Minggu, Agustus 07, 2016

1 Minggu bersama Anak-anak

Sedikit late post. Seharusnya tulisan ini kuposting jauh-jauh hari sebelumnya. Namun apa daya, karena banyaknya godaan untuk mengerjakan yang lain, jadi ya gitu deh.

Lebaran telah berlalu, dan seperti biasanya minggu-minggu pertama setelah lebaran menjadi minggu yang cukup berat bagi sebagian besar pasangan suami istri yang dua-duanya bekerja dan memiliki anak kecil. Pengasuh anak pulang kampung. Yah.. inilah masalah umum yang terjadi, dan dialami oleh banyak orang setiap tahunnya. Seringkali pembantu/pengasuh anak tidak kembali lagi setelah lebaran. Mencari pengganti yang sesuai juga bukan pekerjaan waktu yang mudah, dan semuanya berburu dengan waktu: sisa cuti hingga hari masuk kantor tiba. Sebelum masuk kantor sudah harus ada penggantinya.


Pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya istriku mengambil cuti cukup lama setelah lebaran. Namun lebaran kali ini tidak bisa cuti berlama-lama karena adanya surat edaran yang melarang PNS untuk cuti setelah lebaran. Aturan yang absurd menurutku. Cuti adalah hak, jadi seharusnya bisa diambil kapan saja, walaupun untuk kasus-kasus tertentu bisa disesuaikan dengan kondisi lingkungan kerja, tetapi tidak perlu juga sampai digeneralisir. Karena istriku nggak bisa cuti, jadilah aku mengambil cuti agak lama setelah lebaran untuk mengurusi anak-anak sambil mencari pengasuh pengganti. Beruntung ada pembantu yang pulang pergi setiap hari untuk membantu pekerjaan rumah seperti mencuci, menyetrika, dan memasak. Kalau nggak bisa tewas aja nih.

Mengurus anak itu menurutku gampang-gampang susah. Tidak terlalu sulit namun tantangannya adalah fokus untuk mengerjakan hal-hal yang sama dan berulang setiap hari. Jadi yang perlu ditekankan disini adalah waktu. Kita perlu meluangkan cukup banyak waktu untuk mereka sehingga dan agak sulit untuk disambi dengan pekerjaan lain yang memerlukan fokus khusus seperti menyetrika, memasak, dll. Entah mungkin buat kaum hawa yang terbiasa multitasking pekerjaan seperti ini mungkin mudah-mudah saja. Tetapi untuk kaum adam ini menjadi tantangan tersendiri.

Tantangan lainnya adalah mengurus 2 anak tentunya lebih merepotkan dibandingkan dengan 1 anak saja. Apalagi kedua anak-anakku karakternya sedikit berlawanan. Yang sulung lebih anteng, sementara yang bungsu lebih aktif dan cenderung tidak bisa diam ditempat sehingga perlu pengawasan lebih. Beda karakter tentunya beda maunya juga, hal-hal sepele bisa membuat keributan diantara keduanya. Yang paling susah jika sudah rebutan, entah itu rebutan mainan, rebutan siapa yang mau disuapi lebih dahulu, rebutan siapa yang mau mandi terlebih dahulu, hingga rebutan siapa yang yang mau dipakaikan baju terlebih dahulu setelah mandi.

Terkadang sulit juga untuk tidak berpihak ke salah satu anak. Di satu sisi terkadang sang kakak tidak mau mengalah, di sisi yang lain, sang adik yang sudah jelas-jelas salah malah tambah ngelunjak. Mengharapkan anak yang lebih tua untuk mengalah menurutku terlalu berlebihan, mengingat usia mereka masih kecil dan belum paham kapan saatnya mengalah dan kapan saatnya harus mempertahankan keinginannya. Jadi jika sudah rebutan aku berusaha objektif untuk melihat siapa duluan yang memulai pertengkaran, dan melerai mereka sebelum mulai ke tahapan lebih lanjut.

Anakku yang bungsu walaupun perempuan, keinginannya sangat kuat. Jika sudah minta A, maka harus diberi A. Bisa sih dipengaruhi, tetapi perlu usaha yang cukup besar dan melewati perdebatan yang cukup panjang. Sementara kakaknya, lebih anteng dan bisa diberi pemahaman. Dengan karakter ini, bisa ditebak kan anakku yang bungsu cenderung mendominasi kakaknya, bahkan bisa dibilang lebih galak daripada kakaknya sendiri. Karena perbedaan karakter ini lah keduanya harus selalu berada di dalam pengawasanku. Walaupun karakternya berbeda, keduanya bisa melakukan hal-hal yang di luar dugaan jika tidak diawasi dan diarahkan.

Begini lah jadwal rutin ku setiap hari nya:
07:30 - 08:00 : Memandikan anak
08:00 - 09:30 : Menyuapi sarapan
09:30 - 11:30 : Menemani anak-anak bermain, bisa sambil disambi dengan pekerjaan lain
11:30 - 13:00 : Menyuapi makan siang
13:00 - 15:30 : Menemani anak-anak bermain, bisa sambil disambi dengan pekerjaan lain
15:30 - 16:00 : Memandikan anak
16:00 - 17:30 : Menyuapi untuk makan sore

Waktuku yang benar-benar bebas adalah di pagi hari sebelum anak-anak bangun dan di sore hari setelah istriku pulang. Sore hari pun rasanya energiku sudah terkuras cukup banyak. Selama 1 minggu itu, tidak sekalipun anak-anak itu mau tidur. Yah padahal lumayan itu buatku sekalian bisa istirahat. Berhubung setiap minggu aku juga ada target bersepeda, jam gowesku aku pindahkan ke malam hari. Walaupun energiku sudah habis, namun aku merasa perlu berolahraga walaupun intensitasnya ringan.

Namun demikian aku sangat menikmati waktu cutiku di rumah. Memang sih selama 1 minggu itu kebanyakan hanya aku habiskan di rumah saja. Mau main ke luar aku khawatir tidak bisa mengawasi 2 anak sekaligus. Beruntung aku bisa mengabadikan momen-momen kekacauan di rumah, sekalian mengambil foto-foto kedua anakku yang tampak riang seperti di bawah ini.

Foto portrait Q & S, perlu usaha ekstra untuk membujuk mereka tersenyum di depan kamera

(kiri) S sedang tersenyum di merajuk
(kanan) Momen-momen perdamaian

Epic, seperti kapal pecah


Test

Tidak ada komentar:

Posting Komentar