Karena hari ke-4 ini adalah hari terakhir kami di Dieng, aku sengaja tidak mengambil rute yang jauh untuk gowes. Rute yang kupilih kali ini adalah Dieng - Tambi PP, dengan jarak yang relatif pendek 30km saja yang bisa kuselesaikan dalam waktu kurang dari 3 jam termasuk foto-foto di area kebun teh daerah Tambi dan di area dekat Batu Angkruk yang seharusnya kami kunjungi di hari sebelumnya. Pagi itu cuaca cukup cerah, sehingga ketika menuruni Dieng menuju Tambi aku bisa melihat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing dari kejauhan.
Pemandangan menuju Tambi |
Di perjalanan kembali, ban belakangku bocor halus. Karena waktuku tidak banyak, kupikir akan lebih baik jika berhenti sebentar dan memompa hingga penuh dan melanjutkan kembali perjalanan dibandingkan mesti bongkar wheelset dan mengganti ban dalam. Alhasil di perjalanan pulang aku berhenti sampai 3 kali untuk memompa ban belakangku yang bocor.
Candi Gatotkaca & Setyaki |
Museum Kailasa |
Dari sini kami melanjutkan perjalanan ke Batu Pandang Ratapan Angin. Seperti namanya, batu pandang, lokasi wisata ini berada di atas dataran tinggi Dieng. Karena cukup tinggi, untuk menuju ke lokasinya pengunjung harus berjalan kaki menaiki banyak anak tangga untuk mengelilingi spot-spot instagramable di lokasi ini. Dari beberapa titik, kami bisa melihat Telaga Warna yang berada tepat di kaki bukit Batu Pandang. Dari titik ini kami juga bisa melihat dataran tinggi Dieng dari ketinggian, hingga tempat penginapan kami juga seharusnya bisa terlihat dari kejauhan. Di titik yang lain, pengunjung juga bisa melihat Kawah Sikidang dari kejauhan. Sayangnya ketika kami berkunjung kesini, cuacanya sedikit mendung, jadi buat foto-foto kurang oke.
Batu Pandang Ratapan Angin |
Area Telaga Warna ini cukup luas, dan pengunjung bisa berjalan cukup jauh untuk menelusuri jalan setapak yang sudah disediakan yang mengitari telaga. Karena areanya cukup luas, jadi semakin kedalam kita masuk, semakin sepi oleh pengunjung. Sebenarnya tidak terlalu banyak spot menarik disini, hanya saja karena aku sangat menikmati tempat wisata yang tidak terlalu ramai seperti ini, jadinya sih oke-oke saja.
Pada saat kami kesana, kami cukup takjub. Area telaga yang tadinya biasa-biasa saja tiba-tiba ditutupi kabut tebal. Transisinya terjadi begitu cepat. Dan ketika akhirnya kabutnya hilang, transisinya juga terjadi dalam hitungan menit.
salah satu spot di Telaga Warna |
Penutup
Sejujurnya, liburan 4 hari di Dieng ini masih terasa kurang. Selain ada rute-rute sepeda yang belum kucoba disini, masih ada beberapa lokasi wisata yang belum sempat kami kunjungi ramai-ramai: Tol Kahyangan, Batu Angkruk, Kebun Teh Tambi, hingga melihat matahari terbit di Sikunir. Jika ada kesempatan untuk kesini lagi, pasti akan aku ambil, 3-4 hari kurasa sudah cukup untuk mengeksplorasi sisa-sisa lokasi wisata yang belum kami kunjungi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar