Tampilkan postingan dengan label IT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IT. Tampilkan semua postingan

Selasa, Februari 15, 2011

Video Converter untuk Blackberry


Blackberry pada dasarnya merupakan perangkat yang digunakan agar penggunanya senantiasa selalu online dan tentunya untuk mendukung pekerjaan. Namun demikian bukan berarti perangkat ini tidak memiliki fitur-fitur hiburan yang salah satunya adalah untuk menonton video. Menonton video tidak harus dilakukan di PC atau di laptop, karena saat ini sudah banyak gadget yang memiliki resolusi yang cukup untuk mendukung hal tersebut. Sayang sekali bukan jika Blackberry yang kita miliki hanya digunakan untuk chatting, membuka email, online di twitter dan FB. Padahal fitur-fitur multimedianya juga tak kalah menarik.

Layar perangkat Blackberry saat ini, rata-rata memiliki resolusi sebesar 240 x 320 pixel atau 360 x 480 pixel. Sementara itu file-file video yang beredar saat ini memiliki resolusi yang lebih tinggi karena memang ditujukan untuk dinikmati di PC atau laptop. Semakin besar resolusi videonya, semakin besar pula ukuran filenya. Sementara kapasitas perangkat Blackberry yang kita miliki terbatas pada ukuran memory card yang terpasang. Untuk itulah diperlukan sebuah converter untuk file-file video tersebut agar resolusi maupun ukurannya pas untuk disimpan di Blackberry.

Ada beberapa aplikasi converter yang bisa digunakan. Dari beberapa itu, yang aku gunakan adalah WinMEnc yang sampai saat ini versi terakhirnya adalah 0.81 beta. Pada dasarnya, aplikasi ini menggunakan mencoder, sebuah aplikasi command line yang digunakan untuk encoding dan decoding video, dan juga bisa digunakan untuk mengkonversi format-format video menggunakan codecs yang berbeda. Karena itulah, aplikasi WinMEnc ini bisa mengkonversi file video ke banyak format, yang salah satunya adalah format yang bisa dibaca di Blackberry. List lengkap mengenai format video yang bisa dibaca oleh Blackberry dapat dilihat melalui tautan ini.


Cara menggunakan aplikasi WinMEnc ini sangat mudah. Pengguna hanya perlu memilih file-file video yang akan dikonversi, memilih direktori untuk menyimpan video hasil konversi, memilih codec yang digunakan untuk video dan audionya termasuk bitrate dan resolusi video yang diinginkan. Terlebih lagi, aplikasi WinMEnc ini memungkinkan penggunanya untuk meng-embed subtitle ke dalam video hasil konversinya. Sejauh yang aku tahu, Blackberry tidak bisa membaca subtitle dari file external (yang biasanya memiliki ekstensi *.srt atau *.sub). Tentunya fitur ini sangat berguna ketika film yang ingin kita tonton menggunakan bahasa yang tidak kita kenal seperti Korea atau Jepang (ehmmm).

Pengguna juga bisa menyimpan konfigurasi-konfigurasi yang telah dibuat (seperti codec video dan audio, bitrate, resolusi, jenis subtitle, dan lain sebagainya) agar kedepannya tidak perlu melakukan seting ulang. Selain itu, aplikasi ini juga sudah menyimpan beberapa pre-defined profile konfigurasi seperti untuk format iPhone, iPod, Nokia, dan lain-lain. Jadi jika penggunanya memiliki gadget lain dan ingin menonton video disitu, tinggal memilih saja profile yang sesuai untuk gadgetnya, lalu tinggal di convert deh.

Aplikasi WinMEnc diatas bisa diunduh di: http://winmenc.blogspot.com/

Sabtu, November 06, 2010

Me-reset Password Windows

Berawal dari PC lama yang dikira sudah rusak ternyata masih bisa digunakan, dan ternyata baru sadar kalau aku lupa password untuk login ke Windows nya. Setelah googling sana sini mencari alternatif untuk menemukan solusi yang tepat, akhirnya aku temukan juga cara yang mudah. Beberapa tools seperti Ophcrack membutuhkan bandwidth yang cukup besar untuk diunduh. Sayang aja nih ngabisin quota internet rumah hanya untuk mengunduh tools seperti ini. Tools yang digunakan pada artikel ini hanya berukuran sekitar 3 MB, sangat kecil dan praktis untuk diunduh. Dalam artikel ini, aku menggunakan VirtualBox agar lebih mudah untuk melakukan screen capture pada setiap langkahnya


Berikut adalah langkah-langkah untuk me-reset password Windows (Sudah dicoba untuk Windows 7 dan Windows XP).
  1. Download tools yang berisi file cd080802.zip dari tautan dibawah ini:
  2. http://pogostick.net/~pnh/ntpasswd/cd080802.zip

  3. Burn ISO tersebut ke dalam CD, atau jika merasa sayang dengan ukurannya yang hanya 3 MB, bisa diinstall ke USB Disk. Buka file ISO dengan Virtual Drive (Salah satu tools Virtual Drive yang gratis adalah MagicISO) dan salin semua file yang ada pada ISO tersebut ke USB Disk. Untuk membuat USB Disk nya menjadi bootable, masuk ke dalam Command Prompt (Pastikan anda adalah Administrator. Jika anda menggunakan Windows 7, Cari aplikasi Command Prompt -> Klik kanan -> Run As Administrator).

  4. Dengan asumsi USB Disk anda memiliki drive letter X:, ketikkan perintah 
    X: -> Pindah drive ke X
    syslinux -ma X: -> Membuat drive USB Drive X menjadi bootable


  5. Boot PC atau laptop menggunakan CD atau USB Disk yang telah dibuat pada langkah ke-2. 

  6. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti berikut:

  7. Abaikan pesan yang ada pada monitor, tekan Enter untuk melanjutkan.


  8. Pilih partisi yang akan di-reset password Windows nya.

  9. Pada contoh ini, hanya ada satu partisi yang aku gunakan, sehingga bisa memasukkan nilai 1 sebagai partisi yang akan di-reset.


  10. Tools ini akan menanyakan lokasi registry pada partisi yang dipilih. Tekan Enter untuk melanjutkan.

  11. Pilih 1, untuk me-reset password Windows.

  12. Pilih 1 lagi untuk melanjutkan proses reset.

  13. Selanjutnya tools akan menampilkan daftar user yang ada pada partisi yang telah dipilih sebelumnya. Pilih user yang akan di-reset passwordnya. (Secara default, tools akan memilih Administrator). Dalam contoh ini aku ingin me-reset user 'Amphie Smiley' dengan kode 0x03eb. Untuk singkatnya ketik kode RID (misal kode RID untuk Amphie Smiley adalah 0x03eb)

  14. Ketik 1 untuk me-reset password untuk user yang telah dipilih.

  15. Nah sekarang password sudah di-reset (di set menjadi blank). Tekan ! Untuk keluar dari menu. Dilanjutkan dengan menekan q dan y untuk menyimpan perubahan.

  16. Reset PC atau laptop anda dengan menekan Ctrl+Alt+Del. Setelah tampilan login Windows dan memilih user yang telah di-reset passwordnya, anda tidak perlu memasukkan password lagi. Selamat mencoba!!
Note: Tools ini hanya dapat digunakan untuk me-reset password, bukan untuk me-recover password.

Kamis, Februari 04, 2010

Mengoptimalisasi Windows 7

Bagi yang menggunakan Windows 7, tentunya sudah merasakan performanya yang bila dibandingkan dengan pendahulunya bisa dibilang lebih baik dan lebih cepat. Namun demikian, ada beberapa trik atau cara yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja Windows 7. Berikut ini adalah trik-trik berikut:
  1. Mengoptimalkan proses Boot Windows 7
    • Pada Start Menu, ketikkan msconfig atau System Configuration untuk membuka jendela System Configuration
    • Pilih tab Boot. Atur nilai Timeout pada text box untuk mengurangi waktu yang diberikan oleh sistem kepada pengguna untuk memilih sistem operasi yang digunakan. Jika sistem operasi yang terpasang pada PC hanya satu, nilai ini tidak berpengaruh. Namun jika memiliki dua sistem operasi atau lebih, nilai ini bisa dikurangi (diset menjadi 5 misalnya).
    • Pilih No GUI Boot agar ketika proses booting sedang berlangsung, logo Windows 7 tidak perlu ditampilkan. Pilihan ini membuat proses booting tidak menampilkan apa-apa (blank).
    • Klik tombol Advanced Options. Jika PC yang digunakan memiliki lebih dari satu prosesor, maka set pilihan Number of processors sesuai dengan jumlah processor yang ada.
    • Klik OK untuk menutup jendela. Dan klik OK pada aplikasi System Configuration untuk menutup aplikasi dan menyimpan konfigurasi.
  2. Me-nonaktifkan fitur Hibernate
  3. Hibernate adalah salah satu fitur yang sangat membantu, terutama jika digunakan pada laptop. Namun demikian, fitur ini memerlukan space hard disk sebanyak jumlah memori yang terpasang. Jika anda tidak pernah menggunakan fitur ini, maka ada baiknya untuk mematikan fungsi hibernate ini untuk menghemat space. Untuk menonaktifkan fitur Hibernate, lakukan langkah-langkah berikut:
    • Pilih Start Menu -> All Programs -> Accessories -> Command Prompt. Klik kanan dan pilih Run as Administrator.
    • Ketikkan powercfg -h off untuk menonaktifkan fitur Hibernate.
    • Untuk mengaktifkan lagi fitur ini, ketik powercfg -h on
  4. Defrag secara teratur hard disk yang terpasang pada PC/laptop
  5. Semakin banyak aplikasi yang terinstall pada hard disk PC/laptop anda, dan semakin banyak dokumen yang anda simpan pada hard disk, menyebabkan akses baca ke hard disk tersebut menjadi lambat. Hal ini disebabkan karena bagian-bagian file yang ada tersimpan secara tersebar. Untuk mengatasi masalah ini, Windows telah menyediakan tool yang bernama Disk Defragmenter atau lebih dikenal dengan nama Defrag yang bisa diakses pada Start Menu -> All Programs -> Accessories -> System Tools -> Disk Defragmenter. Tool ini dapat merapikan kembali potongan-potongan file yang tersimpan secara tersebar, dan menyatukannya, sehingga ketika dibaca, aksesnya menjadi lebih cepat. Lakukan proses defragmentasi ini secara rutin atau setelah melakukan pemindahan/penyalinan file-file dalam jumlah besar.
  6. Menonaktifkan Aero Theme
  7. Fitur Aero Theme membuat tampilan Windows 7 menjadi lebih menarik. Namun demikian, jika Windows 7 digunakan pada PC/laptop yang memiliki resource terbatas (misalnya pada PC/laptop yang lama), tentunya akan lebih baik jika fitur ini dimatikan untuk meringankan beban graphic card yang digunakan dan meningkatkan performa. Untuk menonaktifkan fitur ini, klik kanan pada Desktop -> Personalize. Pilih Windows 7 Basic atau Windows Classic dan tunggu beberapa saat sampai seting ini diaplikasikan ke dalam sistem.
  8. Menonaktifkan efek-efek visual pada Windows 7
  9. Efek-efek visual yang menyejukkan mata pada Windows 7 dapat dinonaktifkan untuk meningkatkan performa sistem. Trik nomor 5 ini sebenarnya nggak jauh beda dengan trik nomor 4, jika dilihat dari efek yang diakibatkan. Pada dasarnya, selama spesifikasi PC/laptop yang digunakan kompatibel dengan Windows 7, nggak perlu sampai menonaktifkan efek-efek ini. Karena selain peningkatan performa yang didapat, tampilan Windows 7 nya malah mirip dengan Windows 98, alias bikin ilfil. Tapi nggak ada salahnya dicoba, namanya juga sesuai dengan judul tulisan ini: mengoptimaliasi performa Windows 7 :P Untuk menonaktifkan efek-efek visual pada Windows 7, lakukan langkah berikut.
    • Pilih Start Menu -> Computers. Klik kanan, lalu pilih Properties.
    • Pada menu sebelah kiri, klik Advanced System Settings. Jendela System Properties akan muncul.
    • Pilih Tab Advanced. Pada bagian Performance klik tombol Settings ... Jendela Performance Options akan muncul.
    • Pada pilihan yang ada, pilih Adjust for best performance.
  10. Memanfaatkan fitur ReadyBoost
  11. Ready Boost merupakan fitur yang tersedia di Windows 7 yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan nonvolatile flash memory seperti USB Flash Disk atau Memory Card (jika memiliki Card Reader) untuk meningkatkan performa sistem. Perangkat flash memory ini berfungsi sebagai cache atau memori tambahan, sehingga sistem dapat mengakses data lebih cepat dibandingkan dengan mengakses hard disk. Untuk menggunakan fitur ini, lakukan langkah-langkah berikut:
    • Masukkan USB Flash Disk ke dalam port USB yang tersedia. Klik Start Menu -> Computers. Klik kanan pada icon USB Flash Disk, dan Klik Properties. Jendela baru muncul
    • Klik tab ReadyBoost. Pilih opsi Dedicate this device to ReadyBoost atau Use this device dan atur jumlah space yang ingin dialokasikan untuk ReadyBoost.
    • Klik OK atau Apply untuk mengaplikasikan konfigurasi.
  12. Menonaktifkan fitur User Account Control (UAC)
  13. Meskipun katanya fitur ini dapat melindungi komputer dari aplikasi yang berbahaya seperti virus, fitur ini bisa menjadi sangat mengganggu. Pada dasarnya, fitur ini menampilkan notifikasi (lebih tepatnya konfirmasi) sebelum dilakukannya perubahan pada sistem yang memerlukan ijin pada level administrator. Dengan mematikan fitur ini, jika pengguna login sebagai administrator, semua perubahan yang dilakukan pada sistem seperti meng-install program dan lain sebagainya akan langsung dieksekusi tanpa adanya konfirmasi. Kemudahan dan kepraktisan memang sebanding dengan level keamanan yang ditawarkan. Jika anda merasa yakin bahwa komputer anda sangat aman, bahkan tanpa bantuan fitur ini sekalipun, maka fitur ini bisa dinonaktifkan. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mematikan fitur ini:
    • Buka Control Panel -> User Accounts. Jendela User Accounts akan muncul.
    • Pilih Change User Account Control settings. Turunkan level slider yang ada menjadi Never notify.
    • Klik tombol OK untuk menyimpan seting, dan restart komputer agar seting yang baru dapat diaplikasikan.
  14. Menonaktifkan service-service yang tidak diperlukan pada Windows 7
  15. Windows 7 dilengkapi dengan berbagai macam service yang berjalan secara background. Adalakanya, service-service ini tidak kita perlukan namun berjalan secara default sejak pertama kali kita menginstall Windows 7. Berikut ini adalah service-service yang dapat dinonaktifkan:
    • Windows Search. Service ini digunakan oleh Windows 7 untuk mengoptimalkan pencarian dengan melakukan proses indexing pada seluruh file yang ada pada sistem. Terkadang, service ini menghabiskan banyak resource hanya untuk mengindeks file-file yang mungkin tidak akan pernah kita cari. Jika pengguna sistem Windows 7 jarang melakukan pencarian, service ini bisa di-nonaktifkan. Pencarian file masih dapat dilakukan walaupun service ini dinonaktifkan, hanya saja proses pencariannya memerlukan waktu yang lebih lama.
    • Print Spooler. Service ini bisa dimatikan jika anda tidak menggunakan fitur untuk mencetak dokumen ke printer.
    • Computer Browser dan Server. Service ini aman untuk dinonaktifkan selama anda tidak terhubung ke ke jaringan.
    • Themes dan Desktop Window Manager Session Manager. Kedua service ini dapat dinonaktifkan jika anda tidak menginginkan Aero Theme dan efek-efek visual lainnya.
    • Windows Time. Service ini digunakan untuk melakukan sinkronisasi waktu komputer dengan server. Jika tidak diperlukan sinkronisasi waktu, service ini dapat dinonaktifkan.
    • Remote Registry. Service ini memungkinkan pengguna dari komputer lain untuk mengubah informasi pada registry. Service ini disarankan untuk dimatikan untuk meningkatkan level keamanan sistem.
    • Tablet PC Input Service. Jika komputer yang digunakan bukan Tablet, service ini lebih baik untuk dinonaktifkan.
    • Windows Error Reporting Service. Service ini berfungsi untuk melaporkan informasi mengenai error yang terjadi (misalnya Windows mengalami crash). Informasi ini dapat digunakan untuk keperluan diagnosis dan perbaikan sistem. Kalo memang Windowsnya jarang error, dan sekalinya error juga dibiarin aja, lebih baik dinonaktifkan saja.
    Untuk menonaktifkan/mengaktifkan service-service diatas, lakukan langkah-langkah berikut:
    • Pilih Start Menu -> Computer. Klik kanan lalu pilih Manage. Jendela Computer Management muncul.
    • Pada menu di sebelah kiri, pilih Services and Applications -> Services. Akan muncul daftar service yang ada pada sistem.
    • Pilih service yang diinginkan. Dobel klik atau klik kanan lalu pilih Properties.
    • Klik tombol Start/Stop untuk mengaktifkan/menonaktifkan service. Untuk menonaktifkan service untuk seterusnya, pilih Disabled atau Manual pada Startup Type. Untuk lebih amannya, pilihlah Manual daripada memilih Disabled. Jika opsi Manual dipilih, masih memungkinkan service ini diaktifkan oleh Windows ketika dibutuhkan. Jika opsi Disabled dipilih, maka Windows tidak dapat secara otomatis mengaktifkan service ini ketika dibutuhkan.

Rabu, Januari 20, 2010

Mengganti Logon Screen pada Windows 7

Kemarin nggak sengaja menemukan artikel yang berisi cara untuk mengganti Logon Screen pada Windows 7. Caranya ternyata cukup mudah, sudah ada aplikasi kecil yang bernama Tweak.com Logon Changer for Windows 7 yang dapat diunduh melalui link ini.

Cara pemakaiannya cukup mudah, tinggal klik tombol Change Logon Screen lalu pilih file gambar yang diiginkan untuk dijadikan background. Untuk mengembalikan Logon Screen ke setingan default, tinggal klik Revert Default Logon Screen.

Bagi yang penasaran mengenai detail caranya, perubahan Logon Screen ini bisa dilakukan dengan mengubah nilai pada registry. Berikut adalah langkah-langkahnya:
  1. Buka Registry Editor. Start Menu -> ketik regedit. Jendela Registry Editor akan terbuka.
  2. Masuk ke entry: Computer\HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Authentication\LogonUI\Background
  3. Periksa apakah ada entry OEMBackground dengan tipe DWORD (32 bit). Jika tidak ada, buat entrynya, dan masukkan nilai 1.
  4. Buka Windows Explorer. Masuk ke folder Windows\system32\oobe\.
  5. Tambahkan folder info jika belum ada. Masuk ke folder info tersebut dan tambahkan folder baru yang bernama backgrounds jika belum ada.
  6. Terakhir, salin file gambar yang diinginkan ke dalam folder ini (Windows\system32\oobe\info\backgrounds) dan ganti namanya menjadi backgroundDefault.jpg (harus dalam format jpg). Pastikan bahwa ukuran file dibawah 245 KB. Jika ukuran masih terlalu besar, gunakan aplikasi editor gambar untuk me-resize ukuran file gambar tersebut.

Selasa, Januari 19, 2010

Membuat Installer Windows 7 di USB Flash Disk

Iseng-iseng, kmaren baca artikel tentang menginstall Windows 7 dari USB Flash Disk, jadi pengen mencoba. Sekalian membuat backup dari installer yang ada, terlebih lagi USB Flash Disk lebih praktis dan bisa dibawa kemana-mana. Setelah googling sana-sini, pada intinya ada dua cara untuk membuat installer Windows 7 di USB Flash Disk. Cara pertama lebih ribet, sementara cara kedua, memang Microsoft sudah menyediakan tools untuk membuat sebuah USB Flash Disk menjadi installer Windows 7. Yang perlu diperhatikan, kapasitas minimun USB Flash Disk yang dibutuhkan adalah 4GB, karena Installer Windows 7 nya sendiri berukuran sekitar 2,5 GB.

Cara 1
Yang perlu dipersiapkan adalah DVD Installer Windows 7 atau file ISO installernya. Lebih baik  jika memiliki file ISO installernya, karena hanya perlu di mount saja dan kecepatan bacanya tentu jauh lebih cepat. Untuk membuat file ISO Installer Windows 7, dapat menggunakan tools Magic Disc. Tools ini juga dapat melakukan mount ISO untuk membuat semacam Virtual DVD-ROM.
  1. Mount file ISO Installer Windows 7 ke dalam sebuah Virtual DVD-ROM. Jika tidak memiliki file ISO Installer nya, masukkan DVD Installer Windows 7 ke dalam DVD ROM
  2. Format USB Flash Disk yang hendak dijadikan Installer Windows 7.
  3. Jadikan USB Flash Disk menjadi bootable dengan menggunakan tools bootsect yang ada pada DVD ROM/ISO Installernya.
  4. Masuk ke Command Prompt dari menu berikut Start Menu -> All Programs -> Accessories -> Command Prompt. Klik kanan lalu pilih Run As Administrator. Dengan asumsi DVD ROM/Virtual DVD ROM yang berisi Installer Windows 7 ada pada drive D dan USB Flash Disk yang digunakan berada pada drive E, ketik perintah berikut:
    D: 
    cd boot 
    bootsect /nt60 e: 
    
  5. Salin seluruh file instalasi Windows 7 ke USB Flash Disk, bisa menggunakan Windows Explorer atau menggunakan perintah Command Prompt. Masih pada jendela command prompt yang sama, ketik perintah      berikut:
  6. xcopy d:*.* /s/e/f e: 
    Setelah perintah ini dijalankan, akan muncul daftar file yang sedang disalin ke USB Flash Disk, dan tunggu hingga prosesnya selesai.
Nah sekarang USB Flash Disk nya sudah siap untuk digunakan untuk menginstall Windows 7 :).

Cara 2
Cara kedua lebih sederhana dan lebih mudah. Yang diperlukan adalah file ISO yang berisi Installer Windows 7 yang bisa dibuat menggunakan tool MagicDisc seperti pada cara pertama. Selain itu diperlukan juga sebuat tool yang bernama Windows 7 USB DVD Download Tool yang bisa diunduh melalui link Microsoft ini. Jalankan installernya dan ikuti petunjuk-petunjuk yang ada.
  1. Jalankan aplikasinya melalui: Start Menu -> All Progams -> Windows 7 USB DVD Download Tool -> Windows 7 USB DVD Download Tool.
  2. Klik Browse dan pilih file ISO yang telah dibuat sebelumnya lalu klik Next.
  3. Kemudian pilih media yang akan dijadikan instalasi Windows 7. Dalam kasus ini klik USB Device.
  4. Pilih drive USB Flash Disk. Tool ini akan secara otomatis menampilkan drive mana saja yang berisi USB Flash Disk. Dan klik Begin Copying.
  5. Selanjutnya USB Flash Disk yang dipilih akan di-format dan proses penyalinan akan berjalan.
    Setelah semuanya selesai. USB Flash Disk telah siap untuk digunakan.

Untuk menginstall Windows 7 dari USB Flash Disk, restart PC/laptop. Pada menu bios pastikan bahwa USB Flash Disk menjadi pilihan pertama untuk proses booting. Selanjutnya, proses booting akan dijalankan dari USB Flash Disk dan proses instalasi Windows 7 bisa dilakukan seperti melakukan instalasi dari DVD.

Rabu, Januari 13, 2010

God Mode pada Windows 7

Baru mendengar adanya istilah GodMode di Windows 7 beberapa hari yang lalu dari sebuah situs berita. Karena penasaran, mencoba googling dan menemukan beberapa link yang isi penjelasannya sih sama saja. Dengan membuat folder dengan nama GodMode.{ED7BA470-8E54-465E-825C-99712043E01C} di mana saja, maka alih-alih folder biasa yang muncul, namun muncul sebuah folder dengan icon Control Panel. Jika dilihat didalamnya, terdapat lebih dari 200 shortcut untuk mengatur setingan-setingan Windows layaknya fungsi Control Panel.

Kurasa GodMode ini hanyalah tampilan Control Panel yang dibuat lebih detail saja, dengan menampilkan semua fungsi yang ada pada satu aplikasi. Sebagai contohnya, pada Control Panel ada aplikasi yang bernama User Accounts, maka pada folder GodMode ini akan ditampilkan 13 fungsi yang terkait dengan User Accounts: Membuat/menghapus account tertentu, mengganti profile picture account yang aktif, mengganti password account, membuat disk untuk me-reset password, membuat account administrator, dst.




Yang menjadi pertanyaanku adalah, mengapa namanya GodMode yah? Beberapa sumber mengatakan karena nama foldernya diawali dengan GodMode dan memiliki ekstensi {ED7BA470-8E54-465E-825C-99712043E01C}. Setelah aku coba, nama foldernya tidak harus diawali dengan GodMode, yang penting ekstensinya {ED7BA470-8E54-465E-825C-99712043E01C}, maka icon foldernya akan berubah menjadi icon Control Panel. Jadi penasaran, siapa yah orang yang menemukannya pertama kali dan iseng-iseng memberi nama GodMode? Konon trik ini juga bisa digunakan pada Windows Vista, namun pada versi 64 bit, selalu crash (untung bukan pengguna Vista).

Namun demikian, kurasa trik ini cocok untuk pengguna awam yang baru menggunakan Windows 7 dan bingung untuk mengatur berbagai macam konfigurasi yang disediakan. Terutama jika penggunanya sebelumnya menggunakan Windows XP atau Vista dimana konfigurasi pada Control Panel nya masih tidak sebanyak Windows 7.  Daripada mencoba satu persatu aplikasi di Control Panel untuk mencari fungsi yang diinginkan, mending sekalian diberikan list fungsinya sekalian. Jadi bisa sekalian belajar deh.

Senin, Desember 14, 2009

Windows 7 di Toshiba Portege M600

Beberapa waktu lalu, aku mencoba meng-install Windows 7 Ultimate di laptopku. OS bawaan dari seri Portege M600 adalah Vista Business. Cuma karena berat dan kurasa menghabiskan resource yang banyak, aku downgrade ke Windows XP, yang mana jarang aku pake juga karena aku lebih suka menggunakan Ubuntu. Karena ada temenku yang udah menggunakan Windows 7 dan katanya lumayan enteng, aku pun iseng-iseng mencoba.

Proses instalasinya sendiri terhitung mudah dan cepat. Sepertinya nggak sampai 30 menit OS baru ini sudah terinstall. Tadinya aku cukup khawatir mengenai masalah kompatibilitas driver-drivernya. Ternyata kekhawatiranku tak beralasan. Setelah selesai install, hampir semua peripheral laptop yang penting bisa terdeteksi. Tampilan yang OK dan suara yang muncul setelah proses instalasi selesai menunjukkan driver graphic card dan sound card sudah terinstall dengan benar. Bahkan FingerPrint reader nya pun bisa digunakan walaupun nggak secara otomatis terinstall (driver diunduh melalui Windows Update). Perangkat yang tidak dikenali hanyalah Web Cam dan Bluetooth yang drivernya mesti diunduh secara manual dari website Toshiba nya.



Secara sebelumnya aku bukan pengguna Windows Vista, jadi nggak terlalu ngeh sih dengan perubahan yang ada. Kalau dibandingkan dengan Windows XP tentunya jauh lah bedanya. Namun dari segi performa dan fitur, kurasa Windows 7 lebih nyaman untuk aku gunakan ketimbang XP (Apalagi dibandingkan dengan Vista, jauh banget deh). Walaupun penggunaan memorinya lebih boros dibanding dengan XP, tetapi proses booting dan proses load aplikasinya kurasa lebih cepat.

Dari sisi fitur tentunya banyak sekali fitur-fitur baru di Windows 7. Aku akan mencoba menekankan pada masalah experience nya. Mengapa aku bisa mengatakan bahwa produk ini bahkan jauh lebih kupilih dibanding Windows XP yang menurutku sudah enteng banget. Berikut ini adalah perbedaan-perbedaan yang tampak jelas terlihat pada tampilannya:

Windows Taskbar
Pada Windows 7, taskbarnya terlihat lebih simple. Toolbar Quick Launch sudah tidak nampak lagi, digantikan oleh icon-icon shortcut ke aplikasi. Karena taskbarnya lebih berorientasi kepada aplikasi, bukan berorientasi lagi pada window, jadinya judul windownya tidak ditampilkan (walaupun ada opsi untuk menampilkan judul window). Jika ada beberapa window dalam satu aplikasi, akan ditampilkan seperti gambar dibawah ini. Jika mouse diarahkan pada icon aplikasi tersebut, akan muncul preview window-window yang aktif dalam aplikasi tersebut.



Selain itu ada fitur Jump List yang dapat diakses dengan meng-klik kanan icon aplikasi pada taskbar. Contoh dibawah ini adalah Jump List dari aplikasi Google Chrome yang menampilkan halaman-halaman yang terakhir dibuka. Jump List ini dapat diakses walaupun aplikasinya belum dijalankan.




Libraries
Windows Explorer pada Windows 7 kini memiliki Libraries yang merupakan Virtual Folder yang dapat digunakan untuk mengumpulkan file-file yang tersebar di berbagai lokasi dalam satu tempat. Fitur ini lumayan membantu ketika misalnya kita ingin melakukan grouping pada jenis-jenis file tertentu yang lokasinya tersebar, baik di jaringan atau di PC lokal. Fitur ini juga memudahkan sharing dokumen antar sesama pengguna dalam satu PC yang sama.



Desktop dan Personalisasi
Ketika meng-klik kanan mouse pada area desktop akan muncul menu berikut:


Ketiga menu diatas memberikan akses langsung untuk mengubah resolusi layar, mengatur gadgets, dan melakukan personalisasi tampilan (theme, background, sound, dll)

Gadget pada Windows 7 konon lebih hemat memory karena tidak seperti Windows Vista. Jadi kalo nggak ada Gadget yang dijalankan, tidak ada proses yang perlu di-load ke memory. Masih ingat ketika dulu menggunakan Vista, ada proses yang namanya Sidebar yang menurutku malah ngabis-ngabisin memori aja.



Dengan mengakses menu Personalize pada desktop akan muncul sebuah window yang dapat mengatur theme yang digunakan, yang mencakup background wallpaper (yang kini mendukung tampilan slideshow pada desktop), screen saver, suara, dan warna. Tidak seperti pada versi Windows XP yang menurutku pengaturannya theme nya tersebar dan terpisah-pisah.



Device Manager
Pengguna Windows sebelumnya tentu ingat dengan fitur Windows yang bernama Device Manager yang isinya menampilkan list seluruh peripheral yang terpasang pada PC . Pada Windows 7, fitur ini masih ada, namun diperkenalkan dua fitur baru yaitu Device and Printers dan Device Stage.

Device and Printers merupakan fitur baru yang bisa diakses melalui Control Panel dan dapat diakses langsung pada Start Menu. Tidak seperti Device Manager yang menampilkan semua perangkat, pada Device and Printers yang ditampilkan hanyalah perangkat-perangkat yang secara fisik memang terpasang dan mudah dikenal oleh pengguna yang kurang expert seperti USB Drive, Bluetooth, Printer, Web Cam, Hard Disk External, dan lain-lain sebagainya.



Sementara itu, Device Stage merupakan bagian dari Device and Printers yang menampilkan informasi mengenai sebuah perangkat dan operasi apa saja yang bisa dilakukan pada perangkat tersebut. Konon katanya Windows 7 ini dapat mengenali perangkat-perangkat yang umum dipasaran (sejauh ini gadget yang aku miliki terdeteksi dengan baik di Windows 7), dan menyediakan representasi gambar sebuah perangkat dalam resolusi tinggi. Gambar dibawah merupakan salah satu contoh tampilan Device Stage untuk printer yang terpasang di kantorku.




Windows XP Mode
Pengguna Windows 7 versi Ultimate, Enterprise, dan Professional dapat menggunakan fitur yang bernama Windows XP Mode yang dapat diunduh secara terpisah. Fitur ini memungkinkan penggunanya untuk menjalankan aplikasi-aplikasi lama yang hanya kompatibel dengan Windows XP dan tidak kompatibel dengan Windows 7. Untuk menggunakan fitur ini pastikan PC atau laptop yang digunakan sudah mendukung fitur Hardware Virtualization. Dan pastikan fitur ini aktif (yang biasanya bisa diset dari menu BIOS)



Selain fitur-fitur diatas, tentunya masih banyak lagi fitur-fitur lain yang belum sempat aku utak-atik. Fitur-fitur Windows 7 yang lebih lengkap dapat dilihat di:
http://en.wikipedia.org/wiki/Features_new_to_Windows_7
http://windows.microsoft.com/en-us/windows7/products/features

Jumat, November 27, 2009

Format Partisi di Linux

Karena sudah terbiasa meformat hard disk menggunakan aplikasi GUI di Ubuntu, jadinya nggak pernah ngutak-ngatik gimana caranya memformat menggunakan shell. Dalam kasus kali ini, aku ingin memformat hard disk dengan menggunakan file system ext4 dan memasangnya di PC yang menggunakan Ubuntu Server yang nggak ada Desktop nya alias versi text. Setelah melakukan pencarian di Google (ternyata banyak artikel yang aku temukan tidak berkaitan dengan apa yang aku cari), akhirnya aku menemukan artikel yang cukup relevan. Ternyata hanya diperlukan dua perintah saja: fdisk, dan mkfs.ext4.

Berikut langkah-langkahnya:
  1. Membuat partisi baru dengan fdisk
  2. Dalam kasus ini, hard disk yang aku pasang dikenali sebagai /dev/sdb, dan aku hanya ingin membuat satu partisi saja. Perintahnya adalah sebagai berikut (pastikan menjalankan fdisk dalam priveledge root):
    root@liley-II# fdisk /dev/sdb

    The number of cylinders for this disk is set to 38166.
    There is nothing wrong with that, but this is larger than 1024,
    and could in certain setups cause problems with:
    1) software that runs at boot time (e.g., old versions of LILO)
    2) booting and partitioning software from other OSs
    (e.g., DOS FDISK, OS/2 FDISK)

    Command (m for help): n
    Command action
    e extended
    p primary partition (1-4)
    p
    Partition number (1-4): 1
    First cylinder (1-38166, default 1):
    Using default value 1
    Last cylinder, +cylinders or +size{K,M,G} (1-38166, default 38166):
    Using default value 38166

    Command (m for help): t
    Selected partition 1
    Hex code (type L to list codes): 83

    Command (m for help): w
    The partition table has been altered!

    Calling ioctl() to re-read partition table.
    Syncing disks.

  3. Format partisi yang sudah dibuat dengan menggunakan perintah mkfs.ext4 (untuk file system ext3 atau ext2 bisa menggunakan perintah mkfs.ext3 dan mkfs.ext2)
  4. Partisi yang sudah dibuat sebelumnya, dalam contoh ini dikenali sebagai /dev/sdb1.
    Perintah yang dijalankan adalah seperti berikut:
    root@liley-II# mkfs.ext4 /dev/sdb1
    mke2fs 1.41.9 (22-Aug-2009)
    Filesystem label=
    OS type: Linux
    Block size=4096 (log=2)
    Fragment size=4096 (log=2)
    2444624 inodes, 9770492 blocks
    488524 blocks (5.00%) reserved for the super user
    First data block=0
    Maximum filesystem blocks=0
    299 block groups
    32768 blocks per group, 32768 fragments per group
    8176 inodes per group
    Superblock backups stored on blocks:
    32768, 98304, 163840, 229376, 294912, 819200, 884736, 1605632, 2654208,
    4096000, 7962624

    Writing inode tables: done
    Creating journal (32768 blocks): done
    Writing superblocks and filesystem accounting information: done

    This filesystem will be automatically checked every 33 mounts or
    180 days, whichever comes first. Use tune2fs -c or -i to override.

  5. Melakukan mount partisi yang telah dibuat ke dalam sistem
  6. Partisi baru yang telah siap digunakan. Untuk melakukan mount ke dalam sistem, bisa dilakukan secara manual atau menambahkan entry baru di /etc/fstab agar bisa di-mount secara otomatis setelah boot up.

    Dalam contoh ini, aku akan melakukan mount partisi ke direktori /ext (pastikan bahwa direktori /ext telah dibuat).

    Untuk melakukan mount secara manual, jalankan perintah berikut:
    root@liley-II# mount -t ext4 /dev/sdb1 /ext

    Atau bisa juga dengan menambahkan entry di /etc/fstab agar bisa di-mount secara otomatis. Dalam kasus ini, /etc/fstab yang aku miliki berisi:
    # /etc/fstab: static file system information.
    #
    # Use 'blkid -o value -s UUID' to print the universally unique identifier
    # for a device; this may be used with UUID= as a more robust way to name
    # devices that works even if disks are added and removed. See fstab(5).
    #
    #
    proc /proc proc defaults 0 0
    # / was on /dev/sda1 during installation
    UUID=2a927340-4561-419a-809a-e48b4925d093 / ext4 errors=remount-ro 0 1
    # swap was on /dev/sda5 during installation
    UUID=bc428fbf-8cbe-4fc6-ba6d-d4d7ec3bb4a1 none swap sw 0 0
    /dev/scd0 /media/cdrom0 udf,iso9660 user,noauto,exec,utf8 0 0
    /dev/sdb1 /ext ext4 defaults 0 1

Selasa, November 17, 2009

Sinkronisasi Folder Pada Windows dengan SyncToy

Berawal dari kebutuhan untuk melakukan sinkronisasi dokumen-dokumen kantor dari file server ke laptopku, aku melakukan googling untuk tools sinkronisasi folder, dan menemukan SyncToy yang dikembangkan oleh Microsoft. Versi yang aku gunakan adalah versi 2.0. Tools kecil ini lumayan membantu, daripada mesti bolak-balik copy dan replace, boros di proses IO nya.



Pertama-tama yang harus dilakukn adalah membuat Folder Pair yang berisi pasangan folder yang akan disinkronisasi filenya. Selanjutnya akan muncul pilihan untuk memilih Left Folder dan Right Folder yang masing-masing merepresentasikan folder yang isinya akan disinkronisasi.
Ada 3 mode sinkronisasi:
  • Synchronize: Semua perubahan (penghapusan, dokumen baru, perubahan dokumen) yang ada pada Left Folder ataupun Right Folder akan disinkronisasikan ke folder yang lain. Hasil akhirnya adalah kedua folder berisi dokumen-dokumen yang sama.
  • Echo: Semua perubahan yang ada Left Folder akan disinkronisasikan ke Right Folder. Namun perubahan pada Right Folder tidak akan berpengaruh pada Left Folder.
  • Contribute: Semua perubahan yang ada Left Folder kecuali operasi penghapusan akan disinkronisasikan ke Right Folder. Namun perubahan pada Right Folder tidak akan berpengaruh pada Left Folder.

Ketiga pilihan mode ini menurutku sudah cukup mengakomodasi kebutuhanku. Dan yang paling penting adalah aplikasinya sangat mudah untuk digunakan, dan gratis tentunya. Terlebih lagi sebelum melakukan proses sinkronisasi, bisa di-preview terlebih dahulu operasi apa saja yang akan dilakukan. Jadi bisa memastikan perubahan yang akan terjadi setelah dilakukan sinkronisasi.



Aplikasi SyncToy 2.0 bisa diunduh secara gratis melalui link ini:
http://www.microsoft.com/downloads/details.aspx?familyid=C26EFA36-98E0-4EE9-A7C5-98D0592D8C52&displaylang=en

Minggu, Oktober 25, 2009

SSH tanpa password pada Putty

Pada tulisan sebelumnya (SSH Tanpa Password), dibahas mengenai bagaimana melakukan autentikasi SSH tanpa memasukkan password di Unix. Pada tulisan kali ini, aku ingin mengulas langkah-langkah autentikasi SSH tanpa password menggunakan PuTTY di Windows. Di Windows, proses ini dapat dilakukan menggunakan tools PuTTYgen untuk meng-generate pasangan public/private key, PuTTY sebagai SSH client, serta Pageant yang bersifat optional sebagai authentication agent untuk PuTTY.

Membuat pasangan Public/Private Key
Untuk meng-generate pasangan public/private key, jalankan aplikasi PuTTYgen.


Klik Generate untuk membuat pasangan public/private key yang baru. Jika memiliki private key yang sebelumnya dibuat di Unix, bisa melakukan import dengan mengklik Conversions->Import Key.


Masukkan Key comment sesuai dengan keinginan. Kosongkan field Key passphrase dan confirm passphrase agar ketika melakukan autentikasi SSH tidak perlu memasukkan password. Namun demikian, passphrase ini bisa diisi bebas. Jika passphrase diisi, untuk melakukan login SSH tanpa memasukkan password sama sekali, dapat menggunakan toos Pageant yang hanya menanyakan passphrase sekali saja ketika key nya ditambahkan dalam daftar key di Pageant.

Simpan public key dan private key yang telah dibuat. Private key yang dibuat akan memiliki ekstensi .ppk.

Untuk menyimpan public key yang dibuat di server tujuan agar dapat melakukan autentikasi SSH menggunakan private key yang dibuat sebelumnya, lakukan langkah-langkah berikut:
  1. Login ke server tujuan menggunakan PuTTY.
  2. Tambahkan isi public key yang telah dibuah ke dalam file ./ssh/authorized_keys yang ada pada direktori home user yang dituju.
  3. Login ke Server menggunakan Putty
Agar dapat menggunakan private key yang telah dibuat sebelumnya di PuTTY, lakukan langkah-langkah berikut:
  1. Jalankan aplikasi PuTTY.
  2. Pilih menu Connection->SSH->Auth. Klik browse dan pilih private key yang telah dibuat.
  3. Pilih menu Connection->Data. Masukkan auto-login username dengan user account yang dituju pada server tujuan. Ini dilakukan agar ketika melakukan autentikasi, tidak perlu memasukkan username dan password.
  4. Pada menu Session, masukkan alamat host server tujuan, dan masukkan nama session dan klik Save untuk menyimpan session. Ini dilakukan agar konfigurasi sesi yang diinginkan bisa disimpan, dan kedepannya tidak perlu repot-repot lagi untuk melakukan langkah 2 dan 3.
  5. Klik Load pada sesi yang telah disimpan untuk melakukan login ke server tujuan.
Menggunakan Pageant
Pageant dapat digunakan untuk memudahkan proses autentikasi menggunakan pasangan public/private key pada PuTTY. Aplikasi ini akan menyimpan private key yang telah dibuat sebelumnya menggunakan PuTTYgen di memory, sehingga pengguna dapat menggunakannya langsung tanpa perlu memasukkan passphrase yang ada pada private key tersebut. Dibanding dengan cara sebelumnya, pengguna masih bisa melakukan login tanpa perlu memasukkan password walaupun private key tersebut diproteksi dengan passphrase. Pengguna hanya akan diminta untuk menginput passphrase yang benar ketika menambahkan private key untuk selanjutnya disimpan di memory.

Pageant memungkinkan pengguna tidak perlu mengatur konfigurasi private key pada PuTTY. Bahkan jika pengguna tersebut memiliki lebih dari satu private key yang digunakan untuk melakukan login pada server yang berbeda-beda, semuanya dapat diakomodasi melalui Pageant.

Untuk menggunakan PuTTY bersama Pageant, lakukan langkah-langkah berikut:
  1. Jalankan aplikasi Pageant.
  2. Pada jendela utama, klik Add Key untuk menambahkan private key untuk disimpan di memori. Masukkan passphrase jika ada.
  3. Jalankan Putty, dan login ke server tujuan.
Artikel terkait:
SSH Tanpa Password

Selasa, September 22, 2009

Nokia Chat Beta: Mengecewakan

Beberapa waktu lalu, Nokia merilis aplikasi Nokia Chat versi Beta yang bisa digunakan di handphone E71 ku. Sebelumnya versi beta nya hanya tersedia untuk E75, namun kini tersedia juga untuk E63 dan E71.

Aplikasi Nokia Chat ini bisa digunakan untuk chatting ke sesama pengguna Yahoo Messenger, Ovi, dan Google Talk. Tadinya kupikir karena bikinan Nokia, dan untuk seri E pula lagi, aplikasinya akan berbasis Symbian. Ternyata malah berbasis Java, yang menurutku cenderung 'lambat' dan fitur-fiturnya jadi kurang maksimal.

Setelah kucoba, dugaanku nggak meleset. Saat ini masih sebatas mencoba fitur chat ke sesama pengguna YM, tapi sudah cukup lah. Kesan pertamaku adalah aplikasinya terlihat monoton dan kurang menarik. Entah apa karena ini masih versi beta. Jika dibandingkan dengan aplikasi messenger sejenis shMessenger yang dari sisi tampilannya saja sudah OK, Nokia Chat masih tertinggal jauh lah.

Inilah beberapa kekurangan yang menurutku harus dibenahi:
  • Berbasis Java. Banyak fitur-fitur yang kurang optimal jika dikembangkan dengan Java.
  • Respon lebih lambat. Membutuhkan waktu lebih dari 30 detik untuk me-load seluruh contact yang ada di list ku, dan ini lumayan menyebalkan karena aplikasi sejenis Slick dan shMessenger lebih responsif.
  • Window untuk chattingnya lebih ribet. Aku lebih menyukai shMessenger yang sangat memudahkan penggunanya untuk beralih dari jendela utama ke jendela percakapan dengan pengguna lain.
  • Untuk sebuah aplikasi buatan Nokia, dan terutama untuk handphone Nokia, fitur-fitur yang disediakan masih minim. Masa kalah oleh aplikasi messenger lain yang notabene dikembangkan oleh vendor lain.

Semoga saja kedepannya fitur-fitur di aplikasi Nokia Chat ini bisa terus disempurnakan sampe versi release nya keluar. Lumayan aja nih kalo nanti tiba-tiba jadi keluar versi Symbian nya, tentu akan lebih responsif dan fitur-fiturnya lebih banyak.

Minggu, September 13, 2009

SSH Tanpa Password

Tulisan ini mungkin sudah masuk kategori ketinggalan jaman banget, secara protokol SSH sudah digunakan dari jaman dulu kala. Namun tak ada salahnya juga sih, siapa tahu ada sebagian orang yang belum mengetahui tekniknya.

Secara konvensional jika seseorang melakukan login menggunakan protokol SSH ke suatu server, akan muncul prompt password. Prompt password ini mungkin akan dirasa cukup merepotkan jika orang tersebut adalah admin yang menangani mesin server yang lumayan banyak. Terlebih lagi jika password dari masing-masing username pada masing-masing mesin tersebut berbeda-beda dan susah untuk diingat.

Dengan menggunakan public/private key, maka memungkinkan untuk login menggunakan protokol SSH tanpa perlu memasukkan password. Agar lebih aman, private key yang dimiliki dapat diatur apakah memiliki passphrase atau tidak. Jika passphrase dikosongkan, maka tidak perlu memasukkan password lagi ketika melakukan login. Jika mekanisme ini diaplikasikan pada kasus diatas, maka admin tidak perlu lagi memasukkan password atau hanya perlu memasukkan passphrase yang sama ketika login ke semua mesin server yang ditangani oleh admin tersebut.

Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
  1. Login ke client yang akan digunakan untuk login ke mesin server

  2. Membuat pasangan public/private key yang akan digenerate secara random menggunakan perintah ssh-keygen -t dsa atau ssh-keygen -t rsa tergantung tipe key yang akan digenerate apakah menggunakan protokol RSA atau DSA. Dari info yang aku peroleh, protokol DSA lebih aman.
  3. Output dari perintah diatas jika menggunakan perintah ssh-keygen -t dsa akan kira-kira akan seperti berikut:
    $ ssh-keygen -t dsa
    Generating public/private dsa key pair.
    Enter file in which to save the key (/home/test/.ssh/id_dsa):
    Created directory '/home/test/.ssh'.
    Enter passphrase (empty for no passphrase):
    Enter same passphrase again:
    Your identification has been saved in /home/test/.ssh/id_dsa.
    Your public key has been saved in /home/test/.ssh/id_dsa.pub.
    The key fingerprint is:
    78:2d:16:3a:72:48:ea:c9:49:2b:2e:86:99:27:b6:b9 test@anwyn
    The key's randomart image is:
    +--[ DSA 1024]----+
    | |
    | |
    | . . |
    | o . o o |
    | o o = S . |
    | + + o + . |
    |oo* |
    |B+o |
    |+Eo |
    +-----------------+


    Masukkan nama file untuk menyimpan private key atau kosongkan untuk menyimpannya ke dalam file default (biasanya di $HOME/.ssh/id_dsa). Kosongkan passphrase yang diminta agar tidak muncul prompt ketika sudah digunakan nantinya.

    Public key secara default akan disimpan dengan nama id_dsa.pub dan disimpan di folder .ssh pada home directory.

  4. Login ke server tujuan dan salin isi public key yang telah digenerate sebelumnya ke dalam file authorized_keys yang ada di folder .ssh pada home directory. Untuk lebih mudahnya dapat dilakukan perintah berikut untuk memudahkan proses penyalinan:
ssh-copy-id -i [letak public key] username@targetserver
Pada proses diatas akan muncul prompt password untuk user username pada mesin targetserver. Masukkan password yang sesuai dan selanjutnya akan muncul keterangan bahwa public key telah ditambahkan kedalam target server.

Sekarang setiap kali login ke mesin server tujuan dengan username yang telah ditentukan, tidak akan muncul prompt password. Login menggunakan protokol SSH tanpa password sudah bisa dilakukan.

Notes tambahan:
- Masing-masing user dapat membuat pasangan public/private keynya sendiri, dan satu private key hanya digunakan oleh satu user. Sementara public key dapat ditambahkan ke user-user lain pada mesin-mesin yang lain. Cara diatas hanya berlaku untuk user tententu pada mesin server tujuan. Untuk memungkinkan akses SSH tanpa password ke user lain di mesin yang sama atau di mesin yang lain, dapat menggunakan perintah ssh-copy-id.