Start kesiangan gara-gara ada masalah dengan mobil pick up yang akan membawa sepeda para rombongan. Pada akhirnya baru jalan dari rumah jam 6 pagi dan itupun masih perlu menjemput beberapa orang lagi. Akhirnya kami sampai Serang sekitar jam 8:30, titik kumpulnya di alun-alun kota Serang. Seharusnya mobil diparkir di balaikota, namun karena ada acara pada saat itu, titik kumpul dan parkir mobil di kantor Telkom yang masih berada di lingkungan alun-alun.
Menurut informasi dari guide alias marshal kami, panjang trek Cidampit kurang lebih 35 km (kalo nggak salah inget). Treknya diawali dengan batu makadam yang dilanjutkan dengan hutan karet , hutan melinjo, melewati perkebunan milik penduduk, dan diakhiri dengan jalanan aspal hingga lokasi titik kumpul pertama (alun-alun kota Serang). Perjalanan kurang lebih akan berakhir di sore hari hingga malam. Sedikit kaget juga sih mendengarnya, dengan jarak tempuh hanya 35 km namun acara gowesnya bisa sampai malam aku simpulkan treknya lumayan sulit.
Dari titik kumpul, sepeda beserta penumpangnya diangkut di truk untuk selanjutnya menuju titik start trek Cidampit. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 30 menit, namun karena pada saat itu jalanannya macet lumayan parah jadi sedikit molor. Saking parahnya macet kami memutuskan untuk meng-unload sepeda dan start gowes lebih awal. Waktu pada saat itu menunjukkan pukul 10 pagi ketika kami mulai gowes.
jalanan batu makadam dengan elevasi sedikit menanjak di awal track |
pintu masuk menuju hutan karet |
di dalam hutan karet
warung tempat pemberhentian pertama |
Setelah beristirahat sejenak, perjalanan kami lanjutkan. Trek berikutnya melewati perkebunan melinjo. Treknya tidak terlalu sulit dan tidak selicin ketika melalui hutan karet. Pemandu kami mengambil rute shortcut alias jalan pintas karena khawatir kami jam makan siang kami terlambat dan gowesnya kesorean. Entah berapa km yang dipotong, agak sedikit menyesal juga sih karena treknya benar-benar menyenangkan. Mirip-mirip JPB lah tingkat kesulitannya, secara teknikal tidak terlalu sulit dan tetap bisa dinikmati. Di track ini banyak sekali jalan bercabang, sehingga beberapa kali kami harus berhenti menunggu anggota goweser lain yang tertinggal.
Menu andalan: Sup ikan |
Kurang lebih jam 15:30 kami melanjutkan perjalanan. Treknya menurutku kurang oke karena banyak melewati jalanan yang berlumpur tebal sehingga seringkali harus turun dan menuntun sepeda. Jarak sejauh 5km ditempuh dalam 50 menit. Parah kan? Namun demikian ada beberapa spot foto yang bagus di trek ini. Nggak rugi lah.
Rumah Hutan
Salah satu spot foto yang lumayan oke setelah Rumah Hutan
Sekitar jam 16:00 kami berhenti di tempat istirahat terakhir, sebuah gubuk kosong. Lokasinya di tengah kebun ilalang, dan tidak tampak ada rumah penduduk di dekat-dekat situ. Disini sudah menunggu rekan pemandu kami yang membawa logistik. Menu yang disediakan adalah colenak dan minuman jahe panas. Sayangnya aku nggak mencoba colenaknya karena masih kenyang sehabis makan siang di Rumah Hutan sebelumnya. Namun minuman jahe panasnya memang luar biasa nikmat :D
gubuk yang menjadi tempat pemberhentian terakhir
menyeberangi sungai |
Sisa perjalanan setelah menyeberangi sungai adalah jalanan aspal sejauh kurang lebih 14km hingga titik kumpul pertama kami, Alun-alun kota Serang. Rasa-rasanya nggak ikhlas lebih dari 1/3 perjalanan kami melalui trek aspal ini. Namun demikian, acara gowes hari itu benar-benar fun dan menyenangkan. Puas deh, kalau dibandingkan dengan trek seperti KTH OG dan Rindu Alam, jelas aku lebih memilih Cidampit.
trek aspal terakhir sejauh 14km |
Sedikit kaget ketika melihat summary aktivitas gowes hari itu di Strava. Moving Time nya ternyata hanya 2 jam. Sementara total waktu dari start gowes hingga finish kurang lebih 8 jam. Berarti selama gowes, 6 jam dipakai untuk istirahat, makan siang, dan menunggu anggota rombongan lain. Ckckck.. jika gowes kesini lagi sepertinya aku prefer memilih jalur ekspress aja nih.
Notes:
- Untuk dapat melibas trek ini dengan nyaman, harap diperhatikan agar menggunakan ban yang kembangannya tebal dan permukaannya tidak terlalu rata, serta pastikan rem berfungsi dengan baik
- Detail aktivitas di Strava bisa dilihat disini (ada error ketika merekam trek aspal terakhir)
BalasHapusNo house in Serang unique. Yes, his name is the forest home. Have we ever imagined, that the forest is a place that is convenient for us
togel singapura