Sabtu, November 19, 2016

Sakit adalah Berkah

Di awal minggu ini, dengan terpaksa aku ijin tidak masuk kantor karena alasan sakit. Sehari sebelumnya, kepalaku tiba-tiba pusing dan malamnya demam tinggi. Aku pikir keesokan harinya kondisinya akan membaik setelah memutuskan untuk tidur lebih awal. Ternyata, di hari Senin pagi, sakitnya malah semakin menjadi. Demamnya tidak hilang, kepalaku masih pusing, ditambah diare pula. Rencana untuk mengerjakan pekerjaan secara remote pun hanya menjadi wacana, karena sakitnya membuat aku tidak bisa fokus dan berkonsentrasi.
Seperti biasanya, jika sakitnya menurutku masih bisa kutahan dan tidak ada gejala-gejala yang membahayakan, aku lebih memilih bed rest di rumah. Pergi ke dokter adalah pilihan terakhir, dan cenderung untuk nggak pergi kesana kalau nggak kepepet banget. Untuk urusan ini aku memang sedikit keras kepala. Menurutku jika sakitnya belum parah, pergi ke dokter hanya menghabiskan waktu saja: perjalanan ke dokter sudah makan waktu, nunggu sampai dipanggil dokternya juga makan waktu, perjalanan pulang juga makan waktu. Palingan sama dokternya juga disuruh istirahat. Obat yang diberikan pastinya nggak akan efektif kalau nggak istirahat bukan.

Karena ujung-ujungnya pasti disuruh istirahat, kenapa nggak sekalian aja istirahat dari awal, nggak perlu ke dokter. That’s it. Sejauh ini strategiku berhasi. Untuk mengatasi gejala sakit yang seperti ini, yang aku lakukan biasanya:
  • Istirahat total seharian penuh. Kalau bisa, ya tidur terus sambil melihat apakah kondisinya membaik atau tidak.
  • Mengurangi porsi makan secara signifikan. Dari informasi yang aku dapatkan, dengan mengurangi porsi makan, bisa mengistirahatkan fungsi pencernaan. Tidak perlu khawatir tubuh akan lemas, karena diimbangi dengan istirahat total, energi yang diperlukan tubuh juga berkurang jauh.
  • Minum banyak air untuk menurunkan panas yang diakibatkan demam
    Sejauh ini, hal-hal diatas berhasil mememperbaiki kondisi tubuhku di hari ke-2. Untuk kasus sakitku yang kemarin, di hari kedua aku sudah bisa masuk kantor walaupun masih lemas.
Sakit memang tidak menyenangkan, namun sisi positifnya adalah akan mengingkatkanku tentang nikmatnya kesehatan. Dengan sakit pula, aku bisa memaksa tubuh untuk istirahat secara total. Bisa jadi sakit ini disebabkan karena kurangnya istirahat yang telah terakumulasi sekian lama dan sudah mencapai puncaknya. Who knows?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar