Minggu, Januari 05, 2014

Resolusi Tahun 2014

Setelah sebelumnya memposting beberapa unek-unek dan beberapa bahan kontemplasi selama tahun 2013, dalam tulisan kali ini, gw akan sedikit mengulas beberapa rencana dan resolusi untuk tahun 2014 ini. Mungkin baru kali ini gw nulis postingan blog dengan tema resolusi. Tahun-tahun sebelumnya selain nggak pernah serius, selalu aja lupa untuk memulai. Pada akhirnya diundur-undur, dan ketika udah niat nulis, baru nyadar udah lewat jauh dari awal tahun :p.

Namun demikian, walaupun gw nggak pernah nulis resolusi tersebut, bukan berarti gw nggak punya rencana. Rencana kan nggak harus selalu ditulis. Tapi, konon katanya dengan ditulis, bisa lebih mengingatkan si penulisnya untuk terus berusaha mencapai rencana-rencana tersebut. Berlandaskan nasehat tersebut, akhirnya gw mencoba untuk menuliskan beberapa rencana gw di tahun 2014 ini.


Sedikit ngalor ngidul, berdasarkan statistik beberapa tahun belakangan ini setiap rencana yang gw harapkan bisa tercapai di tahun tersebut, memiliki persentase kemungkinan yang cukup besar untuk tidak tercapai, terutama untuk target-target yang sifatnya jangka panjang. Sebagai contohnya misalnya bgini: di tahun 2013 nanti gw pengen beli rumah. Lalu ada target lain: di tahun 2013 ini gw pengen pulang tenggo tiap hari. Bisa ketebak kan target mana yang kemungkinannya lebih besar untuk bisa tercapai. Target pertama jelas lebih feasible, dan terfokus. Sementara target kedua, banyak sekali hal-hal yang bisa mempengaruhi untuk bisa atau tidaknya pulang tenggo. Dalam setahun ada sekitar 240 hari kerja, bisa kelihatan peluang untuk tetap konsisten selama 240 hari kerja sangatlah kecil.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut, sepertinya untuk tahun ini gw mesti mencoba membuat target yang memang achievable dan memang masuk akal untuk dicapai. Artinya gw mesti bisa memaintain antara ekspektasi dan usaha yang akan gw keluarkan. Kalau nggak masuk akal ya percuma aja, akhirnya bikin target cuma buat keren-kerenan aja. Ini sama aja bikin aturan tapi aturan tersebut dibuat untuk dilanggar. Tentunya gw ga mau seperti itu. Dan gw juga ga mau bikin target yang terlalu gampang untuk dicapai. Kalo untuk kategori ini sih seharusnya nggak perlu dinamakan resolusi kalo memang nggak ada tantangannya.

Okeh, to the point berikut ini adalah beberapa rencana yang mungkin cukup layak untuk dikategorikan sebagai resolusi:

Ngelunasin 3/4 KPR
Setelah gw hitung dengan seksama, kalo gw ga boros, tahun 2014 ini gw bisa ngelunasin KPR rumah yang gw tinggalin sekarang. Sebenernya sih untuk cicilan yang sekarang udah lumayan jauh berkurang karena tahun lalu gw udah ngelunasin sebagian. Hanya saja, namanya utang itu walaupun dikin tetep aja nggak tenang. Ibarat duri dalam daging, sakitnya walaupun dikit tetep konsisten bo. Namun demikian, karena ada target-target lain yang mesti gw capai juga, gw kurangin dari ngelunasin semuanya jadi ngelunasi 3/4 nya ajah

Beli kavling tanah
Ukuran rumah yang gw tempatin sekarang sebenernya masih cukup, cuma beberapa tahun kedepan kalo anak gw udah gede, kemungkinan besar bakalan nggak cukup. Mengingat harga rumah yang gila-gilaan belakangan ini bikin gw mikir-mikir kalau mau beli yang baru. Sebagai solusi, gw mau nyoba nyari yang jual kavling aja. Walaupun kemungkinan besar nggak bisa di KPR-in, tapi paling nggak kalaupun sampe perlu ngutang, nggak bakalan segede kalo beli rumah baru. Terlebih lagi, perlunya juga masih beberapa tahun kedepan. Bisa ngumpulin duit dulu, nanti setelah ada baru deh rumahnya dibangun.

Liburan bareng Keluarga
Gw berniat tahun ini mesti bisa liburan sekeluarga. Definisi liburan disini buat gw cukup jelas: cuti, bukan weekend, dan keluar kota. Dan gw berharap untuk bisa berlibur ke tempat-tempat yang nggak terlalu rame, tenang, nggak perlu ketemu banyak orang, dan kalau perlu ke tempat yang pemandangannya bisa gw nikmatin. Gw termasuk *introvert*, jadi sejujurnya, dibanding gw mesti pergi ke tempat yang penuh sesak dengan orang, gw prefer ngadem aja di rumah. Nulis tulisan kayak bgini sambil nyeruput kopi menurut gw sudah cukup untuk membuat gw puas dan senang.

Olahraga secara rutin, paling nggak seminggu sekali
Me-*refer* ke paragraf sebelumnya, target ini mungkin bisa dibilang memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk tercapai dibandingkan dengan target sebelumnya. Iya, ga pa pa, walaupun gw tahu kemungkinannya kecil, tapi dengan frekuensi seminggu sekali, target ini tampak sedikit lebih masuk akal dibandingkan kalo gw ngomong 1 jam sehari.

Ngurangin waktu di kantor
Dari buku yang gw baca, istilah work hard itu bullshit, dalam artian untuk jangka panjang loh ya. Work smart tentunya lebih baik dibanding dengan work hard. Ada kutipan yang cukup menarik: “Kita bekerja selama 8 jam sehari untuk bisa menjadi seorang bos yang membuat kita bekerja 12 jam sehari”. Ada harga yang mesti kita bayar ketika kita bekerja tidak cukup keras. Tapi ada harga yang jauh lebih besar ketika kita bekerja terlalu keras.

Berdasarkan pemahaman diatas, tahun 2014 ini gw harus bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan gw sendiri. Ada banyak sekali hal yang nggak bisa terbeli dengan uang yang gw dapatkan dari kerja terlalu keras. It costs me too much. Bukan berarti gw jadi nggak serius dalam bekerja loh yah. Target gw adalah instead of bekerja lebih keras, gw pengen bekerja lebih smart.

Sebagai dampak dari resolusi ini, gw pengen menghabiskan lebih banyak waktu untuk keluarga dan waktu buat diri gw sendiri. Secara anak gw udah mulai gede dan tampaknya mesti lebih sering diawasin dan diajarin macem-macem, gw merasa di tahun 2013 ini waktu gw masih kurang cukup. Belakangan memang sih gw lebih sering banyak di rumah, tapi gw merasa nggak optimal aja.

Memperbanyak “Me" Time
Berhubung gw adalah tipe personal yang introvert, gw pengen di tahun 2014 ini gw sedikit lebih banyak untuk meluangkan waktu buat gw sendiri. Di tahun 2013 lalu, gw udah memulai usaha ini dan tampaknya sedikit membuahkan hasil. Ada kepuasan tersendiri ketika gw bisa memanfaatkan “me" time ini dengan baik. Ini seolah menjadi personal accomplishment buat gw sendiri. Ibaratnya investasi, yang konon nasehatnya adalah: “jangan memasukkan seluruh investasi dalam satu keranjang”. Ini juga berlaku buat waktu yang gw habiskan. Waktu adalah investasi, dan seharusnya gw juga nggak terlalu banyak menginvstasikan waktu di kantor. Just in case investasi gw di pekerjaan gagal, paling nggak ada kemungkinan investasi gw di tempat lain sukses.

Gw pengen bisa lebih menikmati kehdupan gw di tahun 2014 ini. Gw pengen bahagia, senang, dan sukses. Kebahagiaan, kesenangan, dan sukses itu adalah definisi yang subyektif dan berbeda-beda tiap orang. Kebahagiaan itu bukanlah hasil dari sesuatu, melainkan dari proses. Ketika seseorang bisa mencapai sesuatu tanpa sebuah proses, sesuatu tersebut menurut gw hampa.

Out of the topic dikit, sebagai contohnya adalah ketika lo dapet duit 1 M dari sebuah proses dan 1 M dari korupsi (jalan pintas), mana yang akan membuat lo lebih senang? Jawabannya mungkin relatif lah ya. Mungkin untuk para koruptor akan memilih pilihan yang kedua. Yang artinya menurut gw, mungkin para koruptor itu mendapat kebahagiaan dan kesenangan bukan dari duit yang mereka korupsi (dari beberapa kasus korupsi yang gw denger, kebanyakan sudah kaya dan bener-bener sudah lebih dari cukup. Yang udah jauh lebih dari cukup aja masih korupsi coba), tapi memang dari proses korupsinya itu sendiri. Mungkin buat mereka korupsi itu adalah sebuah tantangan, dan sebagai jawaban untuk tantangan itu, mereka harus memiliki keahlian (seperti misalnya skill untuk menyamarkan transaksi keuangan agar tidak terendus oleh KPK, dll).

Masih out of topic, ibarat main game, ketika sudah terbiasa menggunakan *cheat, game tersebut menjadi kurang seru untuk dimainkan. Jadi target akhirnya diciptakan game itu bukan diselesaikan, tapi dinikmati setiap tantangannya. Sama halnya dengan hidup ini, bisa diibaratkan dengan game. Semua orang pada akhirnya akan mati. Dan penggunaan cheat dalam game tadi jika dianalogikan ke kehidupan ini, sama artinya dengan mati lebih cepat.

*Back to main topic, ketika gw memutuskan untuk bisa lebih menikmati kehidupan gw, ini berarti gw nggak boleh terburu-buru dalam bertindak. Lets enjoy the process. Jika perlu, gw mungkin akan berusaha untuk melambatkan ritme hidup gw. Gw percaya, ketika seseorang terpaksa bekerja dengan ritme yang melambat, untuk jangka panjangnya, seseorang tersebut akan bisa melihat sisi-sisi mana saja dalam kehidupannya yang masih kurang dan perlu diperbaiki. Dan itulah yang gw harapkan.

“Me" Time ini berdasarkan pemahaman gw adalah waktu-waktu dimana gw bisa menikmati apa yang gw kerjakan sendirian (bukan berarti ketika itu gw benar-benar sendirian secara literal. Ketika berada dalam kondisi ramai sekalipun, ketika gw bisa mengerjakan sesuatu hal secara personal tanpa interupsi dari yang lain, ini sudah cukup untuk gw kategorikan sebagai “me"-time). Contoh nyata dari “me" time buat gw diantaranya adalah membaca buku/artikel, mendengarkan musik, menonton film, dan merenung tentang hidup yang gw jalani. Waktu-waktu inilah yang pengen gw perbanyak.

Pengembangan diri & belajar hal-hal baru
Resolusi gw yang lain adalah untuk belajar hal-hal yang baru. Bisa dibilang ini masih terkait dengan resolusi sebelumnya. Hal-hal baru ini buat gw adalah salah satu bentuk distribusi investasi gw untuk personal. Sebagai individu tentu saja gw pengen berkembang dengan mempelajari dan merasakan hal-hal baru. Salah satu cara yang bisa gw lakuin untuk mencapai target ini adalah dengan mengurangi waktu gw di kantor dan di rumah. Gw mesti bisa menyisihkan sebagian waktu setiap harinya untuk mencapai target ini.

Bisa dibilang target ini sedikit tidak terukur, karena definisi hal-hal baru itu begitu luas. Jadi mungkin gw akan mencoba mendetailakn hal-hal baru apa saja yang pengen gw pelajari:

  • Objective-C. Sejujurnya, gw pengen belajar bahasa ini. Dari sejak pertama punya MacBook gw tertarik untuk belajar, tapi belum kesampaian. Semoga saja tahun ini gw bisa mulai belajar. Targetnya belajar loh ya, bukan sampe bikin aplikasi jadi.
  • Ilmu managemen dan komunikasi. Gw akui ilmu gw untuk kedua bidang ini sangat kurang. Selain belajar, gw juga pengen mengimplementasikannya di lingkup pekerjaan gw sekarang.
  • Ilmu tentang hidup. Jujur aja gw bingung mengkategorikan target yang ke-3 ini. Intinya sih gw pengen belajar apa saja yang bisa membuat hidup gw lebih baik. Bisa itu dari sisi pekerjaan, keluarga, kepuasan personal, finansial, dan hal-hal lain terkait dengan kontemplasi.


Lebih Proaktif di Kantor
Bagi orang-orang kantor yang mengenal gw, berdasarkan pengamatan gw, kemungkinan besar mereka akan beranggapan bahwa gw tipikal orang yang nggak banyak ngomong dan cenderung pasif. Di tahun ini gw pengen sedikit mengubah paradigma tersebut. Gw pengen berubah menjadi sedikit lebih terbuka dan proaktif dalam menyumbangkan ide-ide yang gw punya. Kalau melihat karakter gw yang introvert, resolusi ini sepertinya cukup menantang untuk dicapai. Lets see lah.


Lebih efektif dan efisien dalam menggunakan sumber daya (waktu, uang, dan lain sebagainya)
Hmm.. perasaan makin kesini resolusinya makin abstrak :(. Well.. jujur gw juga males nulisnya, tapi kalau nggak ditulis rasa-rasanya ada yang kurang :p

Sedikit out of topic, berdasarkan apa yang gw rasakan dari pengalaman, gw adalah tipikal orang yang efektif dan efisien. Gw ga suka pemborosan untuk sesuatu hal yang nggak penting. Seperti misalnya, selama masih bisa naik bus atau kereta, gw ga akan naik taksi atau ojek. Gw menyadari konsekuensi dari pilihan tersebut, jadi jangan ngomong gw terlalu pelit untuk ngeluarin duit. Urusan lampu di rumah juga jadi concern gw: kalo lampu ga dipake, mending dimatiin. Dan sekarang gw prefer untuk menggunakan lampu LED walaupun dengan harga yang lebih mahal. Tapi untuk jangka panjang, gw yakin bisa menghemat. Kalo gw perhatikan, banyak orang-orang yang take everything for granted: makan makanan tidak dihabiskan, mentang-mentang listrik dibayarin kantor PC dibiarin nyala sepanjang hari, nge-print seenak jidat tanpa memperhitungkan berapa banyak pohon yang ditebang untuk memghasilkan kertas yang ujungnya dibuang sia-sia, dan banyak lagi contoh lain yang nggak perlu aku sebutkan disini. Dan pemborosan semacam itu bukan pilihan gw tentunya.

Melihat resolusi sebelumnya, ini adalah salah satu alasan kenapa gw cenderung pasif di kantor. Karena gw nggak akan ngomong kalau memang nggak diperlukan dan nggak ada hasil yang cukup nyata karena omongan gw. Sedikit curhat aja, sejujurnya, gw akuin di kantor itu banyak meeting-meeting yang nggak efektif. Agendanya apa, yang diomongin seringkali melenceng. *This is not smart dude!!*. Gara-gara inilah gw mesti kerja lebih lama di kantor untuk mengkompensasi waktu yang gw buang untuk urusan meeting tadi. Walaupun sedikit kontradiktif dengan resolusi sebelumnya, kedua-duanya akan gw coba untuk meraihnya. Karena kedua resolusi ini objektifnya memang berbeda.

2 komentar:

  1. resolusi akhiratnya mana nih?

    kudoain aj deh ya semoga bisa:
    - sholat berjamaah di mushola/mesjid ngajak Q, min 2x dlm seminggu;
    - bisa lebih sering sholat berjamaah di rumah;
    - tambah rajin QL
    - tambah hapalan Quran-nya
    - tambah rajin tilawah dan
    - rutin belajar ilmu agama min 1x dlm seminggu

    Aamiiin o:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe... untuk yang itu terlalu personal kalau ditaro disini 😛
      Aku aminin aja deh untuk yang sisanya

      Hapus