Selasa, Oktober 25, 2016

Gran Fondo Strava 2016

Melanjutkan tulisanku sebelumnya tentang aktivitas gowesku di tahun 2016, pada tulisan ini aku ingin berbagi cerita mengenai salah satu targetku: menuntaskan semua tantangan Granfondo Strava di tahun 2016. Berhubung tahun 2016 belum berakhir, aku akan menuliskan pencapaianku sampai tulisan ini dibuat, Oktober 2016. Nanti jika sudah lengkap semua akan aku perbaharui lagi.


Gran Fondo Januari - Destinasi Bogor

Inilah pertama kalinya aku gowes dengan jarak lebih dari 100km. Pada awalnya aku akui jarak 100km terkesan sangat sulit, namun sekali aku berhasil melewati batas ini, aku merasa jarak 100km bukanlah jarak yang terlalu jauh. Mental dan determinasi sangat menentukan disini, karena target 100km ini hanyalah jarak, tanpa ada batasan waktu. Bogor menjadi destinasi pertamaku pada saat ini, dengan alasan berada di luar kota dan tidak akan terlalu macet. Yang luar biasanya, jarak 100km pertama ini aku tempuh menggunakan MTB, bukan road bike dengan kecepatan rata-rata 26.7km/jam.

Gran Fondo Februari - Destinasi Sentul

Euforia untuk gowes jarak jauh masih berlanjut. Target awalnya adalah gowes bareng di Sentul dengan rekanku, Muh. Alih-alih start gowes dari Sentul, aku memutuskan untuk start dari rumah dan janjian disana. Alhasil didapat jarak rumah-Sentul PP + Boulevard Sentul 2x. Aku ingat waktu itu leherku sakit ketika bolak-balik menuruni jalanan utama Sentul yang berbukit, sehingga aku putuskan untuk beristirahat lebih awal. Dan ketika pulang, sempet bonked juga, mau nggak mau melipir sebentar untuk makan berat.

Gran Fondo Maret - Destinasi Alam Sutera

Gran Fondo kali ini nggak jauh-jauh dari rumah. Total gowesku pada hari itu sebenarnya lebih dari 108km, mungkin 130km. Yang aku hitung sesuai dengan gambar diatas hanyalah aktivitas gowes di Alam Sutera Loop nya saja, sementara gowes dari rumah kesana dan rute pulangnya tidak dihitung. Berawal dari tantangan seorang temanku Muh untuk century ride di Alam Sutera, akhirnya kami putuskan untuk gowes bareng disana pada tanggal 9 Maret, di hari terjadinya gerhana matahari total di beberapa wilayah Indonesia pada saat itu.

Start gowesnya sih bareng dengan Muh dan beberapa rekan-rekannya yang lain, namun ditengah-tengah terpecah-pecah sesuai dengan kemampuan dan stamina masing-masing. Beruntung pada saat itu aku menemukan peloton yang lumayan kenceng, jadi bisa menyelesaikan target lebih cepat dan secara rata-rata pun kecepatanku masih lumayan lah. Targetku dan Muh pada saat itu selain gowes 100km juga nongol di segmen Strava Endurance 100K. Sayangnya temanku itu kurang beruntung, walaupun mencapai target jarak 100km, tetapi nggak masuk ke dalam segmennya. Hal ini dikarenakan titik start dan finish dari segmen tersebut berbeda dengan titik start segmen Alam Sutera Loop yang yang reguler. Aku beruntung karena jarak gowesnya aku tambahkan 1 putaran lagi untuk mengantisipasi hal ini, jadilah jarak yang aku tempuh menjadi 108km.

Gran Fondo April - Destinasi Muter-muter Nggak Jelas

Sesuai dengan judulnya, Endurance ride tanpa persiapan ini menunjukkan spontanitas. Jika dilihat dari rutenya, bisa terlihat rutenya memang muter-muter yang penting target Gran Fondo nya tercapai. Pada awalnya memang setengah-setengah niatnya untuk gowes jauh, namun pada akhirnya tetap dieksekusi juga. Kondisi pada saat itu:
  • Makan malam kurang proper, kalau nggak salah sih hanya makan mie rebus aja
  • Kurang tidur
  • Berangkat kesiangan (sudah hampir setengah 7 baru start)
  • Belum sarapan
  • Salah rute ke Bintaro Loop (ternyata pada saat itu sedang ada car free day)

Dan akibatnya, di tengah perjalanan kelelahan dan bonked. Karena sudah kesiangan ketika start, alhasil hari sudah mulai panas sementara target masih jauh. Namun demikian, pada akhirnya sih dapet juga badge Gran Fondo nya. Pelajaran yang bisa kuambil adalah tanpa persiapan pun masih bisa mencapai target asal ketika gowes tetap fokus pada target. Hehe

Gran Fondo Mei - Destinasi Puncak

Gowes ini rencana awalnya pada saat itu aku akan gowes bareng Muh dari rumah (Jakarta) ke Puncak PP. Namun beberapa waktu sebelumnya temanku itu membatalkan acara karena ada keperluan lain. Jadilah aku putuskan untuk gowes sendiri. Pada waktu itu, sedang libur long weekend, dari hari Kamis hingga Minggu libur. Dan aku putuskan untuk gowes jauh ke Gn Halimun pada hari Kamis nya, dan ke Puncak pada hari Sabtu nya.

Mungkin inilah gowes jarak jauh yang paling membuatku kapok. Yang pertama karena aku terlalu meng-underestimate pada saat perjalanan pergi ke Puncaknya nya. Perjalanan dari rumah ke Bogor langsung aku kebut dengan kecepatan konstan di 30km, alhasil tenagaku sudah lumayan terkuras, sementara dari Bogor s/d Puncak yang tersisa adalah medan tanjakan sejauh kurang lebih 30km. Dan yang kedua, yang paling parah adalah aku tidak menyangka bahwa jalan dari Bogor s/d Puncak ini dipadati kendaraan alias macet parah. Asumsiku walaupun long weekend, ini belum hari Minggu dimana arus balik harusnya lebih mendominasi. Pada kenyataannya macetnya sangat parah. Jadilah ada 3 kombinasi: kelelahan, panas, dan emosi karena macet. Aku sampai harus istirahat 3 kali di tengah-tengah perjalanan dari Gadog s/d Mang Ade. Akhirnya pas rute pulang karena panas terik, aku mampir dulu ke rumah orang tuaku untuk beristirahat hingga sore, setelah itu baru melanjutkan perjalanan.

Gran Fondo Juni - Destinasi Jasinga

Inilah gowes jauh sebelum bulan Ramadhan bersama temanku Muh. Rutenya belum pernah kami lewati, jadi hanya kira-kira saja membuat rutenya di Strava, yang penting target jarak untuk Gran Fondo nya tercapai. Rutenya menurutku lumayan oke, paling nggak sampai Jasinga nya sebelum berbelok ke arah Parung Panjang. Dan karena rutenya tidak terlalu ramai, gowesnya juga enak. Namun bencananya justru setelah melalui KM 70, jalanan yang mulus menjadi jalanan rusak. Kebayang kan bagaimana rasanya melalui jalanan rusak menggunakan road bike. Bukan cuma 1 atau 2 km, tetapi sekitar 20-30km an lah. Jalanan aslinya beton, namun karena banyak truk-truk besar yang membawa batu besar, jalanannya pun rusak parah. Jangankan sepeda, mobil atau motor pun pasti sangat tidak nyaman, apalagi sepeda balap. Selain jalanannya rusak, berdebu parah pula. Komplit deh. Alhasil acara gowes nya baru berakhir jam setengah 6 sore. Well.. kapok deh nggak mau melewati rute itu lagi.

Gran Fondo Juli - Destinasi Sentul

Inilah gowes jauh pertama pasca lebaran, dan kali ini aku menggunakan MTB. Tujuan utamaku adalah gowes ke KM 0, namun start dari rumah, dimana sejauh ini belum pernah kesampaian. Tujuan sampinganku adalah mampir ke rumah orang tuaku untuk silaturahmi sekaligus memberikan titipan kopi Papua. Dan ternyata gowes jauh yang diakhiri dengan tanjakan itu sangat melelahkan. Rute KM0 melalui Rainbow Hill yang sudah aku lalui berkali-kali tanpa masalah, menjadi terasa berat karena tenagaku sudah cukup terkuras di perjalanan menuju Sentul. Namun aku cukup puas karena bisa mengetahui waktu yang diperlukan untuk gowes PP kesana. Paling nggak kalau nanti ada acara gowes bareng, aku bisa menjajal start gowesnya dari rumah saja.

Gran Fondo Agustus - Destinasi Bintaro Loop


Diantara gran fondo yang lain, edisi gowes kali ini mungkin bisa dibilang luar biasa: 132km ditempuh dalam waktu 4 jam 2 menit dengan kecepatan rata-rata 32.9km/jam. Ini mungkin akan menjadi catatan terbaikku untuk jarak 130km dalam waktu yang lama. Sayangnya sih, ini bukan karena gowes sendiri yah, tetapi karena gowes bareng-bareng dalam peloton.

Pada awalnya sih aku hanya berniat untuk gowes dengan kecepatan standar aja untuk mencapai target gran fondo bulan Agustus. Gowes dengan kecepatan standar 28-29km/jam dan yang penting heart rate berada dibawah 140. Rencana awalnya muter-muter 2 kali di Bintaro Loop 2x, dan sisanya akan aku habiskan di Alam Sutera Loop. Eh tahunya baru 1 kali putaran di Bintaro Loop ketemu dengan peloton, dan dahsyatnya peloton ini lumayan ngebut. Alhasil nggak jadi deh ke Alam Sutera nya dan lanjut di Bintaro.

Sekalinya dalam sejarah, aku gowes sejauh 90km dalam waktu 2jam 35menit, kecepatan rata-ratanya mungkin sekitar 34-35km/jam. Walaupun goweser di pelotonnya ngebut-ngebut, beruntung aku masih bisa mengikuti, jadi lumayan kan penghematan energi dan bisa selesai lebih cepat. Sayangnya di km 90 itu pelotonnya bubar, dan terpaksa aku sarapan dulu di McD sambil mengumpulkan tenaga biar nggak bonked. Sisa 40km terakhir itulah yang menurutku lumayan berat, selain karena gowes sendiri, hari juga sudah semakin panas. Beruntung kecepatan rata-rataku tidak turun terlalu signifikan, 35km/jam di km90 menjadi 32.9km/jam di km130.

Gran Fondo September - Destinasi Bintaro & Alam Sutera

Bulan September menjadi titik kritis dalam aktivitas pergowesanku. Di bulan ini motivasiku untuk gowes jauh sedikit menghilang. Dan inilah tantangan terberatnya, memotivasi diri sendiri untuk terus fokus dan mencapai target Gran Fondo hingga akhir tahun. Dan di Gran Fondo kali ini aku salah perhitungan lagi, karena aktivitas gowesnya berbarengan dengan acara car free day di Bintaro, sehingga setelah beberapa kali muter-muter disini, aku memutuskan untuk gowes ke Alam Sutera. Apesnya lagi, di Alam Sutera juga tidak terlalu ramai karena pada saat itu hari Minggu (asumsiku, banyak goweser yang pergi ke gereja).

Segmen Alam Sutera Loop, walaupun rutenya flat dan bebas gangguan menjadi sangat menyebalkan ketika gowes sendiri disini. Entah kenapa, gowes dengan kecepatan 30-31km/jam terasa sangat sulit disini ketika sendirian, berbeda dengan Bintaro Loop, dimana jalanannya sedikit naik turun dan banyak distraksi (kendaraan yang lebih ramai, dan lampu merah). Jadilah gowes di Alam Sutera sejauh 60km lebih terasa sangat membosankan. Beruntung di tengah-tengah ketemu dengan temanku Adam, yang kupikir akan gowes lama, ternyata justru dia sudah mau selesai. Dan setelah itu aku bonked pula, melipir dulu deh ke tempat makan yang berada di dalam komplek Alam Sutera Loop. Lumayan nemu Mie Bangka yang lumayan lezat.

Di gowes kali ini aku juga merasa kurang fit dan sedikit aneh. Biasanya untuk gowes jauh, di akhir-akhir gowes heart rate ku pasti meningkat dan berada di Zone 3. Namun di gowes kali ini, heart rate ku berada di kisaran 130-140bpm dan seperti tidak ada tenaga untuk memacu kecepatan lebih tinggi lagi. Alhasil kecepatan rata-rataku hanya 27.4km/jam. Yang aku syukuri adalah karena aku tidak terlalu ngoyo ketika gowes, setelah gowesnya pun jadi tidak terlalu capek.

Gran Fondo Oktober - Destinasi Sentul KM0

Bermula dari ajakan teman-teman goweser ku untuk gowes bareng di Sentul, akhirnya aku putuskan untuk gowes dari rumah. Pada awalnya sempat ragu karena takut nggak ngejar waktunya, namun pada akhirnya aku bulatkan tekad. Start dari rumah setelah sholat shubuh, 5:45 langsung jalan menuju kawasan ruko Plaza Niaga 1 di Sentul. Dan terpaksa mesti gowes buru-buru alias ngebut dikit, karena janjian ketemu di titik kumpul jam 7. Dan alhamdulillah nggak telat sampai sana. Jam 7 kurang sudah sampai.

Hanya saja perjalanan menuju KM0 nya sedikit mengecewakan. Karena namanya juga gowes bareng, ada lah namanya tunggu-tungguan. Dan pada akhirnya malah banyak istirahatnya di tengah jalan. Bisa dibilang waktu tempuh dari rumah ke titik kumpul lebih cepat daripada waktu tempuh dari titik kumpul ke KM0 nya. Dan masalahnya tidak selesai disitu saja. Turun dari KM0 sudah jam 11 siang lewat, dan panasnya lumayan terik. Rute pulang ke rumah menjadi tantangan terbesar, lawan terbesarnya adalah kepanasan dan dehidrasi. Beberapa kali aku harus melipir untuk sekedar membeli minuman dan memuaskan dahaga.

Targetku awalnya jam 9 sudah turun dari KM0, dan pulangnya bisa mampir ke rumah orang tuaku di Bogor. Eh ternyata perkiraannya meleset, jadilah kubatalkan rencana mampir di Bogor. Dan baru sampai rumah lagi jam 2 siang. Mungkin untuk kedepannya untuk acara gowes yang bareng-barengan seperti ini jangan terlalu over ekspektasi nih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar