Kamis, Februari 04, 2016

Catatan 2015

Tahun 2015 telah berlalu dan meninggalkan beberapa catatan untuk perbaikan di tahun 2016. Untuk me-review target-targetku selama 2015 ini aku akan mencoba membandingkan dengan resolusi dan harapanku di tahun 2015 ini. Jika dilihat secara sekilas, ada beberapa resolusi yang memiliki pencapaian yang baik, dan beberapa lainnya dengan hasil yang tidak terlalu menggembirakan. Oke, mari kita lihat satu persatu:


Resolusi Keuangan: Investasi
Targetku adalah menyisihkan 35-40% dari pemasukanku untuk investasi. Di tahun 2015 ini ada beberapa pengeluaran yang menurutku cukup signifikan dan bisa aku kategorikan ke dalam pemborosan. Yeah.. Terkadang keinginan menjadi prioritas nomor 1 jika dibandingkan dengan kebutuhan, terlebih lagi jika diimbangi dengan kemampuan. Pemborosan menurut definisiku adalah pembelian barang yang tidak perlu, baik itu yang mampu ataupun tidak mampu dibeli. Tercatat di tahun 2015 ini aku melakukan pembelian handphone dan sepeda masing-masing sebanyak 2 kali.

Namun demikian, target resolusi keuanganku masih bisa tercapai. Berdasarkan perhitungan kasarku, persentase dana yang aku sisihkan untuk investasi mencapai 47% dari total pemasukan selama tahun 2015. Seperti tahun sebelumnya, aku akan mencoba menulis artikel mengenai catatan keuanganku selama 2015 yang lebih detail.

Dana yang berhasil aku sisihkan untuk investasi aku sebar ke dalam instrumen saham dan deposito sesuai dengan Plan A ku dengan porsi kurang lebih 65 untuk saham dan 35 untuk deposito. Yah, rupanya tahun 2015 bukan tahun yang terlalu bagus untuk investasi saham. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dan isu-isu global lainnya menyebabkan IHSG terkoreksi lebih dari 15% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Namun demikian, namanya juga investasi, selalu ada resiko.

Sementara itu, untuk rencana pembelian rumah sesuai dengan Plan B nya belum kesampaian. Selain masalah dana yang belum mencukupi, kriteria rumah yang aku idamkan belum aku temukan. Harapanku sih ukuran rumahnya nggak terlalu besar, tetapi luas tanahnya cukup besar agar sewaktu-waktu bisa di extend jika memang sudah diperlukan tanpa perlu banyak me-renov.

Olahraga Rutin
Resolusi ini telah berhasil aku lakukan dengan pencapaian yang bisa aku bilang sangat baik. Sampai akhir tahun 2015 lalu, bisa dibilang aku olahraga/bersepeda minimal 3 kali dalam seminggu. Akhir pekan pasti aku usahakan untuk bersepeda walaupun cuma sebentar. Plus 1 hari lagi di hari kerja untuk bersepeda 45 menit sebelum berangkat ke kantor.

Terlebih lagi peningkatan frekuensi berolahraga ini meningkat sejak aku membeli sepeda baru dengan spesifikasi sesuai dengan style bersepedaku: sepeda XC dengan bahan karbon. Sejauh ini sepeda ini sangat cocok untuk melibas trek XC dan medan on road dengan tanjakan curam sekalipun. Dan sepanjang 2015 lalu, sepeda baruku ini telah menemaniku melibas jalanan sepanjang lebih dari 3000 km.

Sepeda yang aku beli tersebut harganya ya lumayan lah. Yang jelas sih bukan kelas low end lah ya. Dulu aku berpikir bahwa yang komitmen dan aktivitas gowesnya lebih penting daripada sepeda itu sendiri. Namun sekarang aku berpikir bahwa sepeda yang bagus selama memang masih mampu dibeli dan bisa menjustifikasi komitmen diatas, tidak masalah untuk dimiliki. Asal jangan sudah membeli sepeda mahal-mahal tapi dipakai cuma sesekali saja.

Ditambah lagi di akhir tahun 2015 lalu aku membeli sepeda khusus untuk on road alias Road Bike. Style bersepedaku dalam beberapa bulan belakangan ini sedikit bergeser dari XC ke On Road. Bukan masalah apa-apa sih, sejak musim hujan telah tiba, jalur-jalur XC favoritku seperti JPG ataupun JPB jadi kurang nyaman untuk dilalui. Mencari waktu yang benar-benar optimal untuk menikmati trek tersebut sangatlah sulit karena namanya cuaca tentunya sulit untuk diprediksi.

Dengan pertimbangan diatas, akhirnya kuputuskan untuk membeli Road Bike dengan harga yang masih sebanding lah dengan MTB carbon ku. Dengan Road Bike, aku bisa lebih efisien dalam bersepeda. Rasio jarak vs waktu nya lebih besar dibandingkan dengan MTB yang artinya dalam waktu yang sama, aku bisa mengeksplorasi jarak yang lebih jauh.

Resolusi edisi tambahan: gowes 50km dalam seminggu
Sejak resolusi edisi tambahan ini aku canangkan, pencapaian hingga akhir tahun 2015 lalu 100%. Artinya dalam seminggu pasti ada aktivitas bersepeda dengan jarak minimal 50km. Bahkan belakangan sejak membeli Road Bike, target ini menjadi semakin mudah untuk aku capai. Target jaraknya sendiri sih tidak terlalu sulit untuk dicapai, yang lebih sulit adalah memastikan bahwa tidak ada minggu yang bolong.

Go Green
Ini menjadi salah satu resolusi yang agak sulit untuk diukur tingkat keberhasilannya. Yah pada intinya sih sepanjang tahun ini aku telah berusaha untuk tidak terlalu memboroskan sumber daya yang ada:
  • Naik kendaraan umum untuk pulang pergi ke kantor. Ditambah lagi dari stasiun hingga halte busway aku membiasakan untuk berjalan kaki.
  • Seluruh lampu di rumahku sudah menggunakan LED
  • Peralatan-peralatan yang menggunakan baterai seperti mouse, lampu senter, lampu sepeda, jam dinding, dan lain-lainnya telah aku gant dengan baterai yang rechargeable.
  • Mengurangi konsumsi daging/protein hewani. Konon katanya sih untuk memproduksi daging, diperlukan lebih banyak air dibandingkan dengan memproduksi sayuran dengan jumlah yang sama.

Liburan ke Luar Kota
Pencapaian untuk resolusi sangat mengecewakan karena tidak ada realisasinya. Di satu sisi, aku tipikal orang yang mau terima beres, jadi agak-agak males kalau misalnya disuruh menentukan tempat wisata + itinerarynya. Dan ternyata kondisi ini sebelas dua belas dengan istriku. Jadilah semuanya tinggal rencana.

Menulis blog
Berdasarkan jumlah tulisanku di blogku selama tahun 2015, jumlahnya berkurang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedikit mengecewakan memang. Namun aku akui waktu untuk menulisku juga berkurang karena aku gunakan untuk kegiatan olahraga/bersepeda. Untuk bisa memproduksi satu tulisan/artikel yang kualitasnya cukup bagus, perlu waktu beberapa jam, dari mulai mencari ide, menulis, hingga memposting nya di blog. Beberapa jam jika aku konversikan ke dalam mileage bersepeda, bisa menjadi puluhan kilometer.

Work smart
Yeah.. tahun 2015 ini menurutku luar biasa. Sejak adanya program Kompor Budaya di kantorku, yang tujuannya untuk mengurangi entropi, pekerjaan di kantorku lebih terkelola dengan baik lah. Selama 2015 ini, jam kerja cenderung merata dan stabil, alias jarang pulang sampai telat-telat banget. Kunci utamanya sih mengurangi kebiasaan untuk menunda pekerjaan. Dan aku pun berusaha untuk membuat daftar pekerjaan + skala prioritas agar pekerjaan di kantor bisa aku selesaikan sesuai dengan harapanku. Ditambah lagi dengan kondisi kantor yang kondusif, jarang sekali aku membawa pekerjaan ke rumah.

Mengurangi jumlah barang
Resolusi untui mengurangi jumlah barang telah berhasil aku lakukan, walaupun bisa dibilang belum terlalu optimal. Barang-barang yang aku kurangi hanya sebatas pakaianku saja, yang memang sudah jarang aku gunakan dan memenuhi lemari. Diluar itu belum terlaksana sama sekali. Kendalanya adalah untuk membereskan barang-barang diluar barang pribadi seperti pakaian perlu didiskusikan dulu dengan istriku. Dan sejauh ini, aku akui memang kurang niat juga, baik dari aku sendiri maupun istriku untuk bisa mengurangi barang-barang rumah tangga yang memang sudah tak layak pakai ataupun layak pakai tetapi jarang digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar