Senin, Juli 30, 2012

Business Trip ke Hong Kong - Day 4

Acara hari ke-4 adalah jalan-jalan ke Disneyland. Permasalahannya adalah saat ini sedang musim panas. Dan panasnya lumayan menyengat. Tak hanya mataharinya saja yang yang menyengat, namun udara di sekelilingnya juga panas tak terkira. Belum lagi kami semua tipe yang malas mengeksplorasi dan jalan-jalan di tempat hiburan seperti ini. Mungkin ada hubungannya dengan faktor 'U' kali yah, yang sudah tidak terlalu tertarik untuk bermain-main di tempat hiburan seperti ini.

Alhasil inilah yang terjadi pada hari ke-4: Datang ke Disneyland. Berhubung pakai mobil sewaan, jalannya jadi lumayan jauh. Dan sepertinya memang kebanyakan orang-orang yang datang kesini menggunakan transportasi publik seperti MTR atau Bus. Untuk diketahui di Hong Kong, orang yang punya mobil pribadi bisa dibilang super kaya. Selain tarif parkirnya yang gila-gilaan, dibandingkan dengan Indonesia, pajak per tahunnya juga tinggi. Dari driver yang mengantar kami jalan-jalan, konon pajak per tahunnya sekitar HKD 300.000. Dengan pajak sebesar itu, tak aneh jika mobil-mobil pribadi yang berseliweran di HK adalah mobil-mobil mewah semua. Logikanya, nggak lucu kan beli mobil yang harganya lebih murah daripada pajaknya?



Kembali ke topik utama: setelah berjalan cukup jauh, sampai lah kami di pintu masuk. Standar lah, langsung foto-foto deh. Yang penting latar belakang fotonya ada embel-embel Disneyland nya. Tidak di lokasi drop point yang sangat sepi, di pintu masuk sangat ramai. Maklum sih, lagi musim liburan juga. Tiket masuk untuk 1 hari adalah 399 HKD, dan kami membeli tiket untuk 1 hari saja.

Yang terjadi berikutnya adalah: karena faktor cuaca yang kurang bersahabat, jadi rada-rada males untuk jalan-jalan berkeliling. Akhirnya kami memutuskan untuk naik kereta yang jalurnya mengelilingi taman hiburannya. Antriannya lumayan panjang, ditambah dengan udara yang menyengat, membuat emosi cepat tersulut. Setelah naik kereta, kami segera mencari toko terdekat yang menjual minuman, dan segera membuat keputusan untuk segera mencari merchandise Disneyland dan setelah itu langsung pulang.

Kesalahan Nomor 7: Benar-benar mubazir, buang-buang HKD 399 hanya untuk naik wahana kereta yang nggak ada apa-apanya, hanya gara-gara panas yang menyengat. Nggak terlalu rugi juga sih karena bisa sekalian membeli merchandise Disney untuk oleh-oleh. Selain itu, paling nggak walaupun nggak mencoba wahana yang lain, masih sempat melihat parade dan berfoto ria disana.

Pelajaran yang bisa diambil adalah, sepertinya jangan ke Disneyland waktu musim panas. Selain penuh dengan anak-anak yang sedang liburan, cuacanya juga nggak bersahabat. Kalau perlu sih datangnya ketika hari sudah agak sorean dikit, biar nggak panas.

Acara setelah dari Disneyland adalah makan siang, dan kali ini di Warung Malang lagi. Saking udah nggak mau nyari-nyari lagi tempat yang lain. Soal makanan memang sudah nggak bisa ditawar lagi, masakan Indonesia lebih disukai :D.

Selanjutnya, kami mengunjungi Hard Rock Cafe, untuk sekedar mencari kaos dan merchandise. Kupikir tempatnya cukup strategis di pinggir jalan besar. Rupanya aku keliru, letak cafe nya bukan di jalan utama, dan melihat tempatnya sepertinya kurang strategis. Yang penting sih dari sini, ada merchandise yang dibeli untuk oleh-oleh lah.

Aku dan salah seorang temanku melanjutkan perjalanan ke IFC Mall, tempat Apple Retail Store berada, sementara teman-temanku yang lain langsung pulang ke hotel. Well, sesampainya di Apple Store, agak kaget juga. Rame bener rupanya, tentunya nggak hanya melihat-lihat saja, tapi beli juga. Pantesan aja di HK aku nggak sekalipun melihat orang pake BB, kalo ada yang pakai, bisa dipastikan itu orang Indo. iPhone bak kacang goreng disini, dari hari pertama kiri-kanan kulihat banyak yang memakai iPhone.



Konsep Apple Store ini cukup menarik. Tokonya terdiri dari 2 lantai, dan nggak ada kasirnya. Karwayan Apple yang dipekerjakan disini lumayan banyak, kutaksir ada kali nih lebih dari 50 orang. Walaupun sebanyak itu, yang menganggur sedikit sekali. Ketika aku dan temanku datang, langsung dilayani oleh satu orang. Setelah mengutarakan keinginan untuk membeli produk yang kami inginkan, orang itu pergi, dan tak lama kemudian membawa produk yang kami inginkan. Setelah OK, barcode nya langsung di-scan menggunakan iPhone yang dilengkapi dengan barcode scanner. iPhone tersebut juga dihubungkan dengan perangkat EDC, setelah itu tinggal gesek atau bayar cash. Receipt nya akan keluar dari bawah meja. Benar-benar praktis dan simple. Dengan konsep seperti ini, meja-meja yang berada di toko Apple tersebut hanya menyimpan demo produk Apple dan mesin EDC nya. Clean and tidy, nggak ada istilah kertas berseliweran dimana-mana. Dengan konsep seperti ini, tak aneh jika toko ini mampu melayani banyak transaksi secara efektif dan efisien.

Seusai urusan dengan Apple Store, kami pun kembali ke hotel. Malam harinya, berhubung tidak ada acara bersama, aku dan salah seorang temanku akhirnya jalan-jalan sendiri, dan tujuannya nggak jauh-jauh dari Temple Market

Tidak ada komentar:

Posting Komentar