Aktivitas ini menjadi catatan tersendiri untukku, karena ini adalah jarak terpanjang yang pernah kucapai selama aku gowes. Rekor sebelumnya kurang lebih 260 an km, dan itu juga di rute yang sama ketika aku mengikuti event B250K di akhir tahun 2019. Selain itu rute Bintaro Loop ini juga cukup unik dan memberikan tantangan tersendiri karena di rute ini cukup sulit untuk bisa mendapatkan kecepatan yang cukup tinggi dan relatif stabil dikarenakan adanya lampu merah, fly over, dan segmen yang terbuka sehingga anginnya cukup kencang. Namun demikian berhubung sudah niat, alhamdulillah bisa tercapai juga.
Persiapan
Rencana awalnya aku akan gowes berdua bersama temanku, dan bergantian untuk menarik peloton untuk menghemat tenaga. Selain itu kita juga tidak berpatokan pada kecepatan, namun menggunakan zona 2 power. Kami memutuskan untuk parkir di Driving Range Bintaro mengingat tempat ini cukup ramai, berada di tengah-tengah rute, dan dekat McD yang kami ketahui ada musholla nya. Ternyata di Driving Range ini juga menyediakan toilet dan musholla juga, jadi tidak perlu ke McD lagi.
Untuk amunisi, kami menyiapkan pisang, air mineral, pocari sweat, susu, dan Infinit. Infinit ini adalah rekomendasi dari temanku yang konon nutrisinya lengkap dan ekspektasinya bisa menahan rasa lapar dan mencegah bonked. Rasanya menurutku cukup enak juga, mirip pocari sweat yang dicampur garam. Dengan asumsi asupan infinit ini cukup, seharusnya dari awal sampai akhir gowes kami tidak perlu makan berat lagi, sehingga mengurangi waktu istirahat.
Target awal kami, kecepatan rata-rata untuk gowes 500km ini sekitaran 30kph. Dengan perhitungan ini, berarti target moving time nya sekitar 17jam kurang. Harapannya ketika shubuh kami sudah mencapai 50% target atau 250km. Di waktu malam ekspektasi bisa menempuh jarak 100km sekali gowes, istirahat, lalu dilanjut lagi gowes 100km, istirahat lagi, dan gowes 50km sampai waktu shubuh. Setelah shubuh ini akan melihat sikon (kondisi perut, cuaca, dll) untuk memutuskan kapan akan beristirahat.
Dengan rencana awal ini, sebelum jam 3 sore kami bisa menyelesaikan jarak 500km. Ini benar-benar target yang sangat optimis. Walaupun pada akhirnya kecepatan rata-ratanya tidak meleset terlalu jauh, 17 jam lebih dengan kecepatan rata-rata 29++ kph, namun waktu istirahatnya ternyata tidak bisa disepelekan. Menambah waktu cukup banyak.
Hari H: Start s/d subuh
Kami mulai start setelah sholat Isya di jam 20:00. Pada waktu tersebut jalanan masih cukup ramai. Angin berhembus cukup kencang, terutama ketika melewati rute ke arah Graha Raya. Karena udara malam yang dingin, jadi tidak terlalu berkeringat. Namun karena adem inilah tanpa disadari, gowes di jam malam ini memerlukan energi yang cukup besar. Bisa terlihat bahwa rata-rata power yang kukeluarkan dan HR ku diatas rata-rata untuk kecepatan yang sama ketika gowes di pagi hari.
Rencana awalnya, setiap lap aku dan temanku akan bergantian narik. Namun pada kenyataannya aku jadi lebih banyak narik, karena sepertinya temanku sedikit kelelahan, ditambah lagi mungkin sebelumnya kurang tidur jadi ketika gowes sedikit mengantuk. Sampai subuh, jarak yang kami tempuh sudah 230km, dengan rata-rata kecepatan di 30kph, masih sesuai dengan target. Namun yang diluar perkiraanku adalah aku dominan jadi tukang tarik, sehingga energi yang dikeluarkan jadi lebih banyak dari estimasi awal.
Gowes malam memang sedikit ngeri-ngeri sedap. Aku sampai tidak berani membawa HP. Diatas jam 10 malam, jalanan sudah mulai sepi. Jalanan dari RSPI ke arah Graha justru malah ramai, disana banyak motor-motor berjualan minuman di sepanjang jalan. Dan beberapa orang berkumpul, mungkin ngobrol-ngobrol sambil ditemani minuman panas. Hingga jam 12 malam lewat, masih ada orang-orang yang berkumpul, termasuk orang-orang yang bermain stateboard. Mulai jam 1 malam, kulihat mobil patroli bergerombol, sepertinya mau membubarkan orang-orang yang masih berkumpul. Setelah itu jalanan benar-benar sepi.
Sampai subuh, bisa dibilang semua masih sesuai dengan rencana. Setelah 100km pertama kami gowes, istirahat 20menit. Lalu gowes lagi 100km non stop, dan beristirahat lagi 20 menit. Setelah 200km, temanku kelelahan dan meminta speed diturunkan. Aku agak sedikit lupa, namun di 30k terakhir menjelang subuh, kecepatan rata-ratanya sekitar 28kph saja. Mendekati shubuh, cuaca sedikit kurang bersahabat, hujan turun dengan intensitas diatas gerimis. Namun karena sudah nanggung dan masih bisa dilalui, kami lanjut gowes hingga jam 4:30.
Subuh s/d km 255
Kami sholat subuh di musholla yang berada di Driving Range. Toilet dan musholla nya bisa dibilang bersih. Bahkan di toiletnya disediakan kamar mandi juga. Waktu istirahat ini kugunakan sekalian untuk men-charge HP dan Wahoo ku yang memang tidak akan bertahan untuk full 500km. Aku sebenarnya tidak ingin lama-lama beristirahat di jam shubuh ini. Namun karena temanku sudah benar-benar mengantuk, jadinya tiduran dulu walaupun tidak lama.
Gowes dilanjutkan lagi sekitar jam 5:30. Hari sudah cukup terang, dan walaupun gerimis kami melanjutkan gowes. Kecepatannya masih tidak berbeda jauh dengan sebelumnya, bahkan cenderung lebih lambat karena terpaan angin menjadi lebih kencang karena gerimis. Nah sekitar jam 6:30, temanku bonked karena lapar, efek amunisi infinit sepertinya belum terasa. Aku juga merasa lapar tetapi alhamdulillah sih belum merasa bonked yah. Akhirnya kami putuskan untuk sarapan dulu ke pasar modern Bintaro. Kami makan bubur dan soto kudus, dan mungkin baru selesai jam 7:30.
Selesai sarapan, temanku sudah sangat mengatuk, dan memutuskan untuk menyudahi gowes di km 255.
Km 255 s/d Finish
250km terakhir ini adalah aktivitas yang terberat menurutku. Tidak hanya berat dari sisi fisik, tetapi dari sisi mental juga karena aku harus gowes sendirian. Pada hari itu juga tidak banyak peloton yang gowes sampai lewat jam 8. Kalaupun ada selalu berselisihan jalan. Memang pada akhirnya aku sempat ikut satu peloton namun tidak lama, mungkin hanya 1-2 lap saja.
Gowes dari semalaman sudah cukup membuat lelah. Kulihat kecepatan rata-rataku stabil berkisar di 29kph. Power dan juga HR ku stabil bermain di zona 2. Dengan jarak 250km++ ini tubuh seolah sudah memberi sinyal bahwa pace nya sudah tidak bisa dinaikkan lagi.
Semakin siang, cuaca semakin panas. Jika sebelumnya sekali gowes bisa dapat 100km, sesi siang ini istirahatku semakin sering. Dari mulai setiap 60km, hingga pada akhirnya setiap 3 lap/27km mesti beristirahat untuk minum. Di tengah hari, bahkan 2 bidon saja akan habis untuk 3 lap. Tantangan lain adalah terpaan angin. Setelah jam 12 siang, terpaan angin ketika gowes ke arah Graha semakin menjadi-jadi, menurutku jauh lebih kencang ketika malam.
Di sekitaran km 350an ban depanku bocor. Mengganti ban perlu waktu hampir 30 menit. Maklum nggak terlalu profesional. Dan karena wheelset yang kupakai yang rim nya tebal sementara pentil bannya pendek, aku pakai adapter lagi, dan ini ternyata bikin PR ketika memompa ban baru nya. Walaupun pada akhirnya berhasil setelah beberapa kali percobaan, aku sedikit trauma. Setelah insiden ini, aku kembali ke Driving Range dan mengganti wheelset dengan rim yang lebih pendek. Dan ini adalah keputusan yang tepat, rim pendek cenderung stabil ketika melawan angin.
Di 100km terakhir tantangannya semakin berat. Angin yang semakin kencang, stamina yang semalin menurun, dan jalanan juga menjadi lebih ramai. Walaupun lebih teduh, namun dehidrasi tidak bisa dihindari, aku tetap cepat merasa haus sehingga setiap 3 atau 4 lap mesti beristirahat untuk mengisi bidon. Jalanan yang ramai juga memperlambat kecepatan rata-rataku karena antrian lampu merah semakin panjang.
Menjelang maghrib sekitaran km 487 giliran Wahoo Elemnt ku yang bermasalah. Tetiba tidak bisa mendeteksi GPS sehingga mau gowes seberapa jauh pun jaraknya tidak bertambah. Sempat aku switch ke mode indoor lalu ke outdoor namun tidak menyelesaikan masalah. Menyebalkan sekali bukan, 13 km lagi menuju target malah ada saja cobaannya. Pada akhirnya aku kembali lagi ke mobilku dan memasang sensor speed di wheelset. Ternyata bisa menyelesaikan masalah, Wahoo ku sudah bisa mendeteksi jarak. Akhirnya kuselesaikan 1.5 lap terakhir sejauh 16km dan finish sekitar jam 7 malam dengan jarak 503km.
Ketika aku upload ternyata Strava tidak mengenali jarak 503km tetapi 487km. Sepertinya karena aku sempat switch mode dari outdoor ke indoor sehingga menyebabkan file FIT nya dianggap anomali oleh Strava. Tetapi aku sudah tidak ambil pusing. Yang penting sih targetku sudah tercapai.
Penutup
Rute Bintaro Loop cukup menantang untuk long ride dan sangat sulit disini untuk mendapatkan kecepatan diatas 32kph secara stabil. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah:
- Ada 3 lampu merah (dan sekarang ketika tulisan ini dibuat sudah ada 4) yang harus dilewati untuk 1x loop.
- Rute terbuka dari KFC ke arah Graha dan sebaliknya. Disini biasanya angin berhembus samgat kencang dan memerlukan energi ekstra bahkan hanya untuk mencapai kecepatan 30kpj.
- Rute tidak flat. Ada beberapa flyover yang harus dilewati, apalagi jika mengambil loop panjang hingga ke Bintaro eXchange.
- Jalanan cenderung ramai dan tidak steril terutama di sore hingga malam hari. Kombinasi lalu lintas yang ramai dinsore hari ditambah dengan beberapa lampu merah menambah waktu berhenti dan mengurangi kecepatan rata-rata.
Namun semuanya kembali ke masalah mental saja jika ingin gowes lebih dari 300km di rute ini. Pada teorinya jarak 300km masih memungkinkan untuk dicapai dengan start pagi-pagi setelah shubuh dan finish sebelum maghrib, dengan asumsi gowesnya lancar, tidak ada halangan, dan kecepatan stabil di 30kpj. Lebih dari 300km akan ada tantangan tersendiri seperti yang sudah diinformasikan diatas.
Beberapa tips jika ingin gowes lebih dari 300km di rute Bintaro Loop:
- Persiapkan sepeda dengan baik. Pastikan tidak ada masalah pada mekanik sepeda.
- Sediakan tools dan ban cadangan untuk antisipasi. Kalau perlu bawa lebih dari 2 ban cadangan.
- Membawa bidon lebih dari 1
- Persiapkan waktu yang tepat untuk memulai gowes. Jika gowes nya start dari malam hari ataupun mendekati tengah malam, pastikan tidak gowes sendirian. Faktor keamanan juga perlu dipertimbangkan.
- Persiapkan lampu sepeda depan dan belakang.
- Pilih titik start yang sesuai (yang menyediakan tempat istirahat, sholat, dll).
- Persiapkan logistik yang cukup (air, energy bar, cairan elektrolit, dll). Gowes di rute ini ketika siang hari yang terik bisa membuat tubuh dehidrasi tanpa disadari. Semakin siang perlu ada penyesuaian pada jarak yang ditempuh sebelum beristirahat.
- Usahakan gowes dengan kecepatan dan power yang stabil. Pastikan bermain di zona 2. Dan walaupun merasa kuat di awal-awal, jangan sesekali memaksakan untuk gowes diatas zona 2 untuk mengurangi resiko kram.
- Jangan lupa minum setiap beberapa saat sekali. Jika target jarak belum tercapai ketika akan break istirahat sementara air minum sudah habis, jangan dipaksakan. Lebih baik berhenti dulu untuk mengisi bidon. Jika terjadi dehidrasi parah efeknya mungkin tidak akan terasa pada saat itu, tetapi bisa terasa beberapa hari setelah gowes.
- Dan yang paling penting adalah mental. Karena rute ini bisa menjadi sangat membosankan, dan kita bisa kehilangan semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar