Dua kata diatas merupakan salah satu dari 7 kebiasaan yang diperkenalkan oleh Stephen Covey dalah bukunya. Ketika pertama kali membacanya, tak terpikir apa maksud dari kata-kata tersebut. Asahlah gergajimu berarti jangan sampai kita terlalu sibuk menggergaji kayu hingga lupa mengasahnya. Contoh lain dalam bukunya yang aku ingat adalah: jangan keasyikan menyetir hingga lupa mengisi bensin. Jika dianalogikan kedalam kehidupan sehari-hari bisa diartikan sebagai: jangan terlalu sibuk bekerja hingga lupa waktu untuk beristirahat.
Dalam satu minggu terakhir, aku mencoba menerapkan secara konsisten aturan diatas. Datang dan pulang kantor tepat waktu. Diluar jam kantor, sebisa mungkin aku tak terlibat dengan apapun yang berkaitan dengan pekerjaanku. Dengan memaksa keadaan seperti ini, aku memiliki waktu luang yang jauh lebih banyak. Penekananku disini waktu diluar jam kantor benar-benar aku gunakan untuk rileks, bukannya aku gunakan untuk hal-hal lain semacam berkeluyuran kemana-mana sehingga pulang ke rumah terlalu larut.
Semakin capat aku pulang ke rumah, semakin banyak waktu yang aku miliki untuk istirahat. Waktu istirahat ini jika diakumulasikan dalam 5 hari kerja, sudah cukup untuk membuat akhir pekan menjadi lebih senggang. Aku tak perlu berhibernasi untuk membayar utang tidur karena terlalu capai atau pulang terlalu larut di hari-hari kerja. Hal-hal lain yang bisa aku dapatkan adalah aku bisa mengerjakan hal-hal lain yang tentunya diluar pekerjaanku seperti membaca, merencanakan sesuatu, istirahat, dan belajar sesuatu yang baru. Efek yang paling terasa adalah lebih terbukanya pikiran, sehingga memungkinkan terciptanya ide-ide baru yang kurasa tak akan pernah muncul ketika setiap hari tubuh terlalu dibebani dengan berbagai macam pekerjaan dan pikiran. Dengan semakin banyaknya waktu luang yang aku miliki, memungkinkanku untuk berpikir lebih jernih dalam merencanakan dan menata ulang hal-hal yang ingin aku capai dalam hidupku. Seperti judul dalam tulisan ini, saat-saat ketika sedang mengasah gergaji adalah waktu yang tepat untuk melihat dan mengevaluasi sejauh mana pencapaian yang telah dilakukan dan menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Mengasah gergaji memang terdengar sepele, namun terkadang seringkali terlupakan apalagi ketika sedang tenggelam dalam lautan pekerjaan yang tak ada habisnya seperti yang aku rasakan belakangan ini. Namun pada suatu titik aku merasa jenuh dan harus melakukan sesuatu. Setelah mencoba berbagai hal, tampaknya membatasi jam kerja dan pulang ke rumah sesegera mungkin adalah salah satu solusi terbaik saat ini. Sejauh ini baru aku uji coba selama satu minggu. Aku berniat untuk meneruskan rencanaku ini dalam sebulan kedepan dan aku penasaran dengan hasilnya. Paling tidak, aku berusaha untuk melepaskan diri dari jeratan pekerjaan, jangan sampai pekerjaan mengontrol kehidupanku. Justru sebaliknya, aku harus bisa mengontrol pekerjaan dan membuatku tak terikat padanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar