Di hari Minggu, sehari sebelum event dimulai, alhamdulillah cuaca bersahabat. Dari pagi hingga siang tidak turun hujan. Sebelum berangkat ke Surabaya, aku putuskan untuk mengetes kembali segmen Boyolangu Riverside dengan kondisi jika tidak turun hujan. Kali ini aku berencana untuk memperpanjang rute gravel yang kulalui menjadi sekitar 4km.
Masalah langsung kutemui setelah di 200m pertama segmen Boyolangu Riverside. Ketika jalanan berpasir dan berbatu berubah menjadi jalanan tanah, ban sepedaku langsung dipenuhi oleh lumpur. Jadi dengan kondisi agak kering (belum benar-benar kering), tanahnya menjadi lebih lengket. Apalagi jika terkena jalanan pasir. Pasir yang dilewati akan menempel ke tanah yang sudah menempel di ban sepedaku. Karena sudah agak padat jadinya nyangkut di rimbrake sehingga pada akhirnya akan stuck. Baik ban depan maupun ban belakang tidak bisa memutar lagi.
Segmen sepanjang 4km ini aku tempuh lebih dari 1 jam, tidak terhitung berapa kali aku berhenti untuk membersihkan tanah di sekitaran rimbrake sepedaku. Dan karena siang hari, panasnya lumayan terik. HR ku lumayan naik disini walaupun gowesnya mah ya segitu-gitu aja.
Pengetesan di hari ke-2 ini membuatku lumayan frustasi. Satu-satunya sisi positif yang kurasakan adalah karena aku menggunakan sepatu MTB. Gampang untuk dilepas. Seandainya aku menggunakan cleat road bike mungkin bakalan sering jatuh karena telat melepas, belum lagi ketika melepas agak sulit dan ada sedikit sentakan di kaki. Cleat road bike juga akan bermasalah ketika terkena lumpur, jika tidak dibersihkan dengan benar, yang ada malah nggak bisa dilepas nantinya. Bisa jatuh bego. Dengan kondisi ini aku berharap nantinya melewati rute ini ketika hujan deras saja sekalian. Walaupun mandi lumpur dan becek, paling nggak sepedaku bisa tetap jalan.
kondisi sepedaku setelah menjajal segmen gravel untuk kedua kalinya |
Sesampainya di rumah, sepedaku sudah tidak berbentuk lagi. Aku langsung buru-buru mencuci sepedaku. PR banget juga mencucinya, lumpur dimana-mana. Event nya saja belum mulai, sepeda dan sepatuku udah kotor banget.
foto bareng dengan Om Terry & Om Peter setelah mengambil race pack |
makan malam di salah satu warung ayam ternama |
Aku sampai di Surabaya sore hari, langsung ke homestay, sekamar dengan Om Terry yang sudah sampai duluan di hari sebelumnya. Setelah beres-beres, kami langsung ke Surabaya Town Square untuk mengambil race pack dan mengikuti technical meeting. Di dalam racepack kami mendapatkan: 2 jersey, 1 performance t-shirt, 1 t-shirt biasa untuk kenang-kenangan, booklet guidelines EJJ 1500km, 2 race number untuk dipasang di depan dan belakang sepeda, emergency blanket, voucher diskon, dan juga GPS tracker.
Aku ketemu dengan Om Handika & Om Peter disana, dan akhirnya kami makan malam bareng di salah satu warung ayam goreng ternama yang tidak jauh dari lokasi. Di malam itu kami mengobrol soal plan kami untuk acara besok, juga mendengarkan tips dan trik dari Om Handika yang memang pada saat itu menjadi kandidat kuat untuk juara. Tak lupa aku ingatkan kembali untuk segmen Boyolangu Riverside, dan sepertinya ini lebih PR daripada segmen ijen. Kemungkinan besar perlu nuntun, dan apes-apes bakalan banyak waktu terbuang untuk bersih-bersihin sepedanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar