Weekend kemarin, aku dipaksa untuk di tinggal di rumah. Kondisi badanku pada hari Sabtu langsung drop begitu aku bangun tidur. Badan rasanya sakit semua. Meriang, demam, dan menggigil kedinginan. Plus perutku pun rasanya nggak enak. Rasa-rasanya wajar saja jika aku sakit. Beberapa hari sebelumnya aku pulang malam terus, bukannya ada kerjaan, tetapi memang ada keperluan lain.
Waktu sakit ini aku gunakan untuk istirahat, me-recover tubuhku yang sudah kelelahan. Terkadang, rasa sakit, walaupun tidak enak, seringkali aku syukuri. Karena dengan demikian, aku akan 'dipaksa' untuk tinggal di rumah. Waktu yang lumayan banyak, bisa aku gunakan untuk mengevaluasi diriku sendiri. Mengevaluasi target-targetku, dan menjagaku agar aku tetap berada di rel yang benar.
Rasa sakit juga melatihku agar aku tetap sabar dalam menghadapi semua cobaanNya. Semoga ini adalah cobaan, bukannya musibah untukku. Begitu menenangkan, ketika kita bisa sabar dan menerima sesuatu yang kurang menyenangkan. Karena menurutku, kepuasan atau rasa syukur itu timbul bukan karena kita memiliki sesuatu saja, tetapi karena kita bisa menerima keadaan kita saat itu. Rasa sabar ini akhirnya mengarah kepada rasa ikhlas dalam menerima segala cobaanNya.
Aku mencoba untuk tidak mengeluh. Karena semua ini ada hikmahnya. Agar menjadi manusia yang lebih sabar dan menyadari betapa mahalnya nikmat sehat itu. Kurasa, ini adalah peringatan untukku juga karena aku telah memaksakan diri untuk melakukan sesuatu secara berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar