Rabu, September 10, 2008

Istana Kedua


Atas rekomendasi seorang teman, yang menyuruhku untuk membaca novel Istana Kedua yang ditulis oleh Asma Nadia, aku beli juga novel tersebut dan sudah selesai aku baca. Menurutku, bukunya bagus. Menceritakan kisah tentang poligami yang diambil dari sudut pandang istri pertama dan istri kedua.

Sayangnya, novel tersebut walaupun fiksi lebih kurang sekali dalam mengupas cerita dari sudut pandang suaminya. Jadi menurutku malah terkesan memojokkan si laki-lakinya. Aku sendiri merasa kurang mengenal karakter si suaminya karena memang di novelnya tidak terlalu banyak diceritakan. Jadinya, alasan si suami untuk menikahi perempuan keduanya juga agak-agak samar. Memang karena suka, atau memang karena kasihan. Yang dari novelnya sendiri cenderung aku anggap suaminya menikah diam-diam karena kasihan dengan perempuan keduanya. Padahal novel tersebut menurutku menekankan kalau alasan seorang laki-laki menikah lagi adalah karena alasan suka. Tak lebih dari itu.

Di pengantar novelnya, kalau nggak salah ada yang memberi komentar kalau bukunya 'wajib' dibaca oleh para laki-laki. Di satu sisi aku setuju sih. Karena banyak mengupas perasaan dari sisi perempuannya. Diharapkan laki-laki bisa memahami perasaan istrinya nanti jika nanti mereka mengalami situasi seperti yang dikisahkan dalam novel tersebut. Di sisi yang lain, novelnya menurutku malah terlalu banyak menceritakan sisi perempuannya. Jadi berasa nggak fair aja.

Buku karya Asma Nadia yang lain yang mungkin cocok untuk para laki-laki adalah Karenamu Aku Cemburu dan Catatan Hati Seorang Istri. Walaupun tak melulu membahas isu-isu poligami, bukunya layak dibaca. Menurutku, kedua buku tersebut 'mengajari' kaum laki-laki agar lebih memahami kaum perempuan, dalam hal perasaan. Dari buku itu aku jadi paham, banyak hal-hal kecil yang dianggap sepele ternyata bisa membuat si istri cemburu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar