Minggu, Januari 22, 2023

Wishlist dan Harapan di 2023

Di tahun 2023 ini, aku memiliki beberapa wishlist yang diharapkan bisa tercapai. Tadinya ingin menulis resolusi, tetapi jujur aku tidak terlalu menyukai istilah resolusi karena terkesan terlalu agresif dan seolah di tahun-tahun sebelumnya aku memiliki masalah yang harus kudapatkan solusinya di tahun 2023 ini. Di tahun ini aku ingin lebih natural saja, let it flow saja. Ada beberapa target jangka panjang, dan aku tidak ingin terlalu terburu-buru untuk mengejarnya. Menyeimbangkan antara mengejar target dan menikmati apa yang sudah ada adalah salah satu hal yang ingin kulakukan di tahun ini. Konsistensi lah yang lebih penting daripada sekedar mengejar resolusi yang sifatnya sekali saja.

Untuk harapan-harapanku di tahun ini, aku akan menuliskannya menjadi lebih spesifik sehingga akan lebih mudah untuk menilai tingkat keberhasilannya di akhir tahun nanti.

πŸš— Liburan

Harapan liburanku di tahun ini tidaklah muluk-muluk. Setidaknya ada 3 tempat yang ingin kukunjungi di tahun ini: Pantai Sawarna, Pegunungan Dieng, Cemoro Sewu. Seharusnya mengunjungi tempat-tempat wisata ini bukan menjadi masalah yang besar. Hanya memerlukan perencanaan yang matang saja. Ke Pantai Sawarna kurasa cukup meluangkan waktu di akhir pekan saja. Sementara ke Dieng dan Cemoro Sewu mungkin perlu 3 atau 4 hari agar lebih puas, karena diarea ini ada beberapa tempat wisata lain yang mungkin menarik untuk dikunjungi juga.

πŸ’°Keuangan

Aku berharap di tahun ini 40% dari uang yang kudapatkan dari gajiku bisa kuinvestasikan, entah itu mau masuk deposito, obligasi, ataupun sukuk. Sementara itu aku akan berusaha untuk mengurangi pos-pos pengeluaran yang relatif besar seperti pengeluaran untuk barang-barang elektroni dan yang berhubungan dengan hobiku (bersepeda). Di tahun 2022 lalu kedua pos pengeluaran itu merepresentasikan 25% dari seluruh pengeluaranku. Targetku kedua pos ini tidak mengkonsumsi lebih dari 15% pengeluaranku.

Di tahun ini, aku juga akan mengalokasikan uang untuk daftar naik haji plus. Hanya berharap saja nilai tukar dolar bisa membaik sehingga secara rupiah uang yang aku keluarkan lebih sedikit.

🚴 Dunia Pergowesan

Untuk urusan bersepeda, aku mungkin memiliki sedikit ambisi dengan catatan kondisi kerjaku masih hybrid seperti sekarang ini. Terkait dengan metrik yang berhubungan dengan jarak dan elevasi, targetku tidak muluk-muluk: semua challenge bulanan di Strava yang berkaitan dengan jarak dan elevasi bisa kucapai, yang artinya setiap bulan sampai akhir tahun aku bisa konsisten mendapatkan badge di challenge nya.

Untuk urusan event, harapanku di tahun ini aku bisa mengikuti event bersepeda jarak jauh (Audax): 600km (Yogya) , 400km (Solo), 200km (Bekasi All Terrain), 200km (Bogor), dan 1000km (Yogya). Aku juga berharap bisa mengikuti Audax 300km Purwokerto, tapi untuk yang ini aku mungkin sedikit tentatif mengingat perjalanan kesana cukup menyita waktu. Selain itu ada event lain yang ingin kuikuti juga: Beyond The Road, untuk event ini harapannya sih bisa mencoba rute pendeknya terlebih dahulu.

Selain itu ada beberapa rute yang ingin aku coba di tahun ini: Jabar Loop, Banten Loop (kali ini rute yang benar, berlawanan dengan arah jarum jam). Kedua target ini mungkin agak sedikit berat karena mesti mencari teman yang sama-sama gila. Semoga saja sih nanti ada yang mau menemani menjajal rute ini.

πŸ“ˆ Investasi Saham

Harapanku di dunia persahaman bisa dibilang relatif tinggi. Namun aku menyadari yang namanya investasi ini melibatkan faktor resiko, dimana resiko di dalam investasi saham ini juga tinggi. Harapan terbesarku adalah jumlah dividen yang kudapatkan di tahun 2023 ini bisa lebih besar daripada tahun lalu. Jika melihat estimasiku dan historikal perusahaan, ada beberapa emiten yang kuharapkan memberikan kontribusi dividen yang cukup besar: SMDR, ITMG, PTBA, MPMX, HEXA.

Di level eksekusi untuk mencapai harapan diatas, setidaknya ada 4 saham yang menjadi fokus DCA ku selama harganya masih sideways seperti sekarang: OBMD, ELPI, PTBA, dan SMDR. Semua uang yang rencananya aku sisihkan dari gaji dan insentif-insentif lain akan aku fokuskan ke empat saham diatas. Selama kondisi tidak berubah (GCG, kebijakan perusahan, dll) aku akan berusaha untuk mencicil. Khusus untuk PTBA, targetku mungkin hanya sampai sebelum RUPS karena aku mengincar dividennya. Sementara itu untuk emiten-emiten lainnya aku masih wait and see, tergantung nanti apakah akan ada diskon besar atau tidak.

🏠 Cuci Gudang

Bersih-bersih isi rumah adalah salah satu hal yang mudah dilakukan namun pada kenyataannya eksekusinya selalu tertunda. Entah karena aku terlalu malas atau karena memang perlu waktu dan usaha yang cukup besar untuk menginventarisir barang-barang yang kemungkinan sudah tidak dipakai lagi dan mengenyahkannya untuk selamanya. Nah ini adalah salah satu harapanku, dan kupikir dari semua harapan mungkin ini lebih tepat jika disebut sebagai resolusi karena eksekusinya akan banyak menyelesaikan masalah-masalah di rumah.

πŸ“š Belajar Hal Baru

Membaca 1 buku non fiksi setiap bulan menjadi harapan terakkhirku di tulisan ini. Dengan demikian, sampai akhir tahun 2023 nanti setidaknya ada 12 buku yang aku baca. Apakah jumlah ini terlalu sedikit? Tidak juga, aku tidak mengejar jumlah, hanya mengejar konsistensi. Berikut ini adalah daftar buku yang harapannya bisa kubaca sampai ahkir tahun:

  1. Richer Wiser Happier
  2. The Power of When
  3. The Education of Value Investor
  4. The Little Books that Beats The Market
  5.  Make Time
  6. The Book of Ichigo Ichie
  7. Broke Millennial Takes on Investing
  8. Talking to Strangers
  9. Sleep Smarter
  10. The 5 Am Club
  11. Millionaire Success Habit
  12. Joy of Missing Out

πŸ€‘ Gratifikasi

Sebagai penutup di tulisan ini, aku juga memiliki komitmen untuk memberi diriku sendiri gratifikasi & reward atas pencapaianku di tahun ini:

  • Sepeda baru: jika salah emiten yang kumiliki saat ini, SMDR harganya bisa melewati 3000. Jika harga bisa melewati 3000, ada potensi portoku disini akan aku jual sebagian. Pembelian sepeda ini tentunya dari capital gain yang kudapatkan, bukan dari modal awal yang kusetor.
  • Bebas menggunakan dana sebesar 10% dividen yang kudapatkan di tahun ini. Selama pemerintah membebaskan pajak dividen sebesar 10%, maka aku anggap nilai 10% dividen sebagai “uang cuma-cuma” dari pemerintah.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar