Inikah cinta??
Jika hati ini selalu memikirkannya
Inikah cinta??
Jika hidup terasa hampa tanpa kehadirannya
Inikah cinta??
Jika aku selalu mengingat dirinya
Inikah cinta??
Ketika aku tak kuasa dan malu memandangnya
Inikah cinta??
Ketika semua yang kumiliki tak bernilai dibandingkan dengan keanggunannya
Inikah cinta??
Ketika kehadirannya selalu aku nantikan
Inikah cinta??
Ketika perhatianku senantiasa tercurah untuknya
Inikah cinta??
Ketika pengorbanan telah mengalahkan ego
Inikah cinta??
Ketika aku lebih memikirkan dirinya dibandingkan dengan diriku
Inikah cinta??
Ketika dia selalu terlihat indah dimataku
Inikah cinta??
Jika ucapannya terdengar bagai bait-bait syair
Inikah cinta??
Jika kepergiannya menyayat hati
Inikah cinta??
Jika semuanya selalu datang dan pergi
Inikah cinta??
Jika aku telah menulis bait-bait ini
Hanya untuk bertanya inikah cinta
Rabu, Oktober 29, 2008
Senin, Oktober 27, 2008
SMS Please
I hate it, when I was in the middle of my activity - doing something that need some concentration, my phone rang. I lost my track on my work. And damn, it came from one of Content Provider's technical staff. I didn't answer the call. But I knew, there is something wrong. After my phone stopped ringing, I turned it off, and continued working on my interrupted job.
Two hours later, I finished my work and turned my phone on. Immediately, three messages came in. Yeah, one notification message - informed me that someone had called me during my phone was turned off, and two remaining messages came from the CP who previously called me. I replied it, said the problem has been followed up to IT guys and to wait. Because I have no access to the production server. So both he and me, can only wait and wait until our IT staff take an action. And after that, I didn't received any reply message.
Yup, that incident happened to me last Saturday night. It's not the matter about the guy who complained a problem on our network. It's the matter on how he conveyed his complaint. It was on weekend, and it's my holiday. So, for any urgent matter like that, I hate if someone called and rang my phone just only to talk about my job in my office, especially when it's related to a problem. I really appreciate when someone send me a short message to deliver his complaint. Of course, this rule is only applicable on my weekend and holiday, except it came from my colleagues in my office. Hehehe
Why do I hate it? First reason is, it really bother me, especially when I was in the middle of something that I need my mind to be focused. I usually do not let my phone far away from me. So I would notice when there was any incoming message. It's enough to inform me that there was something wrong
Second, I expect our partner appreciate my time on weekend. In my opinion, calling somebody else just only to talk something related to their job is categorized as an impolite manner. Weekend is a time when people should free themselves from their work. Therefore, when we want to 'trouble' someone else, it's better to SMS instead of making a phone call.
Third, SMS make me possible to reply it later. Unlike a phone call which interrupted our activity when we answer it, a SMS could be opened and replied later. It is flexible and do not interrupt our activity except its ringing tone. :P
Two hours later, I finished my work and turned my phone on. Immediately, three messages came in. Yeah, one notification message - informed me that someone had called me during my phone was turned off, and two remaining messages came from the CP who previously called me. I replied it, said the problem has been followed up to IT guys and to wait. Because I have no access to the production server. So both he and me, can only wait and wait until our IT staff take an action. And after that, I didn't received any reply message.
Yup, that incident happened to me last Saturday night. It's not the matter about the guy who complained a problem on our network. It's the matter on how he conveyed his complaint. It was on weekend, and it's my holiday. So, for any urgent matter like that, I hate if someone called and rang my phone just only to talk about my job in my office, especially when it's related to a problem. I really appreciate when someone send me a short message to deliver his complaint. Of course, this rule is only applicable on my weekend and holiday, except it came from my colleagues in my office. Hehehe
Why do I hate it? First reason is, it really bother me, especially when I was in the middle of something that I need my mind to be focused. I usually do not let my phone far away from me. So I would notice when there was any incoming message. It's enough to inform me that there was something wrong
Second, I expect our partner appreciate my time on weekend. In my opinion, calling somebody else just only to talk something related to their job is categorized as an impolite manner. Weekend is a time when people should free themselves from their work. Therefore, when we want to 'trouble' someone else, it's better to SMS instead of making a phone call.
Third, SMS make me possible to reply it later. Unlike a phone call which interrupted our activity when we answer it, a SMS could be opened and replied later. It is flexible and do not interrupt our activity except its ringing tone. :P
Selasa, Oktober 21, 2008
Hikmah dari Rasa Sakit
Weekend kemarin, aku dipaksa untuk di tinggal di rumah. Kondisi badanku pada hari Sabtu langsung drop begitu aku bangun tidur. Badan rasanya sakit semua. Meriang, demam, dan menggigil kedinginan. Plus perutku pun rasanya nggak enak. Rasa-rasanya wajar saja jika aku sakit. Beberapa hari sebelumnya aku pulang malam terus, bukannya ada kerjaan, tetapi memang ada keperluan lain.
Waktu sakit ini aku gunakan untuk istirahat, me-recover tubuhku yang sudah kelelahan. Terkadang, rasa sakit, walaupun tidak enak, seringkali aku syukuri. Karena dengan demikian, aku akan 'dipaksa' untuk tinggal di rumah. Waktu yang lumayan banyak, bisa aku gunakan untuk mengevaluasi diriku sendiri. Mengevaluasi target-targetku, dan menjagaku agar aku tetap berada di rel yang benar.
Rasa sakit juga melatihku agar aku tetap sabar dalam menghadapi semua cobaanNya. Semoga ini adalah cobaan, bukannya musibah untukku. Begitu menenangkan, ketika kita bisa sabar dan menerima sesuatu yang kurang menyenangkan. Karena menurutku, kepuasan atau rasa syukur itu timbul bukan karena kita memiliki sesuatu saja, tetapi karena kita bisa menerima keadaan kita saat itu. Rasa sabar ini akhirnya mengarah kepada rasa ikhlas dalam menerima segala cobaanNya.
Aku mencoba untuk tidak mengeluh. Karena semua ini ada hikmahnya. Agar menjadi manusia yang lebih sabar dan menyadari betapa mahalnya nikmat sehat itu. Kurasa, ini adalah peringatan untukku juga karena aku telah memaksakan diri untuk melakukan sesuatu secara berlebihan.
Waktu sakit ini aku gunakan untuk istirahat, me-recover tubuhku yang sudah kelelahan. Terkadang, rasa sakit, walaupun tidak enak, seringkali aku syukuri. Karena dengan demikian, aku akan 'dipaksa' untuk tinggal di rumah. Waktu yang lumayan banyak, bisa aku gunakan untuk mengevaluasi diriku sendiri. Mengevaluasi target-targetku, dan menjagaku agar aku tetap berada di rel yang benar.
Rasa sakit juga melatihku agar aku tetap sabar dalam menghadapi semua cobaanNya. Semoga ini adalah cobaan, bukannya musibah untukku. Begitu menenangkan, ketika kita bisa sabar dan menerima sesuatu yang kurang menyenangkan. Karena menurutku, kepuasan atau rasa syukur itu timbul bukan karena kita memiliki sesuatu saja, tetapi karena kita bisa menerima keadaan kita saat itu. Rasa sabar ini akhirnya mengarah kepada rasa ikhlas dalam menerima segala cobaanNya.
Aku mencoba untuk tidak mengeluh. Karena semua ini ada hikmahnya. Agar menjadi manusia yang lebih sabar dan menyadari betapa mahalnya nikmat sehat itu. Kurasa, ini adalah peringatan untukku juga karena aku telah memaksakan diri untuk melakukan sesuatu secara berlebihan.
Senin, Oktober 20, 2008
Audit & Masalah Lingkungan
Hmm.. Mungkin ada yang bertanya-tanya apa hubungannya audit dengan masalah lingkungan? Well, beberapa bulan belakangan ini, di kantorku sedang marak-maraknya dilakukan audit. Semua bagian dan divisi diaudit untuk mencari apakah ditemukan proses-proses yang tidak sesuai dengan prosedur. Selain itu, dicari juga celah-celah yang memungkinkan seseorang melakukan fraud terkait dengan fungsi kerjanya.
Tujuan audit tentu saja baik. Agar perusahaan menjadi lebih sehat, credible dan lebih baik lah tentunya. Dengan temuan-temuan yang didapatkan oleh tim audit, diharapkan dapat meluruskan bisnis proses yang ada agar berjalan sesuai dengan prosedur.
Namun, efek sampingnya tentu saja ada. Dan yang paling menyebalkan adalah jadi semakin banyaknya kertas-kertas dan dokumen-dokumen yang harus dibuat terkait dengan masalah audit ini. Karena audit itu harus ada hitam diatas putih, dimana semua bagian yang terkait dengan bisnis proses tertentu mengetahui dan menandatangani dokumen tersebut, akhirnya banyak sekali dokumen-dokumen yang menumpuk. Bahkan banyak diantaranya yang hanya bersifat formal saja. Dan mungkin sebenarnya dalam realitanya tidak terpakai sama sekali kecuali untuk keperluan audit.
Seperti kasus di departemenku, kini semakin banyak dokumen-dokumen yang harus aku buat, dan harus di print pula, dan nantinya harus ditandatangani oleh pihak-pihak terkait. Semakin boroslah pemakain kertas di kantor. Ini baru satu divisi. Sementara di kantorku sendiri mungkin ada puluhan divisi. Jika ditotal, berapa banyak tuh kertas yang harus digunakan untuk keperluan audit saja.
Pernah membaca suatu artikel yang mengatakan bahwa untuk mencetak 15 rim kertas A4 dibutuhkan sebatang pohon yang telah berusia 10 tahun. Miris juga mendengarnya. Aku tahu perusahaanku mampu untuk membeli kertas, dalam artian perusahaan bisa menyediakan kertas dalam jumlah yang banyak. Tapi disini bukan itu masalahnya, tetapi berapa banyak pohon yang ditebang untuk memenuhi kebutuhan penggunaan kertas di perusahaan. Berapa banyak hutan yang menjadi gundul. Dan bisa jadi kertas yang kita pakai merupakan hasil illegal logging.
Menurutku ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Diantaranya adalah menggunakan kertas yang sudah digunakan. Jadi nggak boros kertas. Yang kedua adalah, print nya bolak-balik. Jadi walaupun di print di kertas baru, nggak boros. Ketiga, teliti sebelum mencetak. Lumayan, bisa mengurangi penggunaan kertas yang nggak terpakai. Last but not least, membuat sistem yang paperless. Untuk beberapa masalah, mekanisme ini bisa diterapkan. Nggak tahu tapi untuk kasus audit, secara untuk kasus audit harus ada hitam diatas putih.
Tujuan audit tentu saja baik. Agar perusahaan menjadi lebih sehat, credible dan lebih baik lah tentunya. Dengan temuan-temuan yang didapatkan oleh tim audit, diharapkan dapat meluruskan bisnis proses yang ada agar berjalan sesuai dengan prosedur.
Namun, efek sampingnya tentu saja ada. Dan yang paling menyebalkan adalah jadi semakin banyaknya kertas-kertas dan dokumen-dokumen yang harus dibuat terkait dengan masalah audit ini. Karena audit itu harus ada hitam diatas putih, dimana semua bagian yang terkait dengan bisnis proses tertentu mengetahui dan menandatangani dokumen tersebut, akhirnya banyak sekali dokumen-dokumen yang menumpuk. Bahkan banyak diantaranya yang hanya bersifat formal saja. Dan mungkin sebenarnya dalam realitanya tidak terpakai sama sekali kecuali untuk keperluan audit.
Seperti kasus di departemenku, kini semakin banyak dokumen-dokumen yang harus aku buat, dan harus di print pula, dan nantinya harus ditandatangani oleh pihak-pihak terkait. Semakin boroslah pemakain kertas di kantor. Ini baru satu divisi. Sementara di kantorku sendiri mungkin ada puluhan divisi. Jika ditotal, berapa banyak tuh kertas yang harus digunakan untuk keperluan audit saja.
Pernah membaca suatu artikel yang mengatakan bahwa untuk mencetak 15 rim kertas A4 dibutuhkan sebatang pohon yang telah berusia 10 tahun. Miris juga mendengarnya. Aku tahu perusahaanku mampu untuk membeli kertas, dalam artian perusahaan bisa menyediakan kertas dalam jumlah yang banyak. Tapi disini bukan itu masalahnya, tetapi berapa banyak pohon yang ditebang untuk memenuhi kebutuhan penggunaan kertas di perusahaan. Berapa banyak hutan yang menjadi gundul. Dan bisa jadi kertas yang kita pakai merupakan hasil illegal logging.
Menurutku ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Diantaranya adalah menggunakan kertas yang sudah digunakan. Jadi nggak boros kertas. Yang kedua adalah, print nya bolak-balik. Jadi walaupun di print di kertas baru, nggak boros. Ketiga, teliti sebelum mencetak. Lumayan, bisa mengurangi penggunaan kertas yang nggak terpakai. Last but not least, membuat sistem yang paperless. Untuk beberapa masalah, mekanisme ini bisa diterapkan. Nggak tahu tapi untuk kasus audit, secara untuk kasus audit harus ada hitam diatas putih.
Jumat, Oktober 17, 2008
Hari-hari tanpa arah
Inilah hal yang paling aku benci ketika hari-hariku kosong tanpa terisi dengan inspirasi-inspirasi yang menyegarkan pikiran. Saat-saat dimana aku merasa telah lelah dengan semua aktivitas dan menjalani hari tanpa arah. Semuanya berjalan mengalir begitu saja bagai air. Tak tentu arah dan tujuan.
Ya, itulah yang terjadi dalam seminggu ini. Aku benci sekali dengan diriku sendiri, ketika hanya bisa meratapi target-target harianku berlalu dan tak tercapai. Ketika setiap hari aku selalu pulang malam karena ada keperluan dan godaan-godaan yang tidak seharusnya aku ikuti. Yang ujung-ujungnya, banyak sekali waktuku terbuang percuma dimana seharusnya aku bisa memanfaatkannya dengan baik.
Kelelahan.. Itulah yang aku alami. Waktu istirahatku kurang. Akibatnya adalah keesokan harinya, aku tak bisa berpikir dengan jernih. Sehingga seringkali mudah terbujuk oleh godaan-godaan untuk melakukan hal-hal yang malah mengurangi waktu tidurku.
Di akhir pekan ini aku berharap bisa beristirahat total. Akan aku gunakan waktuku dengan sebaik-baiknya untuk menyegarkan kembali pikiran yang telah lelah ini. Rasa-rasanya begitu banyak sekali rencana-rencana yang ingin aku lakukan untuk memotivasi pikiran agar selalu positive thinking. Well, semoga minggu depan aku bisa memulai hari-hariku dengan indah. Hari-hari dimana aku merasa betapa indahnya hidup ini karena pikiranku dipenuhi dengan semangat-semangat untuk mengerjakan sesuatu yang baik dan menyenangkan.
Ya, itulah yang terjadi dalam seminggu ini. Aku benci sekali dengan diriku sendiri, ketika hanya bisa meratapi target-target harianku berlalu dan tak tercapai. Ketika setiap hari aku selalu pulang malam karena ada keperluan dan godaan-godaan yang tidak seharusnya aku ikuti. Yang ujung-ujungnya, banyak sekali waktuku terbuang percuma dimana seharusnya aku bisa memanfaatkannya dengan baik.
Kelelahan.. Itulah yang aku alami. Waktu istirahatku kurang. Akibatnya adalah keesokan harinya, aku tak bisa berpikir dengan jernih. Sehingga seringkali mudah terbujuk oleh godaan-godaan untuk melakukan hal-hal yang malah mengurangi waktu tidurku.
Di akhir pekan ini aku berharap bisa beristirahat total. Akan aku gunakan waktuku dengan sebaik-baiknya untuk menyegarkan kembali pikiran yang telah lelah ini. Rasa-rasanya begitu banyak sekali rencana-rencana yang ingin aku lakukan untuk memotivasi pikiran agar selalu positive thinking. Well, semoga minggu depan aku bisa memulai hari-hariku dengan indah. Hari-hari dimana aku merasa betapa indahnya hidup ini karena pikiranku dipenuhi dengan semangat-semangat untuk mengerjakan sesuatu yang baik dan menyenangkan.
Langganan:
Postingan (Atom)