Rabu, Desember 30, 2020

Resolusi dan Harapan di 2021

Seperti biasanya, menjelang pergantian tahun, aku merasa perlu untuk menuliskan harapan dan resolusiku di tahun 2021. Walaupun resolusiku di tahun 2020 banyak yang tidak tercapai karena pandemi, namun bukan berarti aku akan melalui 2021 tanpa rencana. Belajar dari pengalaman di tahun 2020, sebenarnya untuk resolusi dan target pribadi tidak perlu muluk-muluk, yang penting adalah konsistensinya. Dengan demikian pada dasarnya resolusiku di tahun depan tidak akan banyak mengalami perubahan dibanding dengan tahun ini. 

Berikut adalah beberapa resolusi yang ingin kucapai di tahun 2021:


Menyisihkan 40% pemasukan untuk pos investasi

Seperti resolusi tahun sebelumnya, target 40% kurasa masih cukup masuk akal untuk diraih. Target ini tidak mudah, namun tidak terlalu sulit juga. Aku sengaja tidak mematok target diatas 40% walaupun di tahun 2020 ini realisasinya bisa diatas angka tersebut. Alasan utamaku adalah, aku berusaha untuk menyediakan buffer jika seandainya di tahun 2021 nanti ada kejadian-kejadian yang tidak terduga. Dan seperti biasa pos investasi yang menjadi targetku adalah saham dan sukuk, dengan target pembagiannya 50:50 untuk kedua pos investasi ini. Jika seandainya pandemi Covid-19 bisa berakhir lebih cepat, kuperkirakan target ini akan menjadi lebih berat untuk dicapai, karena tentunya pengeluaranku di pos-pos yang lain akan meningkat.


Rebalance Portofolio Saham vs SBN

Di tahun 2021 kuperkirakan ekomomi akan pulih dari pandemi. Aku berharap kinerja portofolio sahamku di tahun 2021 mengalami perbaikan. Melanjutkan rencanaku di tahun sebelumnya, aku menargetkan untuk menyiapkan dana sebesar X untuk aku investasikan ke portofolio SBN/sukuk. Harapannya sebagian besar dananya disini diperoleh dari penjualan saham yang memang sudah kurencanakan untuk segera kulepas jika harga pasarnya sudah lebih tinggi dari harga pembelianku.


Berkaca dari pengalamanku di bulan Maret lalu, dimana ketika banyak flash sale besar-besaran di pasar saham, dana cash ku tidak terlalu banyak, sehingga hanya bisa melongo ketika saham-saham yang kuincar harganya turun drastis. Mau menambah posisi namun dana terbatas. Alhasil hanya bisa membeli sebagian kecil saja. Nah karena itulah aku merasa perlu melakukan diversifikasi ke portofolio semacam SBN. Dengan asumsi pemerintah akan mengeluarkan produk sukuk baru setiap 3 bulan, ekspektasiku kedepannya setiap 3 bulan akan ada dana yang cair dari sukuk yang sudah jatuh tempo. Jika pada saat itu pasar saham sedang banyak diskon, aku masih memiliki dana cadangan. Kalaupun market sedang bullish/euforia, aku tinggal memasukkan lagi ke sukuk.


Rebalance Portofolio di Saham

Di tahun 2020 ini mulai mengubah strategi investasiku di saham. Jika sebelumnya porsiku banyak di saham-saham yang kuperkirakan pertumbuhannya akan tinggi, di tahun 2020 aku lebih fokus pada saham perusahaan yang memenuhi kriteria berikut: utang minim (rasio DER rendah), cash rich, yield dividen tinggi. Dan hasilnya langsung terasa, melihat jumlah dividen yang kuterima selama tahun 2020 ini. Walaupun di bulan November lalu kenaikannya mungkin tidak setinggi saham-saham bluechip yang lain, paling nggak aku merasa lebih tenang untuk hold dalam waktu yang lama.


Kondisi saat ini, saham-saham yang memenuhi kriteria diatas hanya merefleksikan sekitar 40% dari total portofolioku. Targetku untuk tahun 2021 adalah 70% portofolioku berisi saham-saham defensif yang memberikan return dividen yang baik, minimal diatas suku bunga BI. Ada beberapa saham yang menjadi targetku untuk kulepas dan di rebalance, namun demikian karena harga pasarannya saat ini masih dibawah harga rata-rata pembelianku, jadinya belum bisa kujual. Semoga saja di tahun 2021 performanya lebih baik sehingga aku bisa exit tanpa merealisasikan kerugian. 


Target bulanan untuk gowes

Seperti biasa, setiap bulan kutargetkan untuk bisa melakukan long ride minimal 100km outdoor. Selain aku menargetkan untuk bisa gowes sejauh 1600km setiap bulannya. Tentu saja ini dengan asumsi kebijakan WFH masih berlaku. Jika sudah tidak berlaku lagi, maka target 600km dalam sebulan masih cukup masuk akal. 


Long Ride 300km

Di tahun 2021, aku menargetkan untuk bisa melakukan long ride sejauh minimal 300km sekali gowes. Aku berharap sih ada event yang bisa kuikuti yang jaraknya minimal 300km. Namun jika memang tidak memungkinkan gowes mandiri pun tidak masalah.


Kenaikan FTP minimal 5%

FTP atau Functional Treshold Power adalah power maksimal yang bisa dikeluarkan selama aktivitas bersepeda selama 1 jam. Di tahun 2021, targetku adalah kenaikan angka FTP sebesar minimal 5% dari angka FTP ku saat ini. Aku belum ada bayangan untul mencapai target ini, karena menaikkan angka FTP sebesar 10 watt saja sudah cukup sulit. Setelah disiplin latihan pun hasilnya belum tentu sesuai dengan ekspektasi. Karena itulah aku tidak ingin mematok target yang kurang realistis. Dan angka 5% untuk permulaan sudah cukup moderat.


12 buku Non Fiksi

Aku menargetkan untuk membaca 1 buku setiap bulannya. Sehingga jika ditotal, jumlah buku yang kubaca sebanyak 12 buku dalam 1 tahun. Target yang tidak terlalu sulit, namun aku merasa tetap perlu memasukkan ini ke dalam resolusiku agar bisa aku monitor pencapaiannya. Dalam 2 tahun belakangan ini pemahamanku terkait dengan investasi dan personal finance banyak dipengaruhi oleh buku-buku yang kubaca. Dan kurasa walaupun intangible, membaca buku adalah salah satu investasi terbaik yang bisa kulakukan.


Liburan ke luar 6x dalam 1 tahun

Resolusi ini mungkin akan sangat tergantung dengan perkembangan pandemi Covid-19 yang belakangan justru jumlah kasusnya semakin meningkat. Target 6x dalam 1 tahun ini menggunakan asumsi bahwa kondisinya sudah memungkinkan untuk bebas bepergian ke luar kota. Dan berhubung aku dan istriku sebenarnya tipikal yang sedikit malas untuk keluar rumah,  liburan keluar kota ini menjadi tantangan tersendiri.


Sementara resolusiku tahun depan cukup 8 saja dulu. Semoga saja harapan-harapan in bisa tercapai semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar