Jauh-jauh hari sebelum tulisan ini dibuat, nggak pernah sekalipun terpikir untuk berolahraga walaupun di akhir pekan. Biasanya akhir pekan kuhabiskan untuk beristirahat di rumah setelah seminggu berlelah-lelah ria dengan pekerjaan. Beberapa bulan lalu semuanya berubah, dimulai dari insiden earphone Philips ku yang rusak dan memaksaku untuk membeli earphone baru dengan spec build quality yang lebih baik. Pilihanku pun jatuh pada Klipsch S4i II yang memang didesain untuk perangkat iOS dan Mac. Walaupun earphone ini tidak didesain untuk berolahraga, sempat terbersit juga untuk menggunakannya sambil berolahraga ria.
Pilihanku pun jatuh pada lari. Alasannya sederhana: olahraga ini sangat simpel, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja (selama ada niat, disitu ada jalan), dan tidak memerlukan biaya tambahan. Akhirnya dimulailah olahraga lari keliling komplek sambil mendengarkan musik dengan earphone baru ku. Untuk permulaan, lari 1,5km saja sudah ngos-ngosan. Tapi namanya juga permulaan, yang penting konsisten pikirku waktu itu.
Seiring dengan waktu, aku mulai menaikkan target jarak yang aku tempuh secara perlahan, dan pada akhirnya mentok di 3km. Pada titik ini, karena lari nya hanya berkeliling komplek saja, maka godaan untuk berhenti dan menyudahi olahraga lari sangat besar. Jadi kuputuskan untuk berlari agak jauh, keluar dari komplek rumahku. Pada saat itu, aku sudah berganti earphone ke Klipsch A5i yang memang lebih bisa diandalkan untuk olahraga. Nggak lucu dong kalo gear nya udah pakai yang didesain khusus untuk berolahraga tapi lari nya masih mentok di 3km. Akhirnya aku mulai terbiasa dengan lari diatas 5km, walaupun dengan campur jalan juga sih. Sampai pada titik tertentu aku mencoba untuk mengukur batas atasku, dan sejauh ini rekorku di sekitar 11km an.
Dan sejujurnya, aku nggak berniat untuk berlari lebih jauh lagi. Bukan jarak yang ingin aku capai, tetapi ke-konsistenan dalam berolahraga. Selain itu, semakin jauh jarak yang kutempuh, semakin banyak kalori yang dibakar, dan ini berbanding lurus dengan rasa lelah dan jumlah jam yang kuhabiskan untuk tidur siang. Jika kuhitung dari statistik, jika aku berlari lebih dari 10km, maka aku perlu tidur siang sekitar 2 s/d 3 jam. Waktu tersebut sudah cukup untuk merusak akhir pekanku untuk tidak beraktivitas apa-apa hingga sore hari (alias nggak produktif lah).
Semenjak aku membiasakan untuk berlari, ada perasaan tidak nyaman jika ketika akhir pekan aku tidak berolahraga. Aktivitas olahraga lari ini sedikit membuatku ketagihan. Entahlah, mungkin ini efek dari endorfin yang dilepaskan selama olahraga, dan secara alam bawah sadar membuat perasaan lebih senang. Alhamdulillah sampai sejauh ini aku masih bisa menyempatkan untuk berolahraga setiap akhir pekan. Biasanya aku berlari sehabis shubuh, dan selesai sekitar jam 6:30. Rute yang aku ambil pun bervariasi, sekalian untuk memperkirakan jarak tempuh. Jadi jika misalnya targetku adalah 7km, maka aku akan tahu rute mana yang bisa aku pilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar