Bersama suami ampe begadang di malam hari (salah satu alternatip untuk menghabiskan malam minggu Anda dengan kreatif ;) ). Menyenangkan juga ternyata, yah setidaknya kami berdua merasa cukup puas dengan hasil akhirnya meskipun pas-pasan (maklum amatiran :P). Si Mas ngerjain exterior-nya, sedangkan saya bagian dalamnya (interior). Walo merasa agak2 ga imbang sih, mengingat si Mas ngerjainnya pake piranti lunak di laptop sedangkan saya hanya dengan buku sketsa, spidol, pensil, penghapus dan penggaris -_-'. Itu karena laptop setia saya masih "under-reconstruction" jadi ya harus nunggu bener dulu. Cannot blame my husband for it of course :P
Anyway, karena kegiatan itu suami saya baru menyadari betapa menyenangkannya arsitektur itu dan betapa kangennya dia dengan perkuliahan. Dia bahkan sampai mempertimbangkan untuk kuliah lagi dan mengambil jurusan arsitektur. Yah, saya sih ga keberatan asal biayanya tidak mengganggu stabilitas ekonomi mikro rumah tangga aja *nah loh* ^-^. Lain yg dirasa suami, lain pula yang dirasa istri, saya pribadi justru merasa deja-vu dengan passion pada interior desain dan betapa sangat rindunya pada penggunaan laptop pribadi ;). Mengingat dulu pernah ngambil kursus singkat piranti lunak tertentu (Lightwave 3D) untuk interior desain. Sekarang kayanya udah banyak yang lupa, selain proses rendering yang membutuhkan kesabaran itu Xp. Photoshop/CorelDraw aja udah jarang banget digali-gali, padahal pengen banget bisa menghasilkan sesuatu dari situ. Setidaknya untuk menyalurkan passion dulu lah. Kalo si Mas, secara dia hobi fotografi jadi makenya udah bukan Photoshop lagi untuk ngedit tapi pake Lightroom dan Photoscape. Menurut dia pribadi tools itu lebih nyaman dan mudah dalam hal penggunaannya. Mungkin bagi pecinta fotografi di luar sana bisa saling berbagi lebih lanjut dalam hal penggunaan aplikasi untuk mengedit foto.
Mengenai desain interior sendiri, udah bikin jatuh cinta sama namanya. Apalagi melihat contoh buku-buku seputar itu yang beredar di toko buku-toko buku. Harganya jangan ditanya, karena banyak gambar dan mengingat kualitas kertas yang dipakai, tak heran harga buku-buku arsitektur dan sebangsanya mahal-mahal. Saya pribadi merasa tertarik melihat bagaimana para artis-artis ahli desain itu mendekorasi sebuah ruang tertentu dari pemilihan jenis komponen, tekstur serta warna. Belum menilik dari segi utitilitas/fungsi dari komponen yang ada, misalnya: meja yang juga sekaligus tempat penyimpanan buku, sofa yang sekaligus tempat tidur, tempat tidur yang memiliki laci-laci di bagian bawahnya, rak buku merangkap meja kerja. Menurut saya itu adalah salah satu solusi dalam menyiasati pengeluaran untuk properti, sekaligus mengatur penyimpanan barang-barang yang kita miliki di dalam rumah agar tetap terlihat rapih dan terorganisir dengan baik. Karena perserakan dan ketidakrapihan dalam menyimpan barang-barang di rumah juga bisa memicu stres pada sebagian orang (seperti saya contohnya :P).
Pelajaran yang bisa ditarik dari kegiatan bersama kemarin itu juga ada sangkutannya dengan hubungan antar manusia loh. Bukan, saya bukan bicara mengenai pelajaran PPKN, Sosiologi ato Antropologi (jauh bener yak :D), mungkin lebih ke arah psikologi dan spiritual sedikit. Well, intinya adalah, saya melihat betapa Maha Adil dan Maha Mengetahui-nya Alloh dengan membuat pria-wanita saling berpasangan dan melengkapi. Such as, si Mas yang ternyata lebih tertarik dengan exterior desain sementara saya interiornya. Kalaupun ternyata kami memiliki kesamaan ketertarikan pada suatu hal, belum tentu juga perspektif kami sama. Persamaan dan perbedaan inilah yang membuat saya merenung lebih dalam tentang hakikat kebersamaan dalam ikatan pernikahan/keluarga. Hal tersebut pastinya dapat memicu terjadinya konflik, dan banyak memang yang mengatakan hidup dalam sebuah ikatan itu tidaklah mudah. The key to survive berdasarkan teori yang saya baca dan nasihat orang2 yang sampai saat ini masih berjuang dan berhasil mengatasi konflik2 perusak keutuhan ikatan tersebut adalah : kesabaran dan pengertian. Dari sisi spiritualitas, kesabaran jelas2 adalah hal yang sangat dianjurkan dalam menjalani hidup di dunia. Baik kesabaran dalam suasana sulit maupun senang, serta dalam istiqomah beribadah dan bermuamalah. Sedangkan pengertian, lebih karena kita adalah manusia, tempatnya salah dan hawa nafsu. Adalah hal yang wajar ketika kita kecewa atau mengecewakan, marah atau dimarahi, sedih atau membuat sedih, karena kita memang bukan makhluk sempurna. Jadi jangan berharap terlalu tinggi pada diri dan pasangan anda, tapi jangan berhenti untuk berbuat yang terbaik selama kita bisa. Segala perhitungan dan keadilan yang sebenarnya ada di tangan Alloh, yang baru kita bisa ketahui nantinya. Janganlah terlalu berkutat dalam perasaan/pikiran/perbuatan negatif yang kita alami, lihatlah di balik itu semua. Apa sih sebenarnya yang kita butuhkan? Apakah perlu mengeliminasi seseorang dalam hidup Anda, alih-alih mengeliminasi persoalan Anda? Mari berpikir lebih bijak. Salam super! *halah* (kebanyakan nonton Mario Teguh nih :P). Kasih sayang dan dukungan juga merupakan faktor penting dalam perekat suatu hubungan/ikatan karena bisa mengeluarkan energi positif dan mengoptimalkan kelebihan masing-masing tanpa saling memusnahkan satu sama lain.
Kembali ke topik utama, soal desain rumah. Ketertarikan saya tentang desain rumah ini berawal dari masa kecil saat kakak perempuan saya membuatkan saya denah sederhana dari sebuah rumah di balik tanggalan/kalender yang sudah tidak terpakai. Denah itu dibuat sedemikian rupa menggunakan spidol warna dan penggaris, untuk rumah orang-orangan kertas yang saya mainkan. Maklum keluarga kami berasal dari keluarga menengah ke bawah, jadi untuk mainan anak waktu itu lebih banyak yang mumer (murah meriah). Alhamdulillah jadi bisa lebih banyak memancing imajinasi dan kreatifitas kami pada akhirnya :). Kakak saya memang tidak terlalu suka bermain boneka, tapi dia suka melengkapi perlengkapan bermain saya. Seperti contohnya membuatkan rumah untuk orang-orangan kertas ataupun menjahitkan baju-baju untuk boneka barbie saya. Sedangkan saya, lebih suka menjadi sutradara sekaligus pemeran bagi orang-orangan dan boneka tersebut :D. Kakak saya juga suka melibatkan saya dalam kegiatannya, misalnya saya memberi masukan mengenai jumlah kamar atau ruangan tertentu yang saya inginkan dalam rumah tersebut. Saya lebih suka jika kakak saya menggambar di balik kalender yang panjang atau besar, karena biasanya jumlah kamar yang dibuatnya lebih banyak, ruangannnya pun beraneka ragam, ada ruang baca, keluarga, olah raga, dsb. Bahkan bisa ada kolam renangnya. Hanya saja pengerjaannya tidak cukup sehari, secara membuat itu pastinya tergantung mood dan inspirasi dia juga dan ga bisa dipaksa. Alhamdulillah tidak pernah sampai seminggu membuatnya. Komponen pelengkap rumahnya juga sudah digambar, ada pintu, tempat tidur, kitchen set, dining set, telepon, tv, dsb. Semuanya dibuat dengan cara digambar menggunakan spidol dengan skala seadanya tapi tetap proporsional dan warna-warni, sehingga menarik. Dari situ lah sedikit banyak saya belajar mengenai pelajaran dasar tentang desain rumah.
Sekarang, alhamdulillah kakak saya sudah berhasil mengejar passionnya menjadi seorang arsitek. Dia juga sudah mendesain rumahnya sendiri baik exterior maupun interiornya. Sedangkan saya, yah, bisa dikatakan masih berjuang untuk mengejar apa yang selama ini menjadi passions pribadi :P. Doakan ya semoga bisa segera terwujud. Amin.
(Also posted on critaprita.multiply.com)
iiih si pi dan mas eko :D
BalasHapusaku suka banget sama paragraf 4...
btw entar kalo rumahnya udah jadi jangan lupa undang2 ya... bikin banyak makanan buatan pi sendirii... aku kan mau nyicip nyicip :D
Sipp deh. Kalo udah jadi juga kayaknya nggak langsung ditempatin kok. Hehehe
BalasHapusmakanan buatan sendiri, hmmm.... *membolak-balik buku resep pinjeman mertua*
BalasHapus