Minggu, Juli 16, 2023

Yang Tersisa dari Audax Bekasi 300K

Audax Bekasi 300K yang diadakan pada tanggal 18 Maret 2023 lalu sedikit berbeda dari biasanya. Ekspektasiku rutenya tidak akan berbeda jauh dengan Audax Bekasi yang diadakan 1 dan 2 tahun sebelumnya, dimana rutenya akan melewati waduk Cirata lalu menuju Purwakarta dan kembali menuju Bekasi melalui rute Pantura. Jadi lebih banyak bermain di arah sebelah timur kota Bekasi. Tak disangka-sangka ternyata diluar perkiraanku: ke arah Bogor menuju daerah Rangkas Bitung dan kembali lagi ke Bekasi. 

Begitu tahu rutenya seperti ini satu minggu sebelumnya, aku jadi tidak terlalu bersemangat karena rutenya melalui daerah Bogor yang cukup ramai dengan angkot, kemudian rutenya juga melalui daerah Rumpin yang terkenal dengan jalanan agak jelek dan banyak truk, dan yang terakhir rutenya dilewati daerah Jakarta dan kembali lagi ke Bekasi melalui rute Kalimalang. Terdengar bukan rute yang menyenangkan untuk gowes. Apalagi ini eventnya diadakan di hari Sabtu dimana jalanan bakalan ramai dan macet.

Jalannya acara

Di Hari H aku parkir di La Terazza Summarecon Bekasi, lokasi ini kupilih karena lokasinya tidak jauh dengan titik start Audax Bekasi 300K, di Decathlon, dan disini ada McD dan akses ke musholla nya mudah. Aku sampai di lokasi jam 4:30, langsung sholat shubuh di musholla di area lokasi. Belakangan aku baru tahu kalau Munir dan Lucky dari Sport Gel parkir di sini juga. Setelah sholat aku membereskan sepedaku dan langsung menuju Decathlon, dimana goweser sudah pada mengantri di depanku untuk start. Plan ku di hari itu aku mau gowes santai saja jika tidak ketemu dengan rombongan Sport Gel. Karena sejujurnya rutenya agak malesin seperti yang sudah dijelaskan diatas. Targetku adalah finish sebelum CoT.

Karena ketika start jalanannya agak jelek, aku gowes dengan pace damai. Begitu ketemu rombongan di depan, aku langsung menempel di belakang. Di jalanan yang gelap, gowes bareng-bareng bgini walaupun kecepatannya tidak terlalu kencang, paling nggak relatif aman dari sisi keamanan, terutama dari kondisi jalanan yang jelek dan tidak terlalu terlihat ketika gelap.

Menuju CP1: Yasmin

Ketika melewati jalan raya Bogor, hari sudah agak terang dan jalanan mulai mulus dan bisa di prediksi. Ada beberapa rombongan yang melewati rombonganku, tapi aku nggak terlalu peduli karena kupikir gowes damai lebih bisa dinikmati. Nah sebelum menyeberang Tol Cijago, lewatlah rombongan Sport Gel: Om Handika, Lucky, dan Munir. Langsung saja aku mencoba menempel mereka. Setelah beberapa saat mencoba gandol, ternyata mereka lagi ngegas banget. Di jalan raya Bogor rolling speednya mencapai 40-45 kpj, dan karena jalanannya ramai, mesti bersaing juga dengan mobil dan motor. Di belakang mereka aku malah merasa ngeri, akhirnya karena agak susah untuk tetap menempel aku tjopot.

Akhirnya perjalanan aku lanjutkan sendiri sampai CP1, dan dalam hati agak sedikit kecewa karena tjopot, namun di sisi lain, mungkin ini saatnya untuk gowes Audax dengan pace yang bisa dinikmati, tanpa ada beban untuk mengejar waktu.

Menuju CP2: Cigudeg

Setelah CP1, tak disangka aku ketemu Om Terry di lampu merah perempatan McD setelah Yasmin. Ternyata dia start di depan, pantes nggak ketemu. Kami sempatkan untuk ngobrol-ngobrol sebentar sambil jalan, namun karena pace nya dia sepertinya agak mengejar waktu aku persilakan dia jalan duluan. Tak lama setelah kami berpisah, aku ketemu sama Munir, ternyata dia terlewat CP1, sementara Om Handika dan Lucky sedang putar balik menuju titik CP1 lagi. Kuberikan saja link Google Form untuk CP1 daripada dia mesti balik lagi. 

Akhirnya kami gowes bareng, sementara Om Handika dan Lucky berada di belakang dan nggak ditungguin. Disitu kami ketemu sama bule yang belakangan baru kutahu namanya Yohan Mas Bul, salah satu user Strava yang aku tahu cukup lama tapi baru tahu orangnya. Yang luar biasa dia mengikuti Audax ini dengan profile ban belakang 80mm, walaupun ban depannya menggunakan profile yang kutaksir di 24mm. Rute menuju CP1 cukup ramai, banyak kendaraan dan angkot. Munir selain powernya gede, juga lincah dalam mencari celah melewati kendaraan-kendaraan yang berjalan lambat. Sebelum masuk Leuwiliang, dia sudah menghilang entah kemana, sementara aku barengan dengan Om Yohan si bule tadi.


Setelah Leuwiliang, jalanan lumayan menanjak melewati kebun sawit. Setelah itu jalanan melewati turunan panjang menuju CP 2 di daerah Cigudeg. Ketika sampai di CP 2, aku bertemu dengan Om Terry dan Munir. Tak lama kemudian Om Handika dan Lucky dari Sport Gel datang. Sementara itu Om Terry sama Yohan tampaknya tidak ingin beristirahat lama-lama, akhirnya mereka duluan, sementara aku dan Munir menunggu Om Handika dan Lucky selesai loading makanan. Kami melanjutkan perjalanan 5-10 menit setelah Om Terry jalan.

Di CP2 aku baru tahu kalau kami berempat + Om Terry dan Yohan ini sudah rombongan paling depan, artinya di depan kami sudah tidak ada goweser lain lagi.

Menuju CP3: Maja

Akhirnya jadilah aku gowes bareng lagi dengan tim Sport Gel. Namun gowes bareng ini tidak berlangsung lama. Ketika melewati Jasinga, jalanan mulai menanjak, Om Handika dan Munir membuat jarak dan akhirnya menghilang. Akhirnya sih aku gowes berdua bareng Om Lucky karena pace nanjaknya dia masih bisa kuimbangi. Dari Cigudeg menuju Rangkas Bitung, jalanannya dipenuhi dengan rute rolling yang lumayan menghabiskan tenaga. Beruntung bisa ngegandol Om Lucky, ketika flat atau turunan bisa saving energi lumayan banyak, dan ketika nanjak karena pace nya nggak terlalu berat, ini aku bisa rest. 

Seingatku pada saat menuju arah Rangkas Bitung waktu menunjukkan pukul 9-10 pagi, cuma teriknya minta ampun. Nggak kebayang gimana nasibnya peserta lain yang melewati rute ini lebih siang. Apalagi jalanannya didominiasi oleh jalanan terbuka, tidak banyak pohon yang menaungi jalanan yang dilewati.

Sebelum Rangkasbitung, kami berbelok ke kanan melalui jalanan kecil dan agak jelek. Om Lucky menghubungi 2 temannya, dan mereka ternyata terpaut beberapa km di depan. Mereka tampaknya jadi gowes buru-buru karena Om Terry dan Yohan sudah duluan. Wajar sih, kupikir sebagai sponsor ya ekspektasinya bisa finish paling depan, lebih dulu dari peserta lain.

Kami sampai di CP3 mungkin sekitar jam 11an (agak lupa), dan panasnya sudah minta ampun. Walaupun CP nya berada di deretan ruko, tapi rasanya gersang banget. Ketika aku sampai, sempat ketemu dengan Om Terry, Yohan, Om Handika, dan Munir. Nah karena Om Lucky sudah dipesenin minuman dan makanan, nggak pake lama udah selesai urusannya di CP3. Akhirnya rombongan itu pada jalan duluan, sementara aku berhenti sejenak menikmati minuman dan makanan yang sudah kupesan.


Menuju CP4: Rumpin

Aku melanjutkan perjalanan beberapa menit kemudian, sendirian di tengah terik panasnya cuaca. Rasanya sudah cukup hilang semangat karena ditinggal rombongan. Akan sangat sulit mengejar, karena gowes dalam rombongan memiliki keuntungan tersendiri: bisa drafting dan save energi lumayan banyak. Namun ya karena sudah komit dengan event Audax ini, ya mesti finish apapun yang terjadi. Rute menuju CP4 menurutku sangat nggilani: cuaca yang panas dan terik, jalur rolling, ditambah ini sudah siang, energi sudah lumayan terkuras. Baru jalan beberapa km saja air di bidon sudah berkurang cukup banyak. 

Setengah perjalanan menuju CP4, aku melihat Yohan di depanku, tampaknya dia juga sudah gowes mendekati batasnya. Kupikr ini efek cuaca yang panas, ditambah lagi rutenya rolling parah, dan dari pengalamanku menuju CP2 sebelumnya, dia bukan tipe climber. Ketika nanjak di rute rolling nggak akan bisa cepet. Ketika aku melewatinya kuajak bareng, namun tampaknya dia sudah kehabisan tenaga jadi tidak mengikutiku.

Beberapa km setelah melewati Yohan, akhirnya aku melihat Om Terry dan rombongan Sport Gel yang lain. Tampaknya mereka sudah pada kehabisan tenaga dan bermasalah performanya karena cuaca terik. Akhirnya kami gowes bareng lagi, dan ketika gowes pun pace nya bisa dibilang santai banget. Entah karena mereka nggak mau maksa atau karena sudah kelelahan. Pas kulewati ini bahkan pace nya jauh lebih rendah dibandingkan dengan pace ku mengejar mereka. Namun karena aku juga nggak mengejar target, ya lebih memilih gowes bareng.

Dari aku ketemu mereka sampai titik CP4, rutenya lebih malesin. Selain rolling, jalannnya banyak polisi tidurnya, bikin nggak nyaman dan nggak bisa cepet. Belum lagi sempat melewati jalanan rusak dan jalur truk. Beruntung jalan rusaknya nggak banyak karena langsung dibelokkan melalui jalanan kecil tapi ya gitu banyak polisi tidurnya.

Akhirnya kami sampai di CP4 mungkin sekitaran jam 1 lewat. Disini kami beristirahat lumayan lama. Om Handika sampai sempat mandi terlebih dahulu. Yohan akhirnya sampai juga di CP4, namun dia memilih untuk gowes duluan karena mungkin tahu pace nya dia lebih lambat daripada kami.

Menuju CP5: Bintaro

Kami melanjutkan perjalanan sekitar jam 2 siang lewat. Begitu melewati Cisauk, kami merasa kembali ke peradaban. Jalanan yang didominasi oleh aspal dan cor tak mulus ditambah dengan banyaknya debu, berubah menjadi jalanan mulus. Ya, akhirnya kami sampai juga di daerah BSD. Jalanan mulus ini langsung dimanfaatkan oleh Om Lucky untuk ngegas. Di perjalanan menuju Cisauk, kami berhasil menyusul Yohan, dan akhirnya jadilah kami rombongan ber-6. Dari BSD kami menuju Alam Sutera dan lanjut ke CP5 Kopi Tuku Bintaro. Karena jalanan lumayan ramai, kecepatan gowes relatif tidak terlalu dibejek. Alon-alon asal kelakon.

Kami ber-6 tiba di CP5 sekitaran jam 15:30. Tim Sport Gel, Om Terry, dan Yohan langsung ke Alfamart untuk membeli minuman, sementara aku langsung menuju musholla untuk men-jama sholat Dzuhur dan Ashar, karena aku tidak yakin bisa finish di Bekasi sebelum Maghrib. Nah apesnya setelah selesai sholat, ini rombongan yang lain sudah selesai istirahat dan sedang bersiap-siap untuk lanjut jalan. Karena tak mau tertinggal aku akhirnya langsung bersiap juga, padahal air di bidon sudah habis da belum sempat re-fuel.

Finish: Bekasi

Jarak dari CP5 ke titik finish hampir 60km. Memang sih hari sudah cukup sore, namun karena aku tidak mengisi bidon, ronde terakhir Audax ini menjadi sangat menyiksa. Beruntung karena rutenya agak-agak menyebalkan, melalui jalanan tengah ibukota yang cukup padat di hari Sabtu sore, membuat pace kami relatif damai. Ada waktu ketika ngegas, tapi lebih banyak gowes santainya. Ketika melewati Gatsu, Kuningan, dan Monas, kami ngegas. Sisa-sisa tenaga yang sudah mau habis ditambah tenggorokan seret, membuat gowes walaupun gandol menjadi sangat menyiksa.

Di sekitar 10 km terakhir, kami melewati rute sepanjang Kalimalang yang lumayan padat. Walaupun demikian disini masih bisa gowes dengan pace yang cukup cepat sambil menyelip-nyelip diantara kendaraan. Sampai pada akhirnya mungkin di 5km terakhir Om Handika dan Munir berhasil lolos dari kemacetan. Sisanya kami berempat tertahan kendaraan. Setelah itu sampai di finish mereka berdua tidak terkejar lagi. Om Lucky finish di depan, setelah berhasil sprint di 200m terakhir setelah puteran balik menuju Decathlon. Sementara kami ber-3 (Om Terry dan Yohan) finish barengan sekitaran pukul 18 kurang, lupa tepatnya tapi belum masuk waktu maghrib.

Bisa finish sebelum CoT dan masih terang menjadi sebuah prestasi untukku. Audax yang seharusnya menjadi momen gowes yang bisa dinikmati, ketika ketemu dengan rombongan-rombongan Spartan menjadi gowes all out yang menguji stamina dan endurance ke level berikutnya. Kewer, tapi momen-momen seperti ini selalu bikin nagih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar