Oke.. Cukup intronya. Jadi begini lah ceritanya. Minggu lalu, aku dan seorang temanku hendak bergowes ria dari Gadog ke Cipanas PP. Tujuanku awalnya sih mencari elevation gain alias pengen nyari tanjakan, dan kebetulan temanku ini mau aku ajakin untuk bergabung. Sebenarnya sih penasaran dengan trek pada acara gowes yang diadakan Kompas Gramedia tanggal 20 Februari ini. Karena acaranya hari Sabtu dan sepertinya bakalan kesorean pulangnya kalau aku ikutan, jadi lah aku berinisiatif untuk menjajal rutenya tanpa perlu ikutan acaranya.
Start dari Gadog jam 6:30, yang menurutku sudah kesiangan. Sampai di Mang Ade kira-kira jam 8 pagi yang menurutku ini sebuah achievement yang luar biasa. Terakhir melalui jalur ini, aku memerlukan waktu kurang lebih 2 jam. Mungkin karena sebelumnya gowes muter-muter di Sentul terlebih dahulu, sehingga ketika melalui rute Gadog - Mang Ade, stamina sudah lumayan terkuras. Jalur sepanjang kurang lebih 21 km dari Gadog hingga Mang Ade, menurutku tidak terlalu berat, tanjakannya memang panjang sih, tapi cukup landai. Ada beberapa titik yang cukup curam, salah satunya tanjakan di Hotel Pardede.
elevasi dari Gadog s/d titik finish |
Finish di Guest House Kompas Gramedia |
Pulangnya sedikit lebih santai. Berfoto ria dulu di depan istana Cipanas, sekalian sambil lewat. Setelah itu, tantangan baru pun dimulai. Rute tanjakan kurang lebih 5km sampai Mang Ade terasa sangat berat. Ini adalah ujian mental. Biasanya rute pulang tinggal turunan, lha ini masih menyisakan tanjakan. Tanjakannya menurutku tidak terlalu curam, tetapi karena energi sudah terkuras pada waktu rute berangkat, menjadikan tanjakan dengan grade ringan terasa sangat berat.
Narsis dulu di depan istana Cipanas |
Pada saat itu aku masih bisa berdiri, walaupun rada puyeng. Kulihat ada darah menetes dari mukaku. Berhubung masih bisa berjalan, aku pinggirkan sepedaku yang kebetulan tak jauh dari Gunung Mas, dibantu oleh temanku yang beruntungnya dia nggak apa-apa. Setelah melihat kondisi yang terjadi, rupanya cukup parah: tangan kiri dan tangan kananku luka, pipi sebelah kanan baret, dagu sobek, dan bahuku terluka cukup parah, bajuku saja sampai sobek, dan yang terakhir adalah pergelangan tangan kananku agak sakit. Aku bersyukur kakiku nggak apa-apa. Luar biasanya lagi, sepedaku juga nggak apa-apa. Hanya briefternya agak bengkok dan bar nya sedikit terputar ke bawah. Melihat kondisi sepedaku sepertinya setelah menabrak aku jatuh kedepan. Karena aku menggunakan sepatu yang menggunakan cleat, pada saat tabrakan kakiku masih tersangkut di pedal. Sehingga ketika menabrak, teorinya sih sepedanya harusnya terangkat ke depan. Masuk akal juga mengingat kakiku nggak kenapa-kenapa dan sepedaku hanya bagian depannya saja yang terkena impact.
Dagu sobek |
Informasi dari temanku, tak jauh dari lokasi ada rumah sakit. Dan berhubung aku masih cukup kuat, jadi lah lanjut bersepeda dari lokasi. Setelah turun kurang lebih 2 km, akhirnya sampai juga di klinik di daerah Tugu. Tanpa basa basi, lukaku langsung dibersihkan. Daguku pun dijahit 3 jahitan. Luka pada tangan ternyata paling perih ketika dibersihkan dengan betadine, ngalah-ngalahin luka pada dagu. Jadi ingat ketika anakku yang paling besar jatuh dari sepeda dan diberikan betadine sampai nangis-nangis dan trauma. Hehe.. Ternyata betadine itu mengerikan juga.
Setelah beres, aku dan temanku masih melanjutkan lagi perjalanan hingga ke Gadog. Jarak yang ditempuh sekitar 13km. Sedikit kaget juga sih melihat lukaku yang cukup parah, aku masih bisa bertahan dan gowes sejauh itu. Beruntung jalanannya lumayan macet, jadi nggak terlalu ngebut waktu turun. Pergelangan tangan kananku terasa sangat sakit ketika gowes turun. Namun kupaksakan saja, biar bisa segera sampai di Gadog.
Sesampainya di Gadog, aku beristirahat sebentar, dan pada saat itu aku baru menyadari ada yang salah dengan gigiku. Yeah.. Ternyata ada 2 gigi gerahamku yang sepertinya rusak karena benturan keras di dagu. Fiuh… Nambah lagi deh nih PR nya. Setelah kejadian ini sepertinya aku akan libur gowes dulu dengan road bike untuk rute-rute dengan tanjakan & turunan ekstrim. Rada parno juga sih dengan remnya, terutama di turunan tajam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar