Well.. sebagai kata pembuka, Business Trip kali ini adalah acara training untuk sebuah produk yang akan diimplementasikan di perusahaanku. Yang megang produk ini sebenarnya temen satu departmen, tapi entah bagaimana, yang diajukan untuk ikut training malah aku, bukan temenku ini. Tadinya aku udah agak-agak segan, tapi ya sudahlah, namanya juga rejeki masa iya ditolak.
Acara training ini sejatinya berlangsung dari tanggal 16 s/d 20 Juli. Sampai seminggu sebelum keberangkatan, belum ada kepastian mengenai keberangkatannya. Baru dikasih tahu jadi berangkat malah pada tanggal 13, hari Jumat. Mepet bener. Kirain berhubung acara trainingnya mulai hari Senin, berangkatnya bakalan hari Minggu, tahunya hari Senin juga. Mana pagi-pagi pula lagi, jadwal pesawat jam 8:20. Hari Senin + pagi = macet, jadi mesti berangkat pagi-pagi buta deh untuk menghindari macet.
Pesawatnya dijadwalkan sampai di HK jam 2 siang, namun karena delay sampai sana hampir jam 3. Rombongan kami ada 9 orang, 8 orang dari perusahaanku, 1 orang dari vendor yang menemani. Barulah aku tahu, acara training ini rada-rada nggak serius, jadwal aslinya hanya 2 hari, Selasa dan Rabu. Senin, Kamis, dan Jumat = bebaaassss.
Setelah check in di Hotel, langsung caw ke The Peak. Namanya juga vendor yang ngajak, semua fasilitasnya tentunya bisa dibilang 'wah', dari mulai fasilitas hotel sampai dengan sarana transportasinya. 'Wah' nya seperti apa, nggak perlu dibahas lah, yang jelas sih kalo aku yang berangkat sendiri ke HK, aku akan berpikir 1000 kali untuk bermewah-mewah seperti ini, dan jawabannya sudah jelas: tidak.
Sampai The Peak sekitar pukul 7 malam waktu setempat. Rencananya mau ke museum Madame Tussauds, tapi rencana itu berantakan.
Setelah berfoto dengan niat setengah-setengah (rombongan kami bukan tipe yang seneng jalan-jalan, nggak terlalu narsis, dan cenderung maunya beres sajah). Sang vendor ngajakin naik tram. Tadinya kami pikir, tram ini merupakan wahana untuk bersenang-senang dan menikmati pemandangan di The Peak. Emang dasar katro dan belum ada yang nyari informasi mengenai The Peak sebelumnya, jadilah kami membeli tiket one way, yang rupanya membawa kami dari The Peak turun gunung #doh.
That's it, setelah turun dibawah kaki bukit, kami semua kelimpungan kayak orang nyasar. Mau manggil driver agar menjemput di bawah juga ragu-ragu. Terlebih lagi kelaparan sudah mulai melanda. Maklum terakhir makan jam 10 pagi di pesawat. Akhirnya kami memutuskan untuk naik lagi ke The Peak menggunakan tram, yang konon sudah ada sejak tahun 1888, dan yang kami naiki adalah tram generasi ke-5. Di peron untuk menunggu tram yang naik kembali ke The Peak terpampang iklan makanan: seafood dan mie yang membuat mata kami semua terpaku, terbius memandangi dan membayangkan makanan-makanan tersebut tersaji di depan mata.
Kesalahan nomor 1: Jadilah kami turun gunung, dan naik gunung lagi tanpa ada tujuan. 2 x 28 (tiket tram) x 9 orang = 504 HKD mubazir.
Berhubung sudah kelaparan semua, udah nggak ada yang protes mau makan dimana. Berhubung nyari makanan halal agak-agak susah, ada yang me-rekomendasikan untuk makan di Burger King, tapi nggak jadi, yang ada malah sok-sokan makan seafood di salah satu restoran yang iklannya kami lihat di peron tram.
Tentunya kami memesan makanan tanpa alkohol dan tanpa babi, in case ada bumbu-bumbu yang aneh-aneh disitu. Berhubung aku agak ragu-ragu, aku memilih untuk memesan menu yang paling plain tanpa bumbu macam-macam: udang goreng dengan saus tomat dan saus mayonaise.
Kesalahan nomor 2: Entahlah malam itu berapa total uang yang keluar, yang jelas sih lebih dari 3000 HKD untuk acara makan malam yang menurutku nggak terlalu seberapa nendang ituh.
Kesalahan nomor 3: Nggak ke museum Madame Tussauds. Stupid decision, ke The Peak tapi nggak kesini. Berhubung udah terlalu malam, kami semua memilih untuk kembali ke hotel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar