Rabu, April 15, 2015

Menuju Sentul KM 0

 Setelah rencana sebelumnya untuk bergowes ria ke Sentul KM 0 gagal, akhirnya minggu lalu rencana itu dapat tereksekusi. Peserta gowes kali ini kebanyakan berasal dari peserta gowes yang melalui rute Gunung Pancar sebelumnya. Berangkat dari rumah jam 5 lewat dan berkumpul di Ruko Graha Niaga pukul 6:30. Ada beberapa peserta gowes yang baru aku kenal disitu, dan ada pula peseeta gowes yang baru saja mengupgrade sepedanya, termasuk aku diantaranya :D.

Setelah hampir satu tahun bergowes ria, aku putuskan untuk mengupgrade sepedaku. Awalnya aku ragu apakah akan memilih sepeda yang full suspension yang memang ditujukan untuk masuk trek dan melibas medan yang cukup sulit ataukah cukup dengan sepeda hard tail namun ringan. Akhirnya aku memilih sepeda hard tail dengan frame karbon dengan pertimbangan aku akan lebih sering bersepeda di jalanan aspal dan masuk track yang ringan-ringan sekelas cross country saja. Dan kupikir dengan berat sepeda yang lebih ringan, rute dengan tanjakan ekstrim bisa aku lalui dengan lebih mudah.


Rute KM 0
Kembali ke topik utama dalam tulisan ini, rute menuju KM 0, dipenuhi dengan tanjakan, namun tidak seekstrim rute ke Gunung Pancar sebelumnya. Dan rute ini lebih ramai dilewati kendaraan bermotor, sehingga perlu kehati-hatian terutama ketika ada kendaraan yang berlawanan arah. Jalanan yang turun dari arah berlawanan cenderung membuat pengemudi kendaraannya agak ngebut.

Pesepeda yang melalui rute ini pun macam-macam, selain sepeda MTB banyak pula yang menggunakan sepeda road bike disini. Mungkin karena jalanannya sendiri cukup mulus sehingga banyak pesepeda yang menggunakan road bike di rute ini. Dari pengamatanku, banyak pesepeda road bike yang bolak-balik naik dan turun. Lumayan sih untuk melatih stamina apalagi didukung dengan sepedanya yang ringan dan didesain untuk melibas jalanan yang mulus. Aku akui, walaupun rute ini tidak seekstrim dengan rute sebelumnya, namun tetap saja lumayan melelahkan. Beberapa kali kami harus berhenti dan beristirahat untuk menunggu peserta lain.

Ada pesepeda lain yang sudah cukup berumur menggunakan sepeda yang biasa-biasa saja, namun staminanya oke banget sehingga tanjakan yang panjang sekalipun dapat dilalui dengan mudah, padahal biker ini start gowesnya dari Cibubur yang menurutku jaraknya cukup jauh dari Sentul. Ada pula pesepeda dengan spek sepeda yang “wah”, namun “terkapar” di pinggir jalan. Padahal melihat dari frame titaniumnya saja sudah bikin minder. Dengan frame yang ringan seperti itu seharusnya tanjakan yang panjang bisa dilalui lebih mudah jika dibandingkan dengan menggunakan sepeda ber-spek pas-pasan.

Jarak yang kami tempuh hingga KM 0 kurang lebih 10km. Jujur saja aku tidak mengerti kenapa tempat tujuan ini dinamai km 0. Disini hanya ada pertigaan dan beberapa warung tempat para bikers berkumpul dan beristirahat. Tidak ada semacam tanda yang bisa menunjukkan bahwa disitu adalah KM 0.

KM 0 Sentul
Pada saat pulang, kami mengambil rute yang berbeda. Jalanannya lebih sempit dan didominasi oleh turunan curam yang terkadang disertai dengan tikungan tajam. Seandainya rute ini dilewati ketika berangkat, pasti akan lebih menguras tenaga walaupun secara jarak total panjang tanjakannya lebih pendek. Rute ini jauh lebih ekstrim jika dibandingkan dengan rute yang kami ambil sebelumnya karena jalanannya berada di tepi jurang. Kombinasi turunan curam dan tikungan yang patah membuat kami harus ekstra hati-hati. Kebablasan sedikit bisa terjun bebas deh ke jurang di sisi kiri jalan. Disisi yang lain, kendaraan dari arah yang berlawanan di sisi kanan jalan juga terkadang tidak mau mengalah. Namun demikian pemandangan yang disajikan lebih indah karena view nya lebih terbuka. Sayangnya, karena rutenya didominasi oleh turunan tajam, nggak sempat berhenti sekedar untuk berfoto-foto ria.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar