Minggu, Februari 27, 2011

Review Blackberry 9700 Onyx OS 6

Baru ngeh kalau Blackberry OS 6 sudah bisa digunakan di Blackberry 9700 Onyx punyaku. Tadinya sempat ragu untuk melakukan upgrade, karena takutnya selain proses upgradenya yang mungkin memakan waktu yang cukup lama, BB ini kupakai untuk urusan kerjaan kantor juga. Nanti kalau kenapa-kenapa malah ribet jadinya. Tanggung sudah mengunduh OS nya, dari mulai versi resmi sampai versi leakednya. Versi resmi 6.0.0448 bisa diunduh disini.

Berhubung masih newbie untuk masalah upgrade OS di BB, perangkat BB nya nggak aku wipe dulu. Cara nya tidak terlalu rumit. Setelah OS nya diunduh dan diinstall, selanjutnya hanya perlu menghubungkan BB dengan PC, lalu menjalankan Desktop Manager, dan pilih Update Device. DM akan memberikan opsi untuk membackup data-data yang ada pada BB sebelum proses upgrade dilakukan. Proses upgrade nya sendiri membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Setelah proses upgrade selesai dijalankan, selanjutnya adalah merestore data-data yang sudah dibackup sebelumnya. Berhubung proses upgradenya tidak dari nol (tanpa proses wipe), semua aplikasi yang ada di BB sebelumnya masih ada dan tidak terhapus.
  • Menu tampilan yang baru yang tentunya lebih bagus. Semua menu ditampilkan dengan animasi dan tidak terkesan kaku seperti pada OS 5. Karena menu tampilannya juga baru, theme pada OS 5 tidak bisa digunakan pada OS 6. Selain itu icon-icon aplikasi pada home screen nya bisa di customize. Pengguna pun bisa mengakses aplikasi-aplikasi yang paling sering digunakan pada tab di home screen nya.


  • Browsernya kini mendukung multi tabs, bisa membuka beberapa halaman tanpa perlu menutup halaman yang sedang dibuka. Namun demikian, pada OS 5 pengguna bisa memilih jenis koneksi untuk membuka halaman: WAP, BIS, WiFi atau BES (jika ada). Pada OS 6 opsi ini tidak ada. Agak-agak aneh juga nih, walaupun sebenarnya malah memudahkan pelanggan agar nggak ribet dalam mengatur setingan koneksinya. Kalau misalnya jaringan BB nya bermasalah dan koneksinya otomatis menggunakan WAP kan bisa kena charge lagi.





  • Fitur universal search di home screen. Fitur ini memungkinkan penggunanya untuk mencari kata kunci di semua aplikasi BB (contact, BB messenger, email, sms, dsb).




  • Ada aplikasi baru yang bernama Social Feeds. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat melihat perubahan status/post terbaru pada Blackberry Messenger, Yahoo Messenger, Facebook, Twitter, dan Google Talk dalam satu tampilan. Pengguna juga dapat memposting status terbaru pada kelima aplikasi diatas melalui Social Feeds dan berlangganan RSS feeds melalui aplikasi ini.




  • Fitur media yang telah dienhance. Pada OS 6, ketika pengguna menyetel musik atau video dan berpindah ke aplikasi lain, menu Now Playing.. akan muncul di system menu aplikasi (ketika pengguna menekan tombol berlogo BB pada perangkatnya).


  • Pengaturan setting pada OS 6 menjadi lebih mudah dan user friendly. Tidak seperti menu Options pada OS 5 yang hanya menampilkan daftar pilihan berupa teks, pada OS 6 menu Options ditampilkan dengan icon dan menu-menunya pun telah dikelompokkan ke dalam kategori-kategori tertentu sehingga memudahkan pengguna awam untuk melakukan konfigurasi pada perangkat BB nya.






  • Aplikasi Email saat ini sudah bisa mengelompokkan pesan email berdasarkan subjeknya. Dengan fitur ini, pengguna bisa lebih cepat dalam membaca pesan-pesan dalam thread yang sama. Sebelumnya setahuku fitur ini hanya tersedia secara spesifik untuk Gmail saja.
  • Pada OS 6 untuk melakukan panggilan menjadi lebih ribet karena pengguna harus menekan tombol Call dulu baru memasukkan nomor yang akan dipanggil. Sementara pada OS 5 pengguna bisa langsung menekan nomor yang dipanggil pada home screen.
  • OS 6 memakan lebih banyak memori jika dibandingkan dengan OS 5. Sepertinya boleh juga mencoba Hybrid OS untuk OS 6 ini atau mencoba untuk wipe BB nya dulu sebelum menginstall OS yang baru.


  • Entah ini terjadi pada pengguna lain atau tidak, aplikasi ODP Kompas yang aku gunakan perilakunya agak-agak aneh terutama ketika sedang melakukan scrolling. Kekurangan ini sangat mengganggu karena sebelumnya pada OS 5, ketika sedang membaca artikel, fungsi scrolling nya terasa smooth sehingga nyaman digunakan. Sementara pada OS 6, fungsi scrollingnya sangat tidak nyaman digunakan. Ketika melakukan scrolling, dari bagian atas artikel akan langsung scroll ke bagian paling akhir artikel sehingga membaca artikelnya menjadi sangat tidak nyaman. Kupikir mungkin versi ODP Kompas sebelumnya tidak kompatibel dengan OS versi 6. Aku mencoba untuk mengunduh ulang dari BB App World, hasilnya sama saja. Mencoba mengunduh dari link yang ada di m.kompas.com, malah nggak bisa. Sepertinya aplikasi untuk Onyx OS 6 belum tersedia.

Selasa, Februari 15, 2011

Video Converter untuk Blackberry


Blackberry pada dasarnya merupakan perangkat yang digunakan agar penggunanya senantiasa selalu online dan tentunya untuk mendukung pekerjaan. Namun demikian bukan berarti perangkat ini tidak memiliki fitur-fitur hiburan yang salah satunya adalah untuk menonton video. Menonton video tidak harus dilakukan di PC atau di laptop, karena saat ini sudah banyak gadget yang memiliki resolusi yang cukup untuk mendukung hal tersebut. Sayang sekali bukan jika Blackberry yang kita miliki hanya digunakan untuk chatting, membuka email, online di twitter dan FB. Padahal fitur-fitur multimedianya juga tak kalah menarik.

Layar perangkat Blackberry saat ini, rata-rata memiliki resolusi sebesar 240 x 320 pixel atau 360 x 480 pixel. Sementara itu file-file video yang beredar saat ini memiliki resolusi yang lebih tinggi karena memang ditujukan untuk dinikmati di PC atau laptop. Semakin besar resolusi videonya, semakin besar pula ukuran filenya. Sementara kapasitas perangkat Blackberry yang kita miliki terbatas pada ukuran memory card yang terpasang. Untuk itulah diperlukan sebuah converter untuk file-file video tersebut agar resolusi maupun ukurannya pas untuk disimpan di Blackberry.

Ada beberapa aplikasi converter yang bisa digunakan. Dari beberapa itu, yang aku gunakan adalah WinMEnc yang sampai saat ini versi terakhirnya adalah 0.81 beta. Pada dasarnya, aplikasi ini menggunakan mencoder, sebuah aplikasi command line yang digunakan untuk encoding dan decoding video, dan juga bisa digunakan untuk mengkonversi format-format video menggunakan codecs yang berbeda. Karena itulah, aplikasi WinMEnc ini bisa mengkonversi file video ke banyak format, yang salah satunya adalah format yang bisa dibaca di Blackberry. List lengkap mengenai format video yang bisa dibaca oleh Blackberry dapat dilihat melalui tautan ini.


Cara menggunakan aplikasi WinMEnc ini sangat mudah. Pengguna hanya perlu memilih file-file video yang akan dikonversi, memilih direktori untuk menyimpan video hasil konversi, memilih codec yang digunakan untuk video dan audionya termasuk bitrate dan resolusi video yang diinginkan. Terlebih lagi, aplikasi WinMEnc ini memungkinkan penggunanya untuk meng-embed subtitle ke dalam video hasil konversinya. Sejauh yang aku tahu, Blackberry tidak bisa membaca subtitle dari file external (yang biasanya memiliki ekstensi *.srt atau *.sub). Tentunya fitur ini sangat berguna ketika film yang ingin kita tonton menggunakan bahasa yang tidak kita kenal seperti Korea atau Jepang (ehmmm).

Pengguna juga bisa menyimpan konfigurasi-konfigurasi yang telah dibuat (seperti codec video dan audio, bitrate, resolusi, jenis subtitle, dan lain sebagainya) agar kedepannya tidak perlu melakukan seting ulang. Selain itu, aplikasi ini juga sudah menyimpan beberapa pre-defined profile konfigurasi seperti untuk format iPhone, iPod, Nokia, dan lain-lain. Jadi jika penggunanya memiliki gadget lain dan ingin menonton video disitu, tinggal memilih saja profile yang sesuai untuk gadgetnya, lalu tinggal di convert deh.

Aplikasi WinMEnc diatas bisa diunduh di: http://winmenc.blogspot.com/

Rabu, Februari 09, 2011

Selamat Tinggal Mobo Lama

Akhirnya masa kerja Mobo lama ASUS P5WD2 Premium yang sudah menemaniku dari jaman kuliah berakhir sudah. Alasannya kalau bukan rusak ya apa lagi. Sebenernya sih dibilang rusak juga nggak, karena masih bisa dipakai. Hanya masalahnya PC nya hanya mau di boot kalau jumper Clear RTC CMOS nya diset yang artinya semua setingan akan kembali ke setingan default tiap kali PC dinyalakan. Terlebih lagi, setingan jumpernya mesti dibalikin ke awal kalau mau dipake. Masa iya tiap kali mau make mesti bongkar casing, seting jumpernya, pasang casing, lalu baru bisa nyala.

Yang bikin nyesek adalah motherboard penggantinya, yang kelasnya jauh dibawah mobo lamaku itu. Walaupun merk masih sama-sama ASUS, harga ga bisa bohong. Dengan harga sekitar 500 ribu, sudah bisa dapet mobo ASUS P5KPL-AM SE yang mengunakan socket LGA 775 yang support Intel Pentium kelas jebot sampai Intel Core 2 Quad. Sayang aja, prosesor lamaku masih Pentium D, prosesor Intel pertama yang menggunakan 2 Core yang tentunya udah ketinggalan jaman banget.

Dengan fitur yang minimalis: slot memori hanya ada 2, slot SATA juga cuma 2, dan nggak ada embel-embel eSata atau Firewire, dengan harga 500 ribu sebenernya udah lumayan cukup. Kalo dipikir-pikir banyak mobo2 sekarang yang ngasih slot SATA sampe 6, slot memori sampe 4 atau 6 tapi nggak kepake semua: mubazir. Serba salah juga, mau beli PC baru sekalian, tapi kok belum terlalu butuh, tapi ini mobo kalo nggak diganti malah sayang PC nya mubazir. Sebatas dipake buat ngetik, internetan, atau main game-game ringan sih masih cukup.

Hebatnya lagi ini mobo udah support Windows 7. Bahkan ga perlu sama sekali install driver yang ada di CD bawaannya, semua drivernya langsung dikenali bahkan sampai graphic card internalnya pun otomatis dikenali. Tetep aja masih nyesek, masih ga bisa terima kalo mobo lama udah rusak alias udah ga bisa dipake lagi :(