Tampilkan postingan dengan label gak penting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gak penting. Tampilkan semua postingan

Senin, Februari 17, 2020

Sakau Gorengan

Dalam usahaku untuk mencapai target resolusiku di tahun 2020, selama 1 bulan belakangan ini aku mencoba untuk mengurangi konsumsi daging merah dan makanan yang dimasak dengan cara digoreng. Kuakui, cukup sulit untuk benar-benar berhenti mengkonsumsi dua kategori makanan diatas, terutama jika makanannya sudah tersaji di meja makan. Jika sudah seperti ini, biasanya aku mengambil seperlunya saja. Yang saat ini benar-benar bisa kukontrol adalah makan siangku ketika aku berada di kantor.

Senin, November 21, 2016

Selamat Datang di Dunia Introvert

Telah lama aku menyadari bahwa diriku adalah seorang introvert. Dari sejak dulu kala aku paling benci dengan keramaian dan bertemu dengan orang-orang baru. Sebaliknya, aku lebih senang menghabiskan waktuku sendirian: membaca buku/artikel, menulis, dan sekelumit aktivitas lainnya yang bisa memaksaku untuk fokus dan tidak perlu melibatkan kontak dengan orang lain. Kalaupun harus bertemu dengan orang lain, biasanya mereka adalah orang-orang yang sudah aku anggap dekat dan aku kenal dengan baik.

Minggu, Agustus 07, 2016

1 Minggu bersama Anak-anak

Sedikit late post. Seharusnya tulisan ini kuposting jauh-jauh hari sebelumnya. Namun apa daya, karena banyaknya godaan untuk mengerjakan yang lain, jadi ya gitu deh.

Lebaran telah berlalu, dan seperti biasanya minggu-minggu pertama setelah lebaran menjadi minggu yang cukup berat bagi sebagian besar pasangan suami istri yang dua-duanya bekerja dan memiliki anak kecil. Pengasuh anak pulang kampung. Yah.. inilah masalah umum yang terjadi, dan dialami oleh banyak orang setiap tahunnya. Seringkali pembantu/pengasuh anak tidak kembali lagi setelah lebaran. Mencari pengganti yang sesuai juga bukan pekerjaan waktu yang mudah, dan semuanya berburu dengan waktu: sisa cuti hingga hari masuk kantor tiba. Sebelum masuk kantor sudah harus ada penggantinya.

Jumat, November 28, 2014

Terlalu Manis.. untuk dilupakan

“Terlalu manis.. untuk dilupakan
Kenangan yang indah bersamamu tinggal lah mimpi
Terlalu manis.. untuk dilupakan
Walau memang kita tak saling cinta, takkan terjadi… diantara kita”

Pas banget lagu tersebut dimainkan ketika suasana kantor sedang galau karena hujan deras di luar sana. Mengingatkanku pada masa-masa jaman SMP dulu, ketika menyanyikan lagu ini bersama-sama dengan teman sekelasku, sambil menunggu hujan rintik-rintik. Ketika itu, Slank adalah salah satu grup musik favoritku. Dan diantara lagu-lagu Slank yang lain yang kuanggap ‘bagus’, Terlalu Manis adalah lagu favoritku. Selain itu, lagu ini mungkin bisa dikategorikan ke dalam salah satu lagu yang liriknya nggak aneh-aneh alias nggak vulgar.

Kembali ke dunia nyata, hujan deras yang mengguyur Jakarta sore ini dipastikan akan membuat banjir di beberapa titik. Dan ujung-ujungnya bisa ditebak, pulang pasti macet parah, ditambah ini adalah hari Jumat, fiuhh.. Tambah galau deh.

Sabtu, Februari 15, 2014

Perenungan di Akhir Pekan

Ada kutipan menarik yang kudapat dari sebuah buku:
"By working faithfully eight hours a day you may eventually get to be a boss and work twelve hours a day"

Tidak ada yang salah dengan kutipan diatas. Kutipan tersebut menurutku bisa menjadi pengingat apa sebenarnya tujuan hidup kita. Bagi sebagian orang, kerja keras adalah suatu keharusan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Bagi sebagian orang lagi, mungkin berpikir mengapa harus bekerja terlalu keras jika dengan bekerja dengan normal saja sudah cukup.

Minggu, Januari 05, 2014

Resolusi Tahun 2014

Setelah sebelumnya memposting beberapa unek-unek dan beberapa bahan kontemplasi selama tahun 2013, dalam tulisan kali ini, gw akan sedikit mengulas beberapa rencana dan resolusi untuk tahun 2014 ini. Mungkin baru kali ini gw nulis postingan blog dengan tema resolusi. Tahun-tahun sebelumnya selain nggak pernah serius, selalu aja lupa untuk memulai. Pada akhirnya diundur-undur, dan ketika udah niat nulis, baru nyadar udah lewat jauh dari awal tahun :p.

Namun demikian, walaupun gw nggak pernah nulis resolusi tersebut, bukan berarti gw nggak punya rencana. Rencana kan nggak harus selalu ditulis. Tapi, konon katanya dengan ditulis, bisa lebih mengingatkan si penulisnya untuk terus berusaha mencapai rencana-rencana tersebut. Berlandaskan nasehat tersebut, akhirnya gw mencoba untuk menuliskan beberapa rencana gw di tahun 2014 ini.

Jumat, Agustus 23, 2013

Genteng Bocor? Perbaiki Saja Sendiri

Salah satu masalah yang belakangan cukup menjengkelkan adalah adanya rembesan pada plafon rumah. Rembesan ini biasanya ditandai dengan menjamurnya plafon atau dinding yang dekat lokasi rembesan. Dan seminggu belakangan ini aku cukup dibuat repot dengan masalah rembesan ini, yang kuduga disebabkan karena renovasi rumah tahun lalu, dimana bagian belakang rumah dirombak, nambah kamar + nge dak bagian atasnya untuk jemuran.

Berhubung rumahnya baru aku tempati beberapa bulan, dan selama itu nggak pernah ngerasain + melihat sendiri kondisi rumah ketika hujan deras, jadi ya niatnya setengah-setengah deh buat ngebenerin. Alasan keduanya sih karena letaknya di bagian belakang rumah alias di dapur, jadi aku merasa tidak terlalu urgent untuk memperbaiki. Nah baru minggu kemarin aku merasakan sendiri ketika hujan deras + angin kencang, rembesannya sangat parah. Selain merembes ke dinding, air sudah menetes cukup deras dari plafon.

Minggu, Juni 09, 2013

1 Bulan Setelah Pindahan



sumber: mrnamie.com
Akhirnya kesampaian juga pindahan rumah setelah lebih dari 1 tahun ditunda. Alasan-alasan untuk menunda pindahan memang cukup klasik: rumah baru belum siap untuk ditempati, nanggung nunggu lebaran, dan segudang alasan lain yang kalau dipikir-pikir sih lebih karena memang kurang niat aja sih. Memang sih dari sejak rumah baru udah jadi sampai ditempatin, udah banyak upgrade sana-sini, dari mulai furnitur, kitchen set, kamar tambahan, nge-dak buat jemuran, kanopi di depan rumah, sampai terakhir kanopi di bagian belakang rumah dengan justifikasi biar kalo jemur baju nggak perlu khawatir kalau hujan.

Pindahan bisa diartikan dengan tambahan pengeluaran. Well.. setelah pindahan tentunya kepikiran macem-macem untuk mengisi berbagai kekurangan, yang memang nggak bakalan kepikiran kalau belum pindah rumah. Setelah diakumulasikan, kekurangan-kekurangan ini lumayan menguras kantong :(. Definisi menguras kantong ini lebih disebabkan karena pengeluaran untuk pernak-pernik ini diluar perkiraan sebelumnya. Ini baru pernak-pernik yang penting. Nah, yang 'nggak penting' nya ini justru baru kepikiran setelah sebulan pindahan. Namanya juga rumah sendiri, maunya ya bebas ngatur isinya seperti apa. Fiuhhh… memang perlu kesabaran dan belajar untuk menahan diri nih, biar nggak kebablasan.

Minggu, Maret 17, 2013

9 Maret 2013 - 12th Fool Day

Tanggal 9 memiliki makna yang cukup berarti buatku dan sahabatku. Tepat 12 tahun yang lalu pada tanggal yang sama, ada kejadian konyol yang tak perlu aku sebutkan disini. Terlalu personal lah :p, dan sebenarnya sih nggak ada hubungannya dengan sahabatku itu.  Akhirnya karena terinspirasi oleh quote “April Fool” pada komik Detektif Conan yang entah nomor berapa (yang aku ingat di komik tersebut, tokoh Kaito Kid pertama kali muncul), kami menyebut tanggal 9 sebagai Fool Day. Tanggal tersebut selalu mengingatkan kami pada kejadian-kejadian konyol (you can name it awkward moments), yang tentunya korbannya adalah kami sendiri.

Dan bgitulah ceritanya, setiap tanggal 9 kami selalu merayakan dengan mengerjakan hal-hal gila dan nggak penting. Sebagai pengingat bahwa kesedihan itu tidak perlu terlalu dipikirkan, dan kita harus selalu move on. Tanggal 9 juga sebagai pengingat untuk kebodohan-kebodohan yang pernah kami lakukan. Waktu SMA dulu, biasanya kami merayakannya dengan makan bakso favorit dengan saus cabe sebanyak 9 sendok, dan acar dengan jumlah yang sama. Nggak penting banget kan? kalau udah bgitu, satu mangkuk acar bisa kami habiskan hanya untuk acara nggak jelas itu. Hehehe

Senin, Juli 09, 2012

Tarif KRL Naik, Pantaskah?

Sudah dua minggu ini mendengar adanya rencana kenaikan tarif KRL Commuter Line sebesar Rp. 2.000 untuk masing-masing rute. Kenaikan ini rencananya efektif per 1 Oktober 2012. Hampir di semua stasiun kulihat sudah ada spanduk yang berisi informasi mengenai kenaikan tarif ini.

Memang sih masih lama kenaikannya. Tapi jika melihat suasana di Twitter, sepertinya isu ini semakin memanas saja. Jika anda mem-follow akun Twitter @krlmania, tampak banyak pihak yang menolak kenaikan tarif ini. Diawali dari pernyataan direktur PT KAI yang mengatakan "Ada harga, ada rupa. Tarif Rp. 7.000 wajar saja AC mati". Tak pelak lagi pernyataan ini menyulut kekesalan dan kemarahan para pengguna KRL di Twitter.

Minggu, Juni 24, 2012

Lelah: Working Harder but Not Smarter

Ini adalah minggu yang sungguh luar biasa melelahkan. Apalagi kalau bukan karena pekerjaan di kantor. Pekerjaannya sebenarnya sih nggak berat-berat amat, cuma berhubung lumayan banyak dan sangat beragam, otakku sudah tidak bisa mengikuti semuanya dengan baik.

Ibarat sebuah sistem yang memiliki kapasitas produksi X dan bisa menampung antrian sebanyak Y. Sistem tersebut dapat memproses X dalam waktu T. Secara teoritis sistem tersebut akan memproses secara sekuensial, tergantung prioritasnya. Jika sudah selesai, maka akan memproses antrian berikutnya. Normalnya, dalam waktu T, sebanyak X pekerjaan dapat diselesaikan.

Anggap saja kemampuanku dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan contoh diatas. Nah, yang terjadi dalam kasusku adalah, aku diberikan pekerjaan sejumlah > X, tentunya sebagian akan aku masukkan dalam antrian dong. Yang memberiku pekerjaan sudah tahu kapasitasku, sebanyak X dan akan selesai dalam waktu T. Permasalahannya, terkadang tiba-tiba ada pekerjaan yang dimasukkan ke dalam antrian dan memiliki prioritas 'Real Time', yang artinya mesti diselesaikan pada saat itu juga.

Tidak seperti processor komputer jaman sekarang yang sudah multicore, otak manusia ya core nya cuma satu. Jika menerima pekerjaan semacam itu, yang terjadi adalah semua pekerjaan yang masuk dalam kategori X akan distop dulu, dan mengerjakan pekerjaan dengan prioritas 'Real Time' tersebut lebih dulu. Setelah selesai, baru lanjut lagi dengan pekerjaan sebelumnya. Perpindahan ini tentunya memakan resource. Artinya otak perlu di-reload ketika memindahkan fokus dari dan ke pekerjaan yang memiliki prioritas yang lebih tinggi. Memori otak manusia juga mengalami keterbatasan. Bisa jadi saat akan memindahkan fokus ke pekerjaan yang lebih rendah, ada sesuatu yang terlewat. Yang aku alami sekarang, banyak sekali pekerjaan-pekerjaan yang datang tiba-tiba dan memiliki prioritas 'Real Time'. Gimana nggak puyeng coba.

Hasil akhirnya bisa ditebak, pekerjaan-pekerjaan mendadak yang biasanya nggak terlalu penting dibandingkan dengan project besar akan selesai tepat waktu. Project besar yang di depan mata terkadang terbengkalai, namun biasanya sih pasti kelar karena pada suatu saat tingkat prioritasnya akan naik menjadi 'Real Time' juga. Pekerjaan-pekerjaan yang sudah masuk dalam proses produksi, bakalan molor dan memakan waktu lebih dari T. Bagaimana dengan pekerjaan yang masih dalam antrian? Nggak akan pernah selesai, karena waktu yang diberikan tidak mencukupi. Ujung-ujungnya motivasi jadi menurun karena capek dan merasa sibuk, tetapi hasil yang didapatkan nggak optimal. Rasanya ini kerja nggak tambah cerdas, cuma nambah capek aja.

Minggu, Maret 11, 2012

Mengapa sih orang-orang membenci Apple?

PS:
Tulisan dibawah ini sepenuhnya opini, dan mungkin isinya nggak penting-penting amat. Penulis juga seorang Apple fanboy, jadi wajar aja kalo subyektif :p

Pertama-tama, dalam tulisan ini aku tidak bermaksud untuk menyulut api peperangan baik terhadap pendukung Apple ataupun pembenci Apple, yang kurasa sebagian besarnya adalah Android fanboy. Belakangan ini, jika membaca artikel-artikel di internet terkait dengan pencapaian perangkat berplatform Android maupun iOS, selalu saja ada komentar-komentar yang pro dan kontranya, dimana pro dan kontra ini kadang sudah menjadi tidak logis lagi. Seolah keduanya menjadi semacam keyakinan, dimana masing-masing pihak merasa dirinyalah yang paling benar.

Oke, diluar itu semua, aku hanya ingin mengomentari para Apple haters, yang seringkali menganggap produk-produk buatan Apple adalah produk sampah, terlalu membatasi, dan bahkan mereka juga mengatakan pengguna Apple adalah orang-orang bodoh, yang menghambur-hamburkan uang untuk membeli sebuah produk yang harganya mahal alias overpriced. Pengguna Apple dianggap bodoh karena mereka pikir dengan harga yang lebih rendah, seharusnya pengguna Apple bisa lebih memilih Android yang menawarkan fitur serupa bahkan lebih banyak karena platformnya cenderung lebih terbuka.

Untuk komentar pertama yang mengatakan produk Apple adalah produk sampah, kurasa ini sudah keterlaluan. Aku nggak ngerti kenapa para Apple haters bisa memberikan kesimpulan seperti ini. Aneh kan dibilang sebuah produk sampah tapi pada kenyataannya produknya laku dipasaran dan banyak yang membeli. Apakah karena sistemnya yang lebih tertutup dan cenderung sulit untuk dimodifikasi sehingga disebut produk sampah? Well, entahlah. Menurutku pengguna perangkat iOS maupun Android, pasti terbagi kedalam beberapa segmen. Dan kurasa segmen terbesar adalah pengguna awam, yang memang nggak mau ribet dalam menggunakan perangkatnya, alias nggak butuh ngoprek. Jadi, wajar saja nggak banyak pengguna Apple yang komplain, lha wong mereka sendiri nggak butuh macem-macem kok, yang penting perangkat yang mereka pakai sesuai dengan kebutuhan mereka. Dari sudut pandangku, kegiatan oprek-mengoprek ini biasanya dilakukan untuk kesenangan aja, bukan ke arah untuk meningkatkan produktivitas.

Well, lantas apakah pengguna Apple bodoh? itu ya tergantung dari penggunanya itu sendiri. Pengguna yang bodoh itu dari sudut pandangku adalah pengguna yang tidak mengerti apa yang dia butuhkan dan membeli perangkat yang salah. Baik platform iOS maupun Android memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pengguna yang cerdas tentu memahami perbedaan diantara keduanya, dan memilih mana perangkat yang lebih bisa memberikan manfaat dan sesuai dengan kebutuhannya.

Nah seringkali para Apple haters ini selalu beranggapan bahwa platform Android lebih baik daripada iOS dan memberikan fitur yang lebih banyak. Sehingga mereka mengatakan produk-produk buatan Apple harganya kemahalan. Sebagai seorang pengguna Android dan iOS, aku nggak menyangkal bahwa dengan spesifikasi yang tidak setinggi spesifikasi perangkat berbasis Android harga perangkat berbasis iOS lebih mahal. Yang mungkin tidak masuk hitungan oleh para Apple haters ini adalah bahwa Apple selain menjual perangkat, dia juga menjual user experience yang lebih baik dalam menggunakan perangkatnya. Para pengguna produk Apple yang puas dengan Apple, kurasa menyadari akan hal ini, dan mereka mau membeli sebuah produk dengan harga yang lebih mahal untuk sebuah user experience yang lebih baik.

Disisi lain, spesifikasi teknis juga diperlukan. Namun dalam hal ini, spesifikasi teknis yang tinggi tidak diperlukan selama dengan spesifikasi yang lebih rendah, perangkatnya bisa berjalan dengan efisien. Sebagai perbandingan, perangkat-perangkat Android yang canggih-canggih memiliki spesifikasi teknis yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perangkat iOS. Mulai dari clock processor yang 1,5 GHz, hingga memori yang besarnya 1 GB. Well, sementara untuk perangkat iOS, memorinya paling besar hanya 512 MB, tapi toh buktinya aplikasi bisa berjalan lebih smooth dan tidak ada masalah. Jadi buat apa tambahan memori sebesar 1GB jika 512 MB saja sudah mencukupi? Apple menurutku sangat memahami keinginan dan kebutuhan pengguna secara umum, yang tentunya pasti akan menyisakan sebagian kecil pengguna yang kebutuhannya tidak bisa dipenuhi oleh prangkat-perangkat berbasis iOS.

Jika aku bisa berkomentar sedikit keras, para pengguna perangkat Android yang mengatakan pengguna perangkat Apple adalah orang-orang yang bodoh, mereka harusnya ngaca dulu. Pernah pakai perangkatnya Apple nggak? Kalau belum pernah pakai, coba dulu. Kalau udah pernah pakai dan berkomentar seperti itu, paling nggak di share mengapa dulu pernah menjadi orang yang bodoh dengan menggunakan perangkatnya Apple. Kebodohan yang ada menurutku cuma satu, yaitu membeli perangkat yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Itu saja.

Akhir kata, seringkali pengguna perangkat Apple juga nyombong, berasa jadi orang kaya setelah memiliki perangkatnya. Yang lebih parah adalah pengguna yang membeli produk Apple hanya untuk gaya-gayaan karena dia mampu untuk membelinya. Pengguna seperti ini nih yang menurutku udah kelewatan. Walaupun nggak salah juga sih, lha wong dia punya duit. Tapi ya itu dia, untuk sebuah perangkat yang bisa memberikan banyak manfaat jika dipakai dengan maksimal, kurasa sayang amat jika hanya dipakai untuk gaya-gayaan doang. Yah kecuali gaya-gayaan ini dianggap sebagai sebuah manfaat dan nilai tambah lain, yang nilainya mungkin tak terukur oleh kebanyakan orang. Tapi masih mending lah, dibandingksn dengan orang yang membeli perangkatnya, tetapi nggak tahu mau diapain dan nggak ngerti manfaatnya. Terdengar mubazir kan? Tapi yah kembali lagi ke yang punya duit. Urusan itu mau kepake atau nggak ya terserah yang beli dong.