SeedDMS is an open source document management system. In my opinion, its features are quite powerful, easy to use, but unfortunately lack of documentation. I guess the developers are too busy focusing on coding and forgetting how good documentation will help the others to install and use the application. After some trial and error, I’m finally able to install SeedDMS on my Ubuntu.
In this tutorial, I use latest Ubuntu server 14.10 (Utopic Unicorn) which can be downloaded via Ubuntu official website here and latest SeedDMS (version 4.3.13 ) which can be downloaded via sourceforge here. I assume you already installed Ubuntu and are familiar with Ubuntu environment.
Sabtu, Desember 13, 2014
Rabu, Desember 10, 2014
Mencicip Teknologi 4G LTE Telkomsel
Tanggal 8 Desember 2014 lalu, Telkomsel resmi menggelar teknologi 4G LTE (Long Term Evolution) di dua tempat: Jakarta dan Bali yang tersebar di 200 titik. Layanan ini digelar di frekuensi 900Mhz dengan kecepatan yang ditawarkan hingga 36Mbps. Untuk dapat menikmati teknologi 4G ini, pengguna selain harus memiliki perangkat yang sudah mendukung teknologi 4G, juga harus menggunakan sim card khusus (USIM). Untuk mendapatkan USIM, pelanggan Telkomsel dapat menukarkan sim card nya dengan USIM di Grapari.
Perlu diingat, tidak semua perangkat/handphone yang telah mendukung 4G dapat digunakan untuk menikmati layanan 4G Telkomsel. Karena frekuensi 4G yang digunakan adalah 900 Mhz, maka hanya perangkat yang dapat beroperasi pada frekuensi tersebut saja yang dapat digunakan.
Perlu diingat, tidak semua perangkat/handphone yang telah mendukung 4G dapat digunakan untuk menikmati layanan 4G Telkomsel. Karena frekuensi 4G yang digunakan adalah 900 Mhz, maka hanya perangkat yang dapat beroperasi pada frekuensi tersebut saja yang dapat digunakan.
Selasa, Desember 02, 2014
How to Build DLNA Server using Raspberry Pi & Time Capsule
Background
Basically, you can build a DLNA server just using Raspberry Pi and external hard drive which contains your multimedia contents (movies, music, and pictures). Just plug the external hard drive to the Pi’s USB port, and you can just use Raspbmc OS or install other package which support DLNA server like minidlna.
Basically, you can build a DLNA server just using Raspberry Pi and external hard drive which contains your multimedia contents (movies, music, and pictures). Just plug the external hard drive to the Pi’s USB port, and you can just use Raspbmc OS or install other package which support DLNA server like minidlna.
Jumat, November 28, 2014
Terlalu Manis.. untuk dilupakan
“Terlalu manis.. untuk dilupakan
Kenangan yang indah bersamamu tinggal lah mimpi
Terlalu manis.. untuk dilupakan
Walau memang kita tak saling cinta, takkan terjadi… diantara kita”
Pas banget lagu tersebut dimainkan ketika suasana kantor sedang galau karena hujan deras di luar sana. Mengingatkanku pada masa-masa jaman SMP dulu, ketika menyanyikan lagu ini bersama-sama dengan teman sekelasku, sambil menunggu hujan rintik-rintik. Ketika itu, Slank adalah salah satu grup musik favoritku. Dan diantara lagu-lagu Slank yang lain yang kuanggap ‘bagus’, Terlalu Manis adalah lagu favoritku. Selain itu, lagu ini mungkin bisa dikategorikan ke dalam salah satu lagu yang liriknya nggak aneh-aneh alias nggak vulgar.
Kembali ke dunia nyata, hujan deras yang mengguyur Jakarta sore ini dipastikan akan membuat banjir di beberapa titik. Dan ujung-ujungnya bisa ditebak, pulang pasti macet parah, ditambah ini adalah hari Jumat, fiuhh.. Tambah galau deh.
Kenangan yang indah bersamamu tinggal lah mimpi
Terlalu manis.. untuk dilupakan
Walau memang kita tak saling cinta, takkan terjadi… diantara kita”
Pas banget lagu tersebut dimainkan ketika suasana kantor sedang galau karena hujan deras di luar sana. Mengingatkanku pada masa-masa jaman SMP dulu, ketika menyanyikan lagu ini bersama-sama dengan teman sekelasku, sambil menunggu hujan rintik-rintik. Ketika itu, Slank adalah salah satu grup musik favoritku. Dan diantara lagu-lagu Slank yang lain yang kuanggap ‘bagus’, Terlalu Manis adalah lagu favoritku. Selain itu, lagu ini mungkin bisa dikategorikan ke dalam salah satu lagu yang liriknya nggak aneh-aneh alias nggak vulgar.
Kembali ke dunia nyata, hujan deras yang mengguyur Jakarta sore ini dipastikan akan membuat banjir di beberapa titik. Dan ujung-ujungnya bisa ditebak, pulang pasti macet parah, ditambah ini adalah hari Jumat, fiuhh.. Tambah galau deh.
Minggu, Oktober 26, 2014
Mengurus Pindah Domisili dari Jakarta ke Tangerang Selatan
Setelah sekian lama nebeng alamat KTP dan Kartu Keluarga (KK) di salah satu rumah keluargaku yang kebetulan beralamat di Jakarta, akhirnya beberapa waktu lalu aku putuskan untuk pindah sesuai dengan alamat domisiliku saat ini. Dari sejak kuliah, alamat KTP ku Jakarta, walaupun sebenarnya aku tinggal di Tangerang Selatan. Dulu alasannya sih cukup sederhana, konon dengan KTP Jakarta, mengurus segala sesuatunya akan lebih mudah.
Namun kini rasa-rasanya malah menjadi tidak relevan. Bayangkan saja, perpanjang KTP mau tidak mau ngurus ke Jakarta, lahiran anak pertama dan kedua, ujung-ujungnya ya harus ke Jakarta lagi. Walaupun secara jarak tidak terlalu jauh, namun sama saja. Ada sedikit perasaan bersalah karena alamat KTP tidak sama dengan alamat domisili.
Namun kini rasa-rasanya malah menjadi tidak relevan. Bayangkan saja, perpanjang KTP mau tidak mau ngurus ke Jakarta, lahiran anak pertama dan kedua, ujung-ujungnya ya harus ke Jakarta lagi. Walaupun secara jarak tidak terlalu jauh, namun sama saja. Ada sedikit perasaan bersalah karena alamat KTP tidak sama dengan alamat domisili.
Minggu, Oktober 19, 2014
Raspcontrol: Aplikasi monitoring Raspberry Pi berbasis Web
Seperti yang diketahui, Raspberry Pi tidak memiliki tombol untuk restart ataupun switch untuk menyalakan atau mematikan perangkatnya. Solusi untuk melakukan tersebut ya tinggal cabut kabel power yang terhubung ke perangkat ini. Berdasarkan informasi yang aku dapatkan, mematikan/me-restart Raspberry Pi dengan menggunakan cara tersebut tidak aman karena dapat membuat SD Card yang digunakan menjadi corrupt dan ada potensi data-data yang dimiliki bisa hilang. Cara paling aman adalah dengan mematikan perangkat melalui GUI OS yang telah di-install pada perangkat ataupun melalui perintah shutdown ataupun halt yang dijalankan pada terminal baru kemudian cabut kabelnya. Permasalahannya, Raspberry Pi yang aku gunakan jarang sekali aku hubungkan dengan monitor (headless Raspberry Pi). Dalam artian Raspberry Pi tersebut aku seting menjadi sebuah server yang bisa diakses melalui protokol SSH. Memang pada dasarnya aku bisa mematikan atau me-restart Raspberry Pi melalui SSH, namun menurutku cara ini kurang praktis. Ekspektasiku adalah aku bisa mematikan dan me-restart Raspberry Pi melalui akses Web, yang menurutku lebih user friendly.
Minggu, Oktober 05, 2014
Instalasi iTunes Server pada Raspberry Pi
Pada tulisan kali ini, aku akan mengulas cara meng-install iTunes Server pada Raspberry Pi. Mengapa iTunes Server? Karena aku adalah pengguna Mac, dan tentunya ingin agar server ini bisa kompatibel dengan iTunes, aplikasi pemutar media bawaan dari Mac. Objektif yang ingin aku capai adalah menjadikan Raspberry Pi yang aku miliki menjadi sebuah media server yang dapat menyimpan lagu-lagu favoritku dan memainkannya melalui iTunes.
Pada artikel ini, aku menggunakan sistem operasi Raspbian. Mengapa Raspbian? Alasannya karena aku sudah cukup familiar dengan Debian. Cara-cara dalam artikel ini seharusnya bisa digunakan juga untuk sistem operasi berbasis Debian yang lain seperti Raspbmc. Raspbian yang aku gunakan adalah versi September 2014.
Pada artikel ini, aku menggunakan sistem operasi Raspbian. Mengapa Raspbian? Alasannya karena aku sudah cukup familiar dengan Debian. Cara-cara dalam artikel ini seharusnya bisa digunakan juga untuk sistem operasi berbasis Debian yang lain seperti Raspbmc. Raspbian yang aku gunakan adalah versi September 2014.
Senin, September 29, 2014
How to NTFS Partition Accessible by All Users on Raspbmc
After installing Raspbmc on my Raspberry Pi, I just found out that whenever I plug any USB disk (USB flash disk or external hard disk) with NTFS partition, all files and directories within this partition only accessible by root user. Partition with ext format such as ext3 and ext4 can be mounted normally without any file permissions issue.
Minggu, September 28, 2014
Shafiya - 1 Tahun
Tanggal 24 lalu Shafiya berumur tepat 1 tahun. Dalam dua bulan terakhir ini perkembangannya cukup pesat. Giginya sudah ada 6 yang tumbuh. Gigi atas 4 dan gigi bawahnya 2. Seperti yang sudah kuprediksi sebelumnya, dia sudah bisa berjalan sebelum umurnya 1 tahun. Berjalannya sudah cukup lancar, walaupun terkadang masih belum stabil khususnya kalau jalannya sedikit terburu-buru. Karena sudah bisa berjalan, dia mulai senang mengeksplorasi, berjalan kesana kemari. Dan paling seneng kalau bundanya sudah ke dapur, dia akan mengikuti kesana dan mengacak-acak sendok dan garpu di tempat pengeringan yang memang letaknya dibawah sehingga terjangkau oleh tangannya.
Shafiya kadang iseng juga suka menggigit. Iseng kali yah menjajal giginya yang baru tumbuh. Kalau menggigit memang nggak tanggung-tanggung sih, susah dilepasnya. Kakaknya aja sampai nangis kejer digigit sama Shafiya. Gara-garanya iseng masukin jari tangannya ke mulutnya Shafiya, yang langsung disambut dengan gigitan maut. Abis itu kakaknya trauma deh, nggak akan berani lagi deh tuh masukin jari ke mulut adiknya.
Shafiya kadang iseng juga suka menggigit. Iseng kali yah menjajal giginya yang baru tumbuh. Kalau menggigit memang nggak tanggung-tanggung sih, susah dilepasnya. Kakaknya aja sampai nangis kejer digigit sama Shafiya. Gara-garanya iseng masukin jari tangannya ke mulutnya Shafiya, yang langsung disambut dengan gigitan maut. Abis itu kakaknya trauma deh, nggak akan berani lagi deh tuh masukin jari ke mulut adiknya.
Jumat, September 26, 2014
Bermain-main dengan Raspberry Pi
Raspberry Pi adalah mini komputer berukuran kecil, hanya sekitaran ukuran KTP. Walaupun ukurannya kecil, perangkat ini dapat berfungsi layaknya komputer namun dengan kapasitas yang terbatas. Mengenai definisi dan spesifikasi lengkapnya, bisa mengunjungi situs Wikipedia ini.
Berawal dari kekesalanku karena perangkat Seagate Centralku tidak bisa digunakan lagi alias sudah rusak, aku mencoba mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhanku akan perangkat media server di rumah. Setelah mencoba mengoprek Raspberry Pi milik temanku, ternyata lumayan juga. Paling tidak, aku bisa membuat media server yang fungsinya kurang lebih sama seperti perangkat Seagate Central ku sebelumnya.
Sabtu, September 13, 2014
Mengurus Pelunasan KPR BNI
Setelah aku niatkan sejak lama, akhirnya KPR BNI ku kini sudah lunas. Sesuai dengan resolusiku di tahun ini, aku menargetkan ¾ dari sisa KPR ku bisa aku lunasi sebelum akhir tahun. Pada awalnya memang seperti itu niatnya, namun apa daya ada perubahan kebijakan di BNI terkait dengan pelunasan dipercepat. Di awal tahun, aku menargetkan untuk melunasi KPR dalam 3 tahap: 2 kali extra payment/pelunasan sebagian, dan yang terakhir baru dilunasi seluruhnya. Tahun 2014 ini targetku adalah 2 kali extra payment ini. Namun ketika akan melakukan extra payment pertama, aku diberi tahu bahwa jumlah extra payment nya dibatasi, dan untuk sisa KPR nya tidak bisa dilakukan extra payment lagi, kecuali ya dilunasi sekalian. Ibaratnya target pelunasan dalam 3 tahap berubah menjadi 2 tahap.
Selasa, Agustus 26, 2014
How to Recover Seagate Central Data
Few weeks ago I purchased Seagate Central 4TB. My first intention was to store my movie collection so I can watch it wirelessly on my iOS devices and AppleTV. Since my movie collection only consume around 800GB of space, it still has a lot of room to store anything. So I decided to move all of my data from my conventional hard disk to Seagate Central.
It worked perfectly, until several days ago I can not locate this device on my Mac. I just realize that the led indicator kept blinking all the time. On my router, the led indicator for the device is turned off. So it means, the device was not connected to my local network.
It worked perfectly, until several days ago I can not locate this device on my Mac. I just realize that the led indicator kept blinking all the time. On my router, the led indicator for the device is turned off. So it means, the device was not connected to my local network.
Minggu, Agustus 24, 2014
Hidup Lebih Mudah dengan Mandiri e-money
Mungkin judul tulisan ini bisa dibilang sudah telat karena produk ini sudah cukup lama beredar di pasaran. Namun demikian, walaupun sudah cukup lama dipasarkan, sepertinya belum terlalu banyak yang menggunakan produk ini. Mungkin sedikit kalah pamor dibandingkan dengan produk dari bank sebelah (Flazz), dimana merchant nya pun lebih banyak dibandingkan dengan produk ini.
Sebelumnya, aku bukanlah pengguna kartu-kartu semacam ini. Melihat dari iklan dan kegunaannya, produk Flazz dan Mandiri e-money tampaknya lebih dominan dan menguasai pasar. Dan yang apesnya lagi, aku tidak memiliki rekening di kedua bank tersebut. Jadi kupikir memiliki produk kartunya tanpa memiliki rekening banknya akan cukup merepotkan untuk kedepannya.
Sebelumnya, aku bukanlah pengguna kartu-kartu semacam ini. Melihat dari iklan dan kegunaannya, produk Flazz dan Mandiri e-money tampaknya lebih dominan dan menguasai pasar. Dan yang apesnya lagi, aku tidak memiliki rekening di kedua bank tersebut. Jadi kupikir memiliki produk kartunya tanpa memiliki rekening banknya akan cukup merepotkan untuk kedepannya.
Sabtu, Agustus 23, 2014
Kelebihan dan Kekurangan Seagate Central
Part 1 - Mengapa Seagate Central?
Part 2 - Unboxing dan Instalasi
Part 3 - Uji Coba Perangkat
Part 4 - Kelebihan dan Kekurangan
Harap diperhatikan juga, tidak semua konten didukung oleh aplikasi Seagate Media. Konten yang didukung bisa berbeda-beda tergantung dari platform perangkatnya (iOS, Android, dan lain sebagainya).
Part 2 - Unboxing dan Instalasi
Part 3 - Uji Coba Perangkat
Part 4 - Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
- Harga cukup terjangkau dibandingkan dengan produk NAS lain
- Setup dan instalasi yang mudah
- Kecepatan baca dan tulis yang lumayan cepat (ketika dihubungkan dengan jaringan yang telah mendukung gigabit ethernet)
- Bisa memainkan semua konten yang didukung secara native oleh perangkat iOS
- Integrasi yang mudah dengan fitur Time Machine
- Mendukung streaming konten ke AppleTV (Anda membutuhkan perangkat iOS untuk melakukan hal ini)
- Mendukung protokol DLNA, yang bisa diakses melalui perangkat seperti SmartTV maupun smartphone dengan aplikasi yang mendukung
- Bisa mengakses konten secara remote melalui internet
- Memiliki expansion port yaitu USB 2.0 yang memungkinkan pengguna untuk membackup konten yang ada pada produk ini ke media penyimpanan eksternal lain (hard disk eksternal ataupun USB flash disk)
Kekurangan
- Aplikasi SeagateMedia hanya mendukung konten yang disupport secara native oleh perangkat. Jadi misalnya untuk konten film, format yang didukung oleh aplikasi SeagateMedia versi iOS adalah format mp4 atau m4v. Anda tidak dapat memainkan konten film dengan format mkv
- Fitur Facebook backup untuk membackup seluruh konten video maupun foto tidal bekerja sesuai dengan yang diharapkan
- Dashboard aplikasi sangat sederhana, tidak ada pengaturan untuk pengguna tingkat lanjut (advanced). Dan berdasarkan pengamatanku, konfigurasi fitur-fitur seperti DLNA, iTunes, dll akan ter-reset ketika Anda me-restart perangkat. Jika sebelumnya Anda mematikan salah satu fitur, misalnya agar tidak bisa dilakukan remote access, maka ketika Seagate Central Anda restart, fitur ini kembali aktif.
- Tidak dapat memonitor aktivitas yang sedang terjadi maupun menampilkan progress dari sebuah aktivitas
- Media yang digunakan tidak dapat dipartisi
- Fitur SlideShow pada aplikasi SeagateMedia hanya menampilkan konten pada resolusi yang telah disesuaikan dengan perangkat. Jika akan ditampilkan ke layar eksternal yang lebih besar seperti TV, konten gambarnya menjadi kurang tajam.
- Fitur iTunes yang disediakan perangkat ini tidak mendukung playlist
- Aplikasi SeagateMedia masih memiliki banyak bug dan perlu perbaikan. Namun demikian karena produk ini menggunakan protokol DLNA, bisa digunakan aplikasi alternatif lainnya
Kesimpulan
Secara keseluruhan, perangkat ini tidak mengecewakan. Kebutuhanku untuk backup data dan streaming konten melalui perangkat mobile seperti smartphone dan tablet sudah terpenuhi. Namun demikian, rasa-rasanya masih ada beberapa fitur seperti DLNA yang belum bisa kumanfaatkan dengan optimal karena keterbatasan perangkat yang kumiliki yang mendukung protokol tersebut.
Secara keseluruhan, perangkat ini tidak mengecewakan. Kebutuhanku untuk backup data dan streaming konten melalui perangkat mobile seperti smartphone dan tablet sudah terpenuhi. Namun demikian, rasa-rasanya masih ada beberapa fitur seperti DLNA yang belum bisa kumanfaatkan dengan optimal karena keterbatasan perangkat yang kumiliki yang mendukung protokol tersebut.
Bagi Anda yang berniat membeli produk ini, harap diperhatikan bahwa Seagate Central memerlukan koneksi ethernet untuk dapat digunakan. Sehingga Anda tidak dapat menghubungkannya langsung dengan PC/laptop menggunakan kabel USB. Port USB yang ada pada perangkat ini hanya dapat digunakan untuk printer dan hard disk eksternal lain. Selain itu untuk pengalaman yang lebih baik, disarankan agar menggunakan jaringan yang sudah mendukung gigabit ethernet.
Harap diperhatikan juga, tidak semua konten didukung oleh aplikasi Seagate Media. Konten yang didukung bisa berbeda-beda tergantung dari platform perangkatnya (iOS, Android, dan lain sebagainya).
Uji Coba Seagate Central
Part 1 - Mengapa Seagate Central?
Part 2 - Unboxing dan Instalasi
Part 3 - Uji Coba Perangkat
Part 4 - Kelebihan dan Kekurangan
Part 2 - Unboxing dan Instalasi
Part 3 - Uji Coba Perangkat
Part 4 - Kelebihan dan Kekurangan
Setelah mencoba perangkat ini selama beberapa hari, rasanya aku tak salah telah memutuskan untuk membeli perangkat ini. Sesuai dengan ekspektasiku di awal, aku berencana untuk menyimpan seluruh koleksi film dan foto-fotoku di perangkat ini. Dan karena perangkat ini otomatis dikenali melalui aplikasi Finder di Mac, proses penyalinan kontennya dapat dilakukan dengan mudah. Satu hal yang cukup mengganggu adalah router yang aku gunakan di rumah bukan router Gigabit, sehingga kecepatan transfernya secara teori tidak akan melebihi 100Mbps (kurang lebih 12,5MB/s). Bisa dibayangkan untuk menyalin konten film dengan ukuran 3GB akan diperlukan waktu kurang lebih 3 s/d 5 menit. Jika ada 100 film, bisa berjam-jam nih. Untuk itu, agar bisa melakukan uji coba dengan maksimal, selain aku lakukan di rumah, aku lakukan juga di kantor yang notabene jaringannya sudah menggunakan gigabit ethernet.
Seagate Central: Unboxing & Instalasi
Part 1 - Mengapa Seagate Central?
Part 2 - Unboxing dan Instalasi
Part 3 - Uji Coba Perangkat
Part 4 - Kelebihan dan Kekurangan
Isi Kemasan
Dus perangkat ini cukup besar. Ketika dibuka, Anda akan menemukan:
Part 2 - Unboxing dan Instalasi
Part 3 - Uji Coba Perangkat
Part 4 - Kelebihan dan Kekurangan
Isi Kemasan
Dus perangkat ini cukup besar. Ketika dibuka, Anda akan menemukan:
- 1 box perangkat penyimpanan
- Power adapter, yang dilengkapi dengan beberapa pilihan colokan listrik
- 1 buah kabel ethernet
- Quick Start Guide
- Port untuk power
- Port USB 2.0, yang bisa digunakan untuk menancapkan hard disk eksternal lain maupun printer
- Port gigabit ethernet untuk dihubungkan dengan jaringan lokal
Pada bagian bawah boxnya Anda akan menemukan tombol reset, yang bisa digunakan untuk me-reset konfigurasi Seagate Central tanpa menghapus data yang sudah ada di dalamnya. Tombol ini dapat anda gunakan ketika misalnya Anda lupa password administrator perangkat.
Mengapa Seagate Central?
Part 1 - Mengapa Seagate Central?
Part 2 - Unboxing dan Instalasi
Part 3 - Uji Coba Perangkat
Part 4 - Kelebihan dan Kekurangan
Sementara itu, konten-konten lain selain film seperti lagu, dokumen, foto-foto, dan dokumen-dokumen terkait pekerjaan tidak terlalu memakan spacehard disk. Kuperkirakan dengan menggunakan hard disk berukuran 1TB, diluar untuk menyimpan konten film, sisa space tersebut sudah mencukupi kebutuhanku selama beberapa tahun kedepan.
Part 2 - Unboxing dan Instalasi
Part 3 - Uji Coba Perangkat
Part 4 - Kelebihan dan Kekurangan
Berawal dari sisa space hard disk eksternalku yang kian hari semakin menipis, rasa-rasanya sudah saatnya membeli hard disk baru dengan kapasitas yang lebih besar. Salah satu konten yang paling rakus dalam urusan space adalah film. Film-film yang biasanya sudah aku tonton akan aku koleksi siapa tahu di masa yang akan datang ketika mau nonton lagi kan nggak perlu repot-repot mencari (padahal sih dalam kenyataannya jarang sekali aku dan mungkin pembaca sekalian untuk menonton film yang sama lebih dari satu kali). Alasan yang lebih logisnya adalah siapa tahu nanti ada teman, saudara, atau tetangga yang kebetulan belum nonton kan tinggal dikasih aja.
Sementara itu, konten-konten lain selain film seperti lagu, dokumen, foto-foto, dan dokumen-dokumen terkait pekerjaan tidak terlalu memakan spacehard disk. Kuperkirakan dengan menggunakan hard disk berukuran 1TB, diluar untuk menyimpan konten film, sisa space tersebut sudah mencukupi kebutuhanku selama beberapa tahun kedepan.
Sabtu, Agustus 09, 2014
Lezatnya Bakmi Mbah Marso
Sejujurnya, aku bukan tipe penggila kuliner yang senang mencoba tempat-tempat makan yang baru. Berawal dari beberapa tahun yang lalu ketika masih tinggal bersama mertua di Bekasi, tanpa sengaja menemukan bakmi jawa ini. Bakmi Jawa menurutku bukanlah tipe makanan pasaran seperti nasi goreng dan bakso yang bisa ditemukan di hampir semua tempat. Apalagi jika tempat makannya cukup ramai ketika kita menemukannya. Semakin membuat penasaran kan?
Sebenarnya apa sih yang spesial dari bakmi jawa ini? Salah satu yang khas dari bakmi jawa adalah dari cara memasaknya yang tidak menggunakan kompor minyak atau gas, tapi dari bara api. Konon cara memasak ini berpengaruh ke dalam cita rasa yang dihasilkan. Walaupun sejujurnya aku belum pernah membandingkan rasanya jika dimasak dengan bara api atau kompor gas. Untuk campuran bumbu dan bahannya kurang lebih sama dengan yang bakmi yang lain: telur, ayam, dan sayuran seperti kubis, bawang daun, dan tomat.
Sebenarnya apa sih yang spesial dari bakmi jawa ini? Salah satu yang khas dari bakmi jawa adalah dari cara memasaknya yang tidak menggunakan kompor minyak atau gas, tapi dari bara api. Konon cara memasak ini berpengaruh ke dalam cita rasa yang dihasilkan. Walaupun sejujurnya aku belum pernah membandingkan rasanya jika dimasak dengan bara api atau kompor gas. Untuk campuran bumbu dan bahannya kurang lebih sama dengan yang bakmi yang lain: telur, ayam, dan sayuran seperti kubis, bawang daun, dan tomat.
Minggu, Agustus 03, 2014
Tips Menghemat Baterai Macbook
Pada umumnya Macbook yang beredar di pasaran saat ini dibekali dengan baterai yang bisa bertahan hingga 5 jam untuk sekali charge. Macbook keluaran terbaru yang sudah menggunakan processor Intel Hasswell bahkan diklaim bisa bertahan antara 8 s/d 12 jam tergantung pada tipe Macbook nya. Bagi Anda yang menggunakan Macbook di rumah ataupun di kantor, tentunya kapasitas baterai bukan menjadi masalah, karena Macbook Anda dapat tetap terhubung dengan sumber daya listrik. Namun sebagai pengguna Macbook yang selalu mobile, tentunya Anda ingin agar Macbook yang Anda pakai bisa bertahan selama mungkin tanpa tergantung pada sumber daya listrik (stop kontak). Tergantung pada penggunaannya, baterai Macbook Anda mungkin memerlukan waktu yang lebih cepat untuk di-charge ulang.
Rabu, Juli 30, 2014
Shafiya - 10 Bulan
Bulan Juli ini Shafiya genap berusia 10 bulan. Dalam 2 bulan terakhir ini, perkembangannya cukup cepat. Sayang sekali belakangan ini aku nggak sempat untuk menulis perkembangannya dari bulan ke bulan seperti Quanta dulu.
Dimulai dari kira-kira 2 bulan yang lalu, Shafiya sudah belajar untuk duduk dan mulai sering mengoceh. Namanya juga baru belajar, terkadang duduknya masih belum stabil dan mesti sering diawasi agar tidak jatuh. Shafiya juga sudah bisa memiringkan badannya ke kiri dan ke kanan. Walaupun belum bisa bergerak merangkak, dia bisa bergerak dengan menggulingkan badannya. Jika sebelumnya posisi tidurnya selalu stabil, sekarang posisi badan ketika dia tidur dan bangun bisa berubah 180 derajat. Kupikir namanya anak perempuan posisi tidurnya akan lebih sedikit teratur, ternyata sama aja dengan kakaknya *doh.
Dimulai dari kira-kira 2 bulan yang lalu, Shafiya sudah belajar untuk duduk dan mulai sering mengoceh. Namanya juga baru belajar, terkadang duduknya masih belum stabil dan mesti sering diawasi agar tidak jatuh. Shafiya juga sudah bisa memiringkan badannya ke kiri dan ke kanan. Walaupun belum bisa bergerak merangkak, dia bisa bergerak dengan menggulingkan badannya. Jika sebelumnya posisi tidurnya selalu stabil, sekarang posisi badan ketika dia tidur dan bangun bisa berubah 180 derajat. Kupikir namanya anak perempuan posisi tidurnya akan lebih sedikit teratur, ternyata sama aja dengan kakaknya *doh.
Sabtu, Juli 05, 2014
Olahraga Yuks - Part 2
Dan jauh-jauh hari sebelum aku membiasakan diri untuk rutin berlari setiap minggu, sudah terbersit keinginan untuk memiliki sebuah sepeda. Niatnya ya hanya untuk digunakan sesekali saja, bukan untuk digunakan secara rutin. Namun yah karena waktu itu masih tinggal sama mertua dan belum pindah ke rumah sendiri, aku tahan keinginan itu. Mengapa sepeda? Ini mengingatkanku pada jaman sebelum kuliah dulu, dimana bersepeda adalah salah satu aktivitasku untuk mengeksplorasi tempat-tempat baru yang jangkauannya jelas lebih jauh daripada berjalan kaki. Alasan lain mengapa aku tidak segera membeli sepeda juga karena di luaran sana banyak sekali pilihannya, dan ini benar-benar membingungkan.
Pada akhirnya niat untuk membeli sepeda baru pun semakin menguat ketika lambat laun para tetangga di komplek rumahku mulai membeli sepeda. Rayuan maut dari mulut ke mulut memang sangat efektif. Terutama karena di komplek rumahku memang ada salah satu tetangga yang hobi bersepeda dan sudah jauh berpengalaman dengan segala tetek bengeknya. Jadi dia bisa memberi saran mengenai spek sepeda yang cocok dan segala kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan. Dan aku ingat betul sarannya yang paling bermanfaat: “Yang penting itu adalah komitmen…”. Yup, tidak peduli seberapa mahal sepeda yang akan dibeli, yang penting adalah komitmen untuk menggunakannya secara rutin. Semakin mahal tentunya akan semakin sayang kan jika tidak dipakai. Dan alasan ini cukup beralasan karena walaupun di komplek rumahku sudah cukup banyak yang memiliki sepeda, banyak diantara mereka yang tidak menggunakannya secara rutin. Memang hanya ada beberapa orang yang benar-benar hobi bersepeda dan secara rutin bersepeda setiap minggu.
Pada akhirnya niat untuk membeli sepeda baru pun semakin menguat ketika lambat laun para tetangga di komplek rumahku mulai membeli sepeda. Rayuan maut dari mulut ke mulut memang sangat efektif. Terutama karena di komplek rumahku memang ada salah satu tetangga yang hobi bersepeda dan sudah jauh berpengalaman dengan segala tetek bengeknya. Jadi dia bisa memberi saran mengenai spek sepeda yang cocok dan segala kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan. Dan aku ingat betul sarannya yang paling bermanfaat: “Yang penting itu adalah komitmen…”. Yup, tidak peduli seberapa mahal sepeda yang akan dibeli, yang penting adalah komitmen untuk menggunakannya secara rutin. Semakin mahal tentunya akan semakin sayang kan jika tidak dipakai. Dan alasan ini cukup beralasan karena walaupun di komplek rumahku sudah cukup banyak yang memiliki sepeda, banyak diantara mereka yang tidak menggunakannya secara rutin. Memang hanya ada beberapa orang yang benar-benar hobi bersepeda dan secara rutin bersepeda setiap minggu.
Minggu, Juni 29, 2014
Olahraga Yuks - Part 1
Jauh-jauh hari sebelum tulisan ini dibuat, nggak pernah sekalipun terpikir untuk berolahraga walaupun di akhir pekan. Biasanya akhir pekan kuhabiskan untuk beristirahat di rumah setelah seminggu berlelah-lelah ria dengan pekerjaan. Beberapa bulan lalu semuanya berubah, dimulai dari insiden earphone Philips ku yang rusak dan memaksaku untuk membeli earphone baru dengan spec build quality yang lebih baik. Pilihanku pun jatuh pada Klipsch S4i II yang memang didesain untuk perangkat iOS dan Mac. Walaupun earphone ini tidak didesain untuk berolahraga, sempat terbersit juga untuk menggunakannya sambil berolahraga ria.
Pilihanku pun jatuh pada lari. Alasannya sederhana: olahraga ini sangat simpel, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja (selama ada niat, disitu ada jalan), dan tidak memerlukan biaya tambahan. Akhirnya dimulailah olahraga lari keliling komplek sambil mendengarkan musik dengan earphone baru ku. Untuk permulaan, lari 1,5km saja sudah ngos-ngosan. Tapi namanya juga permulaan, yang penting konsisten pikirku waktu itu.
Pilihanku pun jatuh pada lari. Alasannya sederhana: olahraga ini sangat simpel, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja (selama ada niat, disitu ada jalan), dan tidak memerlukan biaya tambahan. Akhirnya dimulailah olahraga lari keliling komplek sambil mendengarkan musik dengan earphone baru ku. Untuk permulaan, lari 1,5km saja sudah ngos-ngosan. Tapi namanya juga permulaan, yang penting konsisten pikirku waktu itu.
Minggu, Juni 15, 2014
[Review] Ulasan Klipsch A5i
Sebenarnya, tulisan ini bisa dibilang sudah agak basi, mengingat earphone Klipsch A5i yang akan aku ulas disini sudah cukup lama kubeli. Sejak earphone Philips SHE9850 ku bermasalah karena kabelnya terkelupas, aku sedikit alergi pada produk earphone Philips. Jujur saja, kuakui suara earphone Philips ku yang lama sudah cukup dan so far aku puas banget. Namun demikian, build quality produk yang buruk membuatku berpikir dua kali untuk membeli produk yang sama.
Setelah melihat berbagai pilihan yang ada, aku memutuskan untuk membeli produk Klipsch. Satu hal yang aku sukai dari Klipsch adalah dia menyediakan model-model tertentu yang khusus di-desain agar kompatibel dengan produk Apple seperti Mac, iPhone, iPod, dll. Pada produk yang dibuat khusus untuk produk Apple, Klipsch menambahkan huruf ‘i’ di belakang namanya.
Kembali ke topik utama, akhirnya aku memutuskan untuk membeli Klipsch A5i, dengan warna hijau terang dan cukup mencolok. Ada beberapa alasan sih mengapa aku memilih produk ini. Salah satunya adalah diskon dari Bhinneka yang cukup menggiurkan (harga ketika aku beli 1,299 juta), dan tampaknya itu adalah clearance sale dari Bhinneka. Karena tak lama setelah itu produk tersebut sudah tidak ada lagi di Bhinneka. Alasan-alasan lainnya adalah:
Okeh, itu adalah alasan-alasan mengapa aku membeli produk ini. Dan setelah menggunakan selama beberapa bulan, berikut adalah hasil ulasannya:
Kualitas Suara
Kualitas suara bisa dibilang cukup oke. Jika dibandingkan dengan Philips SHE9850 sih aku lebih prefer SHE9850. Suara bass produk ini menurutku cukup oke, namun terlalu dalam, dan tidak seimbang dengan treble nya. Ear tip nya pun cukup lumayan dalam meredam suara-suara di sekelilingnya. Berhubung earphone ini sering aku gunakan dalam perjalanan pulang pergi ke kantor via kereta Commuter, aku tidak terlalu mempermasalahkan kualitas suaranya. Apalagi jika digunakan untuk olahraga, kualitas suara mungkin bukan menjadi prioritas.
Build Quality
Produk ini aku akui cukup durabel. Bahan kabelnya resisten terhadap kelembaban dan keringat. Bahkan Klipsch A5i ini pernah aku gunakan dalam kondisi ekstrim: bersepeda ketika hujan cukup deras, dan sejauh ini oke-oke saja. Pada intinya sih produk ini cocok digunakan untuk pengguna yang senang dengan aktivitas outdoor.
Tambahan informasi:
Earphone ini pernah tidak sengaja tercuci di mesin cuci. Dan sejauh ini kualitas suaranya masih oke. Baik kabel maupun ear tip nya tidak mengalami kerusakan sedikitpun. Ketiga tombol dan microphone nya masih bisa berfungsi dengan normal.
Kompatibilitas
Berdasarkan pengalamanku, produk ini kompatibel dengan iPhone, iPod Touch, iPad, iPod Nano, dan Mac. Untuk produk-produk Apple diluar itu earphone tetap bisa digunakan, namun tombol dan mic nya tidak berfungsi. Untuk produk diluar Apple, aku belum mencobanya sih, tapi kemungkinan sama saja, hanya fungsi earphone nya saja yang bisa digunakan.
Ergonomis
Earphone ini memiliki pengait yang digantungkan ke telinga yang berfungsi untuk mempertahankan earphone agar tetap pada posisinya walaupun digunakan dalam kondisi ekstrim. Pengait ke telinga nya cukup lentur sehingga nyaman digunakan. Selain itu ear tip nya bisa diatur, ada semacam gagang yang lentur yang bisa disesuaikan dengan lubang telinga.
Untuk penggunaan normal sehari-hari, produk ini berfungsi sebagaimana mestinya dan sangat nyaman untuk digunakan. Namun ketika digunakan untuk aktivitas outdoor yang membuat tubuh banyak mengeluarkan keringat, produk ini sedikit ‘bermasalah’. Produk ini sering kugunakan untuk menemaniku ketika berolahraga: berlari dan bersepeda. Ketika berlari, tubuh cenderung lebih banyak berkeringat dibandingkan dengan bersepeda. Dan ada kalanya keringat itu sampai membasahi telinga dan lubang telinga sehingga ear tip dari produk ini menjadi basah dan sedikit tidak ngepas. Karena menjadi tidak ngepas ke lubang telinga, seringkali suara yang aku dengar menjadi seolah tidak balance antara kiri dan kanan. Namun demikian, earphone nya tidak sampai terlepas kok. Cuma membuat menjadi sedikit tidak nyaman aja.
Setelah melihat berbagai pilihan yang ada, aku memutuskan untuk membeli produk Klipsch. Satu hal yang aku sukai dari Klipsch adalah dia menyediakan model-model tertentu yang khusus di-desain agar kompatibel dengan produk Apple seperti Mac, iPhone, iPod, dll. Pada produk yang dibuat khusus untuk produk Apple, Klipsch menambahkan huruf ‘i’ di belakang namanya.
Kembali ke topik utama, akhirnya aku memutuskan untuk membeli Klipsch A5i, dengan warna hijau terang dan cukup mencolok. Ada beberapa alasan sih mengapa aku memilih produk ini. Salah satunya adalah diskon dari Bhinneka yang cukup menggiurkan (harga ketika aku beli 1,299 juta), dan tampaknya itu adalah clearance sale dari Bhinneka. Karena tak lama setelah itu produk tersebut sudah tidak ada lagi di Bhinneka. Alasan-alasan lainnya adalah:
- Berdasarkan ulasan dari hasil googling, produk ini cukup bisa diandalkan. Kabelnya dibuat dari bahan kevlar yang konon awet.
- Klipsch A5i ini didesain untuk pengguna yang hobi olahraga, jadi konon katanya tidak masalah ketika dipakai berbasah-basahan dengan keringat. Sejujurnya sih pada saat membeli produk ini aku bukan tipe orang yang senang berolahraga, cuma yah gara-gara earphone ini sekarang sudah nggak lagi :p
- Memiliki 3 tombol yang berfungsi untuk mengatur volume dan musik, yang tentunya kompatibel dengan produk Apple. Selain itu, earphone ini memiliki penjepit, jadi nggak ribet ketika digunakan.
- Memiliki microphone yang bisa digunakan untuk menerima panggilan
Okeh, itu adalah alasan-alasan mengapa aku membeli produk ini. Dan setelah menggunakan selama beberapa bulan, berikut adalah hasil ulasannya:
Kualitas Suara
Kualitas suara bisa dibilang cukup oke. Jika dibandingkan dengan Philips SHE9850 sih aku lebih prefer SHE9850. Suara bass produk ini menurutku cukup oke, namun terlalu dalam, dan tidak seimbang dengan treble nya. Ear tip nya pun cukup lumayan dalam meredam suara-suara di sekelilingnya. Berhubung earphone ini sering aku gunakan dalam perjalanan pulang pergi ke kantor via kereta Commuter, aku tidak terlalu mempermasalahkan kualitas suaranya. Apalagi jika digunakan untuk olahraga, kualitas suara mungkin bukan menjadi prioritas.
Build Quality
Produk ini aku akui cukup durabel. Bahan kabelnya resisten terhadap kelembaban dan keringat. Bahkan Klipsch A5i ini pernah aku gunakan dalam kondisi ekstrim: bersepeda ketika hujan cukup deras, dan sejauh ini oke-oke saja. Pada intinya sih produk ini cocok digunakan untuk pengguna yang senang dengan aktivitas outdoor.
Tambahan informasi:
Earphone ini pernah tidak sengaja tercuci di mesin cuci. Dan sejauh ini kualitas suaranya masih oke. Baik kabel maupun ear tip nya tidak mengalami kerusakan sedikitpun. Ketiga tombol dan microphone nya masih bisa berfungsi dengan normal.
Kompatibilitas
Berdasarkan pengalamanku, produk ini kompatibel dengan iPhone, iPod Touch, iPad, iPod Nano, dan Mac. Untuk produk-produk Apple diluar itu earphone tetap bisa digunakan, namun tombol dan mic nya tidak berfungsi. Untuk produk diluar Apple, aku belum mencobanya sih, tapi kemungkinan sama saja, hanya fungsi earphone nya saja yang bisa digunakan.
Ergonomis
Earphone ini memiliki pengait yang digantungkan ke telinga yang berfungsi untuk mempertahankan earphone agar tetap pada posisinya walaupun digunakan dalam kondisi ekstrim. Pengait ke telinga nya cukup lentur sehingga nyaman digunakan. Selain itu ear tip nya bisa diatur, ada semacam gagang yang lentur yang bisa disesuaikan dengan lubang telinga.
Untuk penggunaan normal sehari-hari, produk ini berfungsi sebagaimana mestinya dan sangat nyaman untuk digunakan. Namun ketika digunakan untuk aktivitas outdoor yang membuat tubuh banyak mengeluarkan keringat, produk ini sedikit ‘bermasalah’. Produk ini sering kugunakan untuk menemaniku ketika berolahraga: berlari dan bersepeda. Ketika berlari, tubuh cenderung lebih banyak berkeringat dibandingkan dengan bersepeda. Dan ada kalanya keringat itu sampai membasahi telinga dan lubang telinga sehingga ear tip dari produk ini menjadi basah dan sedikit tidak ngepas. Karena menjadi tidak ngepas ke lubang telinga, seringkali suara yang aku dengar menjadi seolah tidak balance antara kiri dan kanan. Namun demikian, earphone nya tidak sampai terlepas kok. Cuma membuat menjadi sedikit tidak nyaman aja.
Senin, Juni 02, 2014
Gebrakan T-Cash: Promo dengan Harga Hot
Sejujurnya, menurut pendapatku pribadi layanan T-Cash itu bagai hidup segan mati pun tak mau. Sebagai pionir layanan uang elektronik dalam industri telekomunikasi di tanah air, belakangan ini pamornya seolah ditelan oleh pesaing-pesaingnya. Dalam setahun belakangan ini pertumbuhan merchant nya tidak terlalu signifikan. Sejauh ini T-Cash aku manfaatkan untuk membayar tagihan-tagihan, mengisi pulsa, dan membeli token listrik prabayar PLN. Sialnya, dalam sebulan belakangan ini T-Cash tidak bisa digunakan untuk membeli token PLN. Mau belanja di Indomaret? Coba saja, dan Anda akan beruntung jika kasirnya bisa melayani pembelian barang dengan T-Cash. Melihat kenyataan ini, rasa-rasanya semakin ‘malas’ saja menggunakan T-Cash.
Minggu, Februari 16, 2014
JNE oh JNE: Pengalaman Kurang Menyenangkan dengan JNE
<gw mode on>
Siapa yang tak kenal dengan JNE? Para online seller dan orang-orang yang sering berbelanja online tentunya mengenal perusahaan jasa pengiriman barang ini. Konon perusahaan ini mengklaim bahwa jaringannya terluas dan terbesar di Indonesia, menjadikannya pilihan para online seller untuk mengirimkan barang dagangan mereka ke seluruh pelosok negeri. Namun terluas bukan berarti terbaik loh ya. Semakin luas berarti resiko yang harus ditanggung menjadi lebih besar karena harus melayani pelanggan yang lebih banyak daripada kompetitornya.
Siapa yang tak kenal dengan JNE? Para online seller dan orang-orang yang sering berbelanja online tentunya mengenal perusahaan jasa pengiriman barang ini. Konon perusahaan ini mengklaim bahwa jaringannya terluas dan terbesar di Indonesia, menjadikannya pilihan para online seller untuk mengirimkan barang dagangan mereka ke seluruh pelosok negeri. Namun terluas bukan berarti terbaik loh ya. Semakin luas berarti resiko yang harus ditanggung menjadi lebih besar karena harus melayani pelanggan yang lebih banyak daripada kompetitornya.
Pertama-tama yang mau gw bilang adalah don’t judge the article from the title. Dengan membaca judul diatas, mungkin yang baca akan berpikir bahwa gw akan menulis sesuatu yang negatif tentang perusahaan ini. Nggak 100% seperti itu sih, ada lesson learned nya juga. Gw mau berbagi pengalaman aja, yang mungkin bisa sedikit berguna bagi orang-orang yang sudah mau meluangkan waktunya buat membaca artikel ini.
Sabtu, Februari 15, 2014
Perenungan di Akhir Pekan
Ada kutipan menarik yang kudapat dari sebuah buku:
"By working faithfully eight hours a day you may eventually get to be a boss and work twelve hours a day"
Tidak ada yang salah dengan kutipan diatas. Kutipan tersebut menurutku bisa menjadi pengingat apa sebenarnya tujuan hidup kita. Bagi sebagian orang, kerja keras adalah suatu keharusan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Bagi sebagian orang lagi, mungkin berpikir mengapa harus bekerja terlalu keras jika dengan bekerja dengan normal saja sudah cukup.
"By working faithfully eight hours a day you may eventually get to be a boss and work twelve hours a day"
Tidak ada yang salah dengan kutipan diatas. Kutipan tersebut menurutku bisa menjadi pengingat apa sebenarnya tujuan hidup kita. Bagi sebagian orang, kerja keras adalah suatu keharusan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Bagi sebagian orang lagi, mungkin berpikir mengapa harus bekerja terlalu keras jika dengan bekerja dengan normal saja sudah cukup.
Sabtu, Februari 01, 2014
Stiker Line Kini Bisa Dibeli dengan Pulsa Telkomsel
Kabar gembira bagi pelanggan Telkomsel yang menggunakan aplikasi chatting Line. Kini pelanggan Telkomsel bisa membeli stiker Line maupun virtual item Line Game menggunakan pulsa Telkomsel. Line telah membuka Line Store yang dapat diakses melalui browser pada handphone, PC, maupun tablet. Pembelian melalui pulsa ini menurutku sangat praktis, khususnya bagi pelanggan Line di Indonesia. Tidak semua orang di Indonesia memiliki kartu kredit, namun bisa dipastikan hampir setiap orang memiliki handphone. Kukira, dengan dibukanya Line Store ini, akan lebih memudahkan pelanggan Line untuk membeli stiker-stiker kesayangannya.
Rabu, Januari 29, 2014
Macet.. macet.. macet..
Bagi penduduk Jakarta, tentunya sudah tidak asing lagi dengan kata “macet”. Bisa terjadi kapan saja tanpa diduga, dan penyebabnya bisa bermacam-macam. Terlalu banyak kendaraan yang ada di jalan sudah jelas menjadi salah satu penyebab utamanya. Namun, belakangan ini kemacetan identik dengan hujan deras yang belakangan ini melanda Jakarta. Dimana terjadi hujan yang cukup deras, bisa dipastikan akan menyebabkan kemacetan. Genangan air yang cukup tinggi menjadi musuh utama para pemilik kendaraan. Tengsin kan kalo tiba-tiba nekat nerobos dan ternyata mogok di tengah genangan.
What is Happiness?
Do you feel contented and satisfied with your life? Are you happy at this moment you read this? Everyone has their own point of view about happiness. The definition of happiness is relative, depend on each person who feels it. In my opinion, happiness is not related with richness and wealth. It comes from ourselves and could be influenced by several factors from outside. For example, if we have something that others people don't, we might feel happy. But anyway, the happiness itself, comes from inside.
Sabtu, Januari 25, 2014
#iOS Tips & Trik - Mengenal Fitur Do Not Disturb
Fitur Do Not Disturb mulai diperkenalkan Apple sejak iOS 6. Melalui fitur ini, pengguna iOS dapat menonaktifkan notifikasi yang masuk ke perangkatnya, termasuk diantaranya notifikasi ketika ada panggilan atau pesan masuk, dan notifikasi dari aplikasi (seperti Twitter, Facebook, WhatsApp, dan lain sebagainya). Namun demikian, perlu diingat bahwa fitur ini tidak memblok notifikasi. Pengguna tetap dapat melihat notifikasi yang masuk, tetapi ketika ada notifikasi masuk, perangkat iOS nya berada dalam kondisi silence.
Do Not Disturb sangat bermanfaat khususnya ketika Anda sedang fokus dalam mengerjakan sesuatu dan tidak ingin diganggu. Selain itu pengguna juga dapat mengatur agar fitur ini aktif secara terjadwal pada jam-jam tertentu, misalnya ketika jam tidur pada malam hari, perangkat iOS Anda akan berada dalam kondisi silence. Notifikasi atau panggilan yang masuk bahkan tidak akan membuat layar perangkat iOS tersebut menyala. Dengan demikian, fitur ini secara tidak langsung dapat menghemat konsumsi baterai perangkat iOS Anda.
Do Not Disturb sangat bermanfaat khususnya ketika Anda sedang fokus dalam mengerjakan sesuatu dan tidak ingin diganggu. Selain itu pengguna juga dapat mengatur agar fitur ini aktif secara terjadwal pada jam-jam tertentu, misalnya ketika jam tidur pada malam hari, perangkat iOS Anda akan berada dalam kondisi silence. Notifikasi atau panggilan yang masuk bahkan tidak akan membuat layar perangkat iOS tersebut menyala. Dengan demikian, fitur ini secara tidak langsung dapat menghemat konsumsi baterai perangkat iOS Anda.
Minggu, Januari 05, 2014
Resolusi Tahun 2014
Setelah sebelumnya memposting beberapa unek-unek dan beberapa bahan kontemplasi selama tahun 2013, dalam tulisan kali ini, gw akan sedikit mengulas beberapa rencana dan resolusi untuk tahun 2014 ini. Mungkin baru kali ini gw nulis postingan blog dengan tema resolusi. Tahun-tahun sebelumnya selain nggak pernah serius, selalu aja lupa untuk memulai. Pada akhirnya diundur-undur, dan ketika udah niat nulis, baru nyadar udah lewat jauh dari awal tahun :p.
Namun demikian, walaupun gw nggak pernah nulis resolusi tersebut, bukan berarti gw nggak punya rencana. Rencana kan nggak harus selalu ditulis. Tapi, konon katanya dengan ditulis, bisa lebih mengingatkan si penulisnya untuk terus berusaha mencapai rencana-rencana tersebut. Berlandaskan nasehat tersebut, akhirnya gw mencoba untuk menuliskan beberapa rencana gw di tahun 2014 ini.
Namun demikian, walaupun gw nggak pernah nulis resolusi tersebut, bukan berarti gw nggak punya rencana. Rencana kan nggak harus selalu ditulis. Tapi, konon katanya dengan ditulis, bisa lebih mengingatkan si penulisnya untuk terus berusaha mencapai rencana-rencana tersebut. Berlandaskan nasehat tersebut, akhirnya gw mencoba untuk menuliskan beberapa rencana gw di tahun 2014 ini.
Sabtu, Januari 04, 2014
2013 Lesson Learned
Beberapa hari yang lalu tahun 2013 telah berakhir, dan menyisakan bahan perenungan mengenai apa saja yang telah kulakukan di tahun itu. Walaupun beberapa target yang menjadi resolusiku di awal tahun telah tercapai, secara keseluruhan pencapaianku biasa saja, malah cenderung sedikit mengecewakan. Yap, seperti itulah kenyataannya. There must be something wrong: either the target was too difficult to achieve or I was too lazy to do my best.
Keluarga
Tahun 2013 ini, aku ingin sedikit lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluargaku. Pada tahun sebelumnya, memang banyak waktuku yang terbuang untuk pekerjaan. Dan aku tak ingin kejadian itu terulang kembali. Tahun 2013, walaupun menurutku secara pribadi ada peningkatan dalam waktu yang aku luangkan untuk keluarga, namun aku merasa waktu tersebut belum maksimal. It’s something like you’re at home all day, but spending little time with your family. Setelah 5 hari bekerja, 2 hari ketika weekend adalah waktu untuk beristirahat. Terkadang waktu istirahat ini nih yang sedikit kebablasan, sehingga tidak produktif.
Keluarga
Tahun 2013 ini, aku ingin sedikit lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluargaku. Pada tahun sebelumnya, memang banyak waktuku yang terbuang untuk pekerjaan. Dan aku tak ingin kejadian itu terulang kembali. Tahun 2013, walaupun menurutku secara pribadi ada peningkatan dalam waktu yang aku luangkan untuk keluarga, namun aku merasa waktu tersebut belum maksimal. It’s something like you’re at home all day, but spending little time with your family. Setelah 5 hari bekerja, 2 hari ketika weekend adalah waktu untuk beristirahat. Terkadang waktu istirahat ini nih yang sedikit kebablasan, sehingga tidak produktif.
Langganan:
Postingan (Atom)