Sabtu, Januari 26, 2013

Menghilangkan Duplikasi pada Menu “Open With” di Mac

Ketika pengguna Mac melakukan secondary click pada sebuah dokumen di aplikasi Finder, akan ditampilkan daftar aplikasi yang dapat digunakan untuk membuka dokumen tersebut. Daftar aplikasi tersebut akan ditampilkan pada menu “Open With”. Normalnya daftar tersebut unik, dan tidak ada aplikasi yang sama yang muncul lebih dari satu kali dalam daftar. Namun seiring dengan berjalannya waktu dalam menggunakan Mac, aplikasi yang sama dapat muncul lebih dari satu kali dalam daftar pada menu “Open With” seperti tampak pada gambar.

Berdasarkan informasi hasil googling, hal ini disebabkan karena adanya proses install/uninstall aplikasi yang berulang, atau juga karena pengguna melakukan mount pada media yang berisi aplikasi yang sama. Hal ini menyebabkan database Launch Services menjadi korup dan duplikasi menu pun terjadi.

Untuk memperbaikinya, perlu dilakukan reset pada database Launch Services melalui aplikasi Terminal:
  1. Buka aplikasi Terminal melalui Applications->Utilities->Terminal
  2. Ketikkan perintah berikut ini:

    /System/Library/Frameworks/CoreServices.framework/Frameworks/ LaunchServices.framework/Support/lsregister -kill -r -domain local -domain system -domain user
Proses reset database Launch Services diatas memerlukan waktu beberapa saat, normalnya 1 hingga 2 menit. Setelah proses selesai dieksekusi, kini menu “Open With” akan kembali normal.

Kamis, Januari 24, 2013

Keyboard Shortcut untuk Shut Down, Restart, Sleep, Log Out, dan Lock Screen pada Mac


Setelah menggunakan Mac selama lebih dari setahun, baru tahu aja kalau ternyata ada shortcut untuk melakukan fungsi-fungsi diatas.
Sebagai catatan, shortcut ini akan langsung melakukan eksekusi perintah tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu. Berikut adalah shortcut nya:
  • Shut Down: Control+Option+Command+Power/Eject (⌃⌥⌘⏏)
  • Restart: Control+Command+Power/Eject (⌃⌘⏏)
  • Log Out: Shift+Command+Q (⇧⌘Q)
  • Sleep: Option+Command+Power/Eject (⌥⌘⏏)
  • Lock/Mematikan display Mac: Shift+Control+Power/Eject (⇧⌃⏏)

Sabtu, Januari 19, 2013

Review: iPhone (bagian 3)

sebelumnya (bagian 2)..

Personal Hotspot
iPhone dapat digunakan sebagai personal internet hotspot yang pengaturannya dapat dilakukan dengan mudah. Koneksi hotspot yang didukung meliputi Bluetooth, kabel data, dan WiFi. Pengaturannya bisa dibilang sangat simpel. Tidak seperti perangkat Android yang memiliki setingan untuk pengguna advance, setingan pada iPhone hanya terbatas pada APN yang digunakan dan tombol switch On/Off untuk mengaktifkan maupun me-non aktifkan fungsi internet hotspot tersebut.

Privacy Control yang lebih baik
Apple sangat ketat dalam mengatur aplikasi yang berada pada ekosistemnya. Pada iPhone pengguna bisa mengatur akses aplikasi ke informasi-informasi sensitif seperti Location (GPS), informasi kontak, hingga foto yang tersimpan dalam iPhone. Dengan fitur ini pengguna iPhone bisa memastikan bahwa aplikasi-aplikasi yang dijalankan tidak akan mengakses informasi-informasi sensitif pada iPhone.

Fitur Restriksi
iOS dilengkapi dengan fitur restriksi yang akan membatasi kemampuan perangkatnya untuk melakukan suatu task. Sebagai contohnya pengguna dapat membatasi iPhone-nya agar tidak dapat meng-install ataupun menghapus aplikasi, mengakses peramban Safari, fitur kamera, melakukan pembelian melalui In-App Purchase, bahkan hingga membatasi aplikasi yang dapat dijalankan berdasarkan ratingnya. Menurutku fitur ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi orang tua yang membelikan iPhone untuk anaknya (sebagai Parental Control), karena restriksinya dapat diaplikasikan hingga ke level konten (aplikasi, musik, ebook, dan video). Walaupun tampaknya cocok sebagai parental control, aku juga memanfaatkan fitur restriksi ini, hanya fitur menghapus aplikasi dan pembelian melalui In-App Purchase saja yang aku matikan karena kedua fitur tersebut sangat rentan untuk tereksekusi secara tidak sengaja.

Pemutar Audio & Video
iPhone dapat digunakan sebagai pengganti MP3 player dan mampu memainkan film dengan format HD. Jika Anda pengguna iPod, Anda tidak akan kesulitan dalam memindahkan lagu-lagu kesayangan Anda ke iPhone. Selama lagu-lagu pada iPod disinkronisasi dari library iTunes yang sama, Anda dapat menyalin semua isi lagu yang ada di iPod ke iPhone.

Untuk video, pemutar video bawaan iPhone hanya bisa memainkan video dengan format yang terbatas (MP4, MOV, M4V). Sedikit mengesalkan memang. Selain itu subtitle eksternal seperti .srt tidak dapat dibuka melalui pemutar bawaan ini. Jika Anda ingin memainkan video yang formatnya tidak didukung iPhone, Anda dapat membeli aplikasi dari pihak ketiga seperti AVPlayer ataupun CineXPlayer yang dapat memainkan video dengan format yang lebih beragam. Kedua aplikasi tersebut juga mampu menampilkan subtitle yang disimpan pada file .srt. Jika Anda tidak ingin membeli aplikasi dari pihak ketiga, Anda dapat mengkonversi video tersebut ke dalam format yang dikenali iPhone. Salah satu aplikasi yang aku gunakan adalah HandBrake (gratis, dan tersedia untuk PC dan Mac). Dengan HandBrake dapat diatur kualitas hasil konversi video nya dan juga aplikasi ini dapat meng-embedd file subtitle ke dalam MP4 sehingga dapat ditampilkan pada pemutar video bawaan iPhone.

Kamera dan Perekam Video
iPhone dilengkapi dengan kamera yang dapat digunakan untuk mengambil gambar dan merekam video. Kualitasnya pun lumayan oke jika dibandingkan dengan kebanyakan handphone yang berada di pasaran. iPhone terbaru, iPhone 5 dilengkapi dengan kamera 8 MP dan kemampuan merekam video dengan kualitas HD (1080p).

Berdasarkan pengalamanku, kualitas jepretan kameranya lumayan bagus untuk kondisi pencahayaan yang cukup. Untuk sekedar diupload di twitter ataupun instagram sih sudah cukup, terlebih lagi biasanya sebelum diupload dibumbui dengan berbagai macam filter, sehingga ukuran ketajaman hasil jepretan bukan menjadi prioritas utama.

Sementara itu untuk perekam videonya, cukup menghabiskan space. Untuk video berdurasi 5 menit, ukurannya bisa mencapai 600 MB. iPhone tidak menyediakan pilihan kualitas/ukuran video hasil rekamannya, sehingga hasil rekaman video nya otomatis 1080p (untuk kamera belakang). Pengguna tidak bisa merekam video dengan kualitas 720p menggunakan kamera belakang. Pengaturan resolusi video hanya bisa dilakukan setelah proses perekaman dengan menggunakan aplikasi seperti iMovie ataupun Handbrake.


Home Sharing
Melalui fitur Home Sharing, pengguna bisa mendengarkan musik maupun memutar video yang ada pada iTunes di PC/Mac. Konsepnya sederhana, library iTunes akan di share sehingga dapat dimainkan di iPhone. Musik maupun video yang diputar akan di-stream melalui WiFi. Pengguna hanya perlu melakukan autentikasi dengan menggunkan AppleID yang sama pada iTunes di PC/Mac dan pada iPhone. Selain itu iPhone dan Mac harus berada pada jaringan yang sama.

AirPlay
AirPlay adalah teknologi yang memungkinkan penguna iPhone untuk melakukan streaming audio secara wireless ke speaker yang telah mendukung teknologi ini. Anda juga dapat mendengarkan lagu secara wireless menggunakan speaker konvensional yang telah dihubungkan dengan AirPort Express. Air Port Express adalah salah satu produk WiFi router yang dikeluarkan Apple yang memiliki jack audio out. Pada dasarnya tidak hanya iPhone saja yang dapat memanfaatkan fitur ini. Produk iDevice yang lain serta iTunes pada PC/Mac dapat memanfaatkan fitur serupa selama masih terkoneksi pada jaringan yang sama.

Selain streaming audio, pengguna juga dapat melakukan streaming video ke AppleTV. Melalui teknologi yang disebut dengan AirPlay mirroring, pengguna iPhone dapat menampilkan isi layar iPhone nya ke TV melalui AppleTV.


iMessage
iMessage memungkinkan pengguna iPhone untuk saling mengirimkan pesan melalui jalur data. iMessage juga dapat digunakan pada Mac, sehingga pada dasarnya melalui fitur ini pengguna dapat mengirimkan pesan ke semua perangkat iDevice maupun Mac. Terleboh lagi pada iPhone, fitur ini terintegrasi pada aplikasi Message yang digunakan untuk mengirimkan SMS. Jika nomor tujuan yang akan dikirimi pesan terdaftar dalam layanan iMessage, otomatis pesan yang dikirim akan berupa iMessage, bukan SMS. Walaupun fitur ini memiliki banyak kekurangan dan masih memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut, namun karena fitur ini menyatu dengan Message, menfaatnya benar-benar terasa. Antar sesama pengguna iPhone dapat saling berkirim pesan dengan fitur native, dan tidak perlu aplikasi chat lain.

Face Time
Melalui FaceTime, antar sesama pengguna iPhone dapat melakukan video call melalui jaringan 3G maupun WiFi. Selain itu fitur ini juga tersedia pada Mac. FaceTime menggunakan AppleID sebagai identitias penggunanya, dan pengguna juga dapat menggunakan nomor telepon pada iPhone, namun dengan catatan sudah melakukan aktivasi terlebih dahulu yang akan dilakukan secara otomatis saat pertama kali menggunakan fitur ini.

Berdasarkan pengalamanku, walaupun fitur ini tersedia pada jaringan 3G, user experiencenya kurang bagus. Gambarnya putus-putus dan kurang tajam. Pengalaman yang lebih baik akan didapat jika sesama pengguna sama-sama menggunakan WiFi yang tentunya memiliki koneksi yang lebih cepat ke internet.

Find Friends & Find My iPhone
Find Friends dan Find My iPhone merupakan fitur yang memanfaatkan posisi lokasi penggunanya. Find Friends hampir sama dengan Google Latitude yang dapat melacak posisi teman-teman Anda saat ini dan menampilkannya dalam peta. Pada Find Friends pengguna dapat memanfaatkan fitur notifikasi otomatis yang akan dikirimkan ketika ada teman yang datang atau meninggalkan lokasi tertentu. Karena terintegrasi dengan iOS, notifikasi akan dikirimkan melalui Notification Center pada perangkat iPhone Anda. Tidak seperti Find My iPhone yang dapat diakses melalui Web, Find Friends hanya tersedia pada iPhone dan perangkat berbasis iOS seperti iPod Touch dan iPad.


Melalui Find My iPhone, pengguna dapat melacak semua lokasi perangkat iOS dan Mac yang dimilikinya. Untuk memanfaatkan fitur ini, pengguna harus mengaktifkan iCloud dan mengaktifkan fitur Find My iPhone. Agak-agak aneh dengan nama fitur ini, karena tidak hanya iPhone saja yang bisa dilacak, namun juga Mac dan perangkat-perangkat iDevice lain yang menggunakan AppleID yang sama. Untuk Mac dan perangkat iDevice selain iPhone, lokasi yang diberikan mungkin tidak akurat, karena perangkat-perangkat tersebut tidak memiliki GPS dan hanya mengandalkan lokasi dari jaringan WiFi atau jaringan internet yang digunakan. Fitur ini memungkinkan penggunanya secara remote untuk memainkan suara yang kencang, mengirimkan pesan, atau menghapus isi perangkat yang dituju. Kelemahan fitur ini adalah perangkat-perangkat yang dituju harus terkoneksi ke internet dan iCloud. Pada Mac, fitur ini juga dapat digunakan untuk mengunci Mac. Pengguna akan diminta untuk memasukkan 4 digit kode yang akan digunakan untuk membuka Mac yang sudah terkunci. Pada kasus Mac yang terkunci, sistem secara otomatis akan melakukan restart Mac, dan pengguna akan dibawa ke session khusus dimana pengguna harus memasukkan 4 digit kode kunci yang telah diset sebelumnya.

Photo Stream
Dengan fitur ini, foto-foto yang diambil melalui iPhone akan otomatis diunggah dan dikirimkan ke semua perangkat iDevice yang menggunakan iCould. Selain itu fitur ini juga dapat digunakan pada Mac/PC untuk menampilkan foto-foto yang telah diunggah. Jika Anda menggunakan iPhoto pada Mac, setiap foto yang ditambahkan pada library iPhoto dapat secara otomatis diunggah ke Photo Stream sehingga dapat otomatis dilihat pada iPhone. Sepertinya karena fitur ini memerlukan bandwidth yang cukup besar, proses pengunggahan dan pengunduhan foto pada iPhone hanya dapat dilakukan jika iPhone terkoneksi ke internet via WiFi.

Remote
iPhone juga dapat digunakan sebagai remote yang dapat mengontrol library iTunes pada Mac/PC yang sedang digunakan. Selain PC/Mac, iPhone Anda dapat menggantikan fungsi Remote pada Apple TV. Jika remote pada Apple TV menggunakan infrared, iPhone menggunakan koneksi via WiFi. Ketika menggunakan fitur ini pengguna dapat memilih library iTunes atau Apple TV yang tersedia pada jaringan yang sama (tentunya iPhone harus menggunakan WiFi dan terkoneksi pada jaringan yang sama dengan PC/Mac ataupun Apple TV). Daftar library yang ditampilkan adalah iTunes library yang fitur Home Sharing nya sudah diaktifkan (pastikan fitur Home Sharing pada iTunes dan iPhone telah diaktifkan dengan menggunakan AppleID yang sama). Namun demikian, bisa juga ditambahkan iTunes library secara manual (tanpa harus mengaktifkan fitur Home Sharing), dimana pengguna harus memasukkan kode autentikasi yang ditampilkan di iPhone pada iTunes yang dituju. Sesuai dengan namanya, fitur ini baru akan terasa manfaatnya jika PC/Mac sedang digunakan untuk memutar konten musik/video namun Anda tidak berada di depan Mac/PC Anda.

Penutup
Demikian fitur-fitur iPhone yang bisa diulas pada tulisan ini. Masih banyak fitur-fitur lain yang sebenarnya masih bisa dieksplorasi. Namun pendekatanku adalah pada pengalaman dalam pemakaian sehari-hari, sehingga fitur-fitur yang tidak terlalu sering kupakai tidak terulas disini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pengguna iPhone yang ingin lebih memanfaatkan perangkatnya secara lebih optimal. Siapa tahu bisa berguna juga untuk pengguna platform lain yang ingin berpindah OS :p. Hehehe

Review: iPhone (bagian 2)

sebelumnya (bagian 1) ..

User Interface yang Simpel
Menurutku, iPhone simpel dan user interfacenya intuitif sehingga sangat mudah untuk digunakan. Saking simpelnya, jika Anda adalah pengguna advance yang senang mengutak-atik, iPhone sepertinya kurang cocok untuk Anda. Kalaupun mau ya tinggal di jail break saja. Tetapi dengan resiko sistemnya menjadi tidak stabil tentunya. Untukku sekarang, iPhone lebih aku manfaatkan sebagai perangkat hiburan dan penunjang pekerjaan. Disitulah nilai lebih dari iPhone. Seperti hanya PC, kemampuannya tidak selalu tergantung pada spec yang ada, juga tergantung pada aplikasi yang terpasang di dalamnya.

Terkadang karena masalah user interface yang dianggap simpel ini, seringkali dianggap membosankan oleh sebagian orang. Memang dari pertama kali muncul, tampilan Home Screen iPhone tidak mengalami perubahan yang signifikan. Menurutku sih bukannya Apple tidak memiliki kemampuan untuk mengubahnya, namun sepertinya Apple menginginkan agar user experience nya tidak berubah sehingga untuk orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan tidak akan kebingungan ketika keluar produk yang terbaru.

Sisi simplisitas iPhone justru tidak disadari oleh penggunanya sendiri. Sampai aku melihat dokumen perbandingan user interface produk milik Samsung dan iPhone pada kasus Apple vs Samsung yang belakangan cukup hot. Pada dokumen itu terlihat bahwa Apple mendesain iPhone dengan sangat baik. Desain disini bukan hanya desain hardware saja, tetapi hingga desain user interface software nya juga. Mungkin Anda baru akan menyadari sisi kesederhanaan ini iPhone setelah menggunakan produk dari manufaktur lain. Well… IMHO, aku rela membayar lebih mahal untuk membeli produk yang memberikan user experience yang lebih baik daripada sekedar membeli spek. Perubahan yang sedikit dan tidak terlalu signifikan, jika fitur tersebut sering digunakan tentunya akan menberikan pengaruh yang besar.

Kelebihan lain dari iPhone adalah, aku bisa mengoperasikan perangkat ini hanya dengan menggunakan satu tangan saja. Inilah alasan mengapa ukuran layar iPhone tidak terlalu besar. Dengan ukuran layar 4 inch, jempol tanganku mampu menyapu seluruh bagian layar. Walaupun untuk masalah 1 tangan ini aku lebih nyaman dengan iPhone 4S karena ukuran layarnya lebih kecil dan lebih terjangkau oleh jempol. Mungkin untuk sebagian orang kelebihan ini terkesan sepele, namun untukku ini cukup signifikan. Ketika menggunakan transportasi publik seperti KRL/busway kelebihan ini sangat berarti sekali. Aku masih bisa browsing, menulis tweet, membalas SMS dengan menggunakan satu tangan  saja.

User experience yang cenderung seragam pada semua versi
Karena varian iPhone yang ada di pasaran tidak terlalu banyak, pengguna tidak perlu bingung dan khawatir akan adanya perbedaan user experience pada perangkat iPhone yang berbeda. Tidak seperti platform Android yang terfragmentasi, user experience antar produk-produk yang berbeda manufaktur tentunya akan berbeda. Pada manufaktur yang sama sekalipun, jika berbeda produk bisa berbeda pula user experience dalam menjalankan aplikasi. Permasalahan pertama adalah pada resolusi layar. Banyaknya produk dengan resolusi layar yang berbeda tentunya memberikan user experience yang berbeda-beda pula dari sisi tampilan. Belum lagi terkait dengan perbedaan spesifikasi memori dan prosesor yang kadang menyebabkan tidak semua aplikasi bisa dijalankan pada produk tertentu. Dan ini tidak terjadi di iPhone.

Karena variannya yang tidak terlalu beragam inilah, developer menjadi lebih mudah dalam menuliskan apakah suatu aplikasi hanya bisa berjalan pada iPhone 4 keatas misalnya. Pengguna iPhone bisa memperoleh informasi kompatibilitas tersebut melalui Apple App Store sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menngunduh aplikasi yang dimaksud atau tidak. Paling nggak kalau memang iPhone nya nggak kompatibel kan nggak perlu rugi duluan karena sudah terlanjur membeli aplikasinya.


Terintegrasi dengan perangkat iDevice Lain
Yang aku suka dari produk Apple adalah kemudahan integrasinya dengan produk-produk Apple lain. Sebagai pengguna Mac, sejauh ini iPhone adalah satu-satunya perangkat yang dapat aku maksimalkan potensinya melalui Mac. Sejauh ini aku telah menggunakan perangkat berbasis Symbian, Blackberry, dan Android. Pemanfaatan ketiga perangkat ini di Mac kurang optimal menurutku. Sebagai contohnya, pemanfaatan fitur Personal Hotspot jauh lebih mudah ketika aku gunakan pada iPhone dibandingkan dengan ketiga perangkat lain. Belum lagi untuk sinkronisasi lagu dan konten-konten multimedia lainnya, upgrade firmware, serta fungsi backup/restore. Kurangnya dukungan dari ketiga perangkat tersebut untuk Mac pernah membuatku cukup frustasi, karena hanya bisa dimanfaatkan secara penuh melalui OS Windows saja, dan itupun masih sering bermasalah pula.

Kemudahan integrasi ini diperkaya dengan hadirnya iCloud pada Mac OS X dan iOS. Melalui fitur iCloud ini data-data dari Mac dan semua perangkat berbasis iOS lain bisa tersinkronisasi dengan iPhone yang aku gunakan. Secara native, iCloud dapat menyimpan informasi Contacts, Notes, Calendars & Reminders, Internet Bookmark, Find My Mac/Find My iPhone, dan dokumen atau data dari aplikasi pihak ketiga. Selain itu pengguna iPhone juga dapat melakukan backup isi iPhone nya ke dalam iCloud. Untuk memanfaatkan fitur ini pastikan ada memiliki koneksi WiFi yang cukup kencang karena data-data yang digunakan untuk backup/restore cukup besar.

Fitur dasar seperti Notes dan Reminders ini walaupun sepele dan sederhana namun sering aku gunakan pada Mac dan iPhone. Catatan-catatan penting biasanya aku catat pada Mac dan ketika aku sedang tidak menggunakan Mac, aku dapat mengaksesnya via iPhone. Memang kedua aplikasi tersebut fiturnya memang sangat sederhana. Namun kedepannya aku berharap kedua aplikasi ini dapat diperkaya lagi oleh Apple mengingat keduanya adalah aplikasi bawaan dan menurutku manfaat terbesarnya terletak pada kemudahan sinkronisasinya yang dilakukan secara otomatis. Dan secara fitur masih dimungkinkan untuk dikembangkan lagi.

Selain itu sebagai catatan lain, salah satu aplikasi yang menggunakan iCloud yang aku gunakan adalah Day One yang tersedia pada Mac, iPhone, dan iPad. Aplikasi ini berfungsi untuk mencatat jurnal. Kelebihannya adalah selain sederhana dan mudah digunakan, desain aplikasinya pun elegan. Tak heran jika aplikasi ini mendapat award dari Apple sebagai aplikasi terbaik pada 2012. Aplikasi ini menggunakan iCloud untuk sinkronisasinya, dan selama aku menggunakan aplikasi ini, performanya sangat memuaskan. Aku bisa mencatat jurnal dimana saja tanpa perlu tergantung pada perangkat yang aku gunakan. Dan selama ada koneksi internet, perubahan pada jurnal akan otomatis tersinkroniasi ke perangkat yang lain.

Fitur Backup & Restore yang mudah
iPhone yang aku gunakan dapat melakukan backup secara otomatis ke iCloud maupun ke Mac ketika dihubungkan dengan kabel data. iTunes akan otomatis melakukan backup dan sinkronisasi data antara Mac dan iPhone. Dan hebatnya lagi backup ini bisa aku restore di perangkat iDevice yang lain seperti iPad maupun iPod Touch berikut aplikasinya (dengan catatan aplikasi yang digunakan di iPhone sudah tersedia di iTunes secara lokal). Dengan fitur ini, backup dan restore dapat dilakukan secara offline tanpa perlu koneksi ke internet.


iTunes
Siapa yang tak kenal iTunes. Siapa sangka aplikasi yang dulunya berfungsi sebagai pemutar musik kini juga berfungsi sebagai aplikasi untuk mengatur perangkat-perangkat yang menggunakan iOS dan sebagai toko konten digital milik Apple. Melalui iTunes transfer lagu dari PC/Mac ke iPhone dapat dilakukan dengan mudah. Tinggal drag and drop saja. Fitur inilah yang selama ini belum aku temukan di perangkat lain seperti Android. Bahkan untuk manufaktur seperti Samsung maupun HTC belum memiliki aplikasi yang sekaliber dengan iTunes.

Konsep yang ditawarkan oleh iTunes adalah sinkronisasi. Pengguna bisa melakukan sinkronisasi konten-konten yang ada di PC/Mac ke iPhone dengan mudah. Konten-konten yang didukung antara lain: lagu, film, aplikasi, foto, ring tone, ebook, dan podcast. Dengan konsep seperti ini iTunes menjadi satu-satunya aplikasi yang digunakan untuk mentransfer konten. Khusus untuk foto sinkronisasi hanya bisa dilakukan per folder atau per item (event atau album) pada iPhoto. Jadi agak-agak repot jika ingin menambahkan foto. Foto tersebut harus diaalin dulu ke folder yang hendak di sinkronisasi terlebih dahulu.

selanjutnya (bagian 3)..

Review: iPhone (bagian 1)

Setelah kurang lebih 3 bulan menggunakan iPhone, rasanya sudah gatel aja pengen nulis ulasannya. Niatnya sih udah dari dulu-dulu, tapi baru sempet nulis sekarang. Seperti biasa, dalam tulisan ini, aku nggak akan fokus kepada spesifikasi iPhone nya itu sendiri. Seandainya produk ini dilengkapi dengan RAM 4 GB dan prosesor 10-core pun rasa-rasanya tidak perlu aku ulas disini, alasannya sederhana saja, dengan spec yang setinggi itu perbedaan user experience nya tidak akan terlalu jauh. Karena saat ini belum ada aplikasi di iPhone yang memerlukan spesifikasi seperti yang disebutkan diatas.

Dalam tulisan ini, aku ingin berbagi pengalaman dalam menggunakan iPhone untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga para pembaca bisa mengetahui fitur-fitur yang ada di dalamnya dan pada intinya iPhone itu bisa dipakai untuk apa saja sih. Agar fair juga, aku juga akan mencoba mengulas beberapa kekurangan-kekurangannya, yang rencananya akan aku tuliskan pada tulisan yang terpisah.

iOS
Kekuatan iPhone terletak pada ekosistem dan sistem operasinya: iOS. Pada umumnya iOS versi terakhir bisa digunakan ke produk Apple yang diproduksi 3 tahun ke belakang. Seperti pada saat ini, iOS terakhir adalah iOS versi 6 dan bisa digunakan pada iPhone 3GS yang diproduksi 3 tahun yang lalu. Salah satu kelebihan iOS adalah user interface nya yang intuitif dan smooth ketika pengguna mengoperasikan layar sentuh iPhone.

Adopsi firmware yang lebih cepat
Tidak seperti pada Android yang begitu terfragmentasi sehingga ketika jika ada update terbaru belum tentu perangkat Android tersebut bisa langsung di-upgrade. Walaupun bisa diupgrade biasanya harus menunggu beberapa lama hingga manufaktur produsen perangkat Android tersebut mengeluarkan rilis resmi untuk upgrade ke versi terbaru. Di iOS, begitu ada update terbaru, pengguna bisa langsung melakukan upgrade.

Jika update terbaru telah ada, dan iPhone Anda terkoneksi ke internet via WiFi, otomatis update tersebut akan diunduh tanpa Anda menyadarinya. Tahu-tahu keluar notifikasi bahwa telah ada update terbaru dan siap diinstall. Well… berhati-hati sajalah jika Anda menggunakan WiFi tethering untuk iPhone, bisa menyedot quota paket data yang Anda gunakan, karena untuk update biasanya ukurannya cukup besar (diatas 100 MB).

App Store
Ekosistem aplikasi adalah salah satu kekuatan iPhone. App Store saat ini memiliki lebih dari 700 ribu aplikasi. Aplikasi-aplikasi yang ada pada App Store telah melalui uji seleksi yang cukup ketat sehingga aman untuk digunakan. Memang ada beberapa aplikasi lolos sensor yang ternyata membahayakan penggunanya. Namun aplikasi-aplikasi yang lolos sensor ini sangat sedikit apabila dibandingkan dengan Android misalnya. Disini Apple mengontrol semuanya. Jika ada fitur-fitur pada aplikasi yang dirasa tidak sesuai dengan term and condition nya, Apple tidak segan untuk menolak aplikasi tersebut.

Pada akhirnya memang ada keterbatasan fitur pada aplikasi-aplikasi yang ada pada App Store jika dibandingkan dengan platform lain seperti Android. Android memiliki Google Play sebagai toko aplikasinya, dan developer bisa lebih bebas dalam membuat aplikasi yang dijual melalui toko aplikasi tersebut. Seperti misalnya pada Apple App Store, aplikasi-aplikasi yang memiliki kemampuan untuk mengubah sistem tentunya akan ditolak.

Lebih Aman
Dengan berbagai limitasi fitur pada aplikasi yang dijual melalui Apple App Store, menjadikan iPhone lebih aman dari serangan malware dan aplikasi-aplikasi 'tak jelas' lain yang mungkin bisa melakukan hal-hal yang membahayakan seperti mengirimkan data-data ke luar tanpa diketahui penggunanya, menghapus file sistem, menyebabkan iPhone menjadi tidak stabil, dan lain sebagainya.

Isu keamanan memang menjadi fokus Apple. Inilah alasan mengapa Apple tidak menyertakan opsi untuk penambahan kapasitas penyimpanan menggunakan media seperti microSD. Jika ada data-data penting pada memori eksternal dan iPhone Anda hilang, memori eksternal tersebut masih dapat dibaca.

selanjutnya (bagian 2)..