Sabtu, Januari 19, 2013

Review: iPhone (bagian 1)

Setelah kurang lebih 3 bulan menggunakan iPhone, rasanya sudah gatel aja pengen nulis ulasannya. Niatnya sih udah dari dulu-dulu, tapi baru sempet nulis sekarang. Seperti biasa, dalam tulisan ini, aku nggak akan fokus kepada spesifikasi iPhone nya itu sendiri. Seandainya produk ini dilengkapi dengan RAM 4 GB dan prosesor 10-core pun rasa-rasanya tidak perlu aku ulas disini, alasannya sederhana saja, dengan spec yang setinggi itu perbedaan user experience nya tidak akan terlalu jauh. Karena saat ini belum ada aplikasi di iPhone yang memerlukan spesifikasi seperti yang disebutkan diatas.

Dalam tulisan ini, aku ingin berbagi pengalaman dalam menggunakan iPhone untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga para pembaca bisa mengetahui fitur-fitur yang ada di dalamnya dan pada intinya iPhone itu bisa dipakai untuk apa saja sih. Agar fair juga, aku juga akan mencoba mengulas beberapa kekurangan-kekurangannya, yang rencananya akan aku tuliskan pada tulisan yang terpisah.

iOS
Kekuatan iPhone terletak pada ekosistem dan sistem operasinya: iOS. Pada umumnya iOS versi terakhir bisa digunakan ke produk Apple yang diproduksi 3 tahun ke belakang. Seperti pada saat ini, iOS terakhir adalah iOS versi 6 dan bisa digunakan pada iPhone 3GS yang diproduksi 3 tahun yang lalu. Salah satu kelebihan iOS adalah user interface nya yang intuitif dan smooth ketika pengguna mengoperasikan layar sentuh iPhone.

Adopsi firmware yang lebih cepat
Tidak seperti pada Android yang begitu terfragmentasi sehingga ketika jika ada update terbaru belum tentu perangkat Android tersebut bisa langsung di-upgrade. Walaupun bisa diupgrade biasanya harus menunggu beberapa lama hingga manufaktur produsen perangkat Android tersebut mengeluarkan rilis resmi untuk upgrade ke versi terbaru. Di iOS, begitu ada update terbaru, pengguna bisa langsung melakukan upgrade.

Jika update terbaru telah ada, dan iPhone Anda terkoneksi ke internet via WiFi, otomatis update tersebut akan diunduh tanpa Anda menyadarinya. Tahu-tahu keluar notifikasi bahwa telah ada update terbaru dan siap diinstall. Well… berhati-hati sajalah jika Anda menggunakan WiFi tethering untuk iPhone, bisa menyedot quota paket data yang Anda gunakan, karena untuk update biasanya ukurannya cukup besar (diatas 100 MB).

App Store
Ekosistem aplikasi adalah salah satu kekuatan iPhone. App Store saat ini memiliki lebih dari 700 ribu aplikasi. Aplikasi-aplikasi yang ada pada App Store telah melalui uji seleksi yang cukup ketat sehingga aman untuk digunakan. Memang ada beberapa aplikasi lolos sensor yang ternyata membahayakan penggunanya. Namun aplikasi-aplikasi yang lolos sensor ini sangat sedikit apabila dibandingkan dengan Android misalnya. Disini Apple mengontrol semuanya. Jika ada fitur-fitur pada aplikasi yang dirasa tidak sesuai dengan term and condition nya, Apple tidak segan untuk menolak aplikasi tersebut.

Pada akhirnya memang ada keterbatasan fitur pada aplikasi-aplikasi yang ada pada App Store jika dibandingkan dengan platform lain seperti Android. Android memiliki Google Play sebagai toko aplikasinya, dan developer bisa lebih bebas dalam membuat aplikasi yang dijual melalui toko aplikasi tersebut. Seperti misalnya pada Apple App Store, aplikasi-aplikasi yang memiliki kemampuan untuk mengubah sistem tentunya akan ditolak.

Lebih Aman
Dengan berbagai limitasi fitur pada aplikasi yang dijual melalui Apple App Store, menjadikan iPhone lebih aman dari serangan malware dan aplikasi-aplikasi 'tak jelas' lain yang mungkin bisa melakukan hal-hal yang membahayakan seperti mengirimkan data-data ke luar tanpa diketahui penggunanya, menghapus file sistem, menyebabkan iPhone menjadi tidak stabil, dan lain sebagainya.

Isu keamanan memang menjadi fokus Apple. Inilah alasan mengapa Apple tidak menyertakan opsi untuk penambahan kapasitas penyimpanan menggunakan media seperti microSD. Jika ada data-data penting pada memori eksternal dan iPhone Anda hilang, memori eksternal tersebut masih dapat dibaca.

selanjutnya (bagian 2)..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar