Jumat, November 27, 2009

Format Partisi di Linux

Karena sudah terbiasa meformat hard disk menggunakan aplikasi GUI di Ubuntu, jadinya nggak pernah ngutak-ngatik gimana caranya memformat menggunakan shell. Dalam kasus kali ini, aku ingin memformat hard disk dengan menggunakan file system ext4 dan memasangnya di PC yang menggunakan Ubuntu Server yang nggak ada Desktop nya alias versi text. Setelah melakukan pencarian di Google (ternyata banyak artikel yang aku temukan tidak berkaitan dengan apa yang aku cari), akhirnya aku menemukan artikel yang cukup relevan. Ternyata hanya diperlukan dua perintah saja: fdisk, dan mkfs.ext4.

Berikut langkah-langkahnya:
  1. Membuat partisi baru dengan fdisk
  2. Dalam kasus ini, hard disk yang aku pasang dikenali sebagai /dev/sdb, dan aku hanya ingin membuat satu partisi saja. Perintahnya adalah sebagai berikut (pastikan menjalankan fdisk dalam priveledge root):
    root@liley-II# fdisk /dev/sdb

    The number of cylinders for this disk is set to 38166.
    There is nothing wrong with that, but this is larger than 1024,
    and could in certain setups cause problems with:
    1) software that runs at boot time (e.g., old versions of LILO)
    2) booting and partitioning software from other OSs
    (e.g., DOS FDISK, OS/2 FDISK)

    Command (m for help): n
    Command action
    e extended
    p primary partition (1-4)
    p
    Partition number (1-4): 1
    First cylinder (1-38166, default 1):
    Using default value 1
    Last cylinder, +cylinders or +size{K,M,G} (1-38166, default 38166):
    Using default value 38166

    Command (m for help): t
    Selected partition 1
    Hex code (type L to list codes): 83

    Command (m for help): w
    The partition table has been altered!

    Calling ioctl() to re-read partition table.
    Syncing disks.

  3. Format partisi yang sudah dibuat dengan menggunakan perintah mkfs.ext4 (untuk file system ext3 atau ext2 bisa menggunakan perintah mkfs.ext3 dan mkfs.ext2)
  4. Partisi yang sudah dibuat sebelumnya, dalam contoh ini dikenali sebagai /dev/sdb1.
    Perintah yang dijalankan adalah seperti berikut:
    root@liley-II# mkfs.ext4 /dev/sdb1
    mke2fs 1.41.9 (22-Aug-2009)
    Filesystem label=
    OS type: Linux
    Block size=4096 (log=2)
    Fragment size=4096 (log=2)
    2444624 inodes, 9770492 blocks
    488524 blocks (5.00%) reserved for the super user
    First data block=0
    Maximum filesystem blocks=0
    299 block groups
    32768 blocks per group, 32768 fragments per group
    8176 inodes per group
    Superblock backups stored on blocks:
    32768, 98304, 163840, 229376, 294912, 819200, 884736, 1605632, 2654208,
    4096000, 7962624

    Writing inode tables: done
    Creating journal (32768 blocks): done
    Writing superblocks and filesystem accounting information: done

    This filesystem will be automatically checked every 33 mounts or
    180 days, whichever comes first. Use tune2fs -c or -i to override.

  5. Melakukan mount partisi yang telah dibuat ke dalam sistem
  6. Partisi baru yang telah siap digunakan. Untuk melakukan mount ke dalam sistem, bisa dilakukan secara manual atau menambahkan entry baru di /etc/fstab agar bisa di-mount secara otomatis setelah boot up.

    Dalam contoh ini, aku akan melakukan mount partisi ke direktori /ext (pastikan bahwa direktori /ext telah dibuat).

    Untuk melakukan mount secara manual, jalankan perintah berikut:
    root@liley-II# mount -t ext4 /dev/sdb1 /ext

    Atau bisa juga dengan menambahkan entry di /etc/fstab agar bisa di-mount secara otomatis. Dalam kasus ini, /etc/fstab yang aku miliki berisi:
    # /etc/fstab: static file system information.
    #
    # Use 'blkid -o value -s UUID' to print the universally unique identifier
    # for a device; this may be used with UUID= as a more robust way to name
    # devices that works even if disks are added and removed. See fstab(5).
    #
    #
    proc /proc proc defaults 0 0
    # / was on /dev/sda1 during installation
    UUID=2a927340-4561-419a-809a-e48b4925d093 / ext4 errors=remount-ro 0 1
    # swap was on /dev/sda5 during installation
    UUID=bc428fbf-8cbe-4fc6-ba6d-d4d7ec3bb4a1 none swap sw 0 0
    /dev/scd0 /media/cdrom0 udf,iso9660 user,noauto,exec,utf8 0 0
    /dev/sdb1 /ext ext4 defaults 0 1

Selasa, November 17, 2009

Review Buku: The Winner Stands Alone

Akhirnya aku menemukan karya Paulo Coelho yang lain yang menurutku bisa disejajarkan dengan The Alchemist dan Devil And Miss Prym. Tak seperti novel-novel Coelho yang sebelumnya, The Winner Stands Alone menurutku adalah sebuah gebrakan. Sejauh yang kubaca, biasanya tulisan Coelho sarat dengan muatan spiritual dan memang sih rada-rada nyeleneh dan mistis, namun pada karyanya yang satu ini, patutlah kuberikan bintang 5 di Goodreads.

Berkisah tentang Igor, pemilik salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Rusia yang kehilangan cintanya karena ditinggal oleh istrinya yang berpaling ke laki-laki lain. Igor berjanji akan menghancurkan seluruh dunia hingga mantan istrinya kembali padanya. Setiap kali dia menghancurkan salah satu dunia, sebuah pesan akan dikirimkan kepada istrinya, berharap pesan tersebut dapat menarik perhatiannya. Berlatar belakang festival Film yang diadakan di Cannes, novel ini menyajikan kisah Igor dalam waktu 24 jam yang mampu mengubah nasib orang-orang yang bertemu dengannya selamanya: Olivia, wanita penjual kerajinan di pinggir pantai; Javits, produser dan distributor korup; Maureen, penulis naskah film yang hendak menjual filmnya ke Javits; Gabriela, sang aktris muda; Jasmine Tiger: seorang model; Hamid, pengusaha di dunia fashion yang memulai usahanya dari nol; dan tentunya Ewa, mantan istri Igor.

Novel ini menceritakan berbagai macam kemewahan, glamor, dan kehidupan orang-orang kaya yang bergelimang uang namun penuh dengan kepalsuan dan kepura-puraan. Sungguh menarik, karena menurutku Coelho sangat cerdas dalam menyajikan isi novel dan mengaitkannya dari aspek psikologis manusia yang cenderung tamak dan mementingkan materi untuk menutupi segala kepalsuan dibelakangnya. Namun demikian, dibalik semua itu, banyak pula pesan-pesan moral yang tersebar di seluruh bagian buku. Salah satu kutipan yang aku sukai adalah: "Orang hanya menghargai sesuatu kalau mereka sempat ragu apakah mereka akan mendapatkannya atau tidak."

Sinkronisasi Folder Pada Windows dengan SyncToy

Berawal dari kebutuhan untuk melakukan sinkronisasi dokumen-dokumen kantor dari file server ke laptopku, aku melakukan googling untuk tools sinkronisasi folder, dan menemukan SyncToy yang dikembangkan oleh Microsoft. Versi yang aku gunakan adalah versi 2.0. Tools kecil ini lumayan membantu, daripada mesti bolak-balik copy dan replace, boros di proses IO nya.



Pertama-tama yang harus dilakukn adalah membuat Folder Pair yang berisi pasangan folder yang akan disinkronisasi filenya. Selanjutnya akan muncul pilihan untuk memilih Left Folder dan Right Folder yang masing-masing merepresentasikan folder yang isinya akan disinkronisasi.
Ada 3 mode sinkronisasi:
  • Synchronize: Semua perubahan (penghapusan, dokumen baru, perubahan dokumen) yang ada pada Left Folder ataupun Right Folder akan disinkronisasikan ke folder yang lain. Hasil akhirnya adalah kedua folder berisi dokumen-dokumen yang sama.
  • Echo: Semua perubahan yang ada Left Folder akan disinkronisasikan ke Right Folder. Namun perubahan pada Right Folder tidak akan berpengaruh pada Left Folder.
  • Contribute: Semua perubahan yang ada Left Folder kecuali operasi penghapusan akan disinkronisasikan ke Right Folder. Namun perubahan pada Right Folder tidak akan berpengaruh pada Left Folder.

Ketiga pilihan mode ini menurutku sudah cukup mengakomodasi kebutuhanku. Dan yang paling penting adalah aplikasinya sangat mudah untuk digunakan, dan gratis tentunya. Terlebih lagi sebelum melakukan proses sinkronisasi, bisa di-preview terlebih dahulu operasi apa saja yang akan dilakukan. Jadi bisa memastikan perubahan yang akan terjadi setelah dilakukan sinkronisasi.



Aplikasi SyncToy 2.0 bisa diunduh secara gratis melalui link ini:
http://www.microsoft.com/downloads/details.aspx?familyid=C26EFA36-98E0-4EE9-A7C5-98D0592D8C52&displaylang=en

Sabtu, November 07, 2009

Dewey: Si Kucing Perpustakaan yang Mengagumkan

Siapa sangka, Dewey, seekor kucing yang ditemukan sedang menggigil di kotak pengembalian buku bisa menarik hati warga kota Spencer hingga seluruh penjuru dunia. Ditulis dari sudut pandang Vicki Myron, direktur perpustakaan Spencer yang menemukan dan merawat si kecil Dewey, buku ini menceritakan rangkaian kisah hidup Dewey dari sejak ditemukan hingga akhir hidupnya. Nama Dewey diambil dari sistem desimal Dewey. Ditambah lagi dibelakang namanya diembel-embeli dengan Readmore Books, semakin memantapkan namanya sebagai kucing perpustakaan.

Dengan format memoar, pengarangnya selain mengulas Dewey, juga mengulas beberapa potong kisah hidupnya yang menurutku malah aneh karena seolah-olah buku ini menjadi tak fokus. Namun demikian, sesuai dengan judul bukunya, semua kisah itu berkaitan dengan si lucu Dewey. Dewey yang semula dipelihara dengan sukarela oleh Vicki, akhirnya menjadi daya tarik perpustakaan itu sendiri. Dewey memiliki karakter senang dibelai dan tidak takut pada orang asing, yang menjadikannya dicintai oleh penduduk kota Spencer. Selain itu, dia tidak membeda-bedakan dan pilih kasih. Semua pengunjung yang menyukainya pasti merasakan bahwa mereka memiliki hubungan khusus dengan Dewey: walaupun kenyataannya tentu saja itu karena Dewey bisa memikat hati mereka.

Kisah ini luar biasa. Menurutku banyak sekali hal-hal yang bisa dicontoh dari buku ini walaupun yang menjadi tokoh utamanya adalah seekor kucing. Dewey bisa menginspirasi banyak orang dan membuat orang jatuh hati padanya. Dikisahkan pula bagaimana perilakunya ketika dia bisa menyenangkan seorang anak yang telah jauh-jauh datang dan memberikan hadiah mainan kepadanya. Dewey sendiri tidak menyukai jenis mainan seperti itu, namun ketika kunjungan tersebut, dia bisa menyenangkan anak tersebut dengan memainkan mainan hadiahnya. Aku benar-benar masih setengah percaya jika ini adalah kisah nyata. Kok bisa ada kucing yang seperti ini.

Kurasa, semua pecinta kucing wajib membaca buku ini (dan tentu saja kurasa pengarang buku ini adalah pecinta kucing sejati). Dari mulai kisah yang menyenangkan, mengharukan, lucu, dan menyedihkan semua ada disini. Melihat sampulnya saja sudah membuatku ngiler. Bagaimana tidak, gambar kucing lucu dan manis yang seolah sedang tersenyum siap menggoda: "Hai pecinta kucing, bacalah kisah tentangku!".