Minggu, Februari 21, 2021

Singabera, Teh Premium Produksi Lokal

Belakangan ini, teh menjadi salah satu minuman favoritku selain kopi tentunya. Kopi di pagi hari, sementara teh untuk konsumsi siang dan malam hari. Untuk pilihannya, aku lebih memilih teh seduh dibanding teh celup. Memang sedikit lebih ribet ketika membuatnya, tetapi ini anggap saja sebagai bagian dari ritual meminum teh itu sendiri, sama seperti halnya ketika menyeduh kopi V60 favoritku. Selain itu teh seduh menurutku memberikan fleksibilitas yang lebih dalam mengatur tingkat kepekatan tehnya. Jika ingin teh yang lebih pekat, tinggal ditambah saja tehnya.


Teh seduh banyak sekali pilihannya, dari mulai merek lokal seperti Tong Dji (ini adalah salah satu merk teh seduh favoritku), Teh Poci, Dandang, Nyapu, Sintren, hingga teh impor seperti Dilmah, Twinnings, Ahmad Tea, dan TWG. Untuk teh merek lokal yang kusebutkan diatas biasanya potongan daunnya lebih besar dan kasar atau bisa dibilang teh tubruk. Seringkali tidak hanya berisi potongan daun juga tetapi ada juga potongan batang tehnya juga. Sementara itu teh impor biasanya potongan daunnya lebih kecil, dan tentunya hanya berisi daun tehnya saja, tanpa potongan batang teh.


Nah, teh tubruk yang kusebutkan diatas walaupun rasa dan aromanya khas di tiap mereknya, aku lebih menyukai teh yang potongan daunnya kecil. Salah satu kekurangan teh tubruk adalah dalam setiap takaran, komposisi daun, batang, dan remah-remahannya mungkin bisa berbeda-beda. Sehingga setiap seduhan mungkin akan memberikan rasa yang tidak konsisten. Sementara itu untuk teh yang potongan daunnya kecil, secara aroma mungkin kalah, tetapi secara rasa menurutku relatif lebih konsisten dibandingkan dengan teh tubruk. Sejauh ini yang kutahu untuk teh seduh dengan potongan daun yang kecil jarang sekali yang diproduksi lokal. Untuk teh kategori ini biasanya aku memilih English Breakfast yang diproduksi Dilmah & Twinnings. Rasanya tergolong “standar” tetapi tidak membuatku bosan walaupun dikonsumsi setiap hari.


Berawal dari iseng-iseng mencari alternatif dari teh English Breakfast di Tokopedia, aku menemukan teh merek Singabera, teh produksi lokal (dari Jawa Tengah) yang memiliki banyak pilihan rasa, dan tersedia dalam bentuk  teh celup maupun teh seduh. Harganya pun cukup bervariasi, tergantung dari campurannya. Melihat kemasan dan range harganya, teh Singabera ini menurutku sudah masuk kategori premium, bahkan harganya bisa setara ataupun lebih mahal dibandingkan dengan teh impor seperti Dilmah atau Twinnings. Menurutku cukup wajar sih mengingat campuran yang disediakan memang autentik, tidak standar, dan tidak akan ditemui di merek-merek impor diatas. Untuk produk yang murni hanya berisi daun teh, harganya malah jauh lebih terjangkau.


Beberapa produk campuran yang tersedia antara lain

  • Krakatau Sunrise: campuran nanas, strawberry, bunga mawar, dan lemon
  • Krakatau Sunset:  campuran teh hijau, strawberry, dan nanas
  • Petals of Aruna: campuran bunga mawar dan lavender
  • Seroeni Paradise: campuran teh hijau dan chrysantemum
  • Sare Moonlight: campuran fennel, lemon, chamomile, peppermint, dan lavender
  • Nyonya Grey: campuran teh hitam, bunga mawar, lavender, bergamot oil, dan nanas
  • Padang Vanilla: campuran teh merah dan vanilla oil
  • Madame Vanilla: campuran teh hitam dan vanilla
  • Dan produk-produk campuran lainnya


Yang aku suka dari Singabera ini adalah mereka menyediakan kemasan sample/tester, jadi bisa coba-coba dulu. Karena campurannya agak nggak standar, tentunya cukup beresiko jika aku membeli produk dengan kemasan standar (100 gr) dan ternyata aku kurang cocok dengan rasa dan aromanya. Harganya lumayan soalnya 😂. 


Nah setelah mencoba beberapa produknya, sejauh ini Krakatau Sunset adalah campuran favoritku. Aku suka dengan aroma mawarnya yang kuat, dan rasanya yang sedikit asam, yang didapat dari campuran lemon dan nanas. Nah berikutnya mungkin aku akan mencoba produk campuran yang lain, paling nggak menunggu stok Krakatau Sunset ku habis terlebih dahulu. Sayangnya sih untuk produk yang tidak menggunakan kantong teh (teh celup), kemasan terkecil yang tersedia diatas kemasan tester/sample adalah 100gr. Untuk hitungan teh seduh, 100gr ini lumayan banyak. Dengan frekuensi konsumsi setiap hari pun paling nggak 1 bulan baru habis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar