anda telah melakukan update pada versi Mac nya, karena seluruh jurnal yang ada akan dimigrasikan.

Bye-bye Nokia, Welcome HTC

Akhirnya Nokia E72 yang aku gunakan selama lebih dari 2,5 tahun terpaksa aku pensiunkan. Setelah dulu sempat kecemplung dan terpaksa ganti IC, kasus terakhir yang menimpanya adalah jatuh dari saku saat akan aku keluarkan. Anehnya, walaupun terjatuh ke karpet, namun efeknya cukup fatal. Beberapa keypad tidak bisa berfungsi. Mau nggak mau ya mesti ganti sirkuit untuk keypadnya, karena setelah diperiksa ternyata sedikit sobek.

Setelah mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk penggantian diatas, isu baterai pun melanda. Hal ini sudah kusadari sejak lama jika umur baterai Nokia E72 ku sudah berkurang. Padahal Nokia cukup terkenal dengan baterainya yang awet, sekali charge bisa untuk 3 hari. Kasus Nokia E72 ku ini, sekali charge paling bisa bertahan 24 jam, itupun tanpa ada akses data dan hanya aku gunakan untuk standby saja.

Rabu, Agustus 01, 2012

Mengambil Screenshot OS X melalui Command Line Terminal

Sebagai pengguna Mac OS X, anda bisa mengambil screenshot layar atau window aplikasi yang aktif melalui shortcut keyboard atau aplikasi Grab. Kedua cara tersebut sudah pernah diulas di blog ini, dan bisa diakses melalui tautan berikut ini:



Selain cara diatas, Mac OS X juga menyediakan cara lain yang bisa diakses melalui command line pada aplikasi Terminal dengan menjalankan perintah screencapture.

Senin, Juli 30, 2012

Business Trip ke Hong Kong - Day 4

Acara hari ke-4 adalah jalan-jalan ke Disneyland. Permasalahannya adalah saat ini sedang musim panas. Dan panasnya lumayan menyengat. Tak hanya mataharinya saja yang yang menyengat, namun udara di sekelilingnya juga panas tak terkira. Belum lagi kami semua tipe yang malas mengeksplorasi dan jalan-jalan di tempat hiburan seperti ini. Mungkin ada hubungannya dengan faktor 'U' kali yah, yang sudah tidak terlalu tertarik untuk bermain-main di tempat hiburan seperti ini.

Alhasil inilah yang terjadi pada hari ke-4: Datang ke Disneyland. Berhubung pakai mobil sewaan, jalannya jadi lumayan jauh. Dan sepertinya memang kebanyakan orang-orang yang datang kesini menggunakan transportasi publik seperti MTR atau Bus. Untuk diketahui di Hong Kong, orang yang punya mobil pribadi bisa dibilang super kaya. Selain tarif parkirnya yang gila-gilaan, dibandingkan dengan Indonesia, pajak per tahunnya juga tinggi. Dari driver yang mengantar kami jalan-jalan, konon pajak per tahunnya sekitar HKD 300.000. Dengan pajak sebesar itu, tak aneh jika mobil-mobil pribadi yang berseliweran di HK adalah mobil-mobil mewah semua. Logikanya, nggak lucu kan beli mobil yang harganya lebih murah daripada pajaknya?

Business Trip ke Hong Kong - Day 3

Kapok dengan pengalaman makan siang pada hari sebelumnya, makan siang kali ini kami nggak mau neko-neko. Makan junk food macam McD juga nggak masalah lah, yang penting bumbunya nggak macam-macam dan cocok di lidah.

Hari ke-3 ini merupakan hari terakhir training. Selesai training, kami makan sore di Warung Malang, salah satu tempat makan khas Indonesia yang cukup direkomendasikan orang-orang. Lokasinya terletak di daerah Causeway Bay, dekat dengan Victoria Park. Dan yang penting halal sih. Menunya pun macam-macam, mulai dari ayam goreng, soto ayam, sop buntut, hingga pecel lele bo. Konyol memang sih, namanya orang Indonesia, kalo nggak makan nasi ya ga kenyang. Jauh-jauh ke HK makanan yang dipesan pecel lele. #doh

Rabu, Juli 25, 2012

Business Trip ke Hong Kong - Day 2

Rupanya paket kamar hotel yang sudah dipesan bukan paket yang menyertakan sarapan. Di tempat yang nyari makanan halal aja susah, tentunya ini menjadi masalah serius. Kalo di negeri sendiri sih, bukan masalah besar lah. Tinggal keluar nyari warung, seapes-apesnya makan indomie pake telor jelas cukup mengenyangkan untuk sarapan.

Beruntung vendornya berbaik hati untuk mengajak sarapan di hotel, yang tentunya keluar duit lagi 200HKD x 9 = 1800 HKD menguap lagi pagi itu. Walapun sarapan di hotel yang cukup ternama, mesti hati-hati juga untuk memilih menu makanan yang tersedia. Mau ngambil menu nasi aja mesti lihat baik-baik, karena bisa jadi disamping menunya tertera gambar  piglet.

Business Trip ke Hong Kong - Day 1

Well.. sebagai kata pembuka, Business Trip kali ini adalah acara training untuk sebuah produk yang akan diimplementasikan di perusahaanku. Yang megang produk ini sebenarnya temen satu departmen, tapi entah bagaimana, yang diajukan untuk ikut training malah aku, bukan temenku ini. Tadinya aku udah agak-agak segan, tapi ya sudahlah, namanya juga rejeki masa iya ditolak.

Acara training ini sejatinya berlangsung dari tanggal 16 s/d 20 Juli. Sampai seminggu sebelum keberangkatan, belum ada kepastian mengenai keberangkatannya. Baru dikasih tahu jadi berangkat malah pada tanggal 13, hari Jumat. Mepet bener. Kirain berhubung acara trainingnya mulai hari Senin, berangkatnya bakalan hari Minggu, tahunya hari Senin juga. Mana pagi-pagi pula lagi, jadwal pesawat jam 8:20. Hari Senin + pagi = macet, jadi mesti berangkat pagi-pagi buta deh untuk menghindari macet.

Sabtu, Juli 21, 2012

Quanta - 15 Bulan

Mendekati usianya yang tinggal sehari lagi jadi 15 bulan, Quanta sekarang sudah semakin aktif. Hobinya sekarang adalah mengeksplorasi dan sedikit 'merusak'. Di rumah ada mainan Uno yang terdiri dari balok-balok persegi panjang yang bisa dibikin menara. Dia senang kalau kita membuat menara tinggi-tinggi dari balok-balok tersebut dan kemudian Quanta akan bertindak sebagai monster yang dengan sigap menghancurkan menara tersebut.

Q juga sudah mulai senang mainan air. Sasaran pertama adalah kran air di teras depan. Terpaksa deh pintu depan harus selalu ditutup, kalau nggak dihalangi sama aqua galon biar dia nggak bisa lewat. Selain becek, resiko terbesar adalah terpeleset, yang untungnya sih belmum pernah sampe kejadian. Kalau nggak di teras depan rumah, ya di kamar mandi depan. Beruntung pintu kamar mandinya selalu tertutup. Seringkali dia berdiri di depan pintu sambil menggedor-gedor pintunya, minta dibukain.

Fitur Fullscreen pada Firefox untuk Mac OS X

Well, agak sedikit kecewa kenapa baru sekarang Firefox memberikan dukungan untuk fitur Fullscreen di OS X Lion. Dulu Firefox adalah browser favoritku. Bahkan ketika menggunakan Windows pun aku lebih senang menggunakan Firefox dibandingkan dengan browser lain seperti Chrome, walaupun Chrome lebih enteng. Namun dengan bsennya fitur native Fullscreen untuk OS X Lion, Firefox menjadi aplikasi yang paling jarang aku gunakan di Mac. Terdengar konyol juga, setelah 1 tahun sejak OS X Lion dirilis, Firefox baru memberikan fitur terdesebut, berbeda dengan Chrome yang segera memperbaharui versi browsernya.

Senin, Juli 09, 2012

Kereta dan Masa Laluku


Aku sering merasa sebal jika ada orang-orang yang mengomentari mengapa aku lebih memilih kereta dibandingkan dengan alat transportasi lain. Dari mulai orang tua, keluarga, sampai atasan di kantorku sendiri. Komentarnya pun beragam, dari mulai naik kereta itu lama dan nggak praktis lah, bikin repot lah, capek lah, sampai dibilang malu-maluin naik kereta, kayak nggak sanggup aja beli tiket pesawat. Komentar yang terakhir itu memang cukup menyakitkan, dan memang sih tiket pesawat dan tiket kereta untuk jurusan Jakarta-Surabaya bedanya nggak jauh-jauh amat padahal. Tetapi, aku tetap memilih kereta.

Tarif KRL Naik, Pantaskah?

Sudah dua minggu ini mendengar adanya rencana kenaikan tarif KRL Commuter Line sebesar Rp. 2.000 untuk masing-masing rute. Kenaikan ini rencananya efektif per 1 Oktober 2012. Hampir di semua stasiun kulihat sudah ada spanduk yang berisi informasi mengenai kenaikan tarif ini.

Memang sih masih lama kenaikannya. Tapi jika melihat suasana di Twitter, sepertinya isu ini semakin memanas saja. Jika anda mem-follow akun Twitter @krlmania, tampak banyak pihak yang menolak kenaikan tarif ini. Diawali dari pernyataan direktur PT KAI yang mengatakan "Ada harga, ada rupa. Tarif Rp. 7.000 wajar saja AC mati". Tak pelak lagi pernyataan ini menyulut kekesalan dan kemarahan para pengguna KRL di Twitter.

Rabu, Juli 04, 2012

[Review Buku] Dewi Lestari - Partikel

Langsung to the point, this book is great dan membuat saya tidak bisa berhenti untuk berhenti membacanya. Setelah tersimpan sejak cukup lama dan nggak dibaca, baru deh kemarin mulai dibaca dan langsung selesai dalam 2 hari. Thanks to Mbak Dee yang membuat perjalanan KRL Bekasi - Serpong tak berasa melalui karyanya ini.

Partikel adalah seri ke-4 dari novel Supernova. Dari 4 seri ini baru Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh, dan Partikel saja yang sudah pernah kubaca. Dua novel sisanya: Akar dan Petir, belum sempat baca, dan semoga kedua buku tersebut bisa menemani saya dalam perjalanan ke Surabaya di akhir pekan ini.

Selasa, Juli 03, 2012

Menulis Jurnal dengan Day One

Apakah anda senang menulis jurnal? Cobalah aplikasi Day One, yang tersedia untuk Mac maupun perangkat iOS. Desain aplikasinya yang minimalis dan simpel akan memudahkan anda untuk betah menulis lama, walaupun tulisan yang anda buat ditulis melalui iPad misalnya. Banyak tulisan-tulisan dalam blogku yang aku tulis menggunakan iPad, walaupun sesekali aku menggunakan versi Mac jika sedang senggang.

Sabtu, Juni 30, 2012

Bermain-main dengan Martha Stewart CraftStudio

Sesuai dengan namanya, aplikasi CraftStudio ini cocok digunakan bagi para pecinta paper crafting. Aku sendiri sih sebenarnya bukan salah satunya, tapi berhubung aplikasi ini bisa diunduh secara gratis melalui Apple App Store hingga 4 Juli 2012, nggak ada ruginya lah untuk mencoba.

Makan Gaji Buta di Jalan Tol

Suatu ketika pada jam makan siang..

Boss: Lo ntar ikutan si X yah meeting di BSD jam 2.
Gw: Lah, ini gw ada miting laen nih. Emang tentang apaan meetingnya?
Boss: Ga tahu, lo telpon si X aja, berangkatnya bareng dia. Meetingnya sampe jam 4 kok. Lo langsung pulang aja
Gw: @$!#%@ walopun pulang 4 juga tetep aja BSD ke Bekasi jauh Bo

Minggu, Juni 24, 2012

Diantara Rerumputan

dede Q di Kebun Raya, this 85mm lens is very amazing

Lelah: Working Harder but Not Smarter

Ini adalah minggu yang sungguh luar biasa melelahkan. Apalagi kalau bukan karena pekerjaan di kantor. Pekerjaannya sebenarnya sih nggak berat-berat amat, cuma berhubung lumayan banyak dan sangat beragam, otakku sudah tidak bisa mengikuti semuanya dengan baik.

Ibarat sebuah sistem yang memiliki kapasitas produksi X dan bisa menampung antrian sebanyak Y. Sistem tersebut dapat memproses X dalam waktu T. Secara teoritis sistem tersebut akan memproses secara sekuensial, tergantung prioritasnya. Jika sudah selesai, maka akan memproses antrian berikutnya. Normalnya, dalam waktu T, sebanyak X pekerjaan dapat diselesaikan.

Anggap saja kemampuanku dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan contoh diatas. Nah, yang terjadi dalam kasusku adalah, aku diberikan pekerjaan sejumlah > X, tentunya sebagian akan aku masukkan dalam antrian dong. Yang memberiku pekerjaan sudah tahu kapasitasku, sebanyak X dan akan selesai dalam waktu T. Permasalahannya, terkadang tiba-tiba ada pekerjaan yang dimasukkan ke dalam antrian dan memiliki prioritas 'Real Time', yang artinya mesti diselesaikan pada saat itu juga.

Tidak seperti processor komputer jaman sekarang yang sudah multicore, otak manusia ya core nya cuma satu. Jika menerima pekerjaan semacam itu, yang terjadi adalah semua pekerjaan yang masuk dalam kategori X akan distop dulu, dan mengerjakan pekerjaan dengan prioritas 'Real Time' tersebut lebih dulu. Setelah selesai, baru lanjut lagi dengan pekerjaan sebelumnya. Perpindahan ini tentunya memakan resource. Artinya otak perlu di-reload ketika memindahkan fokus dari dan ke pekerjaan yang memiliki prioritas yang lebih tinggi. Memori otak manusia juga mengalami keterbatasan. Bisa jadi saat akan memindahkan fokus ke pekerjaan yang lebih rendah, ada sesuatu yang terlewat. Yang aku alami sekarang, banyak sekali pekerjaan-pekerjaan yang datang tiba-tiba dan memiliki prioritas 'Real Time'. Gimana nggak puyeng coba.

Hasil akhirnya bisa ditebak, pekerjaan-pekerjaan mendadak yang biasanya nggak terlalu penting dibandingkan dengan project besar akan selesai tepat waktu. Project besar yang di depan mata terkadang terbengkalai, namun biasanya sih pasti kelar karena pada suatu saat tingkat prioritasnya akan naik menjadi 'Real Time' juga. Pekerjaan-pekerjaan yang sudah masuk dalam proses produksi, bakalan molor dan memakan waktu lebih dari T. Bagaimana dengan pekerjaan yang masih dalam antrian? Nggak akan pernah selesai, karena waktu yang diberikan tidak mencukupi. Ujung-ujungnya motivasi jadi menurun karena capek dan merasa sibuk, tetapi hasil yang didapatkan nggak optimal. Rasanya ini kerja nggak tambah cerdas, cuma nambah capek aja.

Produktif dengan Pocket

Pocket adalah layanan yang memungkinkan penggunanya menyimpan artikel favorit mereka untuk dibaca kemudian. Artikel yang sudah disimpan ke dalam Pocket akan ditampilkan secara rapi sehingga nyaman untuk dibaca. Hebatnya lagi, pengguna bisa langsung menambahkan artikel yang akan dimasukkan ke dalam Pocket melalui browser (browser pada PC atau Mac memerlukan plugin tambahan) ataupun melalui aplikasi seperti Twitter, Reeder, maupun Flipboard. Sebagai catatan, untuk dapat menyimpan artikel ke dalam Pocket, pengguna harus terkoneksi dengan internet.

Pada awalnya, kupikir untuk apa menggunakan layanan seperti ini. Jika memang ada artikel yang menarik di Web, kita bisa langsung membacanya. Namun setelah belakangan ini aku terbiasa menggunakan Flipboard untuk membaca berita-berita terbaru, aplikasi ini kurasa sangat membantu. Karena kesibukan di kantor, waktu untuk membaca berita-berita favorit sangat terbatas. Namun demikian waktu yang kumiliki masih cukup kugunakan untuk membaca artikel secara sekilas. Ketika misalnya aku menemukan berita yang menarik, langsung kusimpan ke dalam Pocket

Aplikasi client Pocket tersedia untuk iOS dan Mac. Keduanya bisa diakses secara gratis melalui Apple App Store. Melalui aplikasi client ini, artikel-artikel yang sudah disimpan sebelumnya akan diunduh dari server Pocket, sehingga pengguna dapat membacanya kemudian secara offline. Sangat produktif bukan? Selain bisa menghemat waktu, anda juga dapat fokus pada artikel yang sedang anda baca. Tidak ada iklan dan tidak ada konten lain yang tidak relevan. Hanya artikel relevan saja yang ditampilkan dengan rapi.

Pocket for iPad
Get It Later for Mac

Jumat, Juni 22, 2012

Power of Flipboard

Belakangan ini baru mulai merasakan manfaat dari Flipboard. Flipboard adalah aplikasi yang memiliki kemampuan untuk mengambil data-data dari media sosial seperti Twitter dan Facebook dan menampilkannya ke dalam format majalah sehingga lebih informatif dan menarik untuk dibaca. Seperti misalnya pada Twitter yang memiliki limitasi 140 karakter, tweet yang berisi berita berita seringkali ditampilkan sesingkat mungkin disertai dengan tautan ke berita tersebut. Pada Flipboard, tweet seperti ini akan ditampilkan lebih informatif. Jika berita tersebut memiliki informasi gambar, maka gambar tersebut akan ditampilkan, disertai dengan teks informasinya, yang walaupun tidak sepenuhnya ditampilkan, namun jelas lebih banyak dari sekedar 140 karakter.

Pada awalnya aplikasi ini hanya aku gunakan untuk mengambil konten dari account Twitter dan Google Reader-ku. Kebanyakan isinya berita-berita lokal dan terkadang tidak up to date jika referensi berita tersebut mengambil sumber dari luar. Terlebih lagi isi timeline Twitterku campur aduk, antara tweet orang-orang yang aku follow, dan tweet yang isinya memang berita dan memiliki tautan ke situs berita tersebut. Beruntung aplikasi ini memiliki banyak channel berita yang bisa diatur dan disesuaikan dengan kategorinya. Misalnya jika pembaca hanya tertarik dengan hal-hal yang berbau teknologi, Flipboard menyediakan channel yang berisi berita-berita dari situs media sosial yang bekutat di teknologi.


Mengapa aplikasi ini menurutku sangat bermanfaat? Alasan pertama adalah karena aku menginginkan (belum tentu perlu loh) informasi yang up to date terkait dengan bidang minatku, dan Flipboard mampu menyediakan informasi ini dari berbagai sumber. Aku tidak perlu tahu situs-situs media sosial mana saja yang menyediakan informasi yang kubutuhkan. Flipboard memiliki daftarnya, dan aku tinggal memilih. Simple kan.

Alasan yang kedua adalah fitur dari Flipboard itu sendiri, yang mampu memberikan ikhtisar (paling nggak paragraf pertama) dari berita yang akan aku baca. Dengan membaca paragraf pertama dari berita yang ditampilkan, aku bisa menyortir dengan cepat apakah berita tersebut memang ingin kubaca atau tidak.

Alasan ketiga adalah user interfacenya yang menurutku sangat intuitif. Pengguna dapat melakukan navigasi ke halaman sebelum maupun setelahnya hanya dengan melakukan swipe seolah sedang membalik halaman sebuah majalah. Setelah memilih artikel berita yang diinginkan, Flipboard akan menampilkan keseluruhan isi berita dengan rapi. berbeda jika kita membaca berita tersebut melalui situsnya secara langsung, dimana terkadang seringkali terdapat iklan dan informasi-informasi lain yang kurang relevan.

Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, Flipboard mampu memberikan informasi yang aku perlukan dengan cepat dan tepat. Tidak perlu membuang-buang waktu untuk mencari-cari berita yang aku butuhkan, karena semuanya sudah tersedia, tinggal pilih saja. Namun demikian, kekurangan yang aku rasakan adalah aplikasi ini cukup boros dalam urusan penggunaan data, karena tidak hanya informasi berupa teks saja yang diambil, namun juga informasi yang berupa gambar. Lebih baik menggunakan koneksi WiFi jika tersedia.

Minggu, Juni 17, 2012

Belepotan

Dede Quanta abis makan

Prospek Blackberry di Indonesia

Melihat berita akhir-akhir ini, platform mobile untuk pasar global dikuasai oleh iOS dan Android. Sementara Blackberry pangsa pasarnya terus menurun. Namun demikian di Indonesia lain sendiri ceritanya. Konon produk Blackberry di Indonesia masih diminati, dan memiliki pangsa pasar tersendiri. Fenomena ini bisa dibilang sedikit aneh, karena berlawanan dengan kenyataan yang terjadi secara global.

Sebenarnya apa sih kelebihan Blackberry dibandingkan dengan platform lain, seperti iOS ataupun Android? Secara pribadi, bisa dibilang hampir tidak ada. Sampai saat ini aku masih setia menggunakan Blackberry, dan selama aku menggunakannya, banyak sekali kekurangan-kekurangannya. Beberapa diantaranya adalah:

  • Lelet dan seringkali tidak responsif 
  • Dukungan aplikasi yang sedikit 
  • Paket berlangganannya dirasa cukup mahal dibandingkan dengan berlangganan paket data unlimited - Untuk menggunakan perangkatnya secara optimal, paling nggak mesti berlangganan paket Blackberry - Resolusi layar tidak terlalu besar 
  • Dan lain sebagainya 

Dari sekian banyak fitur Blackberry yang ada, yang aku gunakan sampai saat ini hanyalah: Push Email, BBM, dan Twitter. Hanya 3 itu saja? Yup, benar sekali. Alasanku masih tetap menggunakan Blackberry adalah karena tuntutan pekerjaan. Di lingkungan kerjaku, BBM secara tidak tertulis menjadi alat komunikasi standar untuk berkoordinasi. Terlebih lagi fitur ini digunakan untuk berkomunikasi dalam keluargaku. Nggak lucu kan kalo tiba-tiba leave grup keluarga dengan alasan sudah nggak pakai Blackberry lagi.

Killer App Blackberry menurutku hanyalah aplikasi Blackberry Messenger (BBM). Hanya fitur ini saja yang tidak ada pada platform lain. Fitur seperti Email, Twitter, Facebook, dan fitur-fitur lainnya bisa ditemukan pada platform lain, bahkan user experiencenya jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang ada pada Blackberry.

Lantas mengapa Blackberry masih diminati di pasar lokal? Kurasa fitur BBM itulah alasannya. Di pasaran sana bisa dikatakan banyak aplikasi dengan fitur yang lebih baik daripada BBM, katakanlah Whatsapp yang bisa cross platform. Mengapa BBM bisa menjadi killer App? Jawabannya simple saja: aplikasinya mudah digunakan. Ketika membeli Blackberry, tinggal beli paket, maka otomatis fitur BBM langsung bisa digunakan. Praktis kan? Tidak perlu membuat username, password, dan hal-hal lain yang bikin tambah ribet.

Tidak semua orang Indonesia melek teknologi. Dan kurasa, jika digambarkan dalam sebuah piramida, maka bagian bawah atau populasi paling besar akan didominasi oleh orang-orang yang tidak terlalu melek teknologi. Dengan banyaknya populasi yang masuk kategori tersebut, maka wajar saja jika di Indonesia masih banyak yang berminat untuk menggunakan Blackberry. Untuk orang-orang yang lebih melek kepada teknologi, kurasa mereka akan memilih handset dengan platform lain, seperti Android atau iOS, atau menjadikan Blackberry sebagai handset kedua.

Fitur BBM ini memang sangat cocok dengan karakter orang Indonesia yang memang gemar ngerumpi dan bersosialisasi. Jika dalam suatu komunitas sudah mulai menggunakan Blackberry untuk berkomunikasi, maka lambat laun, anggota komunitas yang tidak menggunakan Blackberry cenderung akan membeli Blackberry juga. Terlebih lagi jika fitur BBM sudah digunakan dalam komunitas keluarga, tekanan untuk menggunakan Blackberry akan semakin besar tentunya.

Melihat kenyataan ini, tampaknya dalam beberapa tahun kedepan, Blackberry masih akan terus digunakan di Indonesia. Menurutku, agak sedikit sulit untuk seorang individu dalam sebuah komunitas pengguna BBM yang sudah ada untuk keluar grup dan berpindah ke platform lain. Kecuali satu komunitas tersebut secara bersama-sama memutuskan untuk tidak menggunakan BBM lagi. Opsi paling mungkin adalah membeli handset dengan platform lain, namun tetap mempertahankan Blackberry sebagai handset kedua. Who knows?

Menjajal Fitur Mobile Hot Spot pada Blackberry

Blackberry OS 7.1 memiliki fitur baru yang bernama Mobile Hotspot. Dengan fitur ini, pengguna dapat menjadikan perangkat Blackberrynya sebagai hotspot internet. Sebagai catatan, fitur ini tidak menggunakan jalur data yang sama dengan fitur-fitur yang tersedia pada Blackberry, seperti push email dan BBM. Sehingga, anda akan dikenakan biaya tambahan dari operator yang anda gunakan ketika menggunakan fitur ini, tergantung dari paket data yang anda gunakan. Sebaiknya anda berlangganan paket data (volume based maupun unlimited) sebelum anda menggunakan fitur Mobile Hotspot ini.

Untuk menggunakan Mobile Hotspot, pilihlah menu aplikasi Manage Connections. Setelah aplikasi terbuka, centang pada pilihan Mobile Hotspot. Aksi ini akan secara otomatis mengaktifkan WiFi perangkat Blackberry anda. Setelah Mobile Hotspot aktif, anda dapat mengatur setingan terkait dengan fitur Mobile Hotspot ini seperti naama hotspot (SSID), protokol sekuriti, dan kata sandi yang digunakan agar perangkat lain dapat menggunakan hotspot ini. Selanjutnya, anda dapat memanfaatkan hotspot tersebut melalui perangkat lain seperti tablet maupun laptop.

Hasil pengetesan menggunakan Blackberry Bold 9790 (Bellagio) menunjukkan koneksinya cukup stabil. Dan sejauh ini selalu aku gunakan secara berpasangan dengan laptop maupun iPad hasilnya sangat memuaskan. Aku belum mencoba drain test sampai baterai BB ku habis sih, tapi melihat dari indikator baterainya, sepertinya fitur ini tidak terlalu boros baterai, namun cukup membuat perangkat Blackberry anda cepat panas.

Paling nggak, perangkat Blackberry yang ada bisa dimanfaatkan secara optimal. Daripada beli modem MiFi, yang tentunya mesti keluar uang lagi + biaya operasional untuk pulsa kartunya biar nggak masuk masa tenggang, lebih baik menggunakan perangkat yang sudah ada. Yah, semoga saja untuk jangka panjang, fitur ini tidak memperpendek umur baterainya.

Selasa, Juni 12, 2012

Mengganti Login Screen pada Mac OS X Lion

Apakah anda merasa bosan dengan tampilan Login pada Mac OS X Lion seperti pada gambar dibawah ini?

Pada Mac OS X Lion, anda dapat mengubah tampilan Login dengan wallpaper atau gambar favorit anda. Tidak diperlukan aplikasi khusus untuk melakukannya. Namun demikian, jika tidak mau repot, Anda bisa menggunakan aplikasi Loginox yang bisa diunduh secara gratis.

Berikut adalah langkah-langkah yang perlu Anda lakukan:
  1. Siapkan gambar favorit anda dalam format PNG dengan resolusi 72 dpi. Untuk tampilan yang optimal, ukuran gambar harus sama dengan resolusi layar Mac yang anda gunakan. Jika anda memiliki gambar tekstur dengan resolusi rendah, gambar tersebut akan digambar secara berulang pada layar, seperti halnya tempilan default Login Mac OS X Lion pada gambar diatas yang merupakan gambar tekstur dan memiliki resolusi 256 x 256 pixels. Untuk keperluan konversi gambar ke dalam format PNG, anda dapat menggunakan aplikasi Preview, dan melakukan konversi melalui menu File -> Export lalu pilih PNG pada menu drop down Format yang tersedia. Anda juga dapat mengubah resolusi gambar menjadi 72 dpi melalui menu Tools -> Adjust Size.
  2. Namai file gambar yang telah anda konversi dengan nama NSTexturedFullScreenBackgroundColor.png
  3. Buka aplikasi Finder.
  4. Masuk ke direktori /System/Library/Frameworks/AppKit.framework/Versions/C/Resources/. Anda bisa langsung menuju direktori yang dituju dengan shortcut Command+Shift+G.
  5. Anda akan menemukan file gambar yang bernama NSTexturedFullScreenBackgroundColor.png. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, lakukan backup pada file tersebut dengan menyalinnya ke direktori lain (misalnya ke direktori Documents milik Anda)
  6. Salin file gambar favorit Anda pada langkah nomor 2 ke direktori /System/Library/Frameworks/AppKit.framework/Versions/C/Resources/. Ketika menyalin gambar, akan muncul konfirmasi seperti gambar dibawah. Klik tombol Authenticate, dan masukkan password user Mac Anda untuk menimpa file gambar sebelumnya dengan gambar favorit Anda.
  7. Log out dari sesi Mac And a untuk melihat perubahan yang telah dilakukan.

Minggu, Juni 10, 2012

Reset Password Administrator pada Mac OS X Lion

Pada tulisan kali ini, aku akan mencoba menuliskan langkah-langkah untuk mereset password administrator pada Mac OS X Lion. Sebagai pengguna yang menggunakan Mac untuk keperluan sehari-hari, rasanya kecil kemungkinan untuk lupa password. Namun tentu saja kemungkinan untuk lupa password masih ada, terutama jika pengguna tersebut jarang menggunakan atau sudah lama tidak login pada Mac nya.

Ada beberapa cara yang bisa digunakan:

Menggunakan Lion Recovery
Mac OS X Lion memiliki partisi khusus yang menyediakan tools untuk pertolongan pertama jika Mac OS anda bermasalah.
  1. Ketika menyalakan Mac, tekan Command+R untuk masuk ke dalam mode Lion Recovery. 
  2. Pilih menu Utilities->Terminal 
  3. Ketik perintah resetpassword pada Terminal 
  4. Jendela Reset Password akan muncul. Pilih partisi yang digunakan dan user yang akan di-reset passwordnya, lalu isi password yang baru pada textbox yang tersedia. Klik tombol Save untuk menyimpan seting yang baru.


Boot dari Disc Instalasi Mac OS X Lion 
Jika hard disk Mac Anda tidak memiliki partisi Lion Recovery, anda dapat melakukan boot dari Disc/USB yang berisi Installer Mac OS X Lion. Caranya hampir sama dengan cara sebelumnya, namun untuk langkah nomor 1, anda dapat memasukkan Disc/USB Installer Mac OS X Lion ke dalam Mac dan menekan tombol Option ketika menyalakan Mac. Kemudian pilih Disc/USB Installer Mac OS X Lion untuk proses booting.

Reset Password dengan Single User Mode

  1. Ketika menyalakan Mac, tekan tombol Command+S. Perintah ini akan menjalankan Mac dalam Single User Mode. Dalam mode ini, layar hanya menampilkan teks saja, seperti Anda masuk dalam aplikasi Terminal
  2. Ketikkan perintah /sbin/fsck -fy dan tekan Enter. Perintah ini digunakan untuk melakukan pengecekan konsistensi data pada hard disk
  3. Ketikkan perintah /sbin/mount -uw / dan tekan Enter. Perintah ini digunakan agar anda bisa melakukan modifikasi pada sistem (sebelumnya partisi Mac di mount dengan akses read only
  4. Ketikkan perintah launchctl load /System/Library/LaunchDaemons/com.apple.opendirectoryd.plist dan tekan Enter
  5. Ketikkan perintah dscl . passwd [direktori user] [password baru] dan tekan Enter. [direktori user] adalah lokasi direktori user yang akan diubah. Jika username anda adalah user123 misalnya, maka biasanya direktori untuk user ini adalah /Users/user123
  6. Ketikkan reboot lalu tekan Enter.

Sabtu, Juni 02, 2012

Mengambil Screenshot pada Mac OS X (bagian 2)

Pada tulisan sebelumnya, telah dijelaskan bagaimana mengambil screenshot menggunakan shortcut. Selain menggnakan shortcut, Mac OS X memiliki aplikasi yang bernama Grab yang bisa digunakan untuk mengambil screenshot. Aplikasi ini bisa diakses melalui /Applications/Utilities.

Grab menyediakan 4 pilihan mode pengambilan screenshot pada Mac:
  • Selection: Pilihan ini bisa digunakan untuk mengambil area persegi tertentu pada layar
  • Window: Pilihan ini digunakan untuk mengambil screenshot dari window tertentu secara utuh
  • Screen: Plihan ini digunakan untuk mengambil screenshot layar yang sedang aktif
  • Timed Screen: Pilihan ini digunakan untuk mengambil screenshot layar yang sedang aktif, namun disertai dengan timer.
Setelah screenshot diambil, hasilnya akan langsung ditampilkan. Pengguna kemudian bisa menyalin hasil gambar tersebut ke clipboard atau menyimpannya ke dalam file dengan format tiff.

Sekedar catatan, Grab dapat menangkap cursor mouse pada layar. Pilihan cursor yang ingin diambil screenshotnya dapat diakses melalui menu Preferences. Namun demikian, pada mode Window, pengguna tidak dapat menambahkan drop shadow. Screenshot dari window yang diambil terkesan flat, dan tidak memiliki border seperti halnya mengambil screenshot menggunakan shortcut seperti pada cara dalam tulisan sebelumnya.

Mengambil Screenshot pada Mac OS X (bagian 1)

Mac OS X menyediakan berbagai macam alternatif untuk memudahkan penggunanya dalam mengambil screenshot. Alternatif yang paling mudah adalah dengan menggunakan shortcut keyboard yang bisa diakses ketika penggunanya membuka Finder ataupun pada saat membuka aplikasi-aplikasi lainnya. Berikut adalah shortcut yang digunakan;
  • Command+Shift+3: Mengambil screen shot satu layar penuh dan menyimpannya kedalam file di desktop
  • Command+Shift+4: Pengguna bisa menentukan bagian mana dari layar yang akan diambil screen shot nya. Area yang diambil berbentuk segi empat. Setelah diambil, sistem akan menyimpannya ke dalam file dan menyimpannya di desktop
  • Command+Shift+4, kemudian menekan spacebar: Perintah ini berfungsi untuk mengambil screenshot dari window tertentu saja. Setelah shortcut tersebut dieksekusi, pengguna dapat memilih window yang akan di capture. Setelah dipilih, sistem akan menyimpannya ke dalam file di desktop
  • Command+Control+Shift+3: Mengambil screenshot satu layar penuh dan menyimpannya ke dalam clipboard
  • Command+Control+Shift+4: Pengguna bisa menentukan bagian mana dari layar yang akan diambil screenshot nya. Area yang diambil berbentuk segi empat. Setelah diambil, sistem akan menyimpannya ke dalam clipboard
  • Command+Control+Shift+4, kemudian menekan spacebar: Perintah ini berfungsi untuk mengambil screenshot dari window tertentu saja. Setelah shortcut tersebut dieksekusi, pengguna dapat memilih window yang akan di capture. Setelah dipilih, sistem akan menyimpannya ke dalam clipboard

Secara default, untuk 3 perintah pertama, file yang dihasilkan akan disimpan ke folder desktop dengan format nama <Screen Shot> <tanggal> at <waktu>. Format gambar yang digunakan adalah png. Setingan default tersebut tentu saja bisa diubah melalui perintah defaults write com.apple.screencapture <key> <value> melalui aplikasi Terminal (Aplikasi Terminal dapat diakses melalui /Applications/Utilities). Setelah melakukan perubahan konfigurasi melalui perintah diatas, jalankan perintah killall SystemUIServer agar sistem me-reload konfigurasi yang baru.

Setingan-setingan yang bisa diubah diantaranya adalah:
  • Nama filedefaults write com.apple.screencapture name <nama file>. Ganti <nama file> dengan nama yang diinginkan. Jika nama tersebut berisi karakter spasi, gunakan karakter petik dua (") di awal dan di akhir nama file.
  • Format gambar filedefaults write com.apple.screencapture type <format>. Ganti <format> dengan pilihan berikut: png pdf jpg jp2 gif tif bmp pict tga
  • Lokasi penyimpanan filedefaults write com.apple.screencapture location <lokasi>. Ganti <lokasi> dengan lokasi penyimpanan file untuk 3 perintah pertama. Default untuk lokasi ini adalah ~/Desktop
  • Time Stampdefaults write com.apple.screencapture include-date <pilihan>. Ganti <pilihan> dengan true atau false. Setingan default adalah true. Dengan setingan ini, maka akan disertakan informasi tanggal dan waktu pada nama file yang disimpan.
  • Shadow untuk mengambil screenshot window tertentudefaults write com.apple.screencapture disable-shadow <pilihan>. Jika anda mengambil screenshot untuk window tertentu menggunakan shortcut Command+Shift+4 maupun Command+Control+Shift+4, secara default akan ditambahkan shadow pada window yang dicapture. Jika anda tidak menginginkan adanya shadow, ganti <pilihan> pada perintah diatas dengan false.

Pengguna juga dapat melakukan reset pada semua seting screencapture dan kembali ke konfigurasi default dengan menjalankan perintah defaults delete com.apple.screencapture. Jangan lupa untuk menjalankan perintah killall SystemUIServer untuk mengaplikasikan perubahan yang telah dibuat.

Sekedar catatan, mengambil screenshot dengan menggunakan shortcut seperti cara diatas tidak menyertakan cursor mouse ke dalam gambar. Mac OS X menyediakan alternatif lain untuk mengambil screenshot melalui aplikasi Grab. Dengan aplikasi ini, pengguna bisa menyertakan cursor mouse pada gambar yang diambil. Penjelasan lebih lanjut mengenai aplikasi ini bisa diperoleh melalui tautan berikut.

Berikutnya: Mengambil Screenshot pada Mac OS X (bagian 2)

Rabu, Mei 30, 2012

Dan Apple pun Tak Mengecewakanku

Beberapa waktu lalu aku melakukan pembelian melalui iTunes App Store, untuk membeli majalah National Geographic melalui Newsstand. Kesalahanku pada saat itu adalah, iPad yang aku gunakan dalam kondisi ter-jailbreak, dan ada tweak untuk In-App Purchase yang sedang aktif yang menyebabkan penggunanya bisa mem-bypass pembelian melalui aplikasi sehingga tidak tertagih di iTunes. Namun tentunya tweak semacam ini tidak akan bekerja untuk aplikasi semacam Newsstand. Akibatnya adalah edisi National Geographic yang ingin aku beli tidak bisa diunduh.

Menyadari kesalahanku, aku mencoba untuk menonaktifkan tweak In-App Purchase. Pada aplikasi National Geographic, status edisi majalah yang ingin aku beli sudah berubah menjadi 'Purchased' sehingga aku tidak bisa melakukan pembelian ulang. Hanya ada pilihan untuk melakukan pengunduhan, namun tentu saja selalu gagal. Namun demikian, ada pilihan untuk berlangganan, dan aku memilih pilihan tersebut. Pembelian ini pun sukses, setelah aku melakukan konfirmasi pembelian dengan memasukkan password Apple ID ku. Tetapi apa daya, edisi National Geographic yang aku inginkan tetap tidak bisa diunduh.

Aku pun mencoba untuk komplain melalui Customer Support National Geographic. Responku segera dibalas, namun sepertinya mereka tidak terlalu memahami permasalahannya dan hanya menyarankanku untuk melakukan restart iPad, dan beberapa perintah-perintah lain yang tidak masuk akal. Tentu saja restart hingga install ulang aplikasi Newsstand sudah aku lakukan dengan hasil yang nihil. Walaupun ak telah menginstall lang aplikasinya, status edisi majalah yang ingin aku unduh tidak berubah: 'Purchased'. Dari sini aku yakin bahwa ada ID unik untuk perangkat iPad yang aku gunakan. ID tersebut sepertinya disimpan di servernya National Geographic bersama dengan informasi pembelian edisi majalah yang aku inginkan. Artinya, sebenarnya secara teknis masalah ini ada di National Geographic, namun mereka tidak paham dengan inti permasalahannya dan malah menyarankanku untuk mengontak iTunes Customer Support.

Setelah berpikir bahwa National Geographic tidak akan bisa membantu menyelesaikan permasalahanku, aku pun mengontak iTunes Customer Support melalui email pada hari yang sama. Emailku baru dibalas pada tengah malam, menyesuaikan dengan perbedaan waktu. Yang membuatku cukup terkejut adalah, yang pertama dilakukan oleh Customer Support iTunes adalah me-refund pembelian yang telah aku lakukan. Baru kemudian menanyakan informasi yang lebih detail mengenai permasalahan yang aku hadapi. Walaupun aku tahu bahwa masalah ini bukan berasal dari Apple, namun sepertinya para Customer Support nya Apple telah dilatih untuk memberikan yang terbaik untuk pelanggannya. Memang, pada akhirnya komplainku ke Apple tidak menyelesaikan permasalahanku, namun paling nggak transaksiku sudah di-refund.

Setelah kejadian ini, aku merasa puas dengan apa yang telah diberikan Apple sebagai respon dari komplainku. Dengan pelayanan seperti ini, wajar jika tingkat kepuasan dan kepercayaan para pengguna Apple cukup tinggi. Memang, bisa kuakui harga produk Apple sedikit lebih mahal dibandingkan dengan produk dari vendor lain. Namun dengan pelayanan yang baik dan memuaskan seperti ini, kurasa para fans Apple tidak menyesal untuk mengeluarkan uang sedikit lebih banyak. Worth it lah..

Jumat, Mei 18, 2012

Menampilkan Folder User Library pada Mac OSX 10.7

Secara default, Mac OS X Lion menyembunyikan folder Library untuk setiap user. Folder Library tidak akan ditampilkan pada Finder, namun pengguna masih dapat mengaksesnya melalui Terminal. Tentunya hal ini cukup merepotkan jika pengguna tersebut sering mengakses folder Library nya.

Untuk menampilkan folder Library, pengguna dapat menggunakan perintah chflags. Caranya,
1. Buka aplikasi Terminal melalui /Applications/Utilities
2. Jalankan perintah chflags nohidden ~/Library

Tentu saja pengguna juga bisa kembali menyembunyikan folder Library tersebut dengan perintah chflags hidden ~/Library

Cara lain adalah dengan mengatur Finder agar menampilkan semua file dan folder dengan cara:
1. Buka aplikasi Terminal
2. Jalankan perintah defaults write com.apple.Finder AppleShowAllFiles TRUE
3. Jalankan perintah killall Finder. Perintah tersebut akan me-reload Finder dengan konfigurasi yang baru.

Setelah perintah tersebut dijalankan, semua file dan folder yang tersembunyi akan ditampilkan pada Finder. File yang memiliki attribut hidden maupun yang berawalan '.' akan ditampilkan dengan icon yang lebih transparan dan berwarna abu-abu.

Untuk menyembunyikan kembali semua file dan folder yang memiliki flag hidden, dapat menjalankan cara diatas dengan mengganti perintah pada nomor 2 dengan perintah defaults write com.apple.Finder AppleShowAllFiles FALSE.

Selamat mencoba

Selasa, Mei 08, 2012

Review Game: Kingdom Rush HD

Kingdom Rush adalah game strategi bergenre Tower Defense. Aplikasi ini tersedia di iTunes Store dengan harga $2,99. Sesuai namanya yang ada embel-embel HD nya, aplikasi ini hanya tersedia untuk iPad, karena memang untuk game bergenre TD paling nyaman untuk dimainkan pada perangkat yang memiliki layar besar.

Ada 4 macam tower yang dimiliki game ini. Ke-empat towernya bisa diupgrade ke level yang lebih tinggi sesuai dengan level permainannya. Pada level yang paling tinggi, ada dua spesialisasi dari masing-masing tower yang tentunya memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Setelah diupgrade ke level tower yang paling tinggi, pemain bisa menambah kemampuan towernya dengan fitur spesial yang hanya tersedia untuk tower tersebut.


Dengan lebih dari 40 macam musuh dengan kemampuan yang beda-beda, membuat permainan menjadi lebih menarik dan menantang. Level-level tertentu memiliki boss yang perilaku dan kemampuannya berbeda-beda. Seperti misalnya pada level yang boss nya memiliki kemampuan untuk membekukan tower yang kita miliki. Pemain harus melakukan tap pada tower yang beku untuk menghancurkan esnya.

Permainan ini juga memiliki 6 macam hero. 3 diantaranya dapat langsung dipilih, sementara 3 sisanya harus dibeli melalui In App Purchase dengan harga $0,99 untuk masing-masing hero nya. Fitur hero ini tergolong baru, dan baru muncul pada versi update terakhir yang dirilis akhir bulan April lalu bersamaan dengan penambahan level pada permainannya. Tidak seperti tower yang bisa diupgrade dengan koin, level hero akan meningkat sepanjang permainan. Semakin banyak musuh yang dikalahkan, semakin cepat levelnya naik. Hero bisa saja mati, tetapi akan hidup lagi setelah beberapa saat.

Kingdom Rush HD terhubung ke Game Center. Namun bukan skor yang ditampilkan, tetapi achievement yang diperoleh pemain. Terdapat lebih dari 50 achievement pada permainan ini. Beberapa diantaranya cukup sepele dan tidak berkaitan dengan alur permainannya, namun memerlukan kejelian pemain untuk memperolehnya. Seperti misalnya pada level tertentu, pemain bisa menangkap ikan, atau membebaskan prajurit yang tersembunyi di layar.

Masing-masing level memiliki 3 jenis tipe permainan: Campaign, Heroic, an Iron Challenge. Masing-masing tipe dapat dimainkan pada mode Easy dan Normal.
  • Tipe Campaign adalah tipe permainan normal. Musuh akan muncul dalam beberapa wave dari wave pertama hingga wave terakhir, level kesulitannya akan meningkat secara gradual.
  • Tipe Heroic memiliki 6 wave saja, lebih sedikit dari tipe Campaign. Tipe permainan ini jelas lebih menantang, karena walaupun jumlah wave na lebih sedikit, tingkat kesulitan musuhnya cukup tinggi. Pada tipe ini, pemain diberikan lebih banyak koin dibandingkan dengan tipe Campaign, sehingga pemain bisa segera mengatur strategi dalam penempatan tower-towernya.
  • Tipe Iron Challenge bisa dikatakan merupakan tipe permainan yang paling sulit dan paling menantang. Hanya ada 1 wave dalam tipe permainan ini, namun musuh yang diberikan jauh lebih banyak. Tantangan pada tipe ini adalah tidak semua tower bisa dipakai. Sehingga pemain harus bisa memikirkan strategi yang tepat dengan tower yang tersedia.
Sesuai dengan genrenya, tujuan utama dari permainan Tower Defense adalah tidak boleh membiarkan musuh melewati semua tower dan masuk ke base kita. Pada tipe Campaign, jumlah musuh maksimal yang diperbolehkan lolos adalah 20. Namun demikian beberapa jenis musuh ketika lolos bisa mengurangi hingga 5 poin. Untuk boss, jelas 20 poin. Karena kalau bos lolos, berarti game over kan. Nah, untuk tipe Heroic dan Iron Challenge, tidak diperbolehkan ada musuh yang lolos. Sangat menantang bukan? Jumlah maksimal star yang isa didapatkan pada tipe Campaign adalah 3 star tergantung berapa jumlah musuh yang lolos. Sementara kedua tipe sisanya maksimal 1 star. Sehingga total star yang bisa didapatkanuntuk satu level adalah 5 star. Star ini bisa digunakan untuk mengupgrade kemampuan tower yang dimiliki dan ketika pemain memiliki 15 star, bisa ditukar untuk mengaktifkan hero dalam permainan.

Bagi penggemar game bergenre Tower Defense, Kingdom Rush HD wajib untuk dimiliki. Gameplay nya dinamis dan menarik, terlebih lagi didukung dengan grafis yang bagus. Membuat game ini adiktif untuk dimainkan. Ratingnya di iTunes pun sempurna: 5 bintang, dan yang memberikan rating sudah lebih dari 10 ribu pengguna. Ditambah sekarang harganya sedang promo menjadi $0,99. Ayo buruan, segera dapatkan game ini sebelum harganya naik lagi.

Jumat, Maret 30, 2012

Mengapa Saya Memilih Apple


Mungkin judul diatas terlalu provokatif, terutama bagi para Apple haters. Dan jika anda membaca tulisan-tulisan pada blog ini, mungkin anda bisa menarik kesimpulan bahwa penulis blog ini cenderung pro Apple dibandingkan dengan produk dari vendor lain. Memang aku akui, aku adalah pecinta produk-produk Apple walaupun mungkin perangkat Apple yang aku miliki juga nggak seberapa, hanya sebuah iPod, iPad, dan MacBook Air. Tetapi jujur saja, jika seandainya aku punya uang lebih, aku akan membeli produk Apple yang lain, yang tentunya nggak sekedar melihat merk saja, namun juga dari sisi kebutuhanku. Walaupun aku menyukai produk-produknya, aku nggak sebegitu gelap matanya sehingga membeli produk-produknya hanya sekedar untuk koleksi atau buang-buang uang saja. Memangnya cari uang gampang apa. #peace

Oke, kembali ke topik utama dari tulisan ini, alsan pertama mengapa aku memilih Apple adalah karena desainnya. Seperti halnya pada MacBook Air yang kumiliki, aku menyukainya karena desainnya yang elegan dan simpel. Memang, karena ukurannya banyak fitur-fitur yang dikorbankan, seperti misalnya DVD, ethernet jack, hingga port USB yang hanya 2. Tetapi nyatanya setelah aku pakai, justru fitur-fitur yang tidak ada tersebut jarang kupakai.

Selain itu, diferensiasi produk-produk Apple hampir dikatakan tidak ada. Seperti misalnya pada lini Mac, Apple hanya memiliki MacBook Air dan MacBook Pro. Walaupun ada beberapa varian untuk kedua produk ini, tetapi desainnya sama. Memang, pengguna tidak memiliki banyak pilihan desain, tetapi karena desainnya menurutku sudah cukup elegan, kurasa hal ini tidak menjadi masalah. Karena desainnya ini lah, produk-produk Apple kurasa cukup eksklusif. Jika kita menggunakan produknya, secara sekilas pun orang-orang yang melihat bisa tahu bahwa kita menggunakan produk Apple, bukan produk dari vendor lain.

Alasan kedua adalah kemudahan dalam pengoperasian perangkatnya. Baik Mac OS maupun iOS sangat mudah untuk dioperasikan. Seperti misalnya trackpad yang dimiliki oleh MacBook. Trackpad tersebut dapat bekerja secara maksimal seolah menyatu dengan Mac OS X nya. Tak seperti trackpad pada model laptop lain, trackpad MacBook memberikan fungsi dan kemudahan yang lebih banyak.

Begitu pula dengan iPad, pengoperasiannya sangat mudah dan intuitif karena Apple bisa mengatur cara kerja hardware dan software secara penuh, sehingga keduanya dapat memberikanuser experience yang lebih baik. Tak seperti pada platform Android, dimana para vendor hanya menyediakan hardwarenya, sementara OS nya didesain oleh Google. Tentunya perbedaan vendor yang membuat software dan hardware ini bisa menyebakan berbagai macam ketidaksinkronan dalam pengoperasian perangkatnya. Karena hardware yang digunakan juga berbeda-beda untuk masing-masing vendor, OS yang dipakai pun bisa jadi tidak maksimal dalam memanfaatkan sumber daya yang disediakan oleh hardware nya.

Alasan ketiga adalah ekosistem. Alasan ini memang tidak terlalu relevan dengan MacBook. Aplikasi-aplikasi yang tersedia untuk platform Mac tidak sebanyak yang tersedia untuk OS Windows. Walaupun Mac sangat mudah untuk digunakan, namun untuk urusan yang terkait dengan pekerjaan aku rasakan Mac memiliki banyak keterbatasan. Namun ini tidak berlaku dengan platform iOS. Dimana saat ini banyak sekali aplikasi yang tersedia, khususnya untuk iPad yang kurasa tidak bisa disaingi oleh Android untuk produk tabletnya. Contoh sederhananya adalah aplikasi Twitter. Jika anda pernah mencoba aplikasi Twitter untuk Galaxy Tab dan iPad, anda akan melihat bahwa aplikasi Twitter untuk iPad memberikan fitur yang lebih optimal. Aplikasi Twitter pada Galaxy Tab tampak seperti aplikasi yang didesain untuk smartphone namun dengan tampilan yang diperbesar.

Alasan keempat adalah faktor keamanan. Platform Mac OS X dan iOS saat ini dikenal cukup aman. Kedua platform ini cenderung lebih tertutup dibandingkan dengan platform lain, sehingga lebih aman. Menurut pengamatanku serangan-serangan virus dan malware pada sistem operasi Windows misalnya disebabkan karena kelengahan penggunanya. Banyak pengguna awam yang tidak mengetahui bahwa tindakan yang ia lakukan bisa berakibat fatal. Hal ini tidak berlaku pada Mac OS X, walaupun platform tersebut bisa dibilang tidak sepenuhnya aman, namun celahnya lebih sedikit, terlebih lagi jumlah malware dan virus ya g ada pada platform tersebut juga tidak sebanyak yang ada pada platform Windows.

Alasan terakhir adalah integrasi yang mudah antara produk-produk Apple. Jika anda menggunakan lebih dari satu produk Apple, anda akan dapat dengan mudah melakukan sinkronisasi data pada semua perangkat yang anda miliki. Apple memiliki iCloud untuk memberikan kemudahan dalam sinkronisasi data. Apple juga memiliki iTunes, yang bertindak sebagai aplikasi tunggal untuk menghubungkan perangkat-perangkat seperti iPod, iPhone, dan iPad dengan Mac.

Review Buku: Dewey Datang Lagi

Pada awalnya kupikir buku ini akan menceritakan kisah lain dari Dewey si Kucing Perpustakaan dari Spencer. Ternyata isinya meleset dari ekspektasiku. Buku ini berisi 9 kisah lain yang tentunya berhubungan dengan kucing, yang pada umumnya terinspirasi dari kisah Dewey. Setelah membaca buku ini, baru kusadari jika judul aslinya adalah Dewey Nine's Lives. Sedikit kecewa juga karena terjemahan judulnya kurang cocok dan cenderung menipu.


Salah satu kekurangan buku ini adalah ada beberapa bagian yang menurutku menjadi tidak fokus dengan tema utamanya. Misalnya ada bagian-bagian yang cenderung fokus pada kisah hidup pemilik kucingnya, yang menurutku malah tidak relevan dengan kucing sama sekali. Selain itu alur ceritanya tidak teratur dan cenderung melompat-lompat, seolah ada dua hal dengan fokus yang berbeda yang ingin ditekankan oleh penulisnya.

Setelah selesai membaca buku ini rasanya aku ingin memiliki kucing kesayanganku sendiri. Hebat juga kucing-kucing yang diceritakan pada buku ini bisa hidup hingga belasan tahun. Padahal sepanjang aku pernah memiliki kucing peliharaan, umurnya tidak pernah melesati 10 tahun. Entah apakah karena memang ras dan jenisnya yang berbeda membuat umur rata-ratanya juga berbeda cukup jauh.

Diluar judulnya yang menipu, secara keseluruhan isinya lumayan bagus. Ada beberapa kisah yang cukup mengharukan, yang bisa dirasakan lebih mendalam khususnya jika anda adalah seorang dan penyayang kucing. Beberapa kisah lain menurutku mampu memberikan inspirasi untuk lebih menyayangi kucing sebagai makhluk yang bisa menjadi sahabat dekat manusia. Dan satu hal lain yang aku suka dari buku ini adalah ending di kisah terakhir. Seolah  harapan-harapan si penulis buku ini pada akhirnya bisa tercapai, khususnya setelah Dewey pergi untuk selama-lamanya.