Tak disangka aku tidur nyenyak malam itu. Walaupun kupasang alarm di jam ku, sampai nggak bangun. Aku terbangun jam 02:30, yang artinya aku sudah tertidur 6 jam. Sedikit panik karena masih setengah sadar dari tidur bablas, aku langsung mengecek barang-barangku. Aman masih ada. Ketika aku cek di racemap, Om Terry dan Om John sudah jauh di depan, dengan selisih jarak 70km an, jika kukonversi dengan itung-itunganku, selisih waktunya berarti 3 jam. Dengan aku tertidur 6 jam, berarti mereka juga sempat istirahat.
Karena bidonku sudah tinggal sedikit, dengan terpaksa aku mengisi bidon dari keran untuk wudhu. Minum air mentah kupikir nggak akan terlalu membuat banyak masalah. Setelah beberes, aku melanjutkan perjalanan di dini hari itu.
Dengan selisih jarak sejauh 70 dengan peserta di depanku, sejujurnya aku malah merasa tenang, karena artinya aku bisa gowes lagi tanpa tekanan. Pada saat itu aku merasa fresh banget. Pikiranku lebih jernih dibandingkan dengan malam sebelumnya karena kurang tidur. Rasa-rasanya baru kali ini aku mengikuti event ultra tapi di hari terakhir malah fresh, biasanya di hari terakhir udah tinggal sisa-sisa aja tenaganya.
Aku melanjutkan perjalanan dari Dander. Karena jarak yang tersisa 240km lagi dan aku merasa lumayan fresh aku jadi bisa sedikit ngepush. Memang lain rasanya ketika gowes dalam kondisi kliyengan di hari sebelumnya dibandingkan dengan gowes di dini hari itu. Average speedku juga sepertinya ada peningkatan, tidak seperti hari-hari sebelumnya.
Tak disangka ternyata setelah melalui Dander, aku melewati Kalitidu, daerah yang jauh lebih ramai, jadi sedikit menyesal kenapa semalam nggak istirahat disini saja, jaraknya hanyan20-30km dari Dander. Nah setelah Dander jalanannya walaupun sama-sama sepi, tapi bukan hutan pekat lagi. Banyak ruas-ruas jalan yang memiliki lampu penerangan. Aku merasa zonk, terkena prank oleh asumsiku sendiri. Namun disini aku berpikir positif saja, jika aku bisa finish dalam kondisi yang tidak terlalu lelah dan mengantuk, artinya aku bisa nyetir balik ke Tulungagung di hari yang sama.
pagi syahdu dalam perjalanan menuju Pantura |
Di tengah perjalanan dalam melanjutkan gowes ke arah utara, tiba-tiba ada bunyi keras. Ada barangku yang terjatuh. Sontak aku langsung berhenti dan memeriksa barang apa yang jatuh karena dari bunyinya lumayan keras. Aku cek kedua cyclocomp ku aman, tracker juga aman di tas top tube Urban case ku. Ternyata Go Pro ku yang jatuh. Ternyata bautnya lepas, padahal ada 2. Mungkin getaran dan jalur selama 4 hari gowes membuat bautnya kendor sehingga lepas dari mounting nya. Beruntung aku memasang case tambahan di Go Pro ku. Setelah kucek masih aman.
refuelling sebelum Tuban |
Karena jalanannya sudah berupa jalur pantura, jadi lumayan lebar dan ramai. Rolling diatas 30kpj jadi lebih mudah diraih, ada efek drafting dari truk-truk besar yang lewat. Jalanan aspalnya juga bisa dibilang bagus, nggak bergelombang dan lubang-lubang di jalanannya relatif sedikit sehingga aku bisa dengan nyaman menggunakan aero bar ku.
kota Tuban |
Melewati kota Tuban di km 1395 an sekitar jam 8, ternyata rutenya keluar dari rute utama pantura, dibuat menyusuri daerah pesisir pantai. Relatif lebih sepi dan pemandangannya tidak membosankan. Di perjalanan menuju jalur panturan kembali, aku melewati daerah hutan jati & kebun jagung.
kebun Jagung sebelum km1420 |
Dari km1420 sampai km1480 jalanannya flat, relatif lurus, dan cenderung membosankan. Aku manfaatkan rute ini dengan sedikit ngegas agar kecepatan rolling ku terjaga diatas 30kpj. Entah berapa effort power yang kukeluarkan. Sensor power meter ku sudah mati ternyata, mungkin sejak aku istirahat di Dander, karena malam sebelumnya seingatku data-data power masih terlihat di cyclocomp ku. Sepanjang 60km ini aku melewati daerah Babat, Lamongan dan Gresik.
kota Lamongan |
Akhirnya aku bisa menyelesaikan event EJJ 1500km ini sekitaran jam 12:30. Dimana selisihnya sekitar 2 jam 15 menit dengan Om John, dan 2.5 jam dengan Om Terry. Cukup puas dengan pencapaian ini karena perkiraanku sebelumnya selisihnya harusnya diatas 3 jam.
akhirnya finish juga |
Di titik finish ini Om Terry sudah menungguku. Mungkin sampai bosan juga 2 jam lebih nungguin. Belakangan aku baru tahu kalau dia dan Om John sempat bertemu, dan sempat ngemper juga. Katanya Om John sudah berniat istirahat, namun karena katanya melihat aku sudah lanjut gowes dini hari, dia panik dan nggak jadi istirahat.
Setelah semua urusanku beres aku kembali ke penginapan. Om Terry langsung menuju Stasiun Gubeng untuk mengirimkan sepedanya melalui jasa ekspedisi, setelah itu menyusul ke penginapan. Kami makan siang bareng, sampai 2 porsi: makan pecel lalu karena lapar, lanjut lagi mencari warung soto. Wkwk
Sore itu aku langsung pulang, nyetir ke Tulungagung, sementara Om Terry lanjut pulang naik sleeper bus kembali ke Jakarta di malam harinya.
tahu lontong 2 porsi menjadi makanan penutup |
Penutup
Di EJJ 1500k kemarin, aku finish di urutan ke-7 untuk kategori overall, dan urutan ke-3 di kategori group umurku: 40 tahun ke atas setelah Om Handika & Om John Boemihardjo dengan catatan waktu total 103 jam 30 menit. Aku merasa pencapaian ini banyak disumbang oleh faktor keberuntungan. Niat awalku buat gowes santai & ngonten, yang penting finish 5 hari tanpa ada embel-embel peringkat.
Aku beruntung karena sepedaku secara umum tidak mengalami masalah yang aneh-aneh. Gowesku juga lancar tanpa insiden apapun (alhamdulillah). Dan juga sepertinya peserta lain yang di ketegori umurku tidak banyak yang kompetitif, banyak yang santai. Faktor ketidakberuntungan peserta lain juga mungkin bisa menjadi tambahan faktor keberuntunganku.
Untuk event ultra seperti ini akan selalu ada faktor X, tinggal gowes aja dan do the best sesuai dengan rencana & tujuan awal. Ada yang mau kompetitif dan nge push, ada yang mau ngonten, ada yang gowes biasa aja yang penting finish dibawah COT, semua kembali ke pilihan masing-masing. Aku hanya beruntung karena peserta banyak yang masuk ke 2 kategori terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar