Selasa, Februari 21, 2017

Resolusi 2017

Walaupun saat ini sudah memasuki bulan Februari, tidak ada kata terlambat untuk menuliskan resolusiku di tahun 2017 ini. Baru kusadari pentingnya untuk menuliskan target atau resolusi yang ingin kita capai ketika aku menuliskan kontemplasi untuk tahun 2016 lalu dan setelah ngubek-ngubek aku tidak menemukan target yang ingin kucapai di tahun tersebut. Nah kalau nggak ada target, bagaimana kita bisa mengetahui progress dan pencapaian kita?

Berbicara mengenai resolusi, tidak harus selalu berkaitan hal-hal yang luar biasa. Terkadang hal-hal yang sepele dan terlihat mudah malah lebih sulit untuk dicapai jika targetnya berkesinambungan.


🚵🏻 Olahraga dan Bersepeda
Di tahun ini, aku mencoba untuk membuat targetku sedikit lebih realistis dibandingkan dengan tahun lalu. Walaupun targetku di tahun 2016 lalu pada dasarnya dapat tercapai, namun di satu sisi aku melihat banyak hal-hal lain yang aku korbankan. Aku merasa ada sedikit ketidakseimbangan. Well.. masih banyak hal lain yang menurutku seharusnya mendapat prioritas yang lebih besar.

Secara garis besar, berikut adalah resolusi ku untuk aktivitas bersepeda di tahun 2017 ini:
▪️Target jarak 300 km setiap bulannya. Menurutku lebih realistis untuk dicapai dibandingkan dengan target jarak 75km/minggu. Dengan perubahan ini, aku bisa gowes jauh dalam satu minggu tertentu sementara di minggu yang lain aku dapat mengerjakan hal-hal lainnya.
▪️Badge Granfondo Strava setiap bulannya. Target ini tidak berubah dari tahun lalu. Dan menurutku cukup menantang di bulan-bulan ketika motivasi untuk bersepeda sedang drop.
▪️Mengikuti event-event terkait dengan gowes. Targetku sih nggak banyak-banyak lah: 5 event saja sudah cukup. Jika di tahun-tahun sebelumnya aku biasa gowes sendiri, di tahun ini aku ingin lebih all out dan berinteraksi dengan para goweser lain.

🏕 Liburan
Berdasarkan statistik dalam beberapa tahun belakangan, baik aku dan istriku tidak terlalu memerlukan apa itu yang disebut dengan liburan dan menjauhkan diri sejenak dari rutinitas pekerjaan. Sesama kaum introvert dan khususnya INTJ, berakhir pekan di rumah ngadem tanpa pergi kemana-mana sudah bisa dikategorikan liburan. Jujur saja, aku dan istriku sama-sama males untuk jalan keluar apalagi untuk mencapai tempat tujuannya saja sudah macet, ditambah lagi destinasi nya juga ramai dipenuhi orang. Untuk tempat-tempat yang masuk kategori ini, menurut kami sudah overrated (dari perspektif introvert), antara effortdan kesenangan yang didapat tidak sebanding.

Tujuan dari liburan itu sendiri adalah untuk me-recharge tubuh dan pikiran. Sebagai introvert, ini berarti suasana tenang, nyaman, jauh dari keramaian, dan tidak terlalu banyak mobilisasi. Ibaratnya kalau kita berlibur di satu tempat, ya ngadem terus aja di tempat tersebut, menikmati suasananya. Namun ini bukan berarti aku nggak suka mengunjungi tempat-tempat baru ya. Ketika berlibur bersama-sama dengan teman-teman kantor misalnya, tentu saja definisi liburannya menjadi berbeda. Targetnya tentu saja mengunjungi sebanyak mungkin tempat wisata untuk mencari suasana baru. Yang aku jelaskan disini adalah definisi liburan dengan keluarga.

Di satu sisi, alasan lain untuk berlibur adalah menyenangkan anak-anak. Jadi ya yang perlu diperhatikan adalah liburan yang memang bisa membuat anak-anak senang. Nah, anak-anak itu sebenernya nggak perlu ribet-ribet kalau mau dibuat senang. Asal ada tempat bermain khususnya bermain air sudah cukup puas. Lupakanlah liburan dengan melihat pemandangan yang indah seperti pegunungan, kebun teh, melihat matahari terbit atau tenggelam, dan lain sebagainya.

Jadi definisi liburan yang menurutku win-win dengan anak-anak adalah pergi ke tempat tertentu yang tidak terlalu ramai, menginap disana, dan kalau bisa yang sudah all-in, jadi nggak perlu kemana-mana lagi. Dan menurutku tidak perlu sampai berhari-hari karena pasti akan banyak mobilisasi dan melelahkan.

Jadi resolusiku di tahun ini nggak muluk-muluk banget lah. Setiap 2 bulan sekali targetku bisa menginap di luar kota. Nggak perlu yang jauh-jauh, yang penting bisa dilakukan ketika weekend dan tidak perlu cuti. Selain itu aku menargetkan bisa berlibur paling nggak 1 kali lah di tahun ini ke tempat yang lebih jauh. Yang jelas untuk kategori ini perlu sampai mengambil cuti ya.

🏡 Renovasi & Mengisi Rumah
Renovasi dan mengisi rumah akan menjadi pengeluaran terbesarku di tahun ini. Jika sesuai rencana, di akhir kuartal pertama tahun ini serah terima rumah baru. Namun rencanaku sih memang nggak akan langsung ditempati. Namanya juga rumah baru, jelas-jelas isinya masih kosong melompong dan ada beberapa hal yang perlu dilengkapi.

Berdasarkan catatan kasarku, berikut adalah daftar yang harus dilengkapi sebelum rumah baruku ini layak huni:
  • Pelebaran dapur. Walaupun istriku mengatakan kondisi dapur saat ini sudah cukup, namun aku masih merasa kurang luas. Dapur memang wilayahnya kaum hawa, namun demikian aku memerlukan space tambahan untuk dapat menyimpan peralatan kopi ku.
  • Kamar pembantu dan kamar mandi belakang.
  • Kitchen set
  • Kanopi untuk car port.
  • Furniture
 dan hal-hal lainnya yang aku yakin jika diakumulasikan bakalan memerlukan dana yang tidak sedikit juga.

📈 Investasi
Berhubung di tahun ini rumah idamanku dan istriku sudah selesai dibangun, tentunya akan banyak pengeluaran untuk mengisinya. Namun demikian bukan berarti aku mengesampingkan rencana investasiku. Di tahun ini target ku untuk investasi nggak muluk-muluk: aku harus bisa menyisihkan minimal 30% dari pemasukanku untuk aku investasikan.

Instrumen yang aku pilih untuk investasi adalah pasar modal/saham dan tabungan karena keduanya menurutku sangat likuid dan dapat dicairkan kapan saja ketika aku butuhkan. Sementara untuk instrumen lain seperti deposito dan reksadana menurutku tidak terlalu menguntungkan untuk saat ini.

Reksadana konon lebih ribet dan banyak fee nya ketika akan dicairkan. Sementara deposito bagi hasilnya tidak terlalu oke, beda tipis dengan nilai inflasi dan terlebih lagi kondisi saat ini suku bunga acuan sedang rendah. Baru cukup oke ketika kita punya dana yang sangat besar dan bisa mendapatkan bagi hasil spesial yang lebih besar dibandingkan deposito reguler. Selain itu menurutku deposito cocok ketika kita sudah punya plan yang jelas di masa yang akan datang. Misalnya saat ini kita sudah punya tabungan 50 juta dan tahun depan kita berencana akan membeli mobil baru seharga 150 juta. Nah sambil mengumpulkan 100 juta sisanya sampai tahun depan, yang 50 juta nya tadi diamankan dulu ke dalam deposito.

Lantas mengapa aku memilih tabungan dan saham? Tabungan sudah jelas sangat likuid, bisa dicairkan kapan saja. Namun demikian porsi untuk investasi yang aku masukkan ke tabungan nilainya tidak akan terlalu besar. Akan aku jaga di kisaran 6x kebutuhan rata-rata setiap bulannya. Sisanya akan aku masukkan ke saham. Saham dengan resiko lebih kecil (seperti bluechip) tentunya akan memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan saham yang resiko nya lebih besar (seperti saham gorengan).

Alasanku memilih saham karena instrumen ini bisa sangat menguntungkan dan bisa pula sangat merugikan. Dan sejauh ini aku sudah mengalami kedua-duanya. Alhamdulillah nya sih di tahun lalu semua yang minus sudah menjadi plus. Jadi kalaupun di tahun ini minus, anggap saja sebagai pelajaran berharga. Di tahun lalu dunia persahaman ini telah memberiku banyak pelajaran berharga, dan yang pelajaran yang berharga itu tak semuanya menyenangkan. Ada kalanya memang kita mesti terjatuh dulu dengan keras untuk bisa bangkit, dan itulah yang telah aku alami.

Melihat pergerakan portofolioku di bulan Januari ini, aku menargetkan sampai akhir tahun 2017 ini nilai portofolioku bisa tumbuh 50%. Apakah target tersebut masuk akal? Yah namanya juga resolusi, sedikit tak masuk akal juga nggak apa-apa. Aku berharap sih bisa lebih dari angka tersebut. Karena investasiku di saham-saham yang menurutku masih murah dan memiliki prospektif yang bagus sudah aku mulai sejak tahun lalu, aku harap apa yang kutanam di tahun lalu bisa aku panen di tahun ini.

📖 Membaca buku
Jujur kuakui saat ini waktuku untuk membaca buku sangatlah sedikit, terutama ketika sudah berada di rumah. Beberapa tahun yang lalu, akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk membaca buku. Terkadang 1 buku yang tidak terlalu tebal bisa habis di akhir pekan. Kini, waktu yang bisa aku manfaatkan untuk membaca buku adalah ketika dalam perjalanan pergi atau pulang dari kantor. Walaupun kurang dari 1 jam dalam 1 hari, namun sebenarnya sudah cukup untuk sekedar mengisi waktu, terlebih lagi aktivitas ini sudah menjadi kebiasaanku sehari-hari.

Seperti resolusi lainnya yang sudah disebutkan diatas, targetku untuk membaca buku tidak akan muluk-muluk. Cukup 12 buku (non fiksi) hingga akhir tahun 2017. Terdengar mudah? Bisa jadi seperti itu. Alasanku menetapkan target yang sangat realistis karena resolusi ini bukan menjadi prioritas utamaku. Aku malah khawatir ketika targetnya realistis namun sangat menantang, nanti bisa-bisa resolusiku yang lain jadi terbengkalai.

💡 Belajar hal baru
Di tahun 2017 ini aku berharap bisa belajar hal-hal yang baru, paling tidak satu hal saja. Namun tidak hanya belajar saja dan kemudian dilupakan. Harapanku hal yang aku pelajari tersebut bisa aku aplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu sebuah kebiasaan baru yang secara konsisten bisa aku lakukan, ataupun ilmu baru yang bisa memberikan manfaat di masa yang akan datang.

Sebagai catatan tambahan, hal baru ini aku kuharap tidak berkaitan dengan pekerjaanku. Dengan job descku saat ini, menurutku sudah terlalu banyak waktu yang aku investasikan untuk pekerjaanku. Sehingga kurasa dengan belajar hal baru yang tidak berkaitan dengan pekerjaanku, akan sedikit menyeimbangkan proporsi waktu antara personal life dan pekerjaan.

❤️ Kesehatan
Berdasarkan hasil medical check up beberapa bulan lalu, ternyata kadar kolesterolku berada sedikit di atas batas aman. Tidak terlalu parah sih, namun kurasa ini adalah sebuah peringatan dini untukku agar mulai memperhatikan pola makanku. Sejujurnya, aku cukup kaget dengan hasil medical check up nya, karena selama ini tidak ada yang aneh dengan pola makanku. Makan di luar yang nggak jelas terhitung jarang, dan aku selalu makan malam di rumah. Gorengan juga sudah mulai mengurangi dan aku rutin berolahraga setiap minggu. Entah apa ada yang salah dengan masakan di rumahku.

Pada intinya sih resolusiku di tahun ini adalah menurunkan kadar kolesterolku tersebut sampai di bawah batas aman. Melihat hasil medical check up nya yang tidak terpaut tinggi dengan batas amannya, seharusnya ini menjadi target yang tidak terlalu sulit. Kekhawatiranku adalah adanya faktor-faktor lain yang menjadi pemicu seperti misalnya faktor genetis atau bawaan, diluar makanan yang aku makan sehari-hari. Kalau sudah begini sih ya mau diapain lagi.

Namun demikian, aku akan berusaha fokus untuk memperbaiki pola makanku:
  • Banyak makan sayuran
  • Mengurangi gorengan, ini maksudnya gorengan yang dijual di pinggir jalan
Setidaknya dua hal diatas lebih realistis dan bisa diaplikasikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar