Jumat, September 26, 2014

Bermain-main dengan Raspberry Pi

Raspberry Pi adalah mini komputer berukuran kecil, hanya sekitaran ukuran KTP. Walaupun ukurannya kecil, perangkat ini dapat berfungsi layaknya komputer namun dengan kapasitas yang terbatas. Mengenai definisi dan spesifikasi lengkapnya, bisa mengunjungi situs Wikipedia ini.

Berawal dari kekesalanku karena perangkat Seagate Centralku tidak bisa digunakan lagi alias sudah rusak, aku mencoba mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhanku akan perangkat media server di rumah. Setelah mencoba mengoprek Raspberry Pi milik temanku, ternyata lumayan juga. Paling tidak, aku bisa membuat media server yang fungsinya kurang lebih sama seperti perangkat Seagate Central ku sebelumnya.
Akhirnya aku putuskan untuk membeli Raspberry Pi Model B. Pada saat tulisan ini dibuat, sudah keluar model B+ yang memiliki tambahan 2 slot USB dan sedikit perubahan desain. Namun aku putuskan untuk tidak memilih model B+ karena casing nya belum banyak dijual.
Spesifikasi yang dimiliki oleh Raspberry Pi tipe B kurang lebih seperti dibawah ini:
  • Processor: 700MHz ARM
  • Memory: 512 M
  • 2 slot USB 2.0
  • 10/100 Mbps Ethernet
  • Slot SD Card
  • 3.5 mm audio output
  • HDMI + compusite RCA video output
Raspberry Pi ini tidak memiliki media penyimpanan internal, untuk prosesbooting perangkat ini memerlukan SD card yang sudah ter*install* dengan OS yang kompatibel dengan perangkat. Aku putuskan untuk membeli SD Card dengan kapasitas 8GB, yang menurutku sudah cukup lah untuk urusan oprek-mengoprek.

Untuk sumber daya listriknya, Raspberry Pi dapat dihidupkan dengan menggunakan charger handphone dengan daya minimal 700mA yang dihubungkan dengan kabel micro USB. Bahkan kalau mau, dengan power bank pun sudah bisa hidup kok. Namun untuk kestabilan dalam penggunaannya, disarankan untuk menggunakan charger dengan daya 2A, khususnya jika Anda berencana untuk menggunakan slot USB pada perangkat ini untuk dihubungkan dengan keyboard, mouse, flash disk, maupun hard disk eksternal portabel yang tidak memiliki sumber daya listrik sendiri.

Ada beberapa pilihan OS yang kompatibel dengan Raspberry Pi. Daftar OS yang didukung secara resmi dapat dilihat melalui tautan ini, cara instalasi masing-masing OS juga bisa dilihat melalui tautan ini. Untuk urusan OS, aku memilih raspbmc. Alasannya karena OS ini berbasiskan debian, dan aku sudah cukup familiar dengan OSnya. Selain itu, dalam OS ini sudah terpasang XBMC, sebuah aplikasi media player open source dengan fitur segudang.

Begitulah kira-kira tulisan mengenai Raspberry Pi, untuk selanjutnya, artikel ini akan aku lengkapi terus dengan hasil oprekan-oprekan lainnya.

Artikel terkait Raspberry Pi:

1 komentar: