Jumat, Maret 30, 2012

Mengapa Saya Memilih Apple


Mungkin judul diatas terlalu provokatif, terutama bagi para Apple haters. Dan jika anda membaca tulisan-tulisan pada blog ini, mungkin anda bisa menarik kesimpulan bahwa penulis blog ini cenderung pro Apple dibandingkan dengan produk dari vendor lain. Memang aku akui, aku adalah pecinta produk-produk Apple walaupun mungkin perangkat Apple yang aku miliki juga nggak seberapa, hanya sebuah iPod, iPad, dan MacBook Air. Tetapi jujur saja, jika seandainya aku punya uang lebih, aku akan membeli produk Apple yang lain, yang tentunya nggak sekedar melihat merk saja, namun juga dari sisi kebutuhanku. Walaupun aku menyukai produk-produknya, aku nggak sebegitu gelap matanya sehingga membeli produk-produknya hanya sekedar untuk koleksi atau buang-buang uang saja. Memangnya cari uang gampang apa. #peace

Oke, kembali ke topik utama dari tulisan ini, alsan pertama mengapa aku memilih Apple adalah karena desainnya. Seperti halnya pada MacBook Air yang kumiliki, aku menyukainya karena desainnya yang elegan dan simpel. Memang, karena ukurannya banyak fitur-fitur yang dikorbankan, seperti misalnya DVD, ethernet jack, hingga port USB yang hanya 2. Tetapi nyatanya setelah aku pakai, justru fitur-fitur yang tidak ada tersebut jarang kupakai.

Selain itu, diferensiasi produk-produk Apple hampir dikatakan tidak ada. Seperti misalnya pada lini Mac, Apple hanya memiliki MacBook Air dan MacBook Pro. Walaupun ada beberapa varian untuk kedua produk ini, tetapi desainnya sama. Memang, pengguna tidak memiliki banyak pilihan desain, tetapi karena desainnya menurutku sudah cukup elegan, kurasa hal ini tidak menjadi masalah. Karena desainnya ini lah, produk-produk Apple kurasa cukup eksklusif. Jika kita menggunakan produknya, secara sekilas pun orang-orang yang melihat bisa tahu bahwa kita menggunakan produk Apple, bukan produk dari vendor lain.

Alasan kedua adalah kemudahan dalam pengoperasian perangkatnya. Baik Mac OS maupun iOS sangat mudah untuk dioperasikan. Seperti misalnya trackpad yang dimiliki oleh MacBook. Trackpad tersebut dapat bekerja secara maksimal seolah menyatu dengan Mac OS X nya. Tak seperti trackpad pada model laptop lain, trackpad MacBook memberikan fungsi dan kemudahan yang lebih banyak.

Begitu pula dengan iPad, pengoperasiannya sangat mudah dan intuitif karena Apple bisa mengatur cara kerja hardware dan software secara penuh, sehingga keduanya dapat memberikanuser experience yang lebih baik. Tak seperti pada platform Android, dimana para vendor hanya menyediakan hardwarenya, sementara OS nya didesain oleh Google. Tentunya perbedaan vendor yang membuat software dan hardware ini bisa menyebakan berbagai macam ketidaksinkronan dalam pengoperasian perangkatnya. Karena hardware yang digunakan juga berbeda-beda untuk masing-masing vendor, OS yang dipakai pun bisa jadi tidak maksimal dalam memanfaatkan sumber daya yang disediakan oleh hardware nya.

Alasan ketiga adalah ekosistem. Alasan ini memang tidak terlalu relevan dengan MacBook. Aplikasi-aplikasi yang tersedia untuk platform Mac tidak sebanyak yang tersedia untuk OS Windows. Walaupun Mac sangat mudah untuk digunakan, namun untuk urusan yang terkait dengan pekerjaan aku rasakan Mac memiliki banyak keterbatasan. Namun ini tidak berlaku dengan platform iOS. Dimana saat ini banyak sekali aplikasi yang tersedia, khususnya untuk iPad yang kurasa tidak bisa disaingi oleh Android untuk produk tabletnya. Contoh sederhananya adalah aplikasi Twitter. Jika anda pernah mencoba aplikasi Twitter untuk Galaxy Tab dan iPad, anda akan melihat bahwa aplikasi Twitter untuk iPad memberikan fitur yang lebih optimal. Aplikasi Twitter pada Galaxy Tab tampak seperti aplikasi yang didesain untuk smartphone namun dengan tampilan yang diperbesar.

Alasan keempat adalah faktor keamanan. Platform Mac OS X dan iOS saat ini dikenal cukup aman. Kedua platform ini cenderung lebih tertutup dibandingkan dengan platform lain, sehingga lebih aman. Menurut pengamatanku serangan-serangan virus dan malware pada sistem operasi Windows misalnya disebabkan karena kelengahan penggunanya. Banyak pengguna awam yang tidak mengetahui bahwa tindakan yang ia lakukan bisa berakibat fatal. Hal ini tidak berlaku pada Mac OS X, walaupun platform tersebut bisa dibilang tidak sepenuhnya aman, namun celahnya lebih sedikit, terlebih lagi jumlah malware dan virus ya g ada pada platform tersebut juga tidak sebanyak yang ada pada platform Windows.

Alasan terakhir adalah integrasi yang mudah antara produk-produk Apple. Jika anda menggunakan lebih dari satu produk Apple, anda akan dapat dengan mudah melakukan sinkronisasi data pada semua perangkat yang anda miliki. Apple memiliki iCloud untuk memberikan kemudahan dalam sinkronisasi data. Apple juga memiliki iTunes, yang bertindak sebagai aplikasi tunggal untuk menghubungkan perangkat-perangkat seperti iPod, iPhone, dan iPad dengan Mac.

Review Buku: Dewey Datang Lagi

Pada awalnya kupikir buku ini akan menceritakan kisah lain dari Dewey si Kucing Perpustakaan dari Spencer. Ternyata isinya meleset dari ekspektasiku. Buku ini berisi 9 kisah lain yang tentunya berhubungan dengan kucing, yang pada umumnya terinspirasi dari kisah Dewey. Setelah membaca buku ini, baru kusadari jika judul aslinya adalah Dewey Nine's Lives. Sedikit kecewa juga karena terjemahan judulnya kurang cocok dan cenderung menipu.


Salah satu kekurangan buku ini adalah ada beberapa bagian yang menurutku menjadi tidak fokus dengan tema utamanya. Misalnya ada bagian-bagian yang cenderung fokus pada kisah hidup pemilik kucingnya, yang menurutku malah tidak relevan dengan kucing sama sekali. Selain itu alur ceritanya tidak teratur dan cenderung melompat-lompat, seolah ada dua hal dengan fokus yang berbeda yang ingin ditekankan oleh penulisnya.

Setelah selesai membaca buku ini rasanya aku ingin memiliki kucing kesayanganku sendiri. Hebat juga kucing-kucing yang diceritakan pada buku ini bisa hidup hingga belasan tahun. Padahal sepanjang aku pernah memiliki kucing peliharaan, umurnya tidak pernah melesati 10 tahun. Entah apakah karena memang ras dan jenisnya yang berbeda membuat umur rata-ratanya juga berbeda cukup jauh.

Diluar judulnya yang menipu, secara keseluruhan isinya lumayan bagus. Ada beberapa kisah yang cukup mengharukan, yang bisa dirasakan lebih mendalam khususnya jika anda adalah seorang dan penyayang kucing. Beberapa kisah lain menurutku mampu memberikan inspirasi untuk lebih menyayangi kucing sebagai makhluk yang bisa menjadi sahabat dekat manusia. Dan satu hal lain yang aku suka dari buku ini adalah ending di kisah terakhir. Seolah  harapan-harapan si penulis buku ini pada akhirnya bisa tercapai, khususnya setelah Dewey pergi untuk selama-lamanya.

Minggu, Maret 25, 2012

iPad Apps Review: Awesome Note HD


Setelah mencoba berbagai macam aplikasi Note untuk iPad, akhirnya pilihanku jatuh pada Awesome Note HD. Alasan yang pertama adalah tampilan dan desainnya yang menarik dan nyaman untuk dilihat. Ada beberapa aplikasi Note lain yang sudah kucoba dan lumayan bagus, tetapi menurutku fitur-fiturmya tidak terlalu lengkap, sehingga untuk bisa memenuhi kebutuhanku aku akan memerlukan beberapa aplikasi Note yang berbeda.

Ketika dibuka pertama kali, tampilan aplikasi ini terlihat ciamik dan serasi. Bayangkan aplikasi ini adalah sebuah notebook, dimana didalamnya berisi bermacam-macam folder. Dan masing-masing folder berisi catatan-catatan kita yang telah dikelompokkan. Memang sekilas terlihat cukup rumit dan karena hampir semua bagian layar terisi oleh informasi. Namun, jika sudah terbiasa, akan disadari bahwa aplikasi ini mampu menyajikan semua informasi yang kita butuhkan.

Walaupun aplikasi ini tergolong cukup mahal: $ 4.99, tapi menurutku - sepadan dengan fitur-fitur yang dimiliknya. Ada beberapa fitur kunci yang menurutku menjadi nilai lebih aplikasi ini dibandingkan dengan aplikasi-aplikasi Note lain. Fitur-fitur tersebut diantaranya adalah:

Tampilan & Desain
Dengan tampilan aplikasi yang menurutku sangat memukau, ditambah dengan desain aplikasi yang menurutku intuitif dan mudah digunakan,  akan membuat siapapun tertarik untuk mencobanya. Masing-masing folder bisa diatur, mulai dari warnanya, icon yang digunakan, jenis tampilan note, latar belakang pada catatan, serta jenis font yang digunakan.

Pada dasarnya, tampilan aplikasi ini menjadi tiga bagian. Bagian paling kiri menampilkan daftar semua folder. Bagian tengah menampilkan daftar semua catatan pada folder yang dipilih. Sementara bagian yang paling kanan menampilkan detail dari catatan yang sedang dipilih. Pengguna bisa mengatur tampilan pada bagian tengan yang menampilkan daftar catatan, apakah ingin ditampilkan dalam bentuk seperti pada To Do List, Jurnal, hanya berupa daftar saja (hanya berupa judul catatan) atau menampilkan catatan berserta dengan detailnya.

Aplikasi ini juga memungkinkan penggunanya untuk memasukkan gambar maupun peta, dan pengguna juga bisa menambahkan coretan-coretan pada gambar tersebut. Selain membuat catatan biasa, pengguna juga bisa menyimpan catatan yang berupa to-do-list maupun anniversary-list. Fitur-fitur tersebut kurasa sangat berguna, dan membuat aplikasi ini dapat berperan sebagai notebook dan agenda digital.

Keamanan
Awesome Note HD memiliki fitur keamanan yang memungkinkan pengguna untuk mengunci masing-masing folder dengan passcode. Untuk membuka folder yang dikunci, pengguna harus memasukkan passcode nya terlebih dahulu.

Sinkronisasi dan Transfer Catatan
Aplikasi in memiliki fitur sinkronisasi yang memungkinkan catatan-catatan yang ada disinkronisasikan dengan aplikasi pihak ketiga. Pada versi aplikasi yang sedang aku ulas, aplikasi ini dapat melakukan sinkronisasi dengan Google Docs mapun dengan Evernote. Selain sinkronisasi semua catatan, pengguna juga dapat melakukan proses export dan import dari dan ke Google Docs dan Evernote. Catatan yang akan di-export maupun di-import bisa dipilih secara bebas. Pengguna juga dapat berbagi catatan dengan perangkat berbasis iOS lain melalui bluetooth, dengan syarat aplikasi ini juga terinstall pada perangkat yang menjadi tujuan transfernya.

Fungsi Backup & Restore
Pengguna dapat melakukan backup pada seluruh catatan yang ada. Fle backup yang telah dibuat selanjutnya dapat ditransfer ke PC/laptop menggunakan iTunes maupun melalui web. Aplikasi ini dapat dapat berfungsi sebagai Web Server yang dapat diakses dari PC/laptop melalui/WiFi pada jaringan yang sama. Begitu pula dengan fitur Restore nya. Pengguna bisa mentransfer file yang akan di-restore melalui iTunes maupun melalui Web.

Media Penyimpanan Offline
Untuk menggunakan aplikasi ini, pengguna tidak perlu membuat akun terlebih dahulu. Setelah membeli, aplikasi ini langsung dapat digunakan walaupun tidak terkoneksi dengan internet. Koneksi ke internet hanya dibutuhkan untuk melakukan sinkronisasi dengan Google Docs maupun Evernote.

Kesimpulan
Aku menyukai aplikasi ini karena selain desainnya yang menarik, aplikasi ini juga mampu meningkatkan produktivitas kerjaku. Namun demikian, aku mengharapkan aplikasi ini juga mampu menyediakan fitur sinkronisasi dengan iCloud maupun DropBox yang kini sudah mulai banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi lain.

Bagi pengguna iPad yang ingin mencoba kehandalan aplikasi ini, dapat mencoba versi Lite nya yang memberikan fitur secara penuh, namun membatasi jumlah catatan yang bisa disimpan menjadi hanya 10 catatan saja. Aplikasi ini juga tersedia untuk iPhone maupun iPod Touch dengan harga yang lebih terjangkau, yang tentunya tampilannya akan lebih terbatas dan tidak seleluasa pada versi iPad nya.

Minggu, Maret 18, 2012

Harga untuk Sebuah Produk Apple


Dulu, ketika aku belum memiliki satupun produk Apple, aku menyimpulkan harga produk-produk keluaran Apple terlalu mahal. Memang waktu itu keadaan kantong juga nggak memungkinkan untuk membelinya. Sekarang, aku juga masih menyadari, bahwa harganya masuh tetap sama, rata-rata diatas produk kompetitornya. Terlebih lagi, variasi untuk masing-masing produk bisa dibilang tidak ada. Contohlah MacBook, yang membedakan hanyalah ukuran layar dan spesifikasi jeroannya. Desainnya tetap sama.

Dengan kenyataan bahwa harganya lebih mahal, mengapa masih banyak orang-orang yang membelinya? Harga memang tidak bisa bohong. Dan konsumen juga tidak bisa dibohongi. Jika pembeli merasa puas, kemungkinan besar akan membeli lagi di masa yang akan datang. Memang sih, tidak semua produk Apple laris manis di pasaran, tetapi melihat kenyataan bahwa produk-produk seperti iPhone dan iPad begitu laris manis di pasaran, menunjukkan bahwa konsumen puas dengan produknya.

Selain harganya lebih mahal, pada umumnya spec yang ditawarkan tergolong bukan spec yang paling tinggi. Malah spec teknis untuk produk-produk seperti iPhone dan iPad berada di bawah kompetitornya. Jika kita memandang harga produk selalu ditentukan oleh spec teknis, maka kita sebenarnya telah lupa bahwa ada faktor-faktor lain yang yang ikut mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut menurutku diantaranya adalah inovasi dan ekosistem penggunanya.

Seperti dalam contoh iPhone dan iPad, kedua perangkat ini menggunakan iOS yang jelas tidak ditemui di produk kompetitor: Android. Jika pengguna menghargai hak atas kekayaan intelektual, tentunya menyadari bahwa fitur-fitur diluar spec teknis yang ditawarkan oleh produk Apple akan mempengaruhi harga jualnya. Para konsumen membayar lebih untuk fitur-fitur yang tidak ditawarkan oleh produk kompetitor lain. Tidak seperti produk kompetitor yang memiliki OS Android, dimana fitur yang ditawarkan pada umumnya sama. Yang membedakan produk-produk tersebut adalah spec teknis dan desain. Jadi sebenarnya, menurut pendapatku sendiri untuk merasakan pengalaman pada OS Android, aku bisa membeli perangkat manapun dan merk apapun selama menggunakan OS yang sama. Tentunya ini tidak menumbuhkan keterikatan antara konsumen dan produsennya.

Faktor kedua adalah ekosistem. Saat ini banyak sekali aplikasi yang tersedia untuk iPad dan iPhone, dan mungkin sebagian diantaranya hanya ekslusif untuk perangkat iOS saja. Aplikasi-aplikasi ini tentunya ada pembuatnya. Para developer juga ikut menjadi bagian dari ekosistem yang diciptakan oleh Apple. Melihat pendapatan Android Market (sekarang berganti nama menjadi Google Play) yang masih kalah jauh dibandingkan dengan Apple AppStore, menunjukkan bahwa konsumen Apple lebih banyak membeli aplikasi dibanding oleh konsumen Android walaupun pada kenyataannya jumlah pengguna Android telah melampaui pengguna iOS. Melihat kenyataan ini, kurasa para developer akan cenderung memprioritaskan pengembangan aplikasi pada perangkat iOS dibandingkan dengan Android. Para developer tentunya juga membutuhkan uang (ga usah munafik lah), dan sudah sepantasnya konsumen yang menggunakan aplikasinya jugs membayar dengan harga yang setimpal, bukan malah membajaknya. Aku melihat bahwa ekosistem Yang diciptakan Apple masih lebiha baik dibandingkan dengan ekosistem pada perangkat Android. Konsumen yang paham akan hal ini tentunya rela mengeluarkan uang lebih untuk memilih produk Apple.

Disinilah Apple menciptakan keterikatan dengan konsumennya, para Apple fanboy. Apple mampu memberikan sesuatu experience yang tidak akan didapatkan pada produk kompetitor lain. Tidak peduli apakah para fanboy ini membeli produk Apple hanya untuk sekedar gaya-gayaan, atau memang benar-benar memanfaatkan fungsi perangkatnya dengan maksimal, mereka menyadari satu hal: membayar lebih mahal untuk sebuah produk yang memberikan nilai lebih bukan menjadi masalah untuk mereka.

Bahagia itu Sederhana

Dalam perjalanan pulang beberapa waktu yang lalu, aku transit di Stasiun Manggarai. Seperti biasanya stasiun ini selalu sibuk, karena memang berada di persimpangan jalur dari Bogor, Bekasi, Stasiun Kota, dan Tanah Abang. Kuperhatikan orang-orang yang yang berada disekelilingku, yang kebanyakan adalah penumpang. Pada umumnya mereka sibuk dengan urusan masing-masing, entah itu mengutak-atik ponsel mereka masing-masing, membaca koran, atau sekedar melamun sambil menunggu kereta tiba.

Ada yang menggelitik pikiranku saat mataku menangkap seorang ibu dan anaknya bermain-main di area peron. Ibu dan anak tersebut juga berinteraksi dengan petugas stasiun yang juga sedang senggang. Melihat dari cara interaksi mereka, sepertinya ibu dan anak tersebut bukan calon penumpang dan tinggal di area dekat stasiun. Pemandangannya sangat kontras, mereka bisa tertawa-tawa dengan lepas, berbeda dengan ekspresi dan mimik para calon penumpang yang kebanyakan justru serius, atau bahkan tanpa ekspresi.

Setelah kuamati cukup lama, aku menyadari arti kebahagiaan itu begitu sederhana, tetapi banyak orang yang terus mencarinya. Mencari kebahagiaan, tetapi pada akhirnya apa yang mereka dapatkan hanyalah kebahagiaan semu. Mengamati apa yang terjadi di depan mataku, aku hanya bisa terdiam. Aku merasa iri, aku merasa malu pada diriku sendiri. Rasanya perasaan bahagia seperti yang dirasakan oleh ibu dan anak tersebut, jarang sekali kurasakan belakangan ini. Sepertinya kesibukanku belakangan ini dan tekanan-tekanan dari pekerjaan telah membuatku lupa tentang arti bahagia itu sendiri.

Yah, bahagia itu sangat sederhana, namun juga menjadi pilihan. Setiap orang punya hak untuk merasa bahagia. Dan setiap orang juga punya pilihan untuk merasa bahagia ataupun tak merasa bahagia. Berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang telah diharapkan bisa memberikan kebahagiaan. Melakukan hal-hal yang menyenangkan juga bisa memberikan kebahagiaan. Merasa bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki juga bisa memberikan kebahagiaan. Tinggal kita mau pilih yang mana.

Ah, kurasa minggu-minggu berikutnya, aku harus mulai meluangkan lebih banyak waktu untuk sekedar menikmati hidup dan merenungkan segala hal yang sudah kumiliki dan membebaskan diri dari pikiran-pikiran yang malah membuat dunia tampak begitu rumit. Banyak jalan menuju Roma, dan banyak pula jalan menuju kebahagiaan...

Minggu, Maret 11, 2012

Mengapa sih orang-orang membenci Apple?

PS:
Tulisan dibawah ini sepenuhnya opini, dan mungkin isinya nggak penting-penting amat. Penulis juga seorang Apple fanboy, jadi wajar aja kalo subyektif :p

Pertama-tama, dalam tulisan ini aku tidak bermaksud untuk menyulut api peperangan baik terhadap pendukung Apple ataupun pembenci Apple, yang kurasa sebagian besarnya adalah Android fanboy. Belakangan ini, jika membaca artikel-artikel di internet terkait dengan pencapaian perangkat berplatform Android maupun iOS, selalu saja ada komentar-komentar yang pro dan kontranya, dimana pro dan kontra ini kadang sudah menjadi tidak logis lagi. Seolah keduanya menjadi semacam keyakinan, dimana masing-masing pihak merasa dirinyalah yang paling benar.

Oke, diluar itu semua, aku hanya ingin mengomentari para Apple haters, yang seringkali menganggap produk-produk buatan Apple adalah produk sampah, terlalu membatasi, dan bahkan mereka juga mengatakan pengguna Apple adalah orang-orang bodoh, yang menghambur-hamburkan uang untuk membeli sebuah produk yang harganya mahal alias overpriced. Pengguna Apple dianggap bodoh karena mereka pikir dengan harga yang lebih rendah, seharusnya pengguna Apple bisa lebih memilih Android yang menawarkan fitur serupa bahkan lebih banyak karena platformnya cenderung lebih terbuka.

Untuk komentar pertama yang mengatakan produk Apple adalah produk sampah, kurasa ini sudah keterlaluan. Aku nggak ngerti kenapa para Apple haters bisa memberikan kesimpulan seperti ini. Aneh kan dibilang sebuah produk sampah tapi pada kenyataannya produknya laku dipasaran dan banyak yang membeli. Apakah karena sistemnya yang lebih tertutup dan cenderung sulit untuk dimodifikasi sehingga disebut produk sampah? Well, entahlah. Menurutku pengguna perangkat iOS maupun Android, pasti terbagi kedalam beberapa segmen. Dan kurasa segmen terbesar adalah pengguna awam, yang memang nggak mau ribet dalam menggunakan perangkatnya, alias nggak butuh ngoprek. Jadi, wajar saja nggak banyak pengguna Apple yang komplain, lha wong mereka sendiri nggak butuh macem-macem kok, yang penting perangkat yang mereka pakai sesuai dengan kebutuhan mereka. Dari sudut pandangku, kegiatan oprek-mengoprek ini biasanya dilakukan untuk kesenangan aja, bukan ke arah untuk meningkatkan produktivitas.

Well, lantas apakah pengguna Apple bodoh? itu ya tergantung dari penggunanya itu sendiri. Pengguna yang bodoh itu dari sudut pandangku adalah pengguna yang tidak mengerti apa yang dia butuhkan dan membeli perangkat yang salah. Baik platform iOS maupun Android memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pengguna yang cerdas tentu memahami perbedaan diantara keduanya, dan memilih mana perangkat yang lebih bisa memberikan manfaat dan sesuai dengan kebutuhannya.

Nah seringkali para Apple haters ini selalu beranggapan bahwa platform Android lebih baik daripada iOS dan memberikan fitur yang lebih banyak. Sehingga mereka mengatakan produk-produk buatan Apple harganya kemahalan. Sebagai seorang pengguna Android dan iOS, aku nggak menyangkal bahwa dengan spesifikasi yang tidak setinggi spesifikasi perangkat berbasis Android harga perangkat berbasis iOS lebih mahal. Yang mungkin tidak masuk hitungan oleh para Apple haters ini adalah bahwa Apple selain menjual perangkat, dia juga menjual user experience yang lebih baik dalam menggunakan perangkatnya. Para pengguna produk Apple yang puas dengan Apple, kurasa menyadari akan hal ini, dan mereka mau membeli sebuah produk dengan harga yang lebih mahal untuk sebuah user experience yang lebih baik.

Disisi lain, spesifikasi teknis juga diperlukan. Namun dalam hal ini, spesifikasi teknis yang tinggi tidak diperlukan selama dengan spesifikasi yang lebih rendah, perangkatnya bisa berjalan dengan efisien. Sebagai perbandingan, perangkat-perangkat Android yang canggih-canggih memiliki spesifikasi teknis yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perangkat iOS. Mulai dari clock processor yang 1,5 GHz, hingga memori yang besarnya 1 GB. Well, sementara untuk perangkat iOS, memorinya paling besar hanya 512 MB, tapi toh buktinya aplikasi bisa berjalan lebih smooth dan tidak ada masalah. Jadi buat apa tambahan memori sebesar 1GB jika 512 MB saja sudah mencukupi? Apple menurutku sangat memahami keinginan dan kebutuhan pengguna secara umum, yang tentunya pasti akan menyisakan sebagian kecil pengguna yang kebutuhannya tidak bisa dipenuhi oleh prangkat-perangkat berbasis iOS.

Jika aku bisa berkomentar sedikit keras, para pengguna perangkat Android yang mengatakan pengguna perangkat Apple adalah orang-orang yang bodoh, mereka harusnya ngaca dulu. Pernah pakai perangkatnya Apple nggak? Kalau belum pernah pakai, coba dulu. Kalau udah pernah pakai dan berkomentar seperti itu, paling nggak di share mengapa dulu pernah menjadi orang yang bodoh dengan menggunakan perangkatnya Apple. Kebodohan yang ada menurutku cuma satu, yaitu membeli perangkat yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Itu saja.

Akhir kata, seringkali pengguna perangkat Apple juga nyombong, berasa jadi orang kaya setelah memiliki perangkatnya. Yang lebih parah adalah pengguna yang membeli produk Apple hanya untuk gaya-gayaan karena dia mampu untuk membelinya. Pengguna seperti ini nih yang menurutku udah kelewatan. Walaupun nggak salah juga sih, lha wong dia punya duit. Tapi ya itu dia, untuk sebuah perangkat yang bisa memberikan banyak manfaat jika dipakai dengan maksimal, kurasa sayang amat jika hanya dipakai untuk gaya-gayaan doang. Yah kecuali gaya-gayaan ini dianggap sebagai sebuah manfaat dan nilai tambah lain, yang nilainya mungkin tak terukur oleh kebanyakan orang. Tapi masih mending lah, dibandingksn dengan orang yang membeli perangkatnya, tetapi nggak tahu mau diapain dan nggak ngerti manfaatnya. Terdengar mubazir kan? Tapi yah kembali lagi ke yang punya duit. Urusan itu mau kepake atau nggak ya terserah yang beli dong.

Boneka Paddington Bear


Finally, setelah bersabar mengumpulkan kupon demi kupon dari struk belanja di Carrefour, ditambah dengan 'ngemis-ngemis' ke orang-prang terdekat yang memang nggak memerlukan kuponnya, akhirnya terkumpul juga 80 kupon. Ke-80 kupon ini ditukarkan dengan sebuah boneka Paddington Bear yang mengenakan Jas Hujan.

Periode promo dari Carrefour sebenarnya sampai bulan Mei, dan kurasa masih bisa ngejar lah untuk mengumpulkan 100 kupon untuk ditukarkan boneka yang lebih besar. Tapi berhubung belakangan ini stoknya udah abis, jadi khawatir nggak kebagian. Mana di promonya dibilangnya "Selama persediaan masih ada". Kalau sampai kehabisan kan bisa nyesek, kemarin aja bonekanya juga dapet setelah re-stok.

Sedikit kecewa juga setelah mengetahui bonekanya ternyata nggak sebesar yang aku kira. Memang gambar dalam iklan itu bisa sedikit menipu. Seandainya boneka yang paling besar ukurannya nggak beda jauh dengan yang kudapat kemarin, rasanya nggak nyesel untuk nggak nunggu sampe dapet 100 kupon. Hehehe..

Sabtu, Maret 03, 2012

Perbandingan Apple iPad 2 vs Samsung Galaxy Tab (3)

Sebelumnya..

Fitur Multimedia
[iPad] iPad dapat memainkan audio dan video dalam berbagai format. Semua dokumen audio dan video ini dapat ditransfer dan disinkronisasikan melalui iTunes. Pengguna dapat membuat playlist di iTunes dan mensinkronisasikannya langsung ke iPad maupun perangkat iOS lain. Pengguna juga bisa membuat dan mengatur playlist melalui aplikasi Music di iPad, namun tentunya akan lebih nyaman dan cepat jika dilakukan di iTunes.

Untuk dukungan terhadap file video, Apple cukup ketat. Default video playernya hanya mendukung format mp4 dan mov. Untuk format lain, tidak didukung. Ketika pengguna menambahkan file video yang tidak didukung Apple melalui iTunes, pengguna akan diberikan pilihan untuk mengkonversinya kedalam format yang didukung. Tentunya urusan konversi ini cukup memakan waktu dan kurang praktis. Sebagai pilihan lainnya, pengguna bisa membeli aplikasi dari pihak ketiga yang dapat memainkan file-file video dalam berbagai format.

[Galaxy Tab] Dukungan audio dan vidoe untuk Galaxy Tab menurutku lebih baik dibandingkan dengan Apple. Namun demikian jika dirasa kurang pengguna bisa membeli aplikasi pemutar audio/video yang memiliki fitur yang lebih lengkap.

Namun demikian Galaxy Tab memiliki kekurangan dalam mengatur playlist lagu yang ingin diputar. Pengguna bisa saja mentransfer lagu yang diinginkan melalui Bluetooth atau kabel data, namun untuk mengatur playlistnya, tetap harus melalui perangkat Galaxy Tab nya langsung. Pengguna juga bisa memanfaatkan Kies untuk mentransfer file-file audio/video. Kies memiliki kemampuan untuk membaca playlist yang dimiliki oleh iTunes. Namun kemampuannya ini terbatas pada membaca dan mentransfer file audio yang ada pada playlist tersebut. Sementara playlistnya sendiri tidak ikut ditransfer. Jadi lagi-lagi pengguna harus mengatur sendiri playlistnya melalui perangkatnya. Bayangkan jika koleksi lagu yang dimiliki cukup banyak, bisa repot kan.

Kesimpulan
Menurut penilaianku, diluar semua kekurangan yang dimiliki oleh iPad, perangkat ini memberikan user experience yang jauh lebih baik dibandingkan dengan Galaxy Tab. iPad sangat mudah digunakan, bahkan untuk pengguna awam sekalipun. User interface nya lebih intuitif dan smooth, dan tanpa perlu banyak setingan sana-sini, pengguna sudah dapat memanfaatkan perangkat ini untuk hiburan maupun mendukung produktivitas. iPad memang memiliki banyak kekurangan dan limitasi yang mungkin bisa membuat frustasi sebagian orang yang cukup melek dan bukan pengguna awam. Namun diluar itu, untuk day-to-day use, aku rasa keterbatasan itu tidak menjadi masalah.

Lalu bagaimana dengan Galaxy Tab? Dari perspektif pengguna yang cukup advanced perangkat ini bisa memenuhi ekspektasi. Perangkat berbasis Android ini tentunya lebih open dan mudah untuk dimodifikasi, cocok untuk pengguna yang senang mengoprek. Namun demikian, bukan berarti tablet Galaxy Tab ini tidak bisa digunakan untuk day-to-day use. Perangkat ini bisa dimanfaatkan untuk hiburan mendukung produktivitas, namun untuk user experience nya bisa aku katakan Galaxy Tab tertinggal oleh iPad dalam urusan kemudahan pengoperasian.

Jika anda adalah pengguna awam, untuk benar-benar dapat memanfaatkan perangkat Galaxy Tab ini, mungkin anda perlu banyak melakukan riset dan mencari informasi melalui internet. Seperti yang pernah aku alami dulu ketika pertama kali menggunakan perangkat ini. Terkadang anda akan menemukan berbagai masalah, yang pada awalnya bisa dianggap normal. Anda berharap googling di internet akan menyelesaikan masalah tersebut. Namun, ketika anda tidak menemukan apa yang anda cari (dan aku beberapa kali mengalaminya), anda akan mulai menyadari memang ada yang salah pada perangkat ini. Permasalahannya adalah seberapa banyak waktu yang anda miliki untuk mencari informasi tersebut. Pilihannya ada di tangan anda. Disinilah anda mesti bijak dalam memilih.

Salah satu poin penting kelebihan iPad adalah user interfacenya yang smooth. Ketika melakukan navigasi antar aplikasi, browsing, membuka ebook, dan melakukan aktivitas-aktivitas lainnya, semuanya bisa berjalan dengan smooth. Berbeda dengan Galaxy Tab yang seringkali nge-lag. Bahkan di Homescreen sekalipun, ketika aku akan mencoba berpindah ke halaman widget yang lain, rasanya ada sedikit jeda ketika aku mulai menyentuh dan menggeser jariku. Dan dari proses ini pun perpindahan tampilan nya sedikit nge-lag.

Poin lain untuk iPad adalah integrasinya dengan Mac (sudah tentu lah, sama-sama produk Apple gitu loh), poin yang tidak dimiliki oleh Galaxy Tab. Aku adalah pengguna Mac, dan jujur saja keterbatasan dukungan Galaxy Tab terhadap Mac membuatku cukup frustasi. Kebanyakan tools-tools untuk mengoprek Galaxy Tab hanya tersedia untuk platform Windows. Jadi jika anda pengguna Mac, hal ini bisa anda jadikan pertimbangan sebelum memutuskan untuk membeli Galaxy Tab.

Sebagai penutup, aku merangkum semua kelebihan dan kekurangan masing-masing tablet ke dalam daftar dibawah ini:

iPad
Kelebihan

  • Kompatibilitas yang tinggi dengan PC maupun Mac
  • Pengoperasian lebih mudah dan simple
  • Layar sentuh lebih smooth dan tidak nge-lag seperti pada Galaxy Tab
  • Pembelian aplikasi dari App Store bisa dilakukan dari PC/Mac atau langsung dari iPad
  • Jika anda mengganti iPad anda dengan yang baru, semua aplikasi yang telah diunduh di iTunes bisa langsung ditransfer tanpa perlu mengunduh ulang
  • Kemudahan dalam sinkronisasi data antara PC/Mac dengan iPad, termasuk fungsi backup
  • Lebih aman dari serangan Malware. Apple cukup ketat dalam mempublish aplikasi di AppStore
  • Memiliki iCloud yang dapat digunakan untuk backup aplikasi & data, dan juga untuk menyimpan dokumen


Kekurangan

  • Bluetooth tidak dapat digunakan untuk transfer data (hanya untuk headset/wireless keyboard)
  • Tablet tidak bisa digunakan untuk media penyimpanan eksternal secara langsung (semua transfer data harus melalui iTunes/WiFi)
  • Limitasi pada akses data/dokumen, aplikasi hanya bisa membuka data/dokumen yang memang diset untuk aplikasi tersebut. Walaupun memungkinkan untuk dibuka pada aplikasi lain, namun pengoperasiannya terbatas.
  • Sistem operasinya tertutup dan sulit untuk dimodifikasi
  • Semua aplikasi hanya bisa diinstall via App Store (kecuali Jailbreak)
  • Aplikasi bawaannya tidak terlalu banyak. Tidak ada aplikasi bawaan untuk editing dokumen-dokumen Ms Office
  • Harga sedikit lebih mahal dibandingkan dengan Galaxy Tab


Galaxy Tab
Kelebihan

  • Bisa melakukan install tanpa melalui Android Market, dan tanpa perlu Jailbreak
  • Pengguna bisa melakukan kustomisasi secara bebas pada tampilan maupun aplikasi di dalamnya
  • Transfer dokumen dapat dilakukan tanpa aplikasi khusus. Perangkat bisa langsung dikenali di Windows Explorer jika dihubungkan dengan kabel data
  • Bluetooth bisa digunakan untuk transfer dokumen, dan fungsinya bisa diperluas dengan aplikasi tambahan
  • Sistem operasinya lebih mudah untuk dioprek dan dimodifikasi
  • Spesifikasi Teknis (Processor dan Memory) berada diatas iPad


Kekurangan

  • Layar sentuh terkadang kurang responsif dan sering nge-lag tanpa sebab
  • Pembelian aplikasi secara resmi melalui Android Market hanya bisa dilakukan di perangkatmya. Aplikasi client seperti iTunes tidak tersedia. Pengguna bisa membeli lewat PC/Mac, tetapi pengunduhan tetap dilakukan via perangkat tabletnya.
  • Aplikasi Kies dari Samsung kurang bisa diandalkan dan seringkali bermasalah
  • Jika anda mengganti Galaxy Tab anda dengan yang baru, maka anda perlu mengunduh semua aplikasi yang telah anda beli sebelumnya, karena aplikasi yang anda beli sebelumnya tidak bisa dibackup ke PC/Mac
  • Android Market kurang informatif dalam menyediakan informasi mengenai kompatibilitas aplikasi pada perangkat
  • Kurangnya dukungan dan kompatibilitas dengan Mac
  • Kurang ketatnya Android Market dalam menyeleksi aplikasi yang menyebabkan banyaknya malware yang beredar di Android Market
  • Kurangnya integrasi antara perangkat dengan PC/Mac. Proses sinkronisasi data ke PC/Mac tidak semudah iPad.
  • User experience navigasi pada aplikasi yang tidak seragam, yang membuat perangkat ini sedikit lebih ribet untuk digunakan

Perbandingan Apple iPad 2 vs Samsung Galaxy Tab (2)

Sebelumnya..

Aplikasi untuk PC/Mac
[iPad] Apple menyediakan iTunes yang tersedia untuk Windows maupun Mac. Selain berfungsi sebagai music player, pengguna bisa melakukan pembelian aplikasi, lagu, serta ebook yang selanjutnya bisa ditransfer ke iPad. Melalui iTunes pengguna bisa melakukan sinkronisasi data antara PC/Mac dengan iPad. Data-data yang bisa disinkronisasi diantaranya adalah lagu, aplikasi, video, ebook, foto, kontak, serta bookmark pada Safari.

iTunes juga memungkinkan pengguna untuk membackup iPad dan menyimpannya pada PC/Mac, melakukan transfer dokumen dari PC/Mac ke iPad, hingga mengupdate firmware iPad yang akan diunduh iTunes via internet. Jika ada masalah pada iPad, pengguna bisa melakukan restore dari backup yang telah dibuat sebelumnya, atau me-restore kondisi iPad ke keadaan semula (bisa dianalogikan dengan menginstall ulang iOS ke iPad).

Bisa dibilang iTunes ini adalah aplikasi yang wajib dimiliki oleh pengguna iPad maupun iDevice lain. Tanpa aplikasi ini, pengguna tidak dapat melakukan sinkronisasi maupun transfer dokumen ke iPad. iTunes yang saat ini sudah dirilis hingga versi 10.5 memiliki fitur yang jauh lebih kaya daripada Kies yang dimiliki oleh Samsung yang saat tulisan ini dibuat baru dirilis hingga versi 2.

[Galaxy Tab] Samsung menyediakan Kies yang tersedia untuk PC maupun Mac. Melalui Kies, pengguna bisa melakukan sinkronisasi kontak, kalender, lagu, ataupun melakukan update firmware pada Galaxy Tab. Namun demikian fungsi-fungsi yang tersedia pada Kies ini bisa dibilang sangat minim jika dibandingkan dengan iTunes. Tidak seperti iTunes, pengguna tidak dapat melakukan pembelian aplikasi melalui aplikasi ini. Selain itu fungsi backupnya juga hanya terbatas pada data-data seperti data kontak dan kalender. Pengguna tidak dapat melakukan backup aplikasi atau data-data pada aplikasi yang sudah terpasang pada Galaxy Tab. Dengan fitur yang minim ini, pengguna Galaxy Tab mungkin tidak akan banyak menggunakan aplikasi Kies ini.

Kekurangan dari Galaxy Tab yang sangat mengganggu adalah seringkali bermasalah ketika aku hubungkan melalui Kies. Seringkali tablet Galaxy Tab tidak terdeteksi pada Kies, baik melalui kabel data maupun WiFi. Sangat konyol menurutku, karena solusi mengenai masalah ini tidak aku temukan di internet. Dan melihat kenyataan ini sepertinya dukungan Samsung untuk aplikasi ini sangatlah kurang.

Konektivitas
[iPad] Untuk berhubungan dengan PC/Mac ataupun dengan perangkat lain, iPad memiliki fitur Bluetooth, Kabel data, dan WiFi. Pengguna bisa melakukan sinkronisasi data via iTunes dengan menggunakan kabel data ataupun WiFi. Untuk konektivitas ke aplikasi dari pihak ketiga seperti misalnya untuk streaming, lebih umum menggunakan WiFi. Untuk Bluetooth-nya sendiri hanya bisa digunakan untuk headset dan wireless keyboard, tidak bisa digunakan untuk transfer dokumen dari atau ke perangkat lain.

[Galaxy Tab] Seperti halnya iPad, Samsung Galaxy Tab dapat dihubungkan ke PC/Mac menggunakan kabel data ataupun WiFi. Dengan kabel data, pengguna juga bisa menjadikan Galaxy Tab sebagai external drive di Windows. Kemampuan inilah yang tidak dimiliki oleh iPad, dimana untuk transfer dokumen secara resminya memang hanya bisa dilakukan via iTunes. Tidak pula seperti iPad, pengguna bisa memanfaatkan fitur Bluetooth pada Galaxy Tab untuk transfer dokumen dari atau ke perangkat lain, selain tentunya untuk headset juga.

Sinkronisasi Data & Dokumen
[iPad] Apple menyediakan iTunes yang memungkinkan pengguna untuk mentransfer dokumen dari PC/Mac ke iPad. Dokumen hanya bisa ditransfer ke aplikasi tertentu yang memang mendukung fungsi transfer. Dokumen yang sudah ditransfer ini hanya dapat dibuka oleh aplikasi yang dituju, tidak bisa dibuka oleh aplikasi lain. Jika aplikasi yang dituju memiliki fitur untuk membuka dokumen tersebut di aplikasi lain, maka hal ini bisa dilakukan, namun tetap saja dokumen tersebut harus dibuka di aplikasi yang dituju, dan dari aplikasi tersebut baru dibuka ke aplikasi lain yang mendukung format dokumennya. Memang cukup merepotkan, dan menurutku seharusnya Apple bisa menyediakan mekanisme yang lebih sederhana dan tidak terlalu membatasi.

Apple juga menyediakan iCloud yang bisa diakses secara gratis dengan kapasitas 5 GB. iCloud memungkinkan pengguna untuk menyimpan data dan dokumen di internet dan mengaksesnya secara online. Pengguna bisa melakukan upgrade jika kapasitas tersebut dirasa kurang, namun tentunya berbayar loh. Melalui iCloud, pengguna bisa melakukan backup data-data aplikasi, menyimpan data-data kontak, notes, reminder, bookmark, kalender, bahkan email. Untuk data aplikasi, pengguna bisa memilih aplikasi mana saja yang datanya akan dibackup.

Pengguna juga bisa menyimpan dokumen pada iCloud. Data-data pada iCloud ini bisa disinkronisasikan ke PC/Mac atau bahkan ke perangkat lain yang menggunakan iOS. Saat ini aplikasi yang memanfaatkan iCloud sudah mulai bermunculan. Dengan fitur ini, jika pengguna misalnya memiliki iPhone atau iPod Touch, data-datanya bisa tersinkronisasi secara otomatis.

Untuk fungsi Backup ini, pengguna iPad diberi pilihan apakah akan melakukan backup melakui iTunes atau melalui iCloud. Pengguna hanya bisa memilih salah satu opsi. Namun demikian, jika pengguna memilih untuk melakukan backup ke iTunes, fitur penyimpanan dan sinkronisasi data melalui iCloud masih tetap bisa dilakukan.

Inilah salah satu kelebihan Apple yang menurutku patut diperhitungkan dan belum dimiliki oleh Android. Integrasi antara perangkat-perangkat iOS dan Mac bisa dilakukan dengan mudah, dan tanpa perlu banyak konfigurasi macam-macam. It just works.

[Galaxy Tab] Untuk melakukan transfer dokumen ke Galaxy Tab, pengguna hanya perlu menghubungkan perangkat ini ke PC menggunakan kabel data. Selanjutnya perangkat ini akan dikenali sebagai external drive, dan pengguna bisa menyimpan atau mengambil dokumen yang diinginkan. Hanya saja, ini berlaku untuk Windows saja. Sementara untuk pengguna Mac fitur ini tidak bisa digunakan. Pada Mac ketika Galaxy Tab dihubungkan melalui kabel data, perangkat ini tidak akan dikenali sebagai external drive seperti halnya pada Windows. Transfer data paling mungkin dilakukan melalui Bluetooth. Permasalahannya adalah transfer via Bluetooth ini dsngat lambat. Dengan kecepatam sekitar 150 KB/s ak terbayang berapa lama waktu yang dibutuhkan ketika anda akan men-transfer film HD ke perangkat ini melalui Bluetooth. Sangat tidak praktis tentunya.

Sementara Apple memiliki iCloud, Android saat ini belum memiliki layanan yang serupa. Galaxy Tab memiliki pilihan untuk membackup data-data aplikasi ke server Google, tapi pengguna tidak diberikan pilihan untuk memilih data aplikasi mana saja yang akan dibackup. Selain itu, fitur ini juga kurang informatif menurutku. Karena pengguna tidak mengetahui seberapa besar sisa storage yang disediakan oleh Google dan seberapa besar ukuran backup yang dibuat oleh perangkat Galaxy Tab ini.

Tidak seperti iTunes yang memiliki fitur untuk membackup semua aplikasi dan data pada iPad, Kies tidak memiliki fitur ini. Kies hanya dapat membackup data-data personal seperti notes, data kontak, dan data kalender. Sehingga bisa dibilang, jika suatu saat Galaxy Tab anda bermasalah atau anda melakukan factory reset, semua aplikasinya harus diinstall ulang. Untuk data-data aplikasinya sendiri tentunya akan hilang ketika factory reset dilakukan, dan tidak bisa di-restore.

Toko Aplikasi (App Store)
[iPad] Apple menyediakan toko aplikasi yang bisa diakses melalui aplikasi App Store pada iPad ataupun iTunes pada Windows/Mac. Untuk melakukan pembelian, pengguna iPad harus memiliki AppleID terlebih dahulu. Aplikasi-aplikasi yang telah dibeli melalui iTunes akan disimpan secara lokal pada PC/Mac, yang selanjutnya bisa ditransfer ke iPad. Satu AppleID bisa digunakan di 5 PC/Mac secara bersamaan, yang artinya anda bisa melakukan sinkronisasi aplikasi ke lebih dari satu perangkat iOS menggunakan PC/Mac yang berbeda. Misalnya ada anggota keluarga lain yang menggunakan PC/Mac yang terpisah namun menggunakan AppleID yang sama dengan Anda, maka jika anda membeli sebuah aplikasi, maka anggota keluarga anda yang lain dapat menikmati aplikasi yang anda beli tersebut tanpa perlu membayar lagi.

Kelebihan toko aplikasi yang dimiliki oleh Apple adalah toko aplikasi ini bisa diakses melalui iTunes. Sehingga jika anda tidak memiliki akses WiFi yang mencukupi namun memiliki akses ke internet melalui jaringan LAN, anda bisa membeli aplikasi-aplikasi yang anda inginkan melalui iTunes dan kemudian mentransfernya ke iPad. Sehingga anda bisa menikmati aplikasi-aplikasi tersebut tanpa perlu menghubungkan iPad anda ke internet sama sekali.

Kelebihan lainnya adalah, App Store milik Apple ini cukup informatif dalam menyajikan informasi kompatibilitas aplikasi terhadap perangkat iOS. Seperti diketahui, perangkat yang menggunakan iOS ada 3: iPhone, iPod Touch, dan iPad. Ketiga perangkat ini memiliki variasi-variasi dalam hal resolusi layar, yang artinya tidak semua aplikasi akan memberikan experience yang sama ketika dibuka pada iPhone 3GS atau pada iPad2 misalnya. Walapun pada dasarnya semua aplikasi ini dapat diinstall pada iPad, namun jika aplikasi tersebut tidak didesain untuk iPad, maka tampilan aplikasi tersebut akan kurang enak untuk dipandang, tidak fullscreen dan kecil. Nah, terkait dengan isu ini, App Store akan menampilkan aplikasi-aplikasi mana yang didesain khusus untuk iPhone, iPad, ataupun kedua-duanya. Jika sebuah aplikasi bisa digunakan di iPhone dan iPad, pengguna bisa melihat screenshot untuk keduanya. Jadi sebelum membeli, pengguna bisa memastikan bahwa aplikasi yang akan dibeli kompatibel dengan perangkatnya.

[Galaxy Tab] Jika iPad memiliki Apple App Store, maka Galaxy Tab memiliki Android Market. Hanya saja, Android Market ini tidak memiliki versi client yang bisa digunakan di PC/Mac. Pengguna bisa melakukan pembelian melalui browser PC/Mac, namun pengunduhan tetap dilakukan via perangkatnya. Yang artinya adalah jika koneksi data via jaringan operator atau WiFi sangat terbatas, tentunya akan merepotkan sekali. Untuk membeli aplikasi-aplikasi yang berukuran besar seperti Game, mau tidak mau pengguna harus terkoneksi dengan WiFi, lewat jaringan operator juga bisa sih, tapi sepertinya sayang dan kecepatannya mungkin bisa lebih lambat. Pengguna bisa saja menginstall aplikasi tanpa melalui Android Market dengan cara installer aplikasinya ditransfer langsung dari PC ke Galaxy Tab. Tapi cara ini mungkin sedikit kurang praktis, tidak sesederhana jika pengguna langsung melakukan search via Android Market.

Kekurangan lain adalah Android Market kurang informatif dalam menyajikan informasi kompatibilitas aplikasi terhadap perangkat. Seperti diketahui, varian perangkat yang menggunakan sistem operasi Android sangat banyak, dan variasi resolusi layar yang digunakan pun sangat beragam. Jika anda akan membeli aplikasi melalui Android Market, maka anda perlu mencari informasi terlebih dahulu apakah aplikasi yang anda inginkan akan nyaman digunakan di Galaxy Tab anda. Dari pengalamanku, aku pernah mengunduh aplikasi gratisan melalui Android Market. Setelah aku jalankan aplikasinya, ternyata tidak didesain untuk Galaxy Tab. Aku masih bisa menggunakan aplikasi tersebut, tetapi tampilannya pixelated. Sangat tidak nyaman. Pengalaman ini membuatku sedikit malas untuk mencoba-coba lagi. Untung masih gratisan, kalau yang berbayar kan bisa nyesek.

Selanjutnya..

Perbandingan Apple iPad 2 vs Samsung Galaxy Tab (1)

Setelah sebelumnya me-review Samsung Galaxy Tab 8.9, kali ini aku akan mencoba mengulas perbandingan antara Galaxy Tab 8.9 dengan Apple iPad. Seperti biasa, aku nggak akan terlalu menonjolkan perbandingan dari sisi spesifikasi teknisnya. Untuk detail spesifikasi teknis dari kedua produk ini, bisa membuka tautan berikut: spesifikasi teknis iPad, spesifikasi teknis Galaxy Tab 8.9.
Perbandingan kedua tablet ini akan aku coba ulas dari sisi user experience atau pengalaman pengguna. Tentunya kedua tablet ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Mungkin dalam menguraikan perbedaan kedua tablet ini, penilaianku bisa sedikit subyektif. Feel free to comment jika memang ada informasi yang kurang sesuai.

Fitur & tampilan
[iPad] Tampilan iPad jauh lebih sederhana dibandingkan dengan Galaxy Tab. Pada Home Screen nya langsung ditampilkan menu-menu aplikasi yang sudah terinstall. Namun demikian iPad memiliki Dock yang menampilkan aplikasi-aplikasi yang bisa diakses secara cepat. Tablet ini memiliki tombol fisik untuk menyembunyikan aplikasi aktif dan kembali ke Home Screen. Jika tombol ini ditekan dua kali secara cepat, akan menampilkan history aplikasi yang dibuka sebelumnya. Melalui menu ini pengguna juga bisa mengatur kecerahan layar, mengontrol musk yang sedang didengarkan, dan juga mengatur volume secara visual. Selain fitur diatas, iPad juga memiliki beberapa gesture yang bisa diatur. Misalnya menggeser 4 jari keatas akan menampilkan history aplikasi. Menggeser 4 jari ke kiri atau ke kanan akan berpindah ke aplikasi lain yang telah dibuka sebelumnya.

Resolusi layar yang dimiliki oleh iPad adalah 1024x768 dan belum memiliki fitur Retina Display seperti halnya pada iPhone4 maupun iPhone4S. Dengan resolusi sebesar ini, iPad cocok digunakan untuk membaca dokumen maupun ebook, menulis catatan, dan browsing dengan tampilan penuh.

[Galaxy Tab] Sementara itu tampilan Galaxy Tab sedikit lebih kompleks, memang bawaannya Samsung sudah seperti itu. Pada Home Screen nya, pengguna dapat menambahkan widget yang bisa menampilkan daftar email, tweet, kalender, catatan/notes, dan lain sebagainya. Pengguna juga bisa bernavigasi ke halaman lain pada Home Screen. Selain itu, pengguna bisa menambahkan shortcut aplikasi-aplikasi yang sering diakses pada Home Screen. Untuk menampilkan daftar semua aplikasi, disediakan menu yang bisa diakses dari halaman mana saja pada Home Screen.

Tidak seperti pada iPad yang memiliki tombol fisik untuk mengakses Home Screen, Galaxy Tab akan menampilkan tray yang akan selalu muncul (bahkan ketika sedang membuka aplikasi). Tray ini berisi menu-menu untuk menampilkan Home Screen, menampilkan history aplikasi yang trlah dibuka sebelumnya, tombol Back untuk kembali ke tampilan sebelumnya, serta menu untuk mengakses Task Manager yang bisa digunakan untuk menutup aplikasi-aplikasi yang sedang dibuka. Pada tray ini pengguna juga bisa mengakses daftar notifikasi yang masuk, mengaktifkan/menonaktifkan bluetooth, WiFi, Flight Mode, dan lain sebagainya secara cepat. Terkadang, tray ini dirasa bisa cukup mengganggu apabila sedang menjalankan aplikasi, terutama Game. Seringkali tanpa sengaja tersentuh sehingga mengganggu tampilan aplikasinya.

Walaupun ukuran layarnya lebih kecil, resolusi layar yang dimiliki oleh Galaxy Tab 8.9 adalah 1280x800, lebih besar dibandingkan dengan iPad. Dengan resolusi yang lebih besar, Galaxy Tab mampu memberikan tampilan yang lebih jelas dan tajam dibandingkan dengan iPad.

Aplikasi Bawaan
[iPad] Bisa dibilang aplikasi bawaan iPad sangatlah minim. Aplikasi bawaan iPad diantaranya adalah Music, Video, YouTube, Reminder, Notes, Contact, Mail, Calendar, Safari, Maps, App Store, Camera, Facetime, Photo Booth, dan Game Center. Menurutku aplikasi-aplikasi ini sudah standar. Tidak ada aplikasi yang menurutku memiliki fungsi lebih yang bisa memberikan nilai tambah. Dengan aplikasi ini, pengguna tidak bisa membuka dokumen Ms Office ataupun PDF secara langsung. Dokumen-dokumen tersebut hanya bisa dibuka melalui email, dan itupun hanya read only, yang artinya pengguna tidak bisa menyunting atau membuat dokumen baru.

[Galaxy Tab] Sementara itu Galaxy Tab memiliki lebih banyak aplikasi dibandingkan iPad. Selain aplikasi-aplikasi standar seperti pemutar musik, pemutar video, aplikasi untuk menulis catatan, serta kalender, Salah satu aplikasi yang menurutku cukup memberikan nilai tambah adalah Polaris Office. Melalui aplikasi ini pengguna bisa membuka, membuat, dan mengedit dokumen-dokumen Ms Office. Walaupun fiturnya terbatas, namun untuk ukuran tablet lumayan OK lah.

Selain itu ada aplikasi eBook yang bisa digunakan untuk membuka dokumen-dokumen PDF. Dalam aplikasi ini, semua dokumen PDF yang telah dibuka akan otomatis ditambahkan pada koleksi kita. Dokumen ini ditampilkan dalam bentuk thumbnail pada rak buku. Pengguna bisa menambahkan bookmark pada dokumen yang sedang dibuka untuk akses cepat ke halaman yang ditandai, serta bisa juga menambahkan catatan-catatan pada halaman yang sedang dibuka.

Sistem Operasi (OS)
[iPad] iPad yang aku test disini menggunakan iOS 5.01. Sistem operasi bawaan Apple ini sangat tertutup. Dan bisa dibilang nggak bisa diapa-apain kalau nggak di JailBreak. Untuk pengguna biasa atau pengguna awam yang tentunya dari sisi populasinya mendominasi pengguna iPad secara keseluruhan, rasanya fitur-fitur yang disediakan iOS sudah mencukupi. Yang penting kan aplikasinya bisa dipakai dan berfungsi dengan baik. Untuk pengguna yang seneng ngoprek pun nggak masalah, tinggal Jailbreak saja, dan anda sudah bisa mengutak-atik isi sistemnya walaupun beresiko kehilangan garansi. Jadi Walaupun sistem operasinya tertutup, bukan berarti nggak bisa diutak-atik. Sistem operasi yang tertutup ini kurasa akan menyebalkan bagi sebagian orang. Seperti misalnya pengguna tidak bisa mengubah tampilan pada Home Screen semudah pada Galaxy Tab.

Salah satu kekuranan iOS yang menurutku cukup mengganggu adalah dalam hal transfer dokumen. Ketika anda menghubungkan iPad ke PC/Mac, iPad tersebut tidak akan dikenali sebagai eksternal drive. Untuk mentransfer dokumen harus dilakukan melalui iTunes, dan itupun tidak seperti kita mentransfer dokumen ke folder tertentu. iTunes hanya dapat mentransfer dokumen ke aplikasi tertentu (tidak semua aplikasi memiliki fitur transfer ini). iTunes akan menampilkan daftar aplikasi yang mendukung fungsi transfer dokumen ini. Dengan fitur ini, dokumen yang telah ditransfer hanya bisa dibuka pada aplikasi yang dituju saja. Kurasa ini adalah bagian dari fitur keamanan pada iOS yang sangat meminimalisir perkembangan malware atau penyimpangan-penyimpangan dalam aplikasi.

[Galaxy Tab] Galaxy Tab yang aku test memiliki sistem operasi Android 3.2 Honeycomb. Sistem operasi besutan Google ini memberikan ruang yang lebih banyak untuk dieksplorasi, cocok bagi pengguna-pengguna yang demen ngoprek. Selain di Jailbreak (istilahnya di-rooting), pengguna juga bisa memodifikasi firmware nya. Bahkan dalam beberapa kasus pengguna bisa menginstall sistem operasi lain pada tablet ini (sejauh ini sih aku belum pernah nyoba sejauh itu). Tidak seperti iOS, pada Android pengguna dapat menyimpan dokumen di mana saja. Seperti pada komputer sendiri anda bisa menyimpan dokumen di folder manapun. Dan aplikasi-aplikasi pada OS ini juga bisa membuka dokumen dimanapun anda menyimpannya.

Kebebasan dalam sistem operasi Android ini jika dilihat dari satu sisi, sangat memudahkan pengguna dalam mengakses dokumen dimanapun pengguna tersebut menyimpannya. Namun kelemahannya adalah pengguna tidak akan menyadari jika ada aplikasi-aplikasi yang perilakunya menyimpang dan mencoba mengakses dokumen atau data-data yang tidak dikehendaki oleh penggunanya. Oleh sebab itu sering kali diberitakan pertumbuhan malware meningkat cukup pesat pada sistem operasi Android ini. Tinggal kita sebagai pengguna yang perlu sedikit berhati-hati dalam menginstall aplikasi yang berasal dari sumber yang kurang bisa dipercaya (tidak melalui Android Market)

Selanjutnya..