Pada awalnya, aku berencana untuk gowes dari Ciamis kota hingga ke ke lokasi track nya. Namun berhubung waktuku di Ciamis terbatas dan jalanan raya nya lumayan ramai karena masih dalam suasana lebaran, aku putuskan untuk membawa mobil. Berdasarkan informasi yang aku dapatkan dari internet, kendaraan bisa masuk hingga warung Mang Koko. Jadi dari Rumah Makan Manjabal 2, aku mengikuti jalanan aspal hingga kurang lebih 4 km. Jalanannya ternyata menanjak abis, kebayang deh jika gowes dari Ciamis kota, bisa-bisa sudah tepar duluan sebelum masuk track.
Warung Mang Koko berada di ujunga jalan aspal, jadi harusnya sih nggak akan nyasar. Setelah bertanya-tanya mengenai track nya, aku langsung menurunkan sepeda dan tancap gas. Waktu sudah menunjukkan jam 11:30 siang pada saat itu. Sudah lumayan terik, namun udara pegunungan yang segar membuatku semakin bersemangat.
500m pertama melewati perkebunan penduduk |
Setelah masuk hutan pinus, jalananya sedikit lebih lebar walaupun masih single track. Beberapa kali aku berpapasan dengan penduduk sekitar, yang entah apa keperluannya. Mungkin sekedar mencari kayu bakar atau berburu, karena mereka membawa anjing juga. Karena separuh rute nya adalah menaiki bukit hingga ke puncak, jalanannya dibuat berbelok-belok agar tanjakannya tidak terlalu curam. Namun demikian tetap saja di beberapa belokan tanjakannya cukup curam yang memaksaku untuk TTB.
jalanan menuju puncak JPN |
Sesampainya di puncak, aku bertemu dengan 4 goweser lain yang berasal dari Tasikmalaya. Di puncak ini ada saung yang sepertinya dibuat untuk tempat peristirahatan pada goweser. 4 goweser ini jalan duluan, sementara aku beristirahat sebentar sambil berfoto-foto ria disini. Di puncak track ini, tertulis ketinggiannya 794 mdpl.
pemandangan di puncak JPN
Setelah puas menikmati pemandangan di puncak, aku melanjutkan perjalanan. Track kali ini didominasi oleh turunan, dan disinilah tantangan sebenarnya. Kombinasi jalanan yang menurun curam ditambah dengan akar pohon pinus plus jurang di salah satu sisi menjadi tantangan tersendiri. Disini aku nggak mau nekat, jadi aku turuni jalanannya pelan-pelan sambil sesekali berhenti untuk foto-foto saat menemukan spot yang bagus. 4 goweser yang tadi aku sebutkan sepertinya sudah terbiasa melalui track ini sehingga mereka bersemangat sekali ketika menuruni bukit. Kalau aku sih, berhubung gowes sendirian, nggak mau ambil resiko deh. Kalau jatuh ke jurang dan kenapa-napa, nggak ada yang nolongin.
Menurutku, melihat tantangannya ketika turunan, rute ini cocok dilalui sepeda kelas downhill atau AM, bukan sepeda kelas hardtail apalagi berbahan karbon seperti yang aku gunakan, terlebih lagi dengan handlebar yang flat. Sepeda berbobot ringan cenderung susah dikendalikan di medan turunan curam seperti ini.
track menuruni puncak JPN
Setelah melewati hutan pinus, jalanan awalnya lebar dan dipenuhi oleh daun pinus kering, berubah menjadi menyempit lagi. Ini berarti rute track buatannya sudah berakhir dan aku melewati jalanan yang biasa dilewati oleh penduduk sekitar. Di rute ini perlu ekstra hati-hati karena selain sempit, kadang kita akan melewati tangga berundak. Di perjalanan turunku kemarin, aku sempat terjatuh karena jalanan yang aku lewati longsor, untungnya jatuhnya bukan ke sisi jurang. Longsor nya bukan karena tanahnya basah, justru karena tanahnya saking keringnya sehingga jalanannya rapuh.
puncak JPN dari bawah bukit |
Catatan:
- Rute gowes JPN bisa dilihat disini.
- Berikut adalah statistik elevasi dan kecepatan rute JPN
mantap Gan ..., saya baru nyoba hiking blm coba pk sepeda ke sana.
BalasHapusSalam kenal ya
Eri Anggoro Kasih
Salam kenal juga Gan
Hapus
BalasHapuswihh nice info, saya pengunjung setia web anda
kunjung balik, di web kami banyak penawaran dan tips tentang kesehatan
Ada artikel menarik tentang obat tradisional yang mampu menyembuhkan penyakit berat, cek yuk
Obat tradisional Ambeien
minta petanya gan? cari di gugle mep ga ada
BalasHapusTrimakasih imponya
BalasHapus