Pada hari Minggu kemarin saya ikut Pekan Edukasi Kesehatan Anak untuk Orang Tua (PESAT) yang diselenggarakan oleh Yayasan Orang tua Peduli (YOP) dan diprakarsai oleh milissehat.web.id. Walau hanya ikut 3 sesi dari keseluruhan total 5 sesi (1 sesi per bulan), dan baru ikut sekali ini tapi manfaatnya benar-benar langsung terasa :). Sebenarnya, jauh sebelum tertarik untuk ikut PESAT, saya terlebih dahulu sudah bergabung di milissehat (sehat@yahoogroups.com) berdasarkan rekomendasi dari sahabat-sahabat yang juga para ibu-ibu muda. Awalnya, sebagai calon ibu, saya hanya punya 1 komunitas favorit yaitu di theurbanmama.com. Disana tempatnya dibahas beragam topik yang memang dibutuhkan bagi persiapan seorang calon ibu, dari mulai kehamilan, anak, keluarga, kesehatan finansial, dsb. Namun ternyata, diskusi yang ada ttg kesehatan saya rasa masih kurang mendalam, valid dan bervariasi. Padahal topik kesehatan ini tentunya sangat berperan penting bagi seorang ibu dalam menjaga kesehatan keluarganya. Oleh sebab itu saya akhirnya memutuskan untuk bergabung ke milissehat tersebut.
Kembali ke PESAT 2, acara lengkapnya memiliki jadwal dan materi sebagai berikut:
Sesi I (25 September 2011) Seputar Kehamilan-Kelahiran dan Imunisasi
Topik 1 : Seputar Kehamilan dan Bayi Lahir (termasuk Jaundice)
Topik 2:ASI
Topik 3:Imunisasi
Sesi II (23 Oktober 2011) Demam dan Kegawatdaruratan
Topik 1:Demam, Kejang Demam, Demam dengan Ruam (termasuk Infeksi
Saluran Kemih*)
Topik 2:Kegawatdaruratan pada Anak serta Cara Penanganannya
Topik 3:Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue, dan Typhus
Sesi III (13 November 2011) Common Problems
Topik 1:Batuk Pilek, Bronchitis, Radang Tenggorokan, Asma
Topik 2:Diare, Muntah, Konstipasi, Muntaber
Topik 3:TBC
Sesi IV (11 Desember 2011) Tumbuh Kembang
Topik 1:Makanan Pendamping ASI dan Nutrisi Tepat untuk Tumbuh Kembang Anak
Topik 2:Pertumbuhan dan Perkembangan Anak yang Ideal (termasuk
Anemia Defisiensi Zat Besi*)
Topik 3:Pertumbuhan, Perkembangan dan Kesehatan Gigi Anak
Sesi V (15 Januari 2012) RUM dan Antibiotik
Topik 1 : Layanan Kesehatan Terbaik untuk Konsumen
Topik 2:Mikroba dan Antibiotika
Topik 3:Penggunaan Obat secara Rasional
Namun, karena dibolehkan untuk ikut per sesi (lepasan), saya memutuskan untuk mengikuti sesi-sesi tertentu saja yaitu yang berkaitan dengan penyakit dan obat (sesi II, III dan V). Jadi berasa ikut Short Medical Course aja nih ^-^
Alhamdulillah sesi II kemarin berjalan lancar, walau agak terlambat 30 menit dari jadwal yang telah ditentukan (seharusnya 8:30-14:00 WIB). Saya sendiri sampai lokasi sekitar jam 9 kurang 10 menit. Pertama, setelah mengisi daftar hadir, peserta diminta untuk mengisi semacam kuosioner sebelum acara dimulai. Setelah itu dikumpulkan untuk ditukarkan dengan goodie bag yang berisi 1 modul sesi yang diikuti dan 1 majalah Ayah&Bunda, serta snack untuk sarapan. Lalu acara dimulai dengan pembukaan singkat yang berisi tentang susunan acara, perkenalan singkat akan YOP dan milissehat, serta tujuan diadakannya PESAT. Dilanjutkan dengan presentasi topik-topik secara berkesinambungan hingga hampir pukul 13:00. Yang menarik tentang latar belakang didirikannya milissehat dan YOP adalah, pendirinya yang bernama dr. Purnamawati, SpAk, MMpaed, (semoga nulis gelarnya bener :P) yang ingin mendidik para pasiennya yang kebanyakan adalah para orang tua agar menjadi smart patient (pasien yang rasional, ga asal nrimo apa kata dokter). Oia, Bunda Wati (panggilannya bu dokter itu) ini adalah seorang dokter spesialis anak yang ahli hepar. Intinya sih berangkat dari kesadaran beliau yang sering menemukan kasus berupa rusaknya hati anak-anak karena terpapar efek samping obat yang tidak semestinya dikonsumsi (kebanyakan obat lah istilahnya). Jadi jangan sampai anak sakit sedikit, langsung ke dokter minta obat. Soalnya tidak semua penyakit perlu diberi obat sebagai penanganannya. Belum lagi soal dosis dan efek samping obat yang semestinya harus diketahui oleh para pasien, terutama antibiotik dan puyer. Jika pasiennya sudah rasional, diharapkan dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosa. Soalnya, yang lebih banyak berinteraksi dengan anak itu kan orang tua di rumah, bukan dokter. Jadi harusnya yang melakukan observasi itu orang tua, baru ketika memang saatnya mengambil tindakan medis lebih jauh dapat menyampaikan hasil observasi tersebut kepada dokter. Tujuannya agar penanganannya tepat dan (jika memang perlu) obatnya tepat.
Masuk ke topik pertama yaitu tentang Demam, Kejang Demam dan Demam dengan Ruam yang diisi oleh salah seorang smart parent (sebutan untuk orang tua yang mempelajari ilmu kedokteran/kesehatan dasar untuk menjaga kesehatan keluarga. Sehingga tidak langsung pasrah menyerahkan kepada dokter soal penanganannya). Pada topik ini dibahas tentang definisi demam yang sebenarnya adalah gejala, BUKAN penyakit. Penyebabnya, observasi yang diperlukan, penanganan, dan pengobatan yang tepat, Lalu tentang Kejang Demam atau yang lebih populer dikenal dengan Steup. Pembahasannya terkait perbedaan gejalanya dengan penyakit lainnya seperti epilepsi dan meningitis ensefalitis (apaan tuh? silahkan googling yaa ^-^)., karakteristik, komplikasi dan bahayanya, serta penganannya. Diteruskan dengan Demam plus ruam, kebetulan saya sendiri pernah mengalami ini jadi so pasti menyimak dengan serius pas bagian ini. Apalagi dilengkapi juga dengan gambar-gambar contoh kasusnya, jadi sangat membantu pemahaman para pesertanya. Penyakit yang dibahas yaitu campak (measles/morbili), Rubella, Roseola (eksantema subitum), Cacar Air (Varicella), eksantema lainnya. Mulai dari gejala, tindakan dan pencetusnya (virus/bakteri).
Topik kedua (terus terang topik paling mengerikan bagi saya, karena jd tak hentinya berdoa semoga anak saya di rumah tidak akan sampai mengalami kondisi gawat darurat seperti yang sedang dibahas >< ) yaitu tentang Kegawatdaruratan pada anak dan cara penanganannya. Dibuka dengan pentingnya untuk TIDAK PANIK, karena dari tes singkat yang dilakukan diperoleh kesimpulan jika dalam kondisi panik/terburu-buru otak manusia cenderung tidak berfungsi sebagaimana mestinya (lain yang dipikirkan, lain yang terucap). Bayangkan kalo kita salah memberi informasi kepada dokter yang menganinya, kan bisa-bisa tindakan yang diambil salah. Padahal kita sedang berjuang melawan waktu. Pembahasan lebih lanjut adalah mengenai definisi kondisi gawat darurat itu sendiri, bantuan hidup dasar, pelajaran ttg CPR dan Manuver Heimlich pada orang dewasa/anak (aduh nonton videonya serem… walo cuma boneka sih yang di CPR-in). Kalo ada yang bingung, CPR itu yg dadanya diteken2 pake tangan dan diberi napas buatan, lalu manuver Heimlich itu penganan untuk mengeluarkan benda asing yang menghalangi saluran pernapasan (tersedak). Plus dibahas beberapa kondisi gawat darurat dan penganannya seperti: tenggelam, tersengat listrik, tersedak, alergi berat, trauma (patah tulang/terkilir), keracunan, luka bakar, luka karena gigitan hewan/tersayat benda tajam dan mimisan. Btw, topik kedua ini dibawakan oleh dr. Yoga (lulusan FKUI, lagi ngambil spesialis anesthesi katanya), dan diakhiri dengan peringatan untuk sedapat mungkin mencegah kondisi gawat darurat ini agar tidak terjadi. Contoh: pakai helm saat naik motor (jadi inget kasus Simoncelli yang meninggal di Sepang, Malaysia kemarin), dan JANGAN SMS/TELEPON ketika sedang mengemudikan kendaraan. Sebab dari tes yang sudah dilakukan oleh David Strayer (peneliti dari Universitas Utah, USA), otak manusia tidak bisa multitasking. Jika dipaksa (misal sambil nyetir, sambil ngerjain yang lain) maka akan mengurangi cakupan daya pandang, kewaspadaan dan respon pengemudi, yang ujung2nya menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Dan akhirnya, sampai pula di Topik ketiga yang dibawakan oleh seorang dokter juga, yakni dr. Astrid, yang membahas tentang Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), dan Typhus. Pembahasan kali ini memang agak berat, karena cukup banyak istilah-istilah kedokterannya, tapi bukan berarti sulit untuk dipahami. Paparannya mencakup perbedaan dari ketiga demam tersebut, mulai dari penyebab, gejala klinis, komplikasi, tes diagnosa penunjang, penanganan/penatalaksanaannya, jenis antibiotik yang diberikan, pencegahan, sampai kriteria pemulangan pasien. Oia, di setiap topik juga dibahas tentang kelirumologinya loh. Kelirumologi itu adalah pendapat-pendapat yang keliru seputar topik yang dibahas. Seperti apakah penderita DD atau Typhus harus selalu dirawat inap dan selalu diberi antibiotik. Khusus untuk Typhus (saya belum lama pernah divonis menderita Typhus), ternyata bayi dapat tertular lewat ASI yang terinfeksi/makanan tambahan yang kurang dijaga kebersihannya, dan tes Widal ternyata masih kontroversial dan sulit dijadikan pegangan karena belum ada kesepakatan akan nilai standar aglutinasi/titer patokan. Diagnosis pasti demam tifoid tegak jika ditemukan bakteri S typhi (ato paratyphi) dalam kultur/biakan darah, walau memang membutuhkan waktu 5-7 hari. Saya sendiri dulu di diagnosisnya menggunakan tes Widal, dan ternyata baru bisa menguatkan diagnosis Demam Tifoid jika ada kenaikan titer 4x lipat pada pemeriksaan ulang dengan interval 5-7 hari. Antibiotik yang digunakan harus dicoba lini pertama dulu baru jika dinilai kurang efektif, menggunakan lini kedua. Di dalam modul yang didapat para peserta, ada penjelasan tentang dosis dan pro-kontra dari masing-masing antibiotik lini pertama dan kedua. Jadi kita tahu mana yang kira-kira lebih aman (kasus ibu hamil/menyusui dan anak) serta minim efek samping. Jika penanganannya tidak optimal maka penderita dapat menjadi karier (pembawa). Phuiih… serem ya. Oia, di sesi ini peserta juga diminta kembali mengisi kuosioner yang sama seperti di awal, maksudnya mungkin untuk menilai sejauh mana pemahaman peserta terhadap materi-materi yang telah disampaikan.
Acara berikutnya adalah rehat, dan para peserta bisa sholat, makan siang, dan belanja di bazaar sederhana yang diadakan oleh panitia. Disitu dijual beragam produk mulai dari gantungan kunci, kaos, hingga modul dari sesi lain yang telah berjalan. Panitia juga mengijinkan para peserta untuk menyalin file presentasi maupun video yang tadi disajikan. Acara nantinya akan dilanjutkan dengan tugas kelompok dan sesi tanya jawab. Namun sayangnya, saya tidak mengikuti sampai selesai karena keburu kangen sama anak dirumah ^-^ (saya datang sendiri, tanpa anak dan suami). Soalnya saya dan suami sudah berkomitmen untuk memprioritaskan keluarga pada akhir pekan dan berhubung materi sudah tersampaikan semuanya, jadi setelah belanja di bazar dan mengambil jatah makan siang saya memutuskan untuk langsung ciao. Hehehe… (maaf ya panitiaa..).
Insya Alloh setelah sesi III dan sesi V selesai saya ikuti, akan di sharing juga difacebook dan diblog. Pertanyaan lebih jauh? Japri aja yaa ^-^
~Tulisan ini didedikasikan untuk memenuhi janji kepada sahabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar