Minggu, Maret 17, 2024

EJJ 2024 1500km: Bagian 12 - Gowes Day-5 & Penutup

Tak disangka aku tidur nyenyak malam itu. Walaupun kupasang alarm di jam ku, sampai nggak bangun. Aku terbangun jam 02:30, yang artinya aku sudah tertidur 6 jam. Sedikit panik karena masih setengah sadar dari tidur bablas, aku langsung mengecek barang-barangku. Aman masih ada. Ketika aku cek di racemap, Om Terry dan Om John sudah jauh di depan, dengan selisih jarak 70km an,  jika kukonversi dengan itung-itunganku, selisih waktunya berarti 3 jam. Dengan aku tertidur 6 jam, berarti mereka juga sempat istirahat.

EJJ 2024 1500km: Bagian 11 - Gowes Day-4

Aku melanjutkan perjalananku. Rute dari Pantai Gemah menanjak, dan selanjutnya melewati rute rolling naik dan turun khas JLS menuju Pantai Prigi yang berada di balik bukit. Karena ini jalannya terhitung baru, aku belum pernah gowes sampai kesini. Tadinya kupikir jalurnya cukup dekat antara Pantai Prigi dan Pantai Gemah, ternyata lumayan jauh. Aku gowes dengan pace seadanya, selain jalanannya yang naik turun dan kurang bersahabat, karena tidak banyak penerangan, aku jadi sedikit berhati-hati.

EJJ 2024 1500km: Bagian 10 - Gowes Day-3

Aku bangun kesiangan di pagi itu, seharusnya bangun jam 3 tapi malah jam 4, itu juga terbangun oleh alarm normalku yang memang biasa ku set jam segitu. Agak terburu-buru aku langsung beberes, dan bersiap-siap untuk sholat shubuh. Selepas sholat shubuh kami jalan, kembali lagi ke rute utama yang berjarak hampir 2 km dari Hotel Cakra.

Gn Semeru dari kejauhan

EJJ 2024 1500km: Bagian 9 - Gowes Day-2

Tidurku tak terlalu nyenyak. Jam 3 pagi aku bangun dan bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan, Tak lama Om Terry nge WA. Ternyata dia menginap di Jambu sekitaran km 414 dan ngajak barengan karena melihatku tak jauh dari lokasinya berada. Aku persilakan dia untuk duluan karena aku nanti mesti melipir lagi di Jambu untuk sholat shubuh.  Sebelum melanjutkan, BiB dan jerseyku di hari pertama kucuci dan kujemur aero bar & top tube. Agak sedikit menyesal seharusnya ini kulakukan di malam sebelumnya. bisa lebih cepet kering.

EJJ 2024 1500km: Bagian 8 - Gowes Day-1

suasana di titik start
Setelah sholat shubuh, aku dan Om Terry langsung beberes dan menuju lokasi titik start di Surabaya Town Square. Disana kami diharuskan melakukan bike check terlebih dahulu. Panitia akan memastikan sepeda yang kami gunakan sudah sesuai regulasi: GPS tracker sudah diaktifkan, sensor HR dan cadence sudah terpadang, 2 lampu depan dan 2 lampu belakang yang harus sudah terpasang, ukuran ban minimum 28c.

Suasananya tidak terlalu ramai, karena berdasarkan informasi pesertanya hanya ada  48 orang. Di lokasi start, juga sudah disediakan snack dan makanan ringan untuk sarapan. Di pukul 05:00 waktu setempat, event ini resmi dimulai. Tidak ada acara sambutan & seremoni yang panjang seperti event-event lain yang pernah kuikuti sebelumnya. Rasanya seperti ini lebih baik dan efisien.

aku termasuk cyclist yang di belakang

EJJ 2024 1500km: Bagian 7 - H-1 sebelum Day-1

Di hari Minggu, sehari sebelum event dimulai, alhamdulillah cuaca bersahabat. Dari pagi hingga siang tidak turun hujan. Sebelum berangkat ke Surabaya, aku putuskan untuk mengetes kembali segmen Boyolangu Riverside dengan kondisi jika tidak turun hujan. Kali ini aku berencana untuk memperpanjang rute gravel yang kulalui menjadi sekitar 4km.

EJJ 2024 1500km: Bagian 6 - H-2 sebelum Day-1

H-3 atau Jumat malam, aku nyetir dari Surabaya menuju Tulungagung. Berusaha untuk nggak terlalu ngebut dan buru-buru. Ngantuk sedikit langsung melipir ke rest area. Harapannya ketika sampai kampung, aku tidak terlalu lelah.

EJJ 2024 1500km: Bagian 5 - Setting Sepeda & Barang Bawaan

settingan sepeda

Pada awalnya, aku berpikir bahwa di EJJ ini akan ada fasilitas drop bag, dimana peserta bisa menitipkan barang-barang yang baru akan diambil ketika sampai di Check Point. Dengan ada fasilitas ini aku harapkan setiap hari bisa gowes dengan nyaman, menggunakan BiB yang fresh dan bersih. BiB dan pakaian kotor tinggal dititipkan balik untuk dibawa lagi pas acara selesai. Namun ternyata zonk, tidak ada drop bag di acara EJJ ini. Jujur saja sih aku selama ini gowes belum pernah nggak sampai ganti BiB, dengan keterbatasan ini berarti setiap hari mesti mencuci BiB dan menjemurnya di jalan, berharap bisa kering. Membawa banyak pakaian juga bukan solusi, karena akan membuat waktu gowesnya semakin lama.

EJJ 2024 1500km: Bagian 4 - Itinerary EJJ 1500km

Setelah mendapatkan rute final dan lokasi CP, aku mencoba membuat plan/itinerary untuk gowes selama 5 hari. Di event longride/ultra seperti EJJ ini tentunya perlu rencana awal yang baik bagaimana kita akan menuntaskan jarak 1500km ini. Rencana awal adalah berapa hari target yang kita tetapkan untuk menyelesaikan eventnya. Selanjutnya target ini di breakdown kedalam target harian dan dimana kita akan menginap,disesuaikan dengan rute yang dilewati. Jangan sampai salah pasang target, tahu-tahunya target menginap berada di tengah hutan. Dengan rencana awal, minimal ada gambaran, jadi setiap hari kita akan berusaha mencapai target yang sudah ditetapkan, nggak cuma gowes sekenanya saja.

EJJ 2024 1500km: Bagian 3- Rute

rute EJJ 2024 1500km
Jujur aku tidak terlalu mengikuti berita-berita seputar EJJ 2024 sebelum acaranya berlangsung. Kebetulan Om Terry rajin mantengin informasi terkait EJJ sampai banyak bertanya-tanya juga ke panitia, sehingga banyak informasi yang kudapatkan dari dia. Bahkan info awal soal rute juga secara kasar aku dapatkan dari dia. Bahwa rutenya akan mengitari Jawa Timur searah dengan arah jarum jam, dan bocoran-bocoran bahwa rutenya tidak melulu jalan mulus, tetapi akan melewati ruas-ruas jalan rusak juga. Disitu aku hanya bisa menduga-duga rutenya akan kemana saja. Target awalku nggak muluk-muluk, dengan asumsi aku akan berusaha untuk menempuh jarak 300km/hari, maka perkiraanku EJJ ini bisa aku selesaikan dalam waktu 5 hari (max 120 jam). 

EJJ 2024 1500km: Bagian 2 - Persiapan Latihan

Untuk persiapan latihan, jujur saja karena memang dari awal nggak terlalu niat, jadi sebulan sebelum acara gowes biasa-biasa aja. Tidak ada gowes long ride (diatas 1 hari) yang aku lakukan dari awal tahun. Terakhir yang bisa dianggap sebagai latihan adalah gowes bareng bertiga sama Om Handika & Terry ke Citorek, 3 minggu sebelum event. Disini aku sekalian ngetes WS alloy ku yang bisa dibilang setahun nggak dipakai. Ternyata walaupun berat, redamannya lebih bailk daripada WS karbonku, nggak bikin tangan cepet sakit & pegel.

Pihak panitia Mainsepeda mensyaratkan untuk pengguna rimbrake harus menggunakan wheelset alloy dan ban dengan profil minimum 28c. Jadinya mau nggak mau nanti mesti pakai WS alloy yang lumayan berat, jika dihitung2 selisih beratnya dengan WS karbon yang kugunakan saat ini kurasa bisa sampai 400-500gr.

EJJ 2024 1500km: Bagian 1 - Kenapa sih Ikut EJJ 2024?

Informasi terkait dengan event EJJ 2024 sudah bergaung beberapa bulan sebelum acaranya berlangsung. Ketika itu aku pertama mendapat informasinya dari Om Peter, dan setelahnya aku diajak untuk ikut karena Om Peter rencananya mau ikut eventnya, dan ini merupakan event ultra pertamanya. Jujur saja pada saat itu aku tidak tertarik untuk ikut EJJ. Mengingat pada saat itu baru  1-2 bulan aku ikut Audax 1000K di Jogja, dan setelah gowes tanganku sakit (mungkin karena menahan banyak getaran) dan sampai pada saat itu, kebas-kebas di tanganku belum hilang. Setiap kali gowes long ride yang perlu waktu diatas 2 hari selalu saja ada damage jangka panjang yang kurasakan. Jadi aku berpikir untuk skip.

Yang Tersisa dari East Java Journey 2024

Dalam tulisanku kali ini, aku akan mencoba menuliskan catatan dan kronologis ketika aku mengikuti event  East Java Journey 1500km yang berlangsung dari tanggal 26 Februari s/d 3 Maret 2024 lalu. Karena di dalam kepalaku rasanya banyak yang ingin aku ungkapkan, mungkin tulisan ini bakalan lumayan panjang karena  gowesnya saja sudah 5 hari sendiri. Selalu ada cerita dari setiap event sepeda yang aku ikuti, dan khusus untuk tulisan EJJ ini, rangkaian cerita itu tidak hanya ketika hari eventnya saja.

Berhubung isinya lumayan panjang dan mungkin terlalu panjang, aku membaginya kedalam beberapa bagian, Terkait dengan persiapan, plan dan strategi bisa melihat 5 bagian pertama. 7 bagian selanjutnya buatku ini adalah jurnal, yang lebih berisi kronologis selama acara berlangsung yang mungkin membosankan dan terkesan bertele-tele.

Rabu, Februari 07, 2024

Gowes Konten: Bintaro - Citorek

Di awal bulan Februari ini, aku dan beberapa orang teman gowesku berencana untuk gowes ke Ciwidey PP dari Jakarta. Namun karena peminatnya hanya 2 orang, jadi untuk sementara rencana untuk gowes ke Ciwidey di-postpone dulu untuk waktu yang belum kita tentukan. Nah kebetulan salah satu teman yang kuharapkan bisa ikut ke Ciwidey ada rencana untuk ke Citorek, jadilah kami putuskan untuk ikut gowes kesana.

Citorek menjadi salah satu rute wishlist ku di 2024. Sudah lama aku rencanakan untuk gowes kesini bareng dengan rekanku, namun apadaya karena kurang nyali jadilah rencana ini tertunda terus. Apalagi mendengar beberapa cerita teman-temanku yang dari sana katanya kapok. Melihat salah satu goweser yang cukup kurespect di Strava juga perlu waktu lumayan lama untuk bisa PP. Jadi taksiran awal, dengan rute PP dari Bintaro sekitaran 220 km, ini akan menjadi acara gowes berangkat pagi pulang malem.

rute & elevasi

Senin, Januari 08, 2024

Catatan Liburan ke Situ Gunung

Di awal bulan Desember lalu aku dan keluargaku menginap di Situ Gunung, Sukabumi sebagai bagian dari pembayaran sajen untuk acara gowes Jabar Loop ku yang akan kueksekusi di minggu depannya. Rencana ini sempat tertunda 4 bulan dimana waktu itu tol seksi Cigombong-Cibadak baru dibuka di bulan Agustus. Harapannya dengan dibukanya tol hingga Cibadak, perjalanan menuju Situ Gunung yang biasanya sangat-sangat melelahkan bagi sopir baik ketika pergi maupun pulang bisa lebih menyenangkan.

Namun pada kenyataannya setelah pintu tol sudah dibuka sampai Cibadak, jalurnya tetap saja seperti neraka. Perjalanan ketika pergi maupun pulang tercatat memerlukan waktu 4-5jam ++ dimana ekspektasiku bisa dicapai dalam 3 jam. Dari Cibadak hingga pertigaan yang menuju Situ Gunung ini hanya berjarak 10-12 km an kalau aku nggak salah hitung. Namun demikian, jarak sependek ini harus ditempuh dalam waktu 1 jam lebih. Benar-benar pemborosan waktu. Well, Situ Gunung ini adalah salah satu tempat favoritku, dan ada kemungkinan kedepannya aku akan kesini lagi. Namun dengan kondisi seperti ini, aku mungkin akan menunggu hingga tolnya benar-benar sudah sampai Sukabumi terlebih dahulu sebelum berpikir untuk memutuskan apakah akan berlibur kembali kesini atau nggak.

Sabtu, Januari 06, 2024

Books read in 2023

Salah satu resolusi di tahun 2023 lalu adalah self improvement melalui membaca buku, dengan target yang tidak muluk-muluk: 12 buku dalam setahun atau kurang lebih 1 buku/bulan.

Alhamdulillah di 2023 kemarin targetnya tercapai, dan berikut adalah buku yang berhasil kuselesaikan (urutan acak):

  1. GRIT
  2. Thinking in Bets
  3. Talking to Strangers
  4. The Little Book of Common Sense Investing
  5. Quit: The Power of Knowing When to Walk Away
  6. The Simple Path to Wealth
  7. The Little Book That Still Beats the Market
  8. Joy of Missing Out
  9. Ikigai
  10. Ichigo Ichie
  11. The 5 Am Club
  12. Richer Wiser Happier
  13. Courage to Be Disliked

Dari 13 buku diatas, mungkin yang paling memberikan pencerahan adalah Quit yang ditulis oleh Annie Duke dan Courage to Be Disliked.

Quit memberikan perspektif yang berbeda dalam membuat keputusan. Ada kalanya kita harus “menyerah” dan move on dari kondisi yang sedang kita jalani. Menyerah bukan berarti karena kita tidak memiliki kegigihan, tetapi memberikan jalan untuk kita dalam membuang hal-hal yang kurang penting sehingga bisa fokus pada hal yang lebih penting. Dijabarkan juga beberapa contoh nyata bagaimana persistensi untuk tetap melanjutkan sebuah project berakhir buruk karena sudah terlalu terlambat untuk dibatalkan.

Sementara itu Courage to Be Disliked yang masuk ke dalam kategori self-help, jujur aku agak sulit untuk menggeneralisir inti sarinya karena banyak sekali pelajaran yang bisa diambil. Sesuai dengan judulnya, buku ini menekankan perlunya courage/keberanian dalam mengejar kebahagiaan dan hal-hal yang ingin dicapai dalam kehidupan, bahkan jika itu tidak disukai oleh orang lain. Buku ini juga menyatakan bahwa kebahagiaan itu adalah pilihan. Ketidakbahagiaan tidak disebabkan oleh pengalaman masa lalu, tetapi karena ketidakmauan kita untuk berubah dan tidak memiliki keinginan yang kuat untuk merasakan kebahagiaan. Bahasanya agak sulit dicerna sih, tetapi begitulah, menurutku sangat masuk akal.

Senin, Januari 01, 2024

Wishlist dan Harapan di Tahun 2024

Mengulang tradisi di tahun-tahun sebelumnya, dalam tulisan kali ini aku ingin menuliskan rencana serta harapan yang inginn kucapai di tahun 2024. Secara umum apa yang ingin kucapai di tahun 2024 ini mungkin tidak akan terlalu banyak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bukannya aku tidak ingin mencapai sesuatu yang baru, tetapi menurutku menjaga konsistensi menjadi lebih prioritas dibandingkan hanya sekedar mengejar target one-time. Tema di tahun 2024 ini mungkin masih sama: menyeimbangkan antara apa yang sudah diraih vs menikmati apa yang sudah ada. Di tahun 2024 sejujurnya aku tidak ingin terlalu ngoyo, let it flow saja lah.