Pada akhirnya niat untuk membeli sepeda baru pun semakin menguat ketika lambat laun para tetangga di komplek rumahku mulai membeli sepeda. Rayuan maut dari mulut ke mulut memang sangat efektif. Terutama karena di komplek rumahku memang ada salah satu tetangga yang hobi bersepeda dan sudah jauh berpengalaman dengan segala tetek bengeknya. Jadi dia bisa memberi saran mengenai spek sepeda yang cocok dan segala kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan. Dan aku ingat betul sarannya yang paling bermanfaat: “Yang penting itu adalah komitmen…”. Yup, tidak peduli seberapa mahal sepeda yang akan dibeli, yang penting adalah komitmen untuk menggunakannya secara rutin. Semakin mahal tentunya akan semakin sayang kan jika tidak dipakai. Dan alasan ini cukup beralasan karena walaupun di komplek rumahku sudah cukup banyak yang memiliki sepeda, banyak diantara mereka yang tidak menggunakannya secara rutin. Memang hanya ada beberapa orang yang benar-benar hobi bersepeda dan secara rutin bersepeda setiap minggu.
Pada awalnya, tidak terpikir olehku untuk membeli sepeda MTB. Niat awalnya ketika aku memiliki sepeda adalah untuk mengeksplorasi tempat-tempat baru dan dengan track yang normal-normal saja alias lewat jalur aspal. Namun setelah aku berpikir ulang, membeli sepeda MTB justru akan memberikan 2 keuntungan sekaligus: bisa digunakan untuk track aspal (walaupun energi yang dikeluarkan akan lebih besar dibandingkan dengan sepeda yang didesain khusus untuk track normal - road bike), dan bisa kugunakan untuk track dengan medan yang cukup menantang. Alasan lainnya, komplek rumahku berada tidak terlalu jauh dengan track JPG (Jalur Pipa Gas). Kan lumayan juga bisa untuk coba-coba.
Tidak seperti berlari, aktivitas bersepeda lebih lambat dalam membakar kalori sehingga tidak membuat tubuh cepat lelah. Bersepeda santai sejauh 10km membakar lebih sedikit kalori dibandingkan dengan berlari sejauh 5km. Walaupun aku lebih menyukai aktivitas bersepeda, namun sesekali aku masih olahraga lari juga, walaupun hanya untuk jarak pendek, sekitar 5km saja. Sementara untuk bersepeda jarak tempuhnya bisa bervariasi, yah minimal 10km lah.
Kini, paling tidak seminggu sekali aku selalu bersepeda di akhir pekan, sendiri atau bersama-sama dengan para tetangga komplek rumah. Jika sendirian, aku lebih leluasa untuk memilih rute dan waktunya, walaupun yang aku tempuh adalah rute-rute umum yang melewati jalanan utama. Sementara jika bersama-sama dengan para biker di komplek rumah, biasanya mereka sudah lebih hapal jalur-jalur tikus yang lebih sepi, dan terkadang sesekali masuk ke track JPG (rugi donk udah beli sepeda MTB tapi nggak ke sini). Di track tersebut walaupun panjangnya hanya sekitar 8km, tapi percayalah, akan membakar jauh lebih banyak kalori dibandingkan dengan bersepeda di track aspal untuk jarak yang sama (ya iya lah).
Pada akhirnya sih, nggak peduli mau jalur ekstrim ataupun jalur aspal, yang penting adalah tetap komitmen dan konsisten untuk rutin berolahraga. Berlari kupilih jika waktuku terbatas dan ingin membakar kalori lebih banyak, dan bersepeda jika aku ingin lebih santai dan lebih mengeksplorasi rute-rute baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar