Minggu, Juni 23, 2019

Menikmati Teh Oplosan

Dalam sebulan terakhir ini aku memiliki hobi baru: menikmati teh oplosan. Awalnya sih dari acara jalan-jalan di akhir bulan April lalu ke Solo, dimana ketika sarapan di hotel aku sempatkan untuk meminum teh yang sudah tersaji. Karena tinggal ngambil sendiri di server, pada awalnya sih kupikir teh yang dipakai palingan teh-teh seduh yang instan semacam Sariwangi gitu. Ternyata rasanya oke dan mantap, dan seumur-umur aku belum pernah merasakan cita rasa teh yang seperti ini. Berhubung aku penasaran dengan teh apa yang dipakai, aku tanyakan ke petugas hotelnya. Ternyata teh yang dipakai adalah teh campuran dari beberapa merek yang berbeda. Sayangnya sih aku nggak inget itu campuran tehnya apa saja, salah satu merk yang kuingat adalah teh Dandang.



Teh campuran atau oplosan ini mengingatkanku ke teh buatan bude istriku ketika kami mengunjungi rumahnya di Karanganyar di awal tahun lalu. Teh buatannya mantap, aroma dan sepatnya sangat terasa, lebih kental jika dibandingkan dengan teh yang kuminum di hotel walaupun rasanya sama-sama enak. Teh racikan bude istriku ini juga sayangnya aku nggak ingat campurannya apa saja, yang aku ingat selama menginap di sana beberapa hari, aku lebih banyak minum teh dibandingkan dengan air putih.

Segera setelah pulang dari Solo, aku langsung mencari informasi tentang teh Dandang karena memang merek ini saja yang kuingat. Teh ini ternyata banyak yang menjualnya di toko online. Dan tidak hanya itu saja, bahkan di salah satu toko online yang kutemukan, dijual paketan campuran teh yang isinya teh Dandang dan beberapa merek lainnya seperti teh Gopek, Nyapu, Sintren, dan Gardoe. Langsung saja kupesan paket teh campuran ini sekaligus beberapa tambahan teh.

1 bungkus teh harganya sangat terjangkau kurang lebih 3000-4000 rupiah saja. Jangan bandingkan dengan teh-teh premium semacam Twinnings atau Dilmah, yang dilihat dari packagingnya saja sudah menunjukkan kelasnya. Teh yang kubeli ini hanya dibungkus kertas saja, kalau kebasahan atau kena air ya wassalam. Namun demikian aku salut, karena kemasan yang seperti ini malah lebih ramah lingkungan, bisa terurai dengan mudah. Tetapi harga tidak bisa bohong, ada harga ada rupa. Dengan harga yang murah ini jangan berharap macam-macam. Tidak semua isi kemasannya ini adalah daun teh yang kering, tapi bercampur dengan tangkai/batang teh dan remahan-remahan yang lain. Karena campurannya daun kering, batang, dan remahannya ini juga kadang tidak merata, beberapa kali aku membuat campuran sendiri, rasanya kurang konsisten padahal teh yang kugunakan sama.

Dari informasi yang kudapatkan melalui internet terkait dengan teh oplosan, tidak ada resep yang baku. Semuanya kembali ke selera masing-masing. Ada yang mengatakan kombinasi 2 teh saja Nyapu dan Sintren sudah cukup oke, ada pula yang menyebutkan teh 999 dan teh Sintren dengan perbandingan 2:1. Bahkan ada pula yang mengkombinasikan sampai lebih dari 3 macam teh: Gardoe, Sintren, Nyapu, dan Gopek.

Nah, karena aku sendiri juga tidak tahu kombinasi yang pas, akhirnya ya berekperimen. Bulan puasa lalu kujadikan bulan penuh eksperimen. Ketika buka aku mencoba 2 macam campuran, dan ketika sahur mencoba kombinasi lain. Pernah suatu ketika aroma teh oplosanku biasa-biasa saja tetapi rasanya nendang, dan pernah juga sebaliknya, aromanya wangi mantap tapi hambar.

Setelah beberapa kali eksperimen, campuran favoritku adalah teh Nyapu, Sintren, dan Dandang dengan perbandingan 1:1:1. Aromanya wangi dan rasa sepatnya lumayan berasa. Aroma wangi nya didapat dari teh Dandang, sementara rasa sepatnya dari teh Sintren. Dari bermacam-macam merek teh yang lain, sepertinya hanya teh Sintren saja yang memiliki karakter sepat yang kuat. Sementara itu untuk teh Nyapu, jujur aku tidak tahu pengaruhnya, namun kalau kuganti dengan teh yang lain sepertinya rasanya jadi kurang oke.

Untuk selanjutnya sepertinya aku masih perlu bereksperimen lagi. Aku merasa dengan perbandingan 1:1:1 rasa sepatnya kurang maksimal. Mungkin perlu dicoba juga 1:2:1 untuk Nyapu, Sintren, dan Dandang. Atau dari campuran yang sudah ada akan kucoba kutambahkan teh lain seperti teh Cap Djenggot ataupun Gardoe sehingga campuran tehnya lebih dari 3 macam.

Pada akhirnya, meminum teh ini sekarang menjadi kebiasaanku sebelum tidur. Bye-bye kopi untuk konsumsi di malam hari. Biasanya aku membuat kopi setelah makan malam, sekarang konsumsi kopi kubatasi hanya di pagi hari saja. Setelah merasakan sendiri teh racikan ini bahkan aku mulai berpikir, rasa teh lebih bisa kunikmati dibandingkan dengan kopi. Penyimpanannya nggak ribet, dan penyeduhannya lebih praktis dibandingkan dengan kopi.

3 komentar:

  1. Takaran air brp ya?dan tehny brp sendok?

    BalasHapus
  2. Casino Near Me - MapYRO
    Find your 공주 출장마사지 perfect 군산 출장샵 spot on 군포 출장안마 the Las Vegas Strip 과천 출장안마 with 아산 출장안마 MapYRO. Browse 1033 slot machines, 60 table games and have the best view of the Strip.

    BalasHapus
  3. Terima kasih Mas telah berbagi pengalaman

    BalasHapus