Target 50 km dalam seminggu menurutku bukanlah hal yang sulit untuk dicapai. Untuk ukuran on road, jarak sejauh ini bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 3 jam. Menyisihkan 3 jam dalam 1 minggu tentunya tidak sulit bukan? Namun, kan nggak mungkin aku gowes on road terus, dan kalaupun on road harapanku sih ke tempat-tempat yang medannya menantang seperti ke Sentul dimana banyak tanjakan menanti.
Dulu aktivitas gowes biasa aku lakukan di akhir pekan, yang artinya minimal aku gowes 1,5 jam di hari Sabtu dan Minggu maka otomatis target bisa tercapai. Namun demikian tidak selamanya aku bisa bergowes ria di akhir pekan. Sehingga untuk mempertahankan rutinitas ini, aku bersepeda di hari kerja. Nggak masalah apakah aktivitas ini dilakukan pagi-pagi sebelum berangkat ke kantor, atau malam-malam sekalian setelah pulang kantor. Namun gowes malam lebih beresiko, selain terpapar angin malam, mesti ekstra hati-hati karena jalanan gelap dan aku harus melengkapi sepeda dengan lampu dan peralatan yang memadai.
Berdasarkan statistik mingguan aktivitas gowesku dari Endomondo, setelah lebaran ini, tercatat hanya dua kali targetku tidak tercapai, yaitu di minggu pertama dan kedua Agustus. Seingetku sih karena sakit sehingga terpaksa deh mengambil jatah istirahat ketika weekend. Pada saat itu, aku belum terlalu kepikiran untuk gowes di hari kerja, karena kupikir dengan gowes di akhir pekan saja sudah cukup untuk mengejar target 50km. Alasan lainnya adalah gowes di hari kerja kukhawatirkan membuatku lelah ketika sudah sampai kantor.
Setelah mencoba beberapa kali gowes cepat di akhir pekan dan di hari kerja, jarak PP dari rumah ke trek JPG adalah sekitar 13 km dengan waktu kurang lebih 50 menit, sementara jika aku masuk ke trek JPB, jarak yang aku tempuh adalah 18 km dengan waktu tempuh 1 jam 10 menit. Kecepatan rata-rata ke trek JPB lebih tinggi karena jarak menuju treknya cukup jauh, sehingga lebih banyak melalui jalanan aspal yang bisa ditempuh dengan kecepatan yang lebih tinggi. Dengan waktu tempuh seperti ini, jika aku start pukul 5:30, maka jam 6:45 maksimal aku sudah berada di rumah. Masih ngejar lah untuk sarapan dan mandi dan berangkat ke kantor pukul 7:30.
Sejauh ini sudah beberapa kali aku gowes di hari kerja dan oke-oke saja, hanya perlu bangun lebih pagi aja untuk pemanasan dan menyiapkan sepeda + perlengkapannya. Yang nggak oke adalah kejadian waktu aku jatuh kemarin, dimana aku terjatuh dan telapak tanganku sobek. Karena gowes nya sendirian, jadi mesti siap dengan segala kondisi dan tidak tergantung dengan orang lain.
Menurutku ada beberapa keuntungan dengan kegiatan gowes di hari kerja:
- Waktu gowes lebih efektif, rasio waktu vs jarak tempuh lebih efisien dibanding dengan gowes ketika akhir pekan. Ketika akhir pekan, biasanya sih mampir-mampir dulu untuk sarapan, dll.
- Bisa menikmati trek dengan leluasa. Trek seperti JPG dan JPB yang berada tak jauh dari rumahku tentunya kosong melompong ketika hari kerja.
- Bisa mengukur performa lebih akurat dengan membandingkan waktu tempuh dari histori aktivitas sebelumnya. Kalau gowes di akhir pekan biasanya sih rame-rame dengan komunitas. Dan disini banyak waktu terbuang untuk saling menunggu, sarapan, dan mengobrol. Gowes di akhir pekan bagus untuk sosialisasi, namun kurang oke untuk mengukur performa.
- Jika target tercapai di hari kerja, di akhir pekan aku akan memiliki lebih banyak waktu di rumah.
Sementara kerugiannya:
- Nggak bisa gowes santai, karena tentunya akan menghabiskan waktu. Kecuali yah memang niat masuk siang, mengambil cuti, atau gowes nya on-road saja.
- Lupakan soal sarapan di warung mpok
- Habis gowes nggak bakalan sempat untuk mencuci sepeda
- Lebih beresiko jika mengalami kecelakaan di tengah-tengah trek. Karena gowesnya sendirian tentunya akan sulit mencari pertolongan yang cepat.
Yah, masih ada sekitar 4 bulanan lagi hingga akhir tahun 2015. Harapanku sih nggak ada minggu yang bolong nih alias target 50km nya tidak tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar