Senin, Desember 21, 2020

Kontemplasi 2020

Tahun 2020 sebentar lagi akan berakhir. Ini adalah tahun yang berat, dimana efek pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan di banyak hal dan memaksa orang-orang untuk beradaptasi dengan kondisi apa yang disebut dengan new normal. Termasuk juga dengan rencana dan resolusiku di tahun ini, ada beberapa yang memerlukan penyesuaian dan bahkan dicoret dari daftar. Namun demikian pandemi ini membuka pintu-pintu peluang lainnya yang kurasa cukup layak untuk dijadikan resolusi di tahun-tahun berikutnya.

Namun sebelum menuliskan resolusiku untuk tahun-tahun berikutnya, aku akan mencoba me-review pencapaian resolusiku di tahun 2020 ini:

Bye-bye gorengan & konsumsi daging merah
Di era pandemi, resolusi ini menjadi tantangan tersendiri. Karena aku selalu makan di rumah, tidak ada pilihan lain selain makan apa yang sudah dimasak dan disediakan. Beruntung daging merah bukan salah satu menu yang selalu ada karena ada pilihan lain seperti ikan ataupun daging ayam. Tantangan terbesar justru ada di gorengan. Dalam 1 minggu selalu saja ada masakan yang digoreng, entah itu tahu, tempe, ikan, ayam, hingga cemilan-cemilan untuk sarapan. Untuk menyeimbangkannya aku biasanya meminta istriku agar lebih sering memasak sayuran hijau seperti sayur kacang, bayam, daun singkong, cah kangkung, dan mengurangi lauk yang menggunakan santan.

Investasi di SBN/Sukuk sampai dengan X di akhir tahun 2020
Resolusi ini gagal kueksekusi, target dana yang aku rencanakan untuk diinvestasikan di SBN tidak mencapai target. Beruntung ini bukan disebabkan karena dananya tidak ada, tapi aku urungkan untuk aku masukkan semua ke SBN. Ada 3 alasan mengapa aku putuskan untuk tidak memasukkan 100% dana yang sudah kurencanakan sebelumnya ke SBN:

  • Suku bunga Sukuk yang ditawarkan pemerintah tidak terlalu menarik. Lebih rendah daripada tahun lalu. 
  • Sebagian dana untuk investasi di Sukuk/SBN renananya akan aku ambil dari penjualan saham dari beberapa emiten di portofolioku. Namun apa daya karena pandemi, yang market value nya masih minus.
  • Ketika pandemi mulai melanda, aku melihat banyak flash sale di pasar saham. Dan berdasarkan penilaianku, investasi pada saat pandemi seperti ini lebih menarik dibandingkan dengan investasi di Sukuk. 

Dengan alasan ini dana yang aku alokasikan ke SBN hanya menjadi 25% nya saja. Sisanya 75% kumasukkan ke pasar saham secara bertahap dari bulan Maret hingga bulan Oktober. Dan ketika pasar sudah mulai bullish dari bulan November ini, aku merasa telah mengambil keputusan yang tepat.

Menyisihkan 40% pemasukan untuk pos investasi
Resolusi ini pada awalnya bisa dikatakan cukup menantang karena perlu kedisiplinan dalam mengatur keuanganku setiap bulannya. Namun dengan adanya pandemi Covid-19, otomatis banyak pos-pos pengeluaran yang turun cukup signifikan yang pada akhirnya memudahkanku dalam menyisihkan dana. Sampai tulisan ini dibuat, resolusi ini bisa dikatakan sudah tercapai, dengan persentase yang telah kusisihkan di pos investasi mencapai 52% dari total pemasukanku. Kurasa sampai akhir tahun pun angkanya tidak akan berubah terlalu signifikan.

Angka sebenarnya untuk pos investasi ini mungkin akan lebih besar, karena yang kuhitung adalah jumlah yang kumasukkan ke pos saham dan SBN. Sementara untuk dana cash yang mengendap di tabungan dan belum digunakan untuk konsumsi tidak aku masukkan dalam perhitungan.

Liburan ke luar kota 4-6x dalam 1 tahun
Resolusi ini gagal untuk kueksekusi. Selama tahun 2020 ini tidak ada aktivitas ke luar kota sama sekali bersama dengan keluargaku. Untuk sementara ini aku cari aman saja, sampai pandemi Covid-19 ini berakhir dan vaksinnya sudah didistribusikan ke masyarakat. Bahkan untuk sekedar berlibur ke wilayah yang masih terhitung dekat dengan Jakarta saja aku berpikir dua kali. Dan setelah kupikir baik-baik pun baik aku dan keluargaku sejauh ini masih bisa menikmati akhir pekan di rumah walaupun tidak kemana-mana.

Resolusi ini masih akan menjadi resolusiku di tahun depan. Dan semoga saja tahun depan pandemi sudah berakhir sehingga aku bisa leluasa untuk bepergian bersama keluargaku ke luar kota.

Resolusi Olahraga
Resolusi olahraga ku bisa dibilang so-so. Untuk aktivitas bersepeda bisa dibilang over achieve. Sementara untuk aktivitas lari bisa dibilang gagal, aku hanya bisa bertahan hingga tengah tahun saja mempertahankan aktivitas lari ku walaupun 1 bulan sekali. Somehow bukannya aku tidak suka aktivitas lari, tetapi bersepeda terasa lebih menyenangkan. Mungkin aku masih akan berpikir dua kali untuk memasukkan aktivitas berlariku ini dalam resolusi tahun depan.

Untuk aktivitas bersepeda, sejak awal mula WFH, frekuensinya semakin sering. Dan sekarang bisa dikatakan tiap hari tidak pernah bolong untuk bersepeda, baik indoor menggunakan trainer maupun outdoor. Rata-rata tiap minggu aku menempuh jarak 400-450km, dan di tiap akhir pekan selalu kuusahakan untuk melakukan long ride dengan jarak minimal 100km. Dari 4 resolusi olahragaku, berarti hanya 2 yang tercapai: badge granfondo setiap bulan dan gowes dengan jarak tempuh 500km setiap bulan. Sementara resolusiku yang tidak tercapai adalah melakukan aktivitas lari minimal 5km 1x dalam 1 bulan dan mengikuti minimal 4 event di 2020. Di tahun 2020 ini banyak event bersepeda yang dibatalkan, pada akhirnya sih event-event yang ada hanya yang diadakan oleh komunitas dan untuk anggotanya saja. Dan berhubung masih pandemi, aku merasa perlu untuk menjaga jarak agar setiap kali melakukan aktivitas bersepeda, tidak melibatkan terlalu banyak orang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar