Senin, Oktober 28, 2013

Semakin Nyaman Menjadi Pejalan Kaki di Jakarta

Beberapa bulan belakangan ini trotoar di sepanjang jalan Gatot Subroto diperbaiki. Bukan diperbaiki sih, tepatnya diganti. Trotoar yang lama dibongkar dan diganti dengan yang baru. Jika kuperhatikan, kini dari perempatan kuningan hingga depan gedung Manggala Wanabakti sudah menggunakan trotoar yang baru. Entah apakah perbaikan dan penggantian trotoar ini untuk jalan-jalan arteri saja atau akan diteruskan ke jalan-jalan lain.

Lebih dari itu, di sepanjang jalur yang diperbaiki juga dibuat jalur khusus untuk tunanetra yang ditandai dengan paving block berwarna kuning. Selain itu tak lupa bangku taman turut menghiasi trotoar yang baru. Selain berfungsi sebagai tempat duduk, cukup menambah estetika jalanan Jakarta yang terkenal dengan carut-marutnya.


Tentunya hal ini akan semakin memanjakan para pejalan kaki yang melewati jalur ini. Walaupun aku akui di Jakarta ini tidak terlalu banyak orang yang senang berjalan kaki. Kebanyakan lebih menyukai kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Padahal untuk jarak yang relatif dekat, jalan kaki bisa menjadi alternatif yang baik. Jalan kaki dari kantorku di Wisma Mulia ke Komdak paling hanya 15 s/d 20 menit. Lumayan kan, sekalian olah raga dan menyehatkan badan.

Perbaikan trotoar ini tentunya perlu di apresiasi, dari sejak aku berkantor di Gatot Subroto 6 tahun silam, baru kali ini ada proyek perbaikan trotoar yang sangat signifikan. Namun demikian, dalam pengerjaan proyeknya, aku perhatikan masih banyak kekurangannya. Aku berharap semoga saja kekurangan-kekurangan ini disebabkan bukan karena kesengajaan, tetapi karena memang proyeknya belum selesai. Beberapa kekurangannya diantaranya adalah:

  • Beberapa bagian trotoar terkadang tampak seperti dibuat ‘ngasal’. Memang sih kalau tidak diperhatikan nggak akan kelihatan. Tetapi jika targetnya adalah meniru Singapura, sudah saatnya hal-hal detail juga diperhatikan. Seperti misalnya, trotoar yang baru ini dibangun tidak sampai perempatan kuningan. Masih ada jarang sekitar 50-100 m ke arah perempatan kuningan yang belum tersentuh (trotoar berakhir di tengah-tengah antara perempatan kuningan dan apartemen Palm Court). Dari pekerjaannya aku lihat sih bukan karena belum selesai, tapi memang sengaja trotoarnya berakhir di lokasi diatas.
  • Selain itu aku perhatikan belum ada tempat sampah di sepanjang jalur trotoar yang baru. Untuk poin ini semoga saja bisa segera diatasi. Nggak lucu juga pemerintah membuat aturan untuk membuang sampah pada tempatnya tetapi tempat sampahnya tidak ada.
  • Tidak semua jalur terang benderang di malam hari. Seharusnya selain bangku taman dibuat juga lampu taman di dekat bangku-bangku taman yang dipasang. Selain untuk menghindari kejahatan dan tindakan asusila, lampu taman ini bisa memberikan tambahan estetika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar