Kamis, Februari 05, 2015

Tips Mengelola Keuangan yang Baik

Walaupun secara teori cara-cara mengelola keuangan yang baik bisa dipelajari melalui berbagai sumber khususnya internet, namun pada prakteknya agak sulit untuk dilakukan. Untuk mengukur sejauh mana keberhasilannya, tentunya perlu dilakukan perbandingan antara apa yang kita lakukan dan orang lain lakukan. Nah, karena alasa tabu tadi nggak mungkin juga kan untuk melakukan survey secara mendetail ke teman-teman kita untuk mengetahui bagaimana mereka mengelola keuangannya dan kemudian membandingkan dengan diri kita sendiri. Sehingga jika ada pertanyaan seperti diatas pada sebuah forum, jawabannya cenderung normatif dan prakteknya bisa berbeda-beda bagi tiap individu.

Dalam konteks tulisan kali ini aku akan mencoba berbagi pengalamanku dalam mengelola keuangan pribadi dan keluarga. Aku bukanlah seorang financial planner, jadi monggo kalau ada yang mau dikoreksi ataupun ditambahkan.


Tips 1: Mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran
Menurutku, dasar dari pengelolaan keuangan yang baik adalah mengetahui keadaan dan posisi keuangan kita saat ini. Untuk mengetahuinya, tentunya setiap aktivitas yang terkait dengan keuangan harus dicatat. Seperti kata-kata Sun Tzu: jika kita bisa mengenali diri kita sendiri, musuh kita, dan medan pertempuran, nisacaya kita bisa memenangi seribu pertempuran.

Dari sejak SMA dulu, aku sudah mulai membiasakan mencatat seluruh pengeluaranku dalam catatan yang terpisah. Walaupun masih manual melakukan pencatatan melalui kertas, aku bisa menghitung berapa pengeluaranku setiap bulannya. Tak kusangka kebiasaan ini berlanjut hingga kuliah.

Ketika mulai masuk kerja, pencatatan melalui kertas aku ubah menjadi via Microsoft Excel. Walaupun ini cukup memudahkanku dalam menghitung jumlah pengeluaran tiap bulan, aku sedikit kesulitan untuk mengetahui posisi keuanganku seperti berapakah jumlah semua rekening Bank ku pada saat ini. Selain itu pemasukan tidak aku masukkan ke dalam catatan, sehingga aku tidak tahu apakah dalam bulan tertentu aku bisa surplus ataukah malah defisit.

Dan baru 4 tahun belakangan ini catatanku semakin lengkap setelah aku putuskan untuk beralih ke aplikasi yang memang dikhususkan untuk kebutuhan ini. Bye bye Excel :D. Kelebihan dari aplikasi khusus ini, aku bisa mengetahui informasi-informasi yang sebagai berikut: jumlah masing-masing akun/rekening yang aku miliki dari waktu ke waktu, jumlah pemasukan dan pengeluaran dalam 1 tahun terakhir dan termasuk kategorinya (cicilan rumah, keperluan bulanan, uang pendidikan, belanja elektronik, dan lain sebagainya), rata-rata pengeluaran tiap bulan, kondisi keuangan tiap bulan (surplus atau defisit), jumlah aset dari waktu ke waktu, dan lain sebagainya.

Semuanya itu berawal dari kebiasan mencatat. Bagi yang belum terbiasa, mencatat di Excel menurutku sudah cukup. Jika kebiasaan itu sudah tertanam dengan baik, bisa dilanjutkan dengan melakukan pencatatan melalui aplikasi khusus pengelola keuangan. Yang perlu dicatat menurutku selain jumlah pengeluaran dan pemasukannya, juga kategori nya (seperti misalnya: kategori transportasi, makanan & minuman, utility spt listrik, air, dll) untuk memudahkan dalam evaluasi kedepannya.

Tips 2: Rencanakan pengeluaran
Dengan kebiasaan mencatat seluruh aktivitas keuangan, kita bisa memahami kondisi keuangan kita saat ini. Jangan kaget jika ternyata pengeluaran-pengeluaran kecil dan sepele yang biasa kita lakukan terakumulasi menjadi cukup besar pada akhir bulan. (Hehe.. aku sendiri juga mengalaminya kok). Dari sini, kita bisa mengetahui rata-rata pengeluaran setiap bulannya, berapa yang kita gunakan untuk belanja bulanan, uang makan, hingga transportasi.

Nah, dari sini seharusnya kita bisa memperkirakan pengeluaran untuk setahun kedepan. Jika dikombinasikan dengan informasi gaji yang akan kita terima hingga setahun kedepan (termasuk bonus, uang THR, dll), kita bisa mengetahui pada bulan apa kita surplus, dan pada bulan apa mesti melakukan pengetatan pengeluaran. Rencana-rencana pengeluaran yang cukup besar seperti misalnya membayar DP rumah, DP mobil, membeli peralatan elektronik baru dan lain sebagainya, bisa disesuaikan.

Tips 3: Evaluasi pengeluaran
Lakukan evaluasi setiap bulannya untuk mengetahui pengeluaran-pengeluaran mana saja yang memiliki jumlah yang signifikan. Jika kita rajin mencatat pengeluaran, bisa diketahui summary dari pengeluaran yang telah dilakukan dan dibuat urutannya berdasarkan persentasenya terhadap keseluruhan pengeluaran.

Dari sini bisa ketahuan apakah kita termasuk boros (banyak pengeluaran untuk sesuatu yang tidak perlu) atau tidak. Paling tidak bisa diidentifikasi seberapa banyak kita mengeluarkan uang untuk sesuatu yang kita butuhkan versus sesuatu yang kita inginkan. Jika kebanyakan pengeluaran yang dilakukan adalah untuk sesuatu yang diinginkan artinya kita tergolong boros, karena sebenarnya pengeluaran tersebut bisa ditekan. Terlebih lagi jika karena perilaku ini, setiap bulannya kita mengalami defisit, tentunya ini sangat tidak diharapkan. Lain halnya jika memang uang kita sudah berlebih dan bingung mau dikemanakan lagi, dan ditambah lagi setelah dipakai berboros-boros ria masih bisa menabung pula. Walaupun demikian, menurutku seandainya bisa dihemat dan dialihkan untuk keperluan lain seperti misalnya investasi, tentunya akan lebih bermanfaat.

Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk efisiensi pengeluaran. Mengidentifikasi pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu dan menekannya sehingga diharapkan dari pengeluaran-pengeluaran yang bisa ditekan ini bisa dialihkan ke pos lain yang lebih memberikan manfaat.

Tips 4: Membuat prioritas untuk barang-barang yang diinginkan
Aku memiliki kebiasaan tidak langsung membeli barang-barang yang aku inginkan. Keinginan dan kebutuhan itu terkadang tipis perbedaannya, dan dalam pikiran kita akan banyak justifikasi untuk segera membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan namun benar-benar diinginkan.

Untuk kategori barang-barang seperti ini, biasanya aku masukkan ke dalam wish list terlebih dulu, tidak langsung kubeli (dengan asumsi duitnya memang ada loh ya). Dengan memasukkannya ke dalam wish list, aku bisa melihat barang-barang lainnya yang juga aku inginkan. Dan dengan tidak langsung membelinya, aku memiliki waktu untuk memikirkannya dan membandingkannya dengan barang yang lain. Seiring dengan waktu, pada akhirnya tidak semua barang dalam wish list tersebut yang aku beli, yang keluar sebagai pemenang adalah barang-barang yang memberikan value lebih besar.

Tips 5: Siapkan dana cadangan untuk 6 bulan kedepan
Praktek yang aku lakukan adalah menyiapkan dana cash di tabungan sebesar 6 bulan rata-rata pengeluaran. Jika ada yang bertanya, kenapa harus 6 bulan, tidak 3 bulan saja, ya monggo saja. Jujur aku juga lupa teori yang mendasari tips ini. Seingatku aku mendapatkan tips ini juga dari artikel-artikel terkait dengan pengelolaan keuangan.

Pada intinya, selalu siapkan dana untuk kondisi tak terduga, dan menurutku angka 6 bulan pengeluaran ini adalah angka amannya. Lebih dari 6 bulan pengeluaran, menurutku sebaiknya dialihkan ke investasi lain (jangka menengah/panjang) seperti misalnya deposito yang memberikan bagi hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan tabungan di bank.

Dan semuanya kembali ke tipikal orangnya juga. Beberapa teman yang aku ketahui malah sepertinya nggak punya tabungan untuk 6 bulan kedepan, dan benar-benar tergantung dari gaji/pemasukan bulan itu. Jika ada kebutuhan mendadak, bisa dipastikan kalau nggak minjem ke teman, kartu kredit pun akan digunakan. Dan beruntung aku bukan tipikal yang seperti itu, risk taker.

Tips 6: Kalau bisa cash, mengapa perlu mencicil
Ini adalah prinsip yang aku pegang sejak awal, yang bisa diartikan, kalau nggak punya duit ya nggak usah neko-neko. Barang-barang yang aku beli selalu aku bayar cash. Ketika terpaksa menggunakan kartu kredit pun, pasti aku lunasi ketika tagihannya datang. Nggak peduli apakah kartu kredit itu memberikan kemudahan seperti cicilan 0%. Untuk urusan cicil mencicil, saat ini hanya dua macam barang saja yang aku toleransi: rumah/properti dan kendaraan.

Setahuku, alasan orang mencicil adalah karena ketatnya pengeluaran, dan ketidakmampuan untuk menabung atau menyisihkan sebagian pemasukan. Untuk barang-barang yang dibutuhkan sih mungkin masih masuk akal. Hanya saja untuk kategori barang-barang yang diinginkan menurutku kurang make sense. Berdasarkan pemikiranku, barang-barang yang masuk kategori “diinginkan” seharusnya bisa dibayar cashdengan cara direncanakan dari awal (menabung). Nah, lain lagi kalau memang orangnya nggak bisa menabung. Berarti mentalnya perlu diperbaiki terlebih dahulu.

Jika ada kebutuhan yang mendesak yang sifatnya mau nggak mau harus dipenuhi, seharusnya bisa diakomodasi dari tabungan selama 6 bulan pengeluaran diatas, tidak dengan mencicil. Dengan mencicil, menurutku ada 2 kekurangan: beban hingga akhir cicilan dan bunga yang harus dibayar. Terlebih lagi untuk barang yang harganya cukup mahal, membayar dengan kartu kredit biasanya dikenakan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan membayar cash. Mungkin sebagian orang memandang kelebihan harga disini sebagai sesuatu yang sepele, sayang saja orang-orang yang masuk ke dalam kategori ini tidak melihat akumulasi dari seluruh transaksi yang dia lakukan semisal dalam waktu 1 tahun. Bisa kaget tuh.

Tips 7: Menggunakan kartu kredit dengan bijak
Dalam kondisi normal, kartu kredit aku gunakan untuk membayar transaksi-transaksi yang memang tidak bisa dilakukan melalui cash/kartu debit, seperti misalnya membeli aplikasi/konten digital. Dan sebisa mungkin aku menghindari penggunaan kartu kredit, kecuali aku yakin bisa segera melunasi tagihannya sebelum jatuh temponya lewat.

Melihat dari agresifnya penawaran untuk pembuatan kartu kredit baru dari Bank, aku simpulkan bisnis kartu kredit ini lumayan besar. Bisnis yang lumayan besar berarti keuntungannya juga lumayan besar. Dan darimana keuntungannya jika bukan dari bunga yang dibayarkan oleh penggunanya. Asumsi kasar, aku memahami artinya ada sebagian pengguna kartu kredit di luar sana yang memang memanfaatkan kartu kredit untuk mencicil (dan pengguna tersebut membayar bunga cicilannya setiap bulan) dan membayar harga barang yang lebih mahal daripada harga normal/cash. Sebagian yang membayar bunga cicilan ini tentunya ada sebagian lagi yang memang pengen nyicil aja (walaupun punya kemampuan untuk membayar cash) dan sebagian lagi yang menggunakan kartu kredit karena kepepet (alias sudah tidak punya tabungan lagi).

Jujur, bagiku sendiri, aku tidak mau masuk ke salah satu dari dua kategori diatas. Bagaimana dengan Anda? So, pikir baik-baik sebelum menggesek kartu kredit Anda.

Tips 8: Segera lunasi utang
Jika Anda memiliki utang, sebaiknya segera dilunasi, terutama jika memang dananya tersedia. Menunda pembayaran utang mengakibatkan Anda harus menanggung akumulasi dari bunga yang timbul dari utang tersebut.

Untuk tips ini sebenarnya relatif sih bagi tiap orang. Namun buatku, selagi utang tersebut bisa segera dibayar, ya lebih baik segera dilunasi. Terkadang godaannya adalah kita merasa sayang jika langsung melunasi. Ibaratnya jika bisa dicicil, mengapa harus dilunasi segera. Kembali lagi ke masing-masing individu juga sih. Selama sadar dan menerima resiko bahwa dengan menunda itu sebenarnya jumlah yang harus dibayar menjadi lebih besar, ya monggo-monggo saja.

Untuk utang-utang konsumtif yang jumlahnya relatif tidak terlalu besar, mungkin selisih yang harus dibayar jumlahnya tidak besar. Coba bayangkan jika utang yang kita miliki untuk KPR yang jumlahnya lumayan besar. Melakukan pelunasan sebagian atau pelunasan dipercepat tentunya bisa menghemat biaya yang cukup besar disini.

KPR itu paling nyesek ketika melihat tagihan yang dikirimkan setiap bulan, dimana ada rincian mengenai pokok dan bunga yang harus kita bayar. Dan di awal-awal tahun cicilan, tentu saja jumlah bunga nya jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah pokok cicilannya.
Jika memang ada dana nganggur, lebih baik segera dilunasi. Bunga deposito sekalipun tidak akan bisa mengalahkan bunga dari KPR ataupun KTA kok.

Tips 9: Sisakan dana untuk investasi
Menurutku investasi itu sangat penting. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, bahkan 5 tahun kedepan. Oleh karena itu, sebaiknya setiap kali kita menerima gaji, selalu ada yang disisihkan setiap bulannya untuk dimasukkan ke dalam pos investasi ini.

Investasi bisa bermacam-macam, mulai dari tabungan, deposito, reksadana, emas, saham, hingga properti. Dari semua itu, investasi apa yang paling bagus? Nah disini jujur aku bukan ahlinya. Karena setiap investasi itu ada resikonya. Biasanya semakin tinggi resikonya, semakin tinggi pula return investasinya. Dan pepatah mengatakan jangan menyimpan telur dalam satu wadah, jadi sebisa mungkin jangan berinvestasi di satu tempat saja.

Untuk investasi ini menurutku perlu komitmen. Sebisa mungkin ada yang disisihkan. Beberapa temanku yang aku tahu memiliki alasan sulit sekali untuk menabung karena setiap bulan selalu habis. Untuk kasus-kasus seperti ini ya perlu kesadaran individu itu sendiri sih.

Akan lebih baik lagi jika investasi ini juga direncanakan, seperti halnya pengeluaran. Berdasarkan pengalamanku sendiri, karena pada awalnya aku memiliki catatan pengeluaran dan pemasukan selama setahun kebelakang secara penuh, aku bisa memproyeksikan dan memperkirakan berapa banyak uang yang bisa aku sisihkan untuk ditabung dan diinvestasikan. Jika sudah ada perencanannya, tinggal komitmen terhadap eksekusinya saja.

Tips 10: Jangan tergantung pada pendapatan yang tidak pasti
Sebagai seorang karyawan, tentunya kita tahu kapan kita akan gajian dan kapan pula kita akan menerima insentif lainnya seperti uang cuti dan THR. Namun ada kalanya, diluar itu bisa jadi ada insentif tambahan yang jumlahnya belum pasti atau bahkan kapan kita akan menerima insentif tersebut waktunya belum jelas. Nah, untuk kondisi-kondisi seperti ini, sebaiknya jangan diasumsikan waktu dan besaran insentif tersebut. Syukur-syukur kalau jadi diterima insentifnya, nah kalau nggak jadi dan kita sudah terlanjur ngutang sana-sini kan kita sendiri yang repot. Jika kita masih memiliki cadangan dana yang sebesar 6 bulan pengeluaran, mungkin tidak masalah. Repotnya adalah jika kita pengeluaran dan pemasukan tidak seimbang, ditambah lagi nggak punya tabungan pula.

Well.. jujur aku menulis ini karena terinspirasi kisah nyata di kantor. Ada gosip akan ada insentif yang masuk, dan saking santernya, gosipnya udah macem-macem deh terkait dengan jumlahnya. Sampai akhirnya pas ditunggu-tunggu ternyata insentifnya nggak jadi turun. Tentu saja membuat kehebohan sendiri di lingkungan kerjaku. Banyak yang mengeluh, dan banyak juga yang pusing karena sedang ada kebutuhan dan mengasumsikan insentif tersebut turun.

Aku juga kecewa sih (siapa sih yang nggak seneng nerima insentif). Namun demikian karena aku mengasumsikan insentif ini adalah variabel yang tidak pasti, insentif nya mau masuk atau nggak ya harusnya tidak mengganggu cash flow internal ku. Dan untuk ini, juga kembali ke masing-masing individu. Buat para risk taker dan pencari tantangan agar bisa deg-degan terus, mungkin menarik yah. Kalau aku sih ogaahh.

Demikian tips-tips yang bisa aku tuliskan. Semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Aku berharap ada yang mau memberikan komentar untuk membuka diskusi.

4 komentar:

  1. Apakah Anda mencari pinjaman? Anda berada di tempat yang tepat untuk solusi pinjaman Anda di sini! Global Finance Terbatas memberikan pinjaman kepada perusahaan dan individu pada tingkat bunga rendah dan terjangkau dari 2%. silahkan hubungi kami melalui e-mail melalui oliviadaniel93@gmail.com


    DATA APLIKASI

    1) Nama Lengkap:
    2) Negara:
    3) Alamat:
    4) Negara:
    5) Sex:
    6) Status perkawinan:
    7) Pekerjaan:
    8) Nomor Telepon:
    9) Posisi sekarang di tempat kerja:
    10) Pendapatan Bulanan:
    11) Jumlah pinjaman yang diperlukan:
    12) Durasi Pinjaman:
    13) Tujuan pinjaman:
    14) Agama:
    15) Apakah Anda menerapkan sebelum:
    16) Tanggal Lahir:
    Terima kasih,

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Saya ingin semua orang membaca pesan ini dengan saksama. Saya sangat senang untuk membuat kesaksian tentang bagaimana saya mendapatkan pinjaman saya dengan kreditur kreditur legit, saya telah menderita di tangan kreditor internet palsu di situs-situs tertentu, saya telah mengajukan beberapa perusahaan pinjaman di sini dan yang mereka lakukan hanyalah meminta saya untuk Pembayaran dan setelah pembayaran, saya tidak akan mendapatkan pinjaman dari mereka, mereka adalah orang-orang palsu dari Inggris dan bahkan India. Saya merasa sakit karena hutang saya, dan saya membayar pembayaran lain untuk mendapatkan pinjaman agar bisa menghasilkan hutang yang lebih besar. Saya senang ketika teman saya mengatakan kepada saya bahwa dia mendapat pinjaman dari internet, dialah yang memberi tahu saya tentang Nicole Morgan dari NICOLE MORGAN LOAN FIRM, dan saya mengajukan pinjaman sebesar 800 juta, saya mengikuti semua prosedur, Saya pikir saya tidak akan mendapatkan pinjaman, tapi saya sangat senang saat pinjaman saya disetujui dan dikirim langsung ke rekening bank saya dalam waktu 2 hari setelah mendaftar. Saya telah membayar semua hutang saya sekarang dan stabil secara finansial saat saya menulis pesan ini. Jadi jika ada di antara Anda yang mengajukan permohonan pinjaman, Anda harus menghubungi Nicole Morgan di emailnya, mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman pinjaman nyata, yang lain salah. Ikuti saja semua prosedur di Nicole Morgan dan saya jamin Anda akan mendapatkan pinjamannya, jadilah bijak sehingga Anda tidak akan kehilangan uang seperti saya, hubungi ibu Nicole Morgan jika Anda benar-benar membutuhkan pinjaman nicolemorganloan@gmail.com
    Hubungi saya juga supaya saya bisa memberikan informasi lebih lanjut dan penjaga hadijaboften2@gmail.com
    Terima kasih.

    BalasHapus
  4. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Budiwati Permata, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan menjanjikan ini dan itu, orang-orang yang menganggur, saya sarankan Anda semua harus berhati-hatilah

    beberapa bulan yang lalu, saya tegang secara finansial dan sangat membutuhkan pinjaman untuk mendapatkan bisnis saya kembali, saya tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya Dian Pelangi yang merujuk saya kepada pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Christabel's Missan, seorang ibu yang baik, yang meminjamkan saya pinjaman 800 juta tanpa jaminan dalam waktu kurang dari 20 jam tanpa tekanan atau tekanan dan hanya 2% bunga

    Saya terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya gunakan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji untuk membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi ibu yang baik melalui email: christabelloancompany@gmail.com

    dan dengan rahmat Tuhan dia tidak akan membiarkan Anda mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: permatabudiwati@gmail.com
    dan teman saya Dian Pelangi yang memperkenalkan saya dan memberi tahu saya tentang Ms. Christabel, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ms. Christabel, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email: (lianmeylady@gmail.com) sekarang,

    Apa yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman bulanan saya yang saya kirim langsung ke akun ibu Christabel. Anda masih bisa menghubungi yang baik
    mohon bijaksana dan semoga Allah membimbing kita semua
    ibu, What'sApp Number +15614916019
    Facebook christabelmissancompany@gmail.com

    BalasHapus