Sabtu, Januari 01, 2011

Blackberry oh Blackberry


Sejak memiliki perangkat yang bernama Blackberry, ada beberapa kebiasan baik yang kini mulai menghilang. Dengan segudang keunggulannya yang membuat penggunanya selalu terhubung dan terupdate dengan informasi-informasi terbaru, perangkat ini bagaikan pisau bermata dua yang juga membuat penggunanya terlena. Kemudahan dalam akses informasi menjadi semacam candu yang membuat penggunanya ketagihan untuk selalu memantau informasi terbaru. Memang pada awalnya Blackberry cocok untuk orang-orang yang membutuhkan informasi yang selalu up-to-date. Namun demikian perangkat ini juga mampu mengubah perilaku orang-orang yang tidak masuk kedalam golongan tersebut menjadi ketagihan akan derasnya informasi-informasi terbaru. Karena alasan inilah para pengguna perangkat ini akan selalu dan selalu memantau perangkat Blackberry mereka sepanjang waktu.

Salah satu kebiasaan baik yang kumiliki sebelum memiliki Blackberry adalah membaca buku. Biasanya aku membacanya di saat-saat atau ketika dalam perjalanan menuju kantor atau pulang ke rumah. Waktu perjalanan walaupun singkat, cukup untuk membaca beberapa lembar halaman buku.  Tak ayal karena kebiasaan ini setiap bulan selalu ada buku baru yang kubeli.

Jika sebelumnya buku adalah temanku dikala memiliki waktu senggang, lain halnya dengan sekarang. Blackberry adalah teman setiaku ketika senggang. Terlebih lagi ketika aku dihadapkan pada situasi-situasi yang kurang menyenangkan seperti menghadapi antrian panjang, terkena macet dalam perjalanan, menunggu seseorang yang tak kunjung datang, dan situasi-situasi lain yang sejenis, aku tinggal bermain dengan Blackberry ku: meng update status di twitter, chatting dengan teman, atau membaca informasi-informasi terbaru dari situs-situs berita seperti kompas dan detik. Dalam sekejap emosi negatif akibat situasi yang kurang menyenangkan bisa teratasi dengan instan.

Kini buku yang kumiliki seolah menjadi teman lama yang menanti kapan aku bisa membacanya lagi. Di satu sisi aku merasa menjadi orang yang selalu mengikuti perkembangan informasi, di satu sisi yang lain aku seperti orang bodoh yang diperbudak oleh teknologi. Bahkan ketika sedang membaca buku pun, seringkali tergoda untuk mengecek perangkat Blackberry ini. Yang akibatnya aku menjadi tidak fokus dan bukunya tidak selesai-selesai kubaca.

Tentunya kebiasaan membaca buku ini hanyalah salah satu dari banyak hal lain yang berubah setelah aku memiliki Blackberry. Fiuhh.. Sepertinya perlu usaha keras untuk menjauhkan perangkat ini sedikit demi sedikit dan memberiku sedikit ruang untuk mengerjakan hal-hal positif yang lain. Tampaknya ini bisa kujadikan resolusi di tahun 2011 yang baru saja dimulai hari ini :)

2 komentar:

  1. Gadget / high end tools memang bagaikan pisau bermata 2. Sebab selain manfaat setiap benda bisa disalahgunakan untuk menghasilkan mudharatnya. Contohnya ya BB ini, tujuan utamanya (seperti tools komunikasi lain pd umumnya) adalah utk memudahkan dan mendekatkan yg jauh. Tp bisa juga berubah menjadi menjauhkan yg dekat apabila penggunaannya sdh memasuki tahap adiksi/candu sehingga waktu yg seharusnya digunakan utk berhubungan langsung dgn sesama (cth: jalan brg keluarga/teman) malah tersedot oleh memantau kegiatan via BB. Sehingga tak jarang orang sekitar merasa dirugikan (dicuekin).

    BalasHapus
  2. Setuju, liat aja berapa banyak orang-orang yang protes ketika ada isu-isu service BB akan diblokir oleh pemerintah. Padahal untuk menikmati layanan yang sama nggak harus menggunakan BB, kecuali mungkin BBM nya itu.

    BalasHapus