Rabu, Januari 06, 2016

My First 100km ride

Tanggal 3 Januari 2016 menjadi hari yang cukup bersejarah dalam aktivitas gowesku. Di hari itu, untuk pertama kalinya aku bersepeda sejauh 100km. Rekor terjauhku sebelumnya adalah 80km dengan rute yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari rumahku. Hanya karena rutenya memutar, jarak tempuhnya menjadi jauh. Sementara untuk gowes 100km kali ini, rute yang aku ambil adalah Rumah - Serpong - Parung - Bogor - Parung - Pamulang - Rumah.

Sudah cukup lama niatku untuk bersepeda dengan jarak minimum 100km. Selama ini belum kesampaian karena aku nggak cukup pede dengan kekuatanku yang tentunya akan mempengaruhi waktu tempuhnya. Semakin lama, artinya aku harus bergowes ria dibawah teriknya sinar matahari di tengah hari. Pertimbangan lainnya lebih ke persiapan dan mental. Bagaimana jika nanti terjadi apa-apa di tengah aktivitas dan ternyata malah membuatku kerepotan sendiri.


Ekspektasi awalku sih bisa gowes ramai-ramai, walaupun kecepatan yang didapat mungkin akan sedikit lebih lambat jika gowes sendiri, namun paling tidak aktivitasnya lebih seru dan akan lebih tidak terasa karena bisa ngobrol sepanjang jalan. Namun melihat peminat gowes jarak jauh di grup gowesku tidak terlalu banyak, dan belum lagi masalah-masalah seperti titik kumpul dan sulitnya mengatur jadwal, rasa-rasanya akan sulit untuk merealisasikannya. Akhirnya aku putuskan untuk gowes sendirian, sekalian aku juga ingin mengukur sampai sejauh mana level ketahananku. Sehingga jika nanti aku berencana untuk acara gowes yang lebih jauh, bisa aku perkirakan waktu tempuhnya.

Persiapanku cukup minimalis. Peralatan yang aku bawa: pompa portabel, ban dalam (untuk jaga-jaga walaupun sudah menggunakan ban tubeless), tool & kunci untuk sepeda, charger + power bank, air minum. Berhubung jaraknya cukup jauh, aku berharap bisa membawa perlengkapan sesedikit mungkin di tasku, agar tidak menyiksa punggungku.

Total jarak yang aku tempuh 100km lewat dikit dan aku selesaikan dalam waktu kurang lebih 3 jam 46 menit dengan kecepatan rata-rata 26km/jam. Karena kota Bogor posisinya lebih tinggi daripada Ciputat, maka rute ketika berangkat jalanannya sedikit menanjak, namun seharusnya tidak berasa sih, mengingat perbedaan ketinggian antara Ciputat dan Bogor sekitar 200m, namun jarak tempuhnya sekitar 50km.

Kondisi jalan yang aku lalui cukup bervariasi. Kondisi jalanan sejauh kurang lebih 10km dari Serpong hingga Parung menurutku paling tidak oke. Di sepanjang perjalanan ada beberapa ruas jalan yang kondisinya berlubang, sepertinya sih karena hujan deras + banjir ketika hujan. Untuk ukuran MTB sih masih bisa dilewati, tetapi ya jangan berharap bisa ngebut disini.

Sementara itu, rute Parung sampai ke Bogor, jalanannya mulus. Ada beberapa polisi tidur, tetapi masih bisa dilalui dengan kecepatan tinggi. Walaupun jalanannya ramai, aku merasa cukup aman karena ada 4 jalur dan ada separator di tengah jalannya. Sepeda motor dan mobil cenderung menggunakan jalur yang lebih cepat, sehingga resiko terserempet lebih kecil lah. Selain itu, tidak banyak truk dan angkot yang melintas, baik ketika berangkat maupun di perjalanan pulang.

Start dari rumah pukul 6 lewat, aku sampai di Bogor sekitar jam 8 untuk kemudian mampir di rumah orang tuaku. Namanya juga mampir, nggak mungkin cuma sebentar kan. Akhirnya aku istirahat dan ngobrol-ngobrol selama 1,5 jam. Dan melanjutkan lagi perjalanan pulang sekitar pukul 9:30. Berhubung jalanannya cenderung menurun, aku bisa lebih ngebut dan mengurangi waktu tempuhnya. Hingga pasar Parung, kecepatan rata-rataku 31km/jam, sedikit kaget juga sih bisa mencapai kecepatan tersebut dala jarak yang cukup jauh. Padahal selama gowes rasa-rasanya nggak cepet-cepet banget, entah apa karena jalanannya yang cenderung menurun atau karena jalan aspalnya yang lumayan mulus.

Akhirnya aku sampai rumah sekitar jam 11:30. Perjalanan pulang menurutku cukup melelahkan karena terik matahari yang sangat menyengat. Aku hanya berhenti sekali, gara-gara ada yang jual es tebu kesukaanku di pinggir jalan, dan godaan ini tak bisa aku abaikan. Apalagi cadangan air minumku juga sudah hampir habis.

Next time, sepertinya aku akan mencoba gowes lagi ke Bogor namun kali ini dengan menggunakan Road Bike. Secara teori, seharusnya waktu tempuhnya lebih cepat. Namun, membawa road bike dengan rute jauh ini aku masih belum pede. Dengan posisi bersepeda yang lebih bungkuk, aku nggak yakin apakah punggungku bakalan nyaman untuk waktu yang lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar