Jumat, Maret 26, 2010

Percy Jackson & the Olympians

Percy Jackson yang menderita disleksia dan ADHD harus menghadapi kenyataan bahwa mitologi Yunani yang menceritakan dewa-dewa seperti Zeus, Poseidon, dan Hades ternyata benar-benar ada. Dan lebih jauh lagi ternyata dia adalah anak dari Poseidon, dewa yang menguasai lautan. Anak-anak dilahirkan dari dewa-dewa dan manusia biasa ini dinamai demigod. Mereka selalu diburu oleh para monster-monster jahat hingga ditemukan dan dikumpulkan di sebuah tempat yang bernama Camp musim panas, tempat untuk melatih para demigod untuk bertahan melawan para monster. Di Camp ini, Percy bertemu dengan Annabeth Chase, putri dari Athena. Berdua, mereka berpetualang untuk menjalankan misi-misi yang diberikan, ditemani oleh satyr yang bernama Grover.

Pada intinya buku ini menggabungkan mitologi Yunani dengan cerita fiksi yang dikarang oleh penulisnya, Rick Riordan. Walaupun keduanya sama-sama fiksi, namun dengan membaca buku ini, kita bisa sekaligus belajar mengenai mitologi Yunani. Tadinya aku pikir niat banget nih pengarangnya. Untuk menulis sebuah buku yang dipenuhi cerita masa lalu, tentunya dia harus melakukan banyak riset mengenai mitologi Yunani itu sendiri. Ternyata aku baru mengetaui jika Rick Riordan ini sebelum beralih profesi menjadi penulis buku, adalah seorang guru yang mengajar Mitologi Yunani. Pantas saja jika cerita-ceritanya, yang terutama mengenai para dewa dan anak-anaknya pada masa lampau, bisa dibilang sesuai dengan cerita aslinya. Hanya yang ditulis dibukunya ditambah dengan cerita karangannya ditambah dengan seting waktu dalam bukunya adalah waktu saat ini.

Saat ini bukunya sudah 5 seri yang dirilis. Dan walaupun di buku ke-5 nya kupikir sudah tamat, ternyata dia akan melanjutkan seri ke-6 nya yang rencananya akan dirilis tahun ini. Aku cek di Goodreads, kelima seri Percy Jackson yang telah terbit memiliki rating diatas 4. Artinya sebagian memberikan rating 5. Memang menurutku buku-bukunya sangat inspiratif. Seolah dia mengajak para pembacanya untuk belajar mitologi Yunani sekaligus menikmati ceritanya. Tidak seperti Harry Potter yang menurutku terlalu bertele-tele karena bukunya lumayan tebal, Percy Jackson dikemas dalam buku yang lebih tipis. Dari sisi cerita pun menurutku bisa jadi lebih seru. Dan terlebih lagi alur ceritanya tidak bisa diprediksi dan memberikan banyak kejutan disana-sini.

Sayangnya, walaupun bukunya menarik, dan sekalinya baca susah berhenti :P, edisi terjemahan dalam bahasa Indonesianya baru sajaa dirilis beberapa minggu yang lalu. Malah duluan filmnya yang dirilis duluan. Itu pula masih buku pertamanya saja. Untuk buku edisi aslinya, terakhir aku cari-cari agak-agak sulit didapat karena banyak diburu dan tampaknya laku keras. Yah buat yang nggak sabar sih, mending unduh saja ebook nya, lalu baca di komputer. Kalo mau lebih niat lagi, di print sekalian biar bisa dibaca sambil offline, seperti apa yang sudah kulakukan. Hehehe..