Sabtu, Januari 30, 2021

Spend Less, Save More untuk Menuju Kebebasan Finansial

Dari berbagai macam buku terkait dengan personal finance yang kubaca, gaya hidup yang hemat menjadi salah satu tips yang selalu didengungkan. Dengan berhemat, kita bisa mengalokasikan lebih banyak untuk porsi tabungan dan investasi, yang pada akhirnya ini menjadi kunci untuk menuju kebebasan finansial. Kebebasan finansial adalah suatu kondisi dimana seseorang memiliki dana dan sumber pemasukan yang cukup tanpa perlu bekerja lagi.


Di dalam tulisan ini aku tidak akan membahas earn more atau memperbesar pemasukan karena menurutku untuk menuju ke arah sana banyak faktor eksternal yang mempengaruhi sehingga tidak sepenuhnya bisa kita kontrol. Selain itu berapapun jumlah pemasukan yang didapatkan jika pada akhirnya setiap bulannya dihabiskan, tentunya tidak ada lagi yang tersisa untuk ditabung. Tentunya jika earn more memungkinkan untuk dicapai tentunya akan lebih baik selama tidak ada perubahan signifikan pada gaya hidup.


Semakin besar jumlah yang bisa disisihkan setiap bulannya tentunya akan mempercepat target menuju kebebasan finansial. Selain jumlah yang disisihkan, besaran porsinya pun juga penting. Sebagai ilustrasi misal ada dua orang A dan B. A memiliki pemasukan 20 juta/bulan, sementara B memiliki pemasukan 30 juta/bulan. Baik A dan B menyisihkan 10 juta per bulannya. Dengan asumsi mereka berdua memiliki titik awal yang sama dan return investasi yang sama, manakah yang kira-kira bisa mencapai target terlebih dahulu? 


Untuk kasus diatas A akan mencapai target kebebasan finansialnya terlebih dahulu walaupun sama dengan pendapatan yang lebih kecil. Dari ilustrasi diatas bisa dilihat bahwa A memiliki pengeluaran 10 juta per bulan. Sementara B memiliki pengeluaran 20 juta per bulan. A mampu menyisihkan 50% pemasukannya menjadi investasi, sementara B hanya 33% nya saja. Dengan asumsi return investasi mereka sama tiap tahunnya, A akan mencapai kebebasan finansial terlebih dahulu. Sementara B karena pengeluarannya lebih besar akan memerlukan waktu lebih lama agar dana yang disisihkan menjadi lebih banyak dan memberikan return sesuai dengan pengeluarannya.


Menyisihkan lebih banyak berarti menjaga gaya hidup agar pengeluaran selalu berada jauh dibawah pemasukan agar bisa meningkatkan porsi yang bisa disisihkan. Jika pengeluaran kita sudah dibawah pemasukan, ini sudah bagus. Namun jika kita memiliki rencana pensiun lebih cepat, tentunya perlu usaha lebih. Hidup sederhana dan hemat atau istilahnya frugal harus menjadi sebuah kebiasan dan gaya hidup kita sehari-hari, tidak hanya sekedar dilakukan untuk jangka pendek saja. 


Gaya hidup hemat bukan berarti pelit. Menurutku hemat berarti tidak boros. Artinya pengeluaran yang kita lakukan sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan. Pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya kurang esensial seharusnya bisa dikurangi. Jika diibaratkan dengan lari, target pensiun lebih cepat itu ibarat lari marathon, sehingga yang diperlukan disini adalah kekonsistenan dalam menjaga pace/gaya hidup kita agar bisa bertahan selama mungkin sampai titik finish. Karena proses ini memang memerlukan waktu yang panjang, jadi ya sebisa mungkin prosesnya berjalan gradual. Jika semisal pada awalnya kita hanya bisa menyisihkan 10% pemasukan, jangan serta merta langsung berusaha untuk menyisihkan 30% di bulan berikutnya. Ini tentu saja berat, dan menurutku tidak bagus efeknya ke psikologis. 


Berdasarkan pengalamanku, ada beberapa tips yang mungkin bisa dicoba agar kita bisa secara konsisten menerapkan gaya hidup hemat dalam kehidupan kita sehari-hari. Tips ini mungkin cocok untuk sebagian orang, dan mungkin saja tidak cocok untuk sebagian yang lain. Namun demikian apapun caranya, tujuannya sama: kebebasan finansial dan pensiun lebih cepat.

  • Biasakan untuk mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Menggunakan aplikasi Microsoft Excel seharusnya sudah cukup, namun jika ingin lebih mudah lagi bisa menggunakan aplikasi yang memang dibuat khusus untuk mengakomodir kebutuhan ini. Aktivitas ini adalah langkah awal untuk mengidentifikasi pengeluaran-pengeluaran yang yang tidak perlu. Seringkali kita merasa pengeluaran tidak terlalu besar, namun karena frekuensinya cukup sering pada akhirnya menjadi besar. Dengan memiliki catatan, kita bisa tahu pos-pos mana yang memakan porsi pengeluaran paling besar.
  • Dari catatan keuangan, perhatikan pengeluaran apa yang paling besar dan lakukan penilaian apakah Anda merasa pengeluaran tersebut berlebihan atau tidak. Setiap orang memiliki prioritas pengeluaran masing-masing, sehingga apa yang dianggap berlebihan bagi kita belum tentu berlaku buat orang lain. Namun demikian, ini tidak berarti kita bisa “boros” di semua pos.
  • Kurangi membeli barang-barang yang diinginkan tetapi tidak terlalu dibutuhkan, terutama untuk barang-barang yang nilainya cukup signifikan. Untuk kasus seperti ini, coba untuk menahan agar tidak membeli barang tersebut. Buatlah wishlist yang berisi barang-barang yang masuk dalam kategori ini. Tunggu sampai minimal 1 bulan dan lihat apakah keinginan tersebut masih relevan. Tips yang satu ini menurutku paling signifikan untuk mengurangi pengeluaran. Jika kita sudah berhasil mengendalikan diri, kedepannya akan lebih mudah karena sudah terbentuk mindsetuntuk menahan pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu.
  • Pos yang biasanya cukup signifikan dalam pengeluaran adalah makanan dan transportasi. Sebisa mungkin gunakan transportasi publik, dan kurangi frekuensi makan di luar.
  • Alokasikan jumlah yang ingin disisihkan setiap bulannya, dan langsung potong ketika kita menerima gaji/pemasukan bulanan. Sebagai permulaan, cobalah untuk mengalokasikan dengan jumlah yang kecil, namun ditingkatkan sedikit demi sedikit. Yang paling penting adalah konsistensi dan komitmen untuk mengalokasikan jumlah yang fixed/tetap setiap bulannya.
  • Kendalikan ego kita, beli barang berdasarkan value nya, bukan berdasarkan merek. Contohnya kurang lebih seperti ini: apakah kita membeli kopi Starbuck karena memang kita suka dengan kopinya ataukah karena kita gengsi? Alasan yang kedua sudah bisa dikategorikan kita membeli Starbucks karena ego, seandainya ada merk kopi lain dengan harga yang lebih murah dan rasa yang mungkin Anda sukai juga. Mampu membeli bukan berarti kita harus membeli barang tersebut. Tips yang ini pun, berdasarkan pengalamanku dapat mengurangi pengeluaran secara signifikan. Karena barang-barang yang masuk ke dalam kategori ini biasanya masuk kedalam kebutuhan tersier.
  • Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu, pastikan barang yang kita dapatkan adalah yang termurah. Saat ini membeli barang secara onlinesudah lumrah, salah satu kelebihannya adalah kita bisa dengan mudah memfilter pencarian dan mengurutkan hasilnya berdasarkan harga. Seringkali ada penawaran-penawaran menarik seperti diskon ataupun mungkin ada sellerlain yang menjual dengan harga yang lebih rendah.
  • Turunkan gaya hidup, dengan kata lain belajar untuk menjadi orang "susah" dan mencoba menjalani hidup dengan sumber daya yang seminimal mungkin. Analoginya adalah, jika kita terbiasa untuk mengeluarkan 5 juta setiap bulannya, cobalah untuk memotong hingga misalnya hanya 3 juta saja. Terdengar tidak masuk akal kan? Namun bukan berarti tidak mungkin. Dengan objektif ini, kita akan dipaksa untuk mengatur ulang prioritas, hanya akan mengeluarkan uang untuk kebutuhan yang prioritasnya paling tinggi saja. Diantara tips-tips yang lain, tips ini mungkin bisa kukatakan yang paling susah. Perlu waktu cukup lama agar tips ini bisa memiliki pengaruh yang signifikan. Untukku, perlu waktu 1 tahun hingga perspektifku terhadap harga suatu kebutuhan/barang bisa berubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar