Plastik menjadi masalah ketika dibuang secara sembarangan dan tidak ditangani dengan baik. Beberapa informasi dari majalah NatGeo yang membuatku cukup miris:
- ♻️ Lebih dari 40% produk plastik hanya dipakai sekali saja, dan kemudian dibuang. 9 juta ton sampah plastik ini berakhir di laut setiap tahunnya.
- ♻️ Sampah plastik yang berakhir di lautan, diperkirakan telah membunuh jutaan hewan laut setiap tahunnya. 700 spesies hewan laut, termasuk yang terancam punah, juga terkena imbasnya
- ♻️ Rata-rata masa pakai tas plastik adalah 15 menit.
- ♻️ 1/3 produksi plastik digunakan untuk kemasan. Segmen kemasan ini memiliki masa pakai dibawah 6 bulan. Sampah dari segmen ini menyumbang 50% dari semua sampah plastik secara global.
- ♻️ Secara global hanya 18% produk plastik yang di daur ulang, sisanya menjadi sampah. Sampah plastik terbuang ini akan hancur menjadi bagian-bagian kecil yang sangat sulit terlihat (disebut mikroplastik). Hanya plastik pada kategori 1 s/d 3 dibawah yang paling mudah didaur ulang, sementara kategori 4 s/d 7 lebih sulit didaur ulang dan kebanyakan berakhir menjadi sampah.
- ♻️ 1 tas plastik, dapat hancur menjadi 1,75juta fragmen mikroplastik.
- ♻️ material plastik memerlukan waktu berabad-abad (500-5000 tahun) untuk terurai secara alami dan menjadi tidak berbahaya bagi lingkungan
Yang lebih menyakitkan lagi adalah melihat foto-foto binatang dibawah ini yang menjadi korban sampah plastik yang tidak tertangani dengan baik dan dibuang ke laut:
Gambar 4. Tempurung kura-kura ini menjadi cacat karena terjebak plastik (sumber: www.anonews.co) |
Gambar 5. Bangkai burung Albatros, mati karena mencerna sampah plastik (sumber: www.anonews.co) |
Gambar 6. Burung bangau terjebak dalam tas plastik (sumber: www.anonews.co) |
Gambar 7. Anjing laut, terjerat benang plastik (sumber: www.anonews.co) |
What can we do?
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah plastik:
- ♻️ Tidak menggunakan tas plastik untuk berbelanja. Alih-alih menggunakan tas plastik, beralihlah ke tas yang bisa digunakan berkali-kali yang saat ini sudah banyak dijual.
- ♻️ Mengurangi penggunaan sedotan plastik dan beralih ke sedotan yang berbahan dasar kertas/stainles steel. Sedotan hanya memiliki masa pakai 10 menit, setelah itu dibuang dan tidak digunakan lagi. Dari Gambar 3 diatas, sedotan masuk ke dalam kategori nomor 5 (PP - Polypropylene) yang sulit untuk didaur ulang. Selain itu sedotan adalah salah satu produk yang paling banyak membutuhkan energi dalam proses produksinya.
- ♻️ Kurangi penggunaan botol plastik yang biasanya digunakan dalam kemasan minuman. Alih-alih mengkonsumsi minuman kemasan yang sekali pakai, lebih baik beralih ke botol minuman yang dapat digunakan berulang.
- ♻️ Menggunakan peralatan makan yang dapat dipakai berulang/biodegradable, terutama ketika travelling.
- ♻️ Memilih produk yang dibuat dari bahan yang telah di daur ulang
Gambar 8. Siklus hidup produk sedotan plastik (sumber: Pinterest) |
What have I done?
Untuk saat ini memang belum banyak yang kulakukan untuk mengurangi penggunaan plastik untuk keperluan rumah tangga. Namun demikian secara personal, aku berkomitmen untuk mengurangi sebanyak mungkin penggunaan produk plastik yang tidak perlu. Salah satunya adalah dengan membawa tumbler stainless steelkesayanganku ke kantor. Setiap kali aku ingin membeli minuman, akan aku gunakan tumbler ini alih-alih menggunakan kemasan plastik + sedotan yang sekali buang. Dengan asumsi setiap hari aku selalu membeli jus untuk sarapan, dan minuman untuk makan siang, artinya dalam sebulan paling tidak aku bisa mengurangi penggunaan 40 cup kemasan plastik + 40 sedotan setiap bulannya. Kekurangan dari penggunaan tumbler stainless ini adalah perlu ada sedikit tambahan usaha untuk membersihkannya setiap kali digunakan, terutama jika akan berganti minuman. Namun demikian, kurasa sedikit kerepotan ini worth it lah dibanding dengan sisi buruk dari sampah plastik yang tidak ditangani dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar