Minggu, Juli 08, 2018

Harapan & Resolusi 2018

Tahun 2018 masih tersisa 6 bulan lagi, dan rasanya belum terlalu terlambat untuk menuliskan resolusi dan harapanku untuk tahun 2018 ini. Sejujurnya di tahun ini tidak ada resolusi khusus atau hal-hal yang benar-benar ingin aku capai. Tidak seperti tahun sebelumnya dimana targetku cukup banyak, di tahun 2018 ini aku ingin sedikit lebih bersantai. Tema ku di tahun 2018 ini adalah minimalis dan fokus pada investasi.


Minimalis disini dalam artian pengurangan aktivitas yang tidak terlalu diperlukan, mengurangi pembelian barang yang bersifat konsumtif, dan fokus pada hal-hal yang dapat memberikan value yang lebih. Selanjutnya, aku memilih investasi karena aku ini adalah bagian dari tema minimalis sebelumnya. Terlebih lagi di tahun 2017 lalu pengeluaranku untuk renovasi rumah cukup banyak, dan tahun 2018 kurasa menjadi saat yang tepat untuk kembali menyisihkan sebagian penghasilanku untuk menghadapi ketidakpastian di masa depan.

Namun demikian, walaupun tema tahun ini minimalis, bukan berarti aku melupakan targetku yang lain. Hanya saja agar sejalan dengan istilah minimalis ini, aku tidak mematok banyak target di tahun ini, khususnya untuk target-target yang sifatnya tidak "one-time" dan terus berjalan sepanjang waktu.

🚵🏻 Olahraga dan Bersepeda
Targetku di tahun ini untuk kegiatan bersepedaku tidak berbeda jauh dengan tahun sebelumnya. Dan aku tidak muluk-muluk:
▪️Target jarak 75km/minggu atau 300km/bulan. Jarak 75km/minggu tidaklah terlalu sulit untuk dicapai, mengingat jika cuaca tidak memungkinkan, aktivitas ini masih memungkinkan untuk dilakukan secara indoor.
▪️Badge Granfondo Strava setiap bulannya, selama setahun penuh.

Sementara untuk mengikuti event, aku hapus dari daftar target. Untuk event-event di luar kota, ini tentunya akan memakan waktu dan biaya, dan menurutku ini tidak sejalan dengan tema minimalis. Sementara di tahun ini aku akan mencoba fokus untuk mengikuti acara-acara gowes yang ada di dalam kota saja.

Nah selain bersepeda, aku menargetkan mulai tahun 2018 ini aku bisa beraktivitas lari lagi. Ini adalah olahraga yang menurutku memerlukan mental yang kuat untuk memulainya, terlebih karena godaan bersepeda lebih besar dibanding berolahraga lari.

🏡 Renovasi & Mengisi Rumah
Setelah tertunda beberapa kali, dalam setahun kedepan ini aku berkomitmen untuk bisa menyelesaikan "sisa-sisa" pekerjaan renovasi yang sudah aku rencanakan dari tahun lalu. Aku akui, untuk harapanku yang satu ini, aku sedikit mengulur-ulur waktu. Bukan karena apa-apa, karena memang urgensi untuk segera pindah dari rumah yang aku tempati sekarang belum terlalu besar. Namun demikian, berhubung PR ku hanya tinggal menambahkan kanopi & kitchen set saja, rasa-rasanya harapan ini tidak terlalu sulit untuk dieksekusi. Intinya sih, tahun depan targetku rumah baru sudah siap untuk ditempati, walaupun kurasa untuk pindahannya masih akan aku ulur-ulur lagi 😉.

❤️ Kesehatan
Harapanku di tahun ini terkait dengan kesehatan bisa dibilang nggak muluk-muluk. Lupakanlah soal menurunkan angka kolesterol dan kawan-kawannya. Setelah usahaku di tahun lalu sepertinya tidak membuahkan hasil, di tahun ini aku akan mencoba menggunakan pendekatan lain. Aku sudah berusaha untuk mengurangi konsumsi makanan yang berkolesterol tinggi, namun hasilnya tampaknya sama saja. Entah apakah karena hasil labnya yang salah, ataukah memang angka kolesterol normalku memang termasuk cukup tinggi.

Aku putuskan di tahun ini, angka kolesterol bukan menjadi targetku, tetapi penerapan pola makan yang benar yang akan aku pertahankan. Targetku, untuk konsumsi makanan-makanan yang masuk kategori kurang sehat, hanya akan aku lakukan maksimal 1 bulan 2 kali. Selain itu, junk food juga akan aku kurangi, dan mungkin aku akan lebih memilih untuk menahan lapar daripada makan nggak bener. Terlalu fokus pada angka juga menurutku malah akan membuat kurang nyaman, dan ujung-ujungnya nggak enak makan. Mending sih disiplin aja, kalau hasilnya masih tetap tinggi paling nggak ya sudah ada usahanya. Terlalu dipikirkan juga kurang bagus, seolah jadi kurang menikmati hidup #halah.

📈 Investasi
Berhubung kebutuhan untuk renovasi rumah bisa dibilang sudah tidak terlalu besar di tahun ini, aku bisa mulai fokus lagi kedalam investasi. Investasi ini juga menjadi temaku tahun ini. Sedikit aku highlight harapanku ini karena target dana yang aku sisihkan cukup besar. Angka tepatnya tentu tidak akan aku sebutkan disini, namun jumlahnya sekitar 50% dari pemasukan bersihku di tahun ini. Artinya untuk keperluan konsumsi dan operasional bulananku maksimal akan mengkonsumsi 50% dari pemasukanku, dan itupun jika ada sisa sudah jelas pasti akan aku lock untuk keperluan investasi. Terdengar cukup muluk-muluk, tetapi justru itulah tantangannya. Agar target ini tercapai, tema minimalis juga aku sisipkan disini, agar barang-barang konsumsi yang aku beli memang yang masuk daftar prioritas dan benar-benar kubutuhkan.

Seperti tahun sebelumnya, instrumen yang aku pilih adalah pasar modal/saham. Alasanku bisa dibilang kurang lebih sama:
  • Likuid
  • Memberikan return yang cukup besar (asal bener aja mengelolanya). Dan dari historikalku sebelumnya, returnnya diatas deposito.
  • Kontrol penuh atas pilihan emiten pada porsi investasi.
Dan kali ini aku tidak akan memasang target return dari dana yang aku investasikan ke dalam saham. Mengapa? Karena harga saham tidak ada yang tahu dalam 1 bulan, 1 tahun, ataupun 5 tahun kedepan. Terlebih lagi, justru dengan target tertentu, aku khawatir secara psikologis ini akan menjadi kurang bagus untuk emosiku. Secara emosional aku akan mendapat pressure untuk bisa menghasilkan return dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, yang artinya pilihan emitenku bisa jadi nantinya akan berisi emite-emiten karbitan yang harganya mudah digoreng oleh bandar.

Belajar dari pengalamanku sebelumnya, sebelum aku memutuskan untuk berinvestasi pada satu emiten, minimal paling nggak aku sudah mengerjakan PR dengan mengetahui fundamental emiten yang aku pilih dan berapa harga wajarnya. Dengan mekanisme ini, secara return mungkin tidak akan terlalu besar jika dibandingkan dengan emiten-emiten karbitan, namun secara long term, hasil returnnya kuharapkan jauh lebih tinggi dan less risk. Target investasiku memang bisa dibilang untuk jangka panjang. Jika memang diperlukan, nggak akan aku utak-atik minimal untuk 5 tahun kedepan.

📖 Belajar hal baru
Di tahun sebelumnya, aku belum menemukan hal baru yang menurutku cukup menarik untuk kupelajari. Dan alhamdulillah di tahun ini aku mendapatkan beberapa pencerahan. Paling nggak aku bisa menilai bahwa apa yang akan aku pelajari ini cukup make sense dan bermanfaat untuk jangka panjang. Hal baru tersebut adalah bagaimana menganalisis kinerja dan memvaluasi suatu emiten/perusahaan. Harapanku yang satu ini sejalan dengan harapan dan targetku sebelumnya. Dan aku berharap ilmu yang kudapatkan disini bisa membantuku untuk memilih emiten dimana uangku akan aku investasikan.

Terdengar simpel kan? Namun pada kenyataannya cukup sulit dan hasilnya tidak bisa diketahui dalam waktu cepat. Target akhirnya adalah kenaikan pada harga saham emiten tersebut. Namun jika harga saham belum naik, belum tentu pilihan kita salah. Selain itu menilai fundamental perusahaan juga tidak hanya dari membaca laporan keuangannya saja, tetapi juga mengetahui rencana perusahaan kedepannya, menganalisis sektor industrinya, dan mengkaitkan dengan domain yang lebih besar: ekonomi makro. Cukup kompleks namun menarik untuk dipelajari. Tantangannya adalah ada lebih dari 500 emiten yang melantai di bursa, dan memilih yang terbaik diantara jumlah sebanyak itu tentu bukan hal yang mudah.

💯 Minimalis
Istilah minimalis menjadi temaku tahun ini. Pada awalnya aku merasa tema ini terlalu intangible dan kurang bisa diukur hasil akhirnya. Namun demikian dengan berpatokan pada dana minimal yang mesti aku sisihkan untuk keperluan investasi sebesar 50%, maka sisa 50% inilah yang menjadi angka maksimum pengeluaranku di tahun ini.

Selain itu, menurutku ada beberapa guidance/perilaku yang selaras dengan tema ini yang bisa aku lakukan:

  • Kurangi pembelian barang yang tidak diperlukan. Jika sebatas ingin namun kurang diperlukan, artinya memang tidak perlu dibeli.
  • Mengurangi kebiasaan menumpuk barang. Barang-barang yang sejatinya sudah tidak terpakai/tidak pernah dipakai dalam 1 tahun ke belakang perlu disingkirkan. Syukur-syukur masih bisa dihibahkan ke orang lain.
  • Sebisa mungkin menggunakan transportasi publik untuk pergi/pulang kerja. Jika memungkinkan berjalan kaki, maka bisa dipertimbangkan pilihan tersebut.
  • Mengemudi kendaraan dengan benar dan tidak impulsif agar fuel consumption-nya maksimal.
  • Mengurangi penggunaan transportasi seperti Go Jek, dan lebih memilih jalan kaki + transportasi lain (misal Transjakarta). Pertimbanganku adalah walaupun Go Jek dapat menghemat waktu tempuh, namun menurutku kurang worth dibandingkan dengan Transjakarta, dimana ketika sambil menunggu dan sedang berada di dalam bus, aku bisa melakukan hal-hal lain dengan handphone ku.
  • Memanfaatkan waktu ketika pergi/pulang kantor dengan membaca ebook atau artikel-artikel menarik. Bahkan waktu ini bisa dipergunakan untuk mengerjakan PR ku yang lain.
  • Jika memang diperlukan untuk membeli sebuah barang, sekalian saja beli barang yang bagus dan berkualitas. Harga seharusnya tidak menjadi masalah selama kualitasnya sesuai dengan ekspektasi. Barang yang berkualitas tentunya dapat dipakai untuk periode waktu yang lebih lama.
  • Melakukan komparasi/riset sebelum melakukan pembelian, khususnya barang-barang yang dibeli secara online. Secara aku lumayan sering berbelanja online, terkadang dengan melakukan komparasi dengan lapak lain, bisa didapatkan barang yang serupa dengan harga yang lebih murah. Bedanya mungkin tidak seberapa, namun jika diakumulasikan dalam setahun akan lumayan berasa.
  • Mengurangi aktivitas yang memboroskan waktu seperti mengakses sosial media, video, dan hal-hal yang kurang bermanfaat ketika jam kerja. Targetku adalah berkerja seoptimal mungkin di saat jam kerja. 


Inti dari tema minimalis disini adalah pembentukan kebiasaan, bukan sesuatu target yang hasilnya bisa langsung terukur di akhir tahun. Aku berharap mindset minimalis ini menjadi bagian dari kebiasaanku. Ada riset yang mengatakan bahwa 40% aktivitas yang kita lakukan sehari-hari bukan dihasilkan dari pengambilan keputusan secara sadar, melainkan dari kebiasaan kita. Dengan demikian, bisa disimpulkan dengan membentuk kebiasaan yang baik, kita dapat memaksimalkan waktu untuk melakukan 40% dari aktivitas sehari-hari, dan mempergunakan waktu yang kita optimalkan tersebut untuk hal-hal lain yang bermanfaat.

1 komentar:

  1. mantap bang, saya pembaca setia dari tgr, baarakallahu fiik

    BalasHapus